Anda di halaman 1dari 27

Company

LOGO

KONSUMSI
BAB 2 TEORI PERILAKU KONSUMEN
DALAM PERSPEKTIF ISLAM
www.themegallery.com

Alokasi sumber-sumber yang tersedia


dibandingkan dengan banyaknya
kemungkinan penggunaannya adalah
masalah utama ilmu ekonomi. Analisis
perilaku manusia yang berhubungan
dengan masalah itu disebut teori ekonomi.
Analisis mainstream yang disebut ilmu
ekonomi positif memiliki aspek teori dan
aspek empirik.

Company Logo
www.themegallery.com

Analisis teoritik bagi cabang pengetahuan


dalam ilmu positif terbagi dua perspektif,
yakni :
a. Dalam perspektif positif yang murni, disini
dianalisis aspek-aspek perilaku manusia
yang bebas dari norma maupun nilai;
diasumsikan bahwa tidak ada
pembatasan norma maupun yang
berbasis nilai terhadap perilaku.

Company Logo
www.themegallery.com

b. Dalam perspektif positif yang normal


(disebut normatif dalam ekonomi
konvensional), dianalisis aspek-aspek
perilaku manusia yang diatur oleh norma
ataupun nilai yang dibebankan oleh
masyarakat kepada anggotanya, baik
berbentuk aturan resmi yang tertulis
maupun tidak tertulis/lisan.

Company Logo
www.themegallery.com

Disini akan membandingkan teori perilaku


konsumen dalam dua tipe perspekif yang
normal,yaitu:
a) Tipe kapitalis atau laissez-faire, yakni
masyarakat yang diatur oleh norma-
norma apa yang disebut masyarakat
kapital atau laissez-faire.
b) Tipe Islam, yakni masyarakat yang diatur
oleh norma-norma Islam.

Company Logo
Pilihan Normal Kapitalis
www.themegallery.com

i. Diasumsikan, bahwa preferensi dapat


ditunjukkan oleh kurve indiferens.
‘Indiferens’ disini berarti, bahwa dua
barang x1 dan x2 dapat saling
dipertukarkan dengan sempurna. Ini
bukan asumsi yang lemah. Bahkan kuat
karena asumsi itu menyatakan, bahwa
kebutuhan (bukan keinginan) yang
mendorong konsumsi x1 atau x2 juga
dapat saling dipertukarkan dengan
sempurna. Company Logo
www.themegallery.com

ii. kurve indiferens dibuat berdasarkan


asumsi utility. Namun, konsep utility
melibatkan penilaian. Dalam praktek, hal itu
berarti bahwa, dalam norma kapitalis,
keinginan adalah kriteria terbaik bagi
pembentukan preferensi. Keinginan dan
kebutuhan tidak dibedakan.
iii.Non-satiation, yakni banyak selalu lebih
baik daripada sedikit.

Company Logo
www.themegallery.com

iv. Non-satiation bermakna, bahwa pola


konsumsi yang paling diinginkan haruslah
menghabiskan anggaran, yakni semua
pendapatan harus dibelanjakan.(Implikasinya,
menghabiskan pendapatan lebih baik daripada
menyisakan).
v. Konsumen memilih jumlah komoditas yang
memaksimumkan utility-nya, yakni ketika kurve
indiferens yang tertinggi bersinggungan dengan
garis batas anggaran (budget line).
Company Logo
Kerangka Normal Islam
www.themegallery.com

Kita asumsikan, bahwa konsumen


mengetahui norma-norma Islam dan
perilakunya diatur oleh norma-norma
tersebut.
Ada satu pilihan yang tidak dikenal dalam
teori normal kapitalis tentang perilaku
konsumen.
Pilihan tersebut adalah berapa banyak
pendapatan yang dikeluarkan untuk
kebutuhan duniawi dan berapa banyak untuk
Jalan Allah (infaq fi sabilillah). Company Logo
www.themegallery.com

Tindakan yang dapat dilakukan mungkin


yang pertama atau kedua, tergantung niat
pelakunya.
Yang dimaksud dengan ‘pengeluaran di
Jalan Allah’ adalah pengeluaran yang
bukan untuk kepentingan dunia orang
yang bersangkutan.
Dalam kenyataannya, konsumen
mempunyai dua keranjang, yaitu
keranjang X dan Y. Keranjang X berisi
pengeluaran untuk kebutuhan duniawi,
Com,pany Logo
www.themegallery.com

 Keranjang Y berisi pengeluaran di Jalan Allah.


Beberapa ayat Qur’an dan Hadis dapat dikutip untuk
menerangkan motivasi ini diberikan oleh Islam untuk
melakukan pengeluaran di Jalan Allah.
 Aturan keseimbangan merupakan aturan mendasar
dalam ekonom normal Islam, sebanding dengan
aturan maksimisasi dalam ekonomi normal kapitalis.
 Aturan keseimbangan itu adalah aturan yang menjaga
individu didalam posisi pertengahannya yang terbaik.

Company Logo
www.themegallery.com

 Ada pilihan lain yang juga harus dipertimbangkan,


yakni berapa yang harus dikonsumsi sekarang dan
berapa yang harus ditabung untuk konsumsi nanti.
 Menurut Teori ekonomi konvensional, tabungan dan
konsumsi ditentukan dengan menyamakan laju
preferensi waktu (the rate of time preference) dan
tingkat bunga. Teori ini menerangkan keberadaan
bunga. Orang akan tetap menabung meski tidak
memperoleh bunga. Motif menabung berbeda-beda,
memperoleh pendapatan dari tabungan hanya
sebagian kecil saja dari motif tersebut .
aCompany Logo
www.themegallery.com

Perspektif Islam dalam pilihan tersebut:


1. Menabung untuk keperluan konsumsi di
masa datang jelas diperbolehkan dan
diinginkan. Ajaran Nabi Muhammad SAW
bahwa, jika seseorang meninggal, adalah
lebih baik meninggalkan keturunan yang
berkecukupan daripada yang miskin,
menunjukkan menabung itu dianjurkan.

Company Logo
www.themegallery.com

2. The expected rate of return dari


tabungan, bukan tingkat bunga adalah
motivasi menabung dalam kerangka Islam.
Alasannya jelas. Seorang muslim harus
membayar zakat atas tabungannya.
Tabungan akan terkurangi setiap tahun oleh
zakat sehingga tujuan menabung jadi tidak
tercapai. Bukan hanya zakat yang harus
dikeluarkan saat memiliki tabungan, tapi ada
kewajiban untuk menolong orang yang
membutuhkan. Company Logo
www.themegallery.com

 Jadi, semakin banyak ia memperoleh harta, semakin


banyaklah tabungannya dan semakin mampu pulalah
ia memenuhi kewajibannya (dari tabungan), tanpa
mempengaruhi tabungannya sendiri.
 Seorang penabung, dalam kerangka Islam, akan
menjadi investor pada saat yang bersamaan. Hal ini
sekaligus menunjukkan tiadanya savings-investment
gap dan akhirnya mengarah kepada penentuan
keseimbangan ekonomi makro didalam perekonomian
seperti yang diharapkan.

Company Logo
www.themegallery.com

Dalam ekonomi Islam, keinginan tidak


dapat menjadi kekuatan pendorong
perilaku konsumen.
Islam menolak asumsi, bahwa semua
keinginan sama pentingnya dan bahwa
semuanya harus dipuaskan. Sebaliknya,
Islam memahami bahwa manusia memiliki
kebutuhan tertentu, yang sebagian lebih
penting daripada yang lainnya. Yang lebih
penting harus didahulukan.
Company Logo
Konsep Islam tentang Kebutuhan
www.themegallery.com

Jika keinginan ditentukan oleh konsep


utility, maka kebutuhan dalam perspektif
Islam ditentukan oleh konsep maslahah.
Tujuan syariah adalah kesejahteraan umat
manusia(maslahah al-’ibad).
Oleh karenanya, semua barang dan jasa
yang mempengaruhi maslahah
(kesejahteraan) dapat disebut kebutuhan

Company Logo
www.themegallery.com

Menurut Syatibi, maslahah adalah


kemampuan suatu barang/jasa yang
mempengaruhi unsur dasar dan tujuan
hidup manusia di dunia.
Syatibi memberikan lima dasar kehidupan
manusia di dunia, yakni hidup, harta,
agama, akal dan keturunan. Semuanya
barang dan jasa yang memiliki kemampuan
untuk menopang kelima unsur tersebut
dikatakan memiliki maslahah bagi manusia,
maka disebut kebutuhan. Company Logo
www.themegallery.com

Tidak semua kebutuhan sama pentingnya.


Ada tiga tingkatan kebutuhan :
i. Tingkat dimana lima unsur mendasar itu
sedikit saja terlindungi.
ii. Tingkat dimana perlindungan kelima
unsur mendasar tersebut dilengkapi dan
dikuatkan.
iii. Tingkat dimana kelima unsur mendasar
tersebut tidak saja terjamin melainkan
juga diperbaiki dan diperindah.
Company Logo
Maslahah versus Utility
www.themegallery.com

Bagi ekonomi Islam, maslahah merupakan


konsep yang lebih objektif daripada utility
untuk menganalisis perilaku konsumen.
Beberapa keistimewaan maslahah:
1. Maslahah itu subjektif dalam pengertian
bahwa konsumen individual itu sendiri
merupakan hakim terbaik untuk menilai
kemaslahahan barang itu sendiri.
Sebaliknya, konsep utility itu hampa dan
tergantung pada pikiran individual.
Company Logo
www.themegallery.com

2. Maslahah individual akan konsisten dengan


maslahah sosial, tidak seperti utility individual yang
sering bertentangan dengan utility sosial.
3. Konsep maslahah itu mendasari semua
kegiatan ekonomi dalam masyarakat: ia
merupakan tujuan dasar konsumsi, produksi dan
pertukaran.
4. Tidak mungkin membandingkan utility yang
didapatkan oleh si A dari mengkonsumsi sebuah
barang dengan utility yang didapatkan si B dari
mengkonsumsi barang yang sama.
Company Logo
Aturan Alokasi Sumber Bagi
www.themegallery.com
Kebutuhan
Prinsip dasarnya amat sederhana.
Sumber daya harus pertama kali
dialokasikan untuk hal yang terpenting,
yakni dharuriyyat.
Kemudian untuk barang komplemen yakni
hajiyyat.
Jika masih ada sisa sumber daya
dialokasikan untuk memperbaiki dan
memperindah, yakni tahsiniyyat.

Company Logo
Perbedaan Ekonomi Konvensional
dengan Ekonomi Islam
www.themegallery.com

N Perbedaan Ekonomi Konvensional Ekonomi Islam


o
1 Sifat Masalah kelangkaan, Tidak ada masalah
. masalah kepuasan individual kelangkaan, hanya untuk
kesejahteraan umat
2 Konsep Memaksimumkan Pemenuhan kebutuhan yang
. Efisiensi kepuasaan sumber daya lebih utama.
3 Alat Analisis matematika preferensi
.
4 Ruang 1. Konsumsi nanti dan 1.Pengeluaran duniawi dan di
. Lingkup sekarang. Jalan Allah, 2. konsumsi nanti
2. Pilihan-pilihan dan skrg,
3.konsumsi dharuriyyat,
hajiyyat dan tahsiniyyat, serta
4. pilihan-pilihan

Company Logo
Kerangka Kelembagaan
www.themegallery.com

Kerangka konvensional adalah pasar, pasar


adalah lembaga yang dapat dipakai konsumen
untuk mencapai tujuan mereka dalam
perekonomian kapitalis.
Ada juga lembaga khusus untuk memenuhi
kebutuhan khusus orang-orang yang tidak
mampu menggunakan pasar untuk memuaskan
keinginan mereka.

Company Logo
www.themegallery.com

 Ada lembaga khusus dalam ekonomi Islam,


yaitu :
i. Untuk menjamin tiadanya israf (kemewahan).
ii. Untuk menjamin konsistensi dalam memenuhi
kebutuhan di ketiga aras (dharuriyyat , hajiyyat
dan tahsiniyyat).
iii. Untuk menjamin tiadanya penyimpangan dari
prinsip-prinsip Islam.
iv. Untuk memotivasi, mengorganisasikan dan
mengatur pengeluaran individual di Jalan Allah.

Company Logo
www.themegallery.com

Lembaga-lembaga tersebut adalah:


1. Lembaga suka rela yang dikembangkan
melalui pendidikan pelatihan syariah
yang tepat yang diperuntukkan bagi
semua orang.
2. Lembaga penegakan hukum mewajibkan
para individu untuk menahan diri dari
kegiatan-kegiatan yang menciptakan
kekacauan sosial maupun ekonomi di
dalam masyarakat.
Company Logo
Company
LOGO

www.themegallery.com

Anda mungkin juga menyukai