Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mansyur Zainuri

NIM : 21313083
Resume Diskusi

KEMEWAHAN (LUXURY) MENURUT KONSUMEN DAN ISLAM

Mewah merupakan kata yang mengandung arti, konsumsi kekayaan yang relatif besar untuk
kesenangan yang tidak penting. Padahal, Islam mengajarkan pemeluknya untuk menjalani hidup
secara sederhana. Walaupun demikian, tidak ada larangan bagi seorang muslim untuk memiliki
banyak harta. Sebagian besar manusia menginginkan hidup yang serba berkecukupan, bahkan
banyak yang berangan-angan ingin memiliki hidup yang penuh dengan kemewahan, sehingga
banyak manusia yang bekerja dengan sekuat tenaga untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Definisi dari kemewahan (luxury) dan hal yang berkaitan dengannya sering tidak jelas, tergantung
dari perspektif masyarakat. Selain itu, Mewah juga memiliki definisi yang berbeda-beda
tergantung sumbernya. Barang mewah bisa didefinisikan sebagai semua hal yang masyarakat beli,
namun tidak dibutuhkan. Kebutuhan bukanlah alasan mengapa masyarakat membeli barang
mewah. Selain itu, masyarakat yang menerapkan gaya hidup ini akan mendapatkan status sosial
yang tinggi, dikarenakan barang- barang luxury menandakan kekayaan seseorang dan selera yang
bagus.
Kemewahan berkaitan erat dengan kekayaan dan harta. Dalam sudut pandang Islam, harta atau
materi hanyalah ajlan bukan tujuan. Ada kewajiban lain yang lebih penting daripada harta, namun
untuk mencapai tujuan dari kewajiban agar dapat terwujud, salah satu caranya adalah dengan
menggunakan harta.
Dalam islam, segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia telah diatur dalam Al-Qur’an dan hadist
dengan harapan kelak hidupnya sejahtera, tidak bermewah-mewahan walaupun mendapat rezeki
yang luar biasa melimpah. Untuk berkonsumsi, Islam sendiri melarang umatnya untuk hidup
secara berlebihan atau israf, tetapi Islam mengajarkan agar hidup secara proporsional.
Masyarakat modern sekarang ini sangat memandang kepemilikan akan suatu materi atau produk
menjadi tolak ukur yang penting dalam mengukur kesuksesan dan kebahagiaan seseorang.
Aspek-aspek kepemilikan yang penting misalnya utilitas, penampilan, finansial dan kemampuan
menonjolkan status, kesuksesan, dan gengsi (O’Cass, 2004) menjadi hal yang diprioritaskan.
Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan jika terdapat beberapa sifat yang mendominasi
pada paham konsumerisme, yaitu berlebihan, tidak rasional, berorientasi pada kepuasan dan
pengakuan diri. (Rohayedi & Maulina, 2020)

PERILAKU KONSUMEN DALAM MARKETPLACE SHOPEE DAN TOKOPEDIA

Etika usaha artinya aturan-aturan yg berfungsi buat menegaskan suatu usaha dalam hal boleh
bertindak serta tidak boleh bertindak, dimana hukum-hukum tersebut dapat bersumber asal hukum
tertulis juga hukum yang tidak tertulis. Selain itu ada etika bagi pembeli karena Islam telah
mengatur akhlak atau etika pembeli. Pembeli diharapkan selalu lapang dada dalam melakukan
pembelian menggunakan niat ibadah. Berikut aksioma filsafat etika Islam :

 Tauhid : Sebuah prinsip tauhid terkait menegaskan bahwa perilaku konsumen dalam etika
dan ekonomi Islam adalah tindakan atau perilaku pembelian individu. Pembeli di pasar
perlu mengklarifikasi apakah itu didasarkan pada elemen kesatuan apa pun, belum lagi
dampak negatifnya pada dirinya sendiri.

 Adil : Kesepakatan yang Adil Tidak melihat pembeli dan penjual korban sangat penting
untuk transaksi bisnis yang baik. Harus adil baik kepada penjual maupun pembeli itu
sendiri, etika bisnis Islam mengatakan bahwa pembeli tidak bisa pula merugikan penjual.

 Kebebasan : Semua pembeli bebas menjalankan Shopee dan melakukan transaksi secara
bebas di Tokopedia Shopee. Hanya karena kebebasan masih ada, di mana batas dari apa
yang dapat Anda lakukan? Dalam hal ini, kebebasan itu seperti kebebasan. Jika Anda
mengeluh kepada penjual, belilah sesuai dengan keinginan saya. Tidak ada paksaan.
Kutipan wawancara terkait Pada saat respon pemberi informasi atas pertanyaan, sikap
pembeli adalah pembeli dari pembeli, keluhan, penanganan produk, dan pelaksanaan
pembelian akan dilakukan sesuai keinginan dan kebutuhan.

 Tanggungjawab : Tanggungjawab pada perilaku konsumen ini adalah bagaimana pembeli


bertanggungjawab atas apa yang telah dilakukan nya selama melakukan transaksi
pembelian.

 Manfaat : Pada hal kemanfaatan seorang pembeli wajib melakukan tindakan yang bisa
menguntungkan orang lain, dimana tindakan tersebut tidak boleh menimbulkan suatu
kerusakan baik bagi orang lain ataupun lingkungan disekitar mereka.

Anda mungkin juga menyukai