Anda di halaman 1dari 9

Artikel

“Hubungan Ilmu Perilaku Konsumen dan Perilaku Ekonomi”

Oleh:

Farah Aprillia Kurnia 6020210138


Fathya Meidiana Putri 6020210135
Syifa Aini Puspaning Dewanti 6020210087
Fanny Fatwa 6020210134
Nina Amanda 6020210053

UNIVERSITAS PANCASILA

FAKULTAS PSIKOLOGI

2022
Hubungan Ilmu Perilaku Konsumen dan Perilaku Ekonomi

Pendahuluan:
Pada zaman yang semakin maju, saat ini menjadikan kebutuhan akan hidup konsumen
semakin meningkat dalam berbagai sektor kebutuhan, baik itu kebutuhan sehari-sehari
maupun kebutuhan sekunder lainnya. Tidak hanya itu meningkatnya kebutuhan akan hidup
juga mempengaruhi persaingan antar produsen. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para
produsen karena mereka harus berlomba-lomba untuk memenuhi kebutuhan konsumen
dengan model yang bervariasi dan menarik sesuai dengan kebutuhan konsumen, sehingga
konsumen akan tertarik untuk melakukan pembelian barang atau jasa yang ditawarkan.
Banyaknya macam dan ragam pilihan pemenuhan kebutuhan hidup akan sangat
menguntungkan konsumen.

Pemutusan produsen dalam menentukan model atau inovasi dan pemasaran harus
memikirkan dan memahami konsumen, mengetahui apa yang dibutuhkannya, apa seleranya,
dan bagaimana ia mengambil keputusan merupakan kewajiban para pemasar sehingga
pemasar dapat memproduksi barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Konsumen juga dapat memperoleh lebih banyak pilihan harga dengan segala macam
produk yang ada, dimana produsen bisa memilih dari harga yang paling murah sampai
harga yang paling mahal. Tergantung pada anggaran (budget) dan keinginan konsumen. Hal
ini dapat dipelajari oleh produsen melalui Perilaku Konsumen dan Perilaku Ekonomi agar
barang atau jasa yang ditawarkan dapat tepat sasaran yang sesuai dengan target pasar dan
keinginan konsumen.

Perilaku konsumen:
Firmansyah (2018) menjelaskan bahwa ilmu perilaku konsumen merupakan suatu proses
aktivitas pencarian, penelitian, dan pengevaluasian produk dan jasa untuk membeli atau
menggunakan barang atau jasa yang ditawarkan. Perilaku konsumen sangat erat kaitannya
dengan melakukan pembelian suatu produk atau jasa. Akan tetapi ketika individu melakukan
pembelian barang atau jasa yang ditawarkan seringkali mereka memilih produk dari segi
kualitas, harga, dan tempat dimana barang atau jasa itu dijual. Ketika individu
mempertimbangkan atau memikirkan harga, kualitas produk, dan lain sebagainya terkait
produk yang ditawarkan, sebenarnya individu termasuk dalam aktivitas perilaku konsumen.
Sedangkan perilaku ekonomi merupakan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
individu untuk menggunakan suatu produk atau jasa yang ditawarkan. Ferrinadewi (dalam
Firmansyah, 2018) menjelaskan bahwa keyakinan dan rasa senang pada suatu produk dan
jasa akan mendorong konsumen melakukan tindakan sebagai wujud dari keyakinan dan
perasaannya. Sebagai contoh seseorang lebih memilih untuk membeli baju secara langsung di
toko melainkan membeli baju melalui online shop. Hal ini dapat terjadi karena individu
memiliki keyakinan bahwa membeli baju secara langsung bisa mendapatkan kualitas baju
lebih baik daripada melalui online shop karena bisa memilihnya secara langsung walaupun
harga bisa lebih mahal dibandingkan melalui online shop. Hal ini dapat terjadi karena
individu memiliki perasaan dan pemikiran sehingga dapat menimbulkan perilaku membeli
suatu produk sesuai yang diinginkan.
Firmansyah (2018) juga menjelaskan bahwa terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
mengenai perilaku konsumen ketika individu ingin membeli suatu produk, yaitu:

1. Memperhatikan Konsumen

Kemampuan penuh dalam menyaring upaya untuk mempengaruhi individu dengan hasil
semua yang dilakukan oleh pemasar sesuai dengan motivasi dan perilaku konsumen.

2. Motivasi dan Perilaku Konsumen

Untuk memperoleh data terkait motivasi dan perilaku konsumen individu perlu dilakukan
penelitian, yang nantinya penelitian tersebut digunakan untuk membuat program dan strategi
pemasaran, perencanaan periklanan, perencanaan promosi. Sehingga dapat memprediksi
produk yang akan dijual dimasa yang akan datang.

Ilmu psikologi sangat berperan penting dalam perilaku konsumen dan ekonomi, karena ilmu
psikologi sangat erat kaitannya dengan perilaku manusia. Seperti yang sudah dijelaskan dari
paparan di atas, dalam situasi ini individu menjadi penentu untuk memilih apakah mereka
ingin menggunakan produk atau jasa. Kemudian dari segi pelaku usaha ilmu psikologi dapat
membantu melakukan strategi pemasaran, dan melakukan promosi untuk memprediksi terkait
produk apa yang akan dijual selanjutnya dan barang atau jasa apa yang diperlukan oleh
individu melalui penelitian. Sehingga perilaku konsumen dan ekonomi dapat membentuk
hubungan yang baik antara pelaku bisnis dengan konsumen.
Perilaku Ekonomi:
Perilaku ekonomi merupakan cabang ilmu yang mempelajari ilmu ekonomi tentang perilaku
agen dalam situasi perekonomian. Salah satu tujuan utama perilaku ekonomi yaitu untuk
menggambarkan dan menjelaskan mengapa dalam beberapa situasi, agen tersebut berperilaku
tidak rasional atau irasional (Jarboui dan Boujelbene, 2012:202). Menurut Coll & Plagnoll
(2019) perilaku ekonomi juga bertujuan untuk memberikan penjelasan ilmiah tentang
perilaku ekonomi yang sesungguhnya. Perilaku ekonomi mengembangkan teori-teori,
menghasilkan hipotesis, membuat prediksi, dan mengujinya terhadap dunia pengambilan
keputusan yang sebenarnya. Perilaku seseorang dalam kegiatan ekonomi juga dapat
menggambarkan bagaimana seseorang tersebut mendapatkan dan menggunakan setiap barang
dan jasa yang mereka butuhkan dengan pengambilan keputusan yang baik dan rasional.
Menurut Rokhmani (2013), menyatakan bahwa dalam pandangan ilmu mikro ekonomi
kegiatan ekonomi seorang mahasiswa hanya melakukan tindakan konsumsi, sehingga
perilaku ekonomi mahasiswa masuk dalam kategori perilaku rumah tangga yaitu rumah
tangga ekonomi yang menggambarkan aktivitas konsumsi yang dilakukannya sebagai
kegiatan utama sehari-hari. Menurut Yunikawati (2012) untuk mengukur perilaku ekonomi
seseorang dapat menggunakan sub variabel harga (kesesuaian harga barang dengan kualitas,
kesesuaian harga barang dengan manfaat, kesesuaian harga barang dengan model, dan
kecenderungan untuk bisa berhemat) dan skala prioritas (kebutuhan paling mendesak yang
harus segera dipenuhi, barang yang memiliki nilai guna maksimal, kemampuan keuangan
yang miliki.

Jenis Perilaku Ekonomi:


Jenis-jenis pelaku pada perilaku ekonomi ini meliputi:
1. Rumah tangga konsumsi
Rumah tangga konsumsi merupakan unit ekonomi yang paling kecil. Rumah tangga
konsumsi adalah pemilik atau penyedia jasa dari berbagai faktor produksi. Faktor
produksi yang dimiliki oleh rumah tangga akan digunakan oleh perusahaan untuk
menghasilkan barang atau jasa. Rumah tangga konsumsi juga akan menggunakan barang
dan jasa yang dihasilkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhannya.
2. Masyarakat
Pelaku ekonomi kedua yang lingkup lebih luas dari rumah adalah masyarakat. Peran
masyarakat sangat penting dalam kegiatan ekonomi, baik dari sisi produksi, distribusi,
maupun konsumsi.
3. Perusahaan
Perusahaan adalah pelaku ekonomi yang berperan sebagai produsen, distributor sekaligus
konsumen. Perusahaan adalah organisasi usaha yang dibentuk untuk menghasilkan barang
dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen.
4. Pemerintahan
Pemerintahan mencangkup semua lembaga atau badan pemerintahan yang memiliki
wewenang dan tugas mengatur ekonomi. Dan pemerintah terjun langsung dalam kegiatan
ekonomi melalui perusahaan negara (BUMN/BUMD).

Faktor Perilaku Ekonomi:


1. Pertumbuhan Ekonomi
2. Persentase Pengangguran
3. Inflasi
4. Bunga Bank/Nilai Tukar
5. Harga Komoditas (minyak, baja, emas, dll).

Prinsip Perilaku Ekonomi:


Prinsip ekonomi merupakan suatu usaha yang bisa dilakukan untuk mendapatkan hasil yang
maksimal dengan pengorbanan seminimal mungkin. Dalam kegiatan sehari-hari kita tentu
saja menerapkan prinsip ekonomi. Jadi, prinsip yang pertama menunjukkan bahwa dalam
melakukan pemilihan harus didasarkan pada pemilihan biaya yang paling efisien. Sedangkan
yang kedua menunjukkan bahwa pemilihan berdasarkan pada aspek produktivitas. Efisiensi
dan produktivitas memang merupakan dua istilah yang melekat dan menjiwai kegiatan
ekonomi.

1. Tiap orang menghadapi tarik ulur

Dalam kehidupan manusia apabila kita ingin mendapatkan sesuatu maka terdapat suatu harga
dari barang yang ingin kita dapatkan itu. Dengan kata lain, kita mesti mengorbankan sesuatu
untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan itu. Sesuatu yang biasanya dikorbankan untuk
mendapatkan sesuatu itu adalah berupa uang, kesempatan maupun barang lainnya. Setiap
orang menghadapi situasi tarik ulur ini. Misalnya saja, kita mengunjungi tempat wisata kita
harus siap untuk mengorbankan uang dan waktu serta kehilangan kesempatan untuk
melakukan aktivitas lainnya.
2. Konsep biaya

Kita biasanya hanya menilai biaya adalah nilai yang mesti dibayar untuk mendapatkan yang
dibutuhkan. Padahal, sebenarnya biaya tidak hanya menyangkut masalah uang saja tetapi
juga kesempatan. Konsep tentang kesempatan ini ialah harga yang harus dibayarkan atau
dihilangkan untuk mendapatkan suatu kesempatan yang lain.

3. Berpikir pada margin

Konsep ekonomi rasional merupakan suatu konsep dimana seseorang akan melakukan hal
terbaik untuk mendapatkan pemenuhan kebutuhan yang diinginkan dengan kesempatan yang
ada. Dengan demikian konsep ekonomi rasional berfokus pada batas yang dapat dilakukan
seseorang dengan pemikiran rasional untuk mendapatkan pemenuhan kebutuhan secara
maksimal.

4. Reaksi terhadap insentif

Insentif bisa berupa hadiah atau hukuman untuk membujuk seseorang agar bertindak. Dalam
ilmu ekonomi, insentif merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi para pembuat
kebijakan untuk mengetahui pergerakan pasar dengan menerapkan insentif dan mengetahui
bagaimana reaksi apabila diberi insentif. Pemberian insentif akan membuat seseorang lebih
aktif dan antusias dalam bekerja karena menerima keuntungan tambahan dari pekerjaan
sehari-harinya.

5. Pertukaran barang

Dalam kegiatan ekonomi tidak pernah lepas dengan pertukaran barang. Setiap negara
memproduksi suatu barang sesuai dengan kemampuan yang paling optimal dengan biaya
rendah, kemampuan produksi maksimal dan kualitas barang yang bagus. Kemudian negara
menjual barang produksi dalam negeri ke negara lain yang tidak memproduksi barang
tersebut ataupun produksinya belum maksimal. Sebagai contoh yaitu Indonesia mengekspor
minyak mentah untuk diolah di negara lain dan mengimpor kendaraan bermotor untuk
digunakan di Indonesia.
6. Mekanisme pasar untuk mengatur kegiatan ekonomi

Mekanisme pasar merupakan suatu cara untuk mengalokasikan sumber daya dengan tepat.
Mekanisme yang seperti ini bertumpu pada keputusan kolektif dari rumah tangga serta
perusahaan untuk mengalokasikan sumber daya. Fungsi utama pasar adalah mengumpulkan
perusahaan dan rumah tangga untuk memberikan penawaran dan permintaan akan suatu
barang dan jasa.

7. Pemerintah meningkatkan kinerja pasar

Mekanisme pasar bisa dianggap sebagai satu hal yang penting untuk mengatur kegiatan pasar,
seolah-olah pemerintah tidak memiliki peran yang berarti. Namun sebenarnya peran
pemerintah untuk meningkatkan kinerja pasar juga sama pentingnya dengan mekanisme
pasar. Tanpa adanya pemerintah yang memberikan sarana prasarana untuk kegiatan pasar;
mekanisme pasar juga tidak bisa berjalan sesuai dengan fungsinya. Selain itu, pemerintah
juga berperan sebagai penegak hukum dan pembuat kebijakan untuk mencegah kecurangan
pada pasar.

8. Inflasi terjadi ketika pemerintah mencetak uang dalam jumlah banyak

Banyak faktor yang menyebabkan inflasi yang terjadi di suatu negara. Salah satu faktornya
adalah ketika pemerintah mencetak uang terlalu banyak. Tingginya produksi uang juga
mengakibatkan peningkatan peredaran uang. Hal ini menyebabkan nilai mata uang semakin
turun sehingga dapat menyebabkan inflasi.

Kesimpulan :

Seperti yang sudah dijelaskan bahwasannya ilmu perilaku konsumen merupakan suatu proses
aktivitas pencarian, penelitian, dan pengevaluasian produk dan jasa untuk membeli atau
menggunakan barang atau jasa yang ditawarkan (Firmansyah, 2018). Perilaku konsumen
sangat erat kaitannya dengan melakukan pembelian suatu produk atau jasa. Sedangkan
perilaku ekonomi merupakan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh individu untuk
menggunakan suatu produk atau jasa yang ditawarkan. Menurut Coll & Plagnoll (2019)
perilaku ekonomi juga bertujuan untuk memberikan penjelasan ilmiah tentang perilaku
ekonomi yang sesungguhnya. Perilaku ekonomi mengembangkan teori-teori, menghasilkan
hipotesis, membuat prediksi, dan mengujinya terhadap dunia pengambilan keputusan yang
sebenarnya. Maka dari itu, para pemasar harus dapat memahami teori dan realitas dari
perilaku para konsumen. Para pemasar seharusnya bisa lebih mendalami bagaimana trend
sekarang dan yang akan datang, serta perubahan-perubahan yang akan terjadi dalam perilaku
permintaan konsumen.
Referensi:

Corr, P. and Plagnol, A. (2019) Behavioral economics: The basics. S.l.: ROUTLEDGE.

Widyawati, P.E., Hariani, L.S. and Yudiono, U. (2020) “Perilaku Ekonomi : Literasi
Ekonomi, Kelompok Teman Sebaya, Dan Kontrol Diri,” Jurnal Riset Pendidikan Ekonomi,
5(1). Available at: https://doi.org/10.21067/jrpe.v5i1.4302.

Hermawan, Ruswandi. (2021). Modul Bahan Belajar PGSD-IPS. Diakes melalui


https://cdn-gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/PGSD/IPS/Modul%20Pembelajaran/Modul%20Bahan
%20Belajar%20PGSD-IPS%202021%20-%20Pembelajaran%203.pdf

Future Learn. Economic factors. Diakses melalui


https://www.futurelearn.com/info/courses/managing-company-culture/0/steps/216766

Schiffman, Leon dan Leslie Lazar Kanuk. 2008. Perilaku Konsumen. Cetakan ke-4. Edisi
ke-7. Indonesia: Indeks.

Anda mungkin juga menyukai