Anda di halaman 1dari 22

Contoh Soal Lisensi Syariah

1. Dalam pedoman Asuransi Syariah Fatwa DSN-MUI No. 21/ DSN-MUI/ X/ 2001 tentang akad Tijarah
dan Tabarru adalah sebagai berikut:
a. Akad Tijarah dapat diubah menjadi akad Tabarru dan akad Tabarru juga dapat diubah menjadi
akad Tijarah
b. Akad Tijarah dapat diubah menjadi akad Tabarru, namun akad Tabarru tidak dapat diubah
menjadi akad Tijarah
c. Akad Tijarah tidak dapat diubah menjadi akad Tabarru dan begitu juga sebaliknya
d. Akad Tijarah tidak dapat diubah menjadi akad Tabarru, namun akad Tabarru dapat diubah
menjadi akad Tijarah

2. Fungsi utama dari penjualan adalah terpenuhinya kebutuhan klien dengan menggunakan manfaat
yang kita jual kepadanya. Dalam konsep penjualan Syariah, selain pemenuhan kebutuhan, penjualan
juga berfungsi untuk:
a. Memperbanyak silaturahim
b. Memperbanyak agenda penjualan
c. Memperkenalkan produk
d. Mendapatkan komisi

3. Penempatan dana investasi deposito Syariah dalam akad Mudharabah di bank Syariah:
a. Nasabah sebagai penyimpan dan Bank sebagai pemberi kredit
b. Nasabah sebagai pemilik dana (shahibul maal) dan Bank sebagai pengelola dana (Mudharib)
c. Nasabah sebagai pengelola dana (Mudharib) dan Bank sebagai pemilik dana (Shahibul Maal)
d. Bank dan Nasabah sama-sama sebgai pengelola dana (Mudharib)

4. Dalam islam, jelas hal-hal yang dihalalkan dan diharamkan. Berikut adalah hal-hal yang diharamkan,
kecuali:
a. Minuman
b. Darah
c. Bangkai
d. Daging babi

5. Pengelompokan saham-saham ke dalam Jakarta Islamic Index (JII) melalui proses seleksi sebagai
berikut, kecuali:
a. Saham-saham yang dipilih adalah saham-saham yang termasuk ke dalam Daftar Efek Syariah
(DES) yang diterbitkan oleh Bapepam & LK
b. Dari saham-saham Syariah tersebut kemudian dipilih 60 saham berdasarkan urutan kapitalisasi
terbesar selama 1 tahun terakhir
c. Dari 60 saham yang memiliki kapitalisasi terbesar tersebut, kemudian dipilih 30 saham
berdasarkan tingkat likuiditas yaitu urutan nilai transaksi terbesar di pasar regular selama 1
tahun terakhir
d. Saham-saham dikelompokkan berdasarkan akta pendirian perusahaan yang menyatakan bahwa
perusahaan tersebut menganut prinsip Syariah dalam kegiatan usahanya

6. Setiap perusahaan yang memasarkan produk syariah harus memiliki DPS yang direkomendasikan
oleh DSN-MUI. Secara berurutan, kepanjangan dari singkatan DPS –DSN-MUI adalah:
a. Dewan Penjamin Simpanan – Dana Syariah Nasional – Mahkamah Ulama Indonesia
b. Dewan Pengayom Syariah – Dakwah Syariah Nasional – Majelis Undang undang Islam
c. Dewan Pengawas Syariah – Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia
d. Dewan Perwakilan Syariah – Dewan Syar’i Nasional – Majelis Ulama Indonesia

7. Salah satu cara yang menyebabkan sesuatu menjadi haram adalah Maysir. Maysir dalam konteks
keuangan artinya:
a. Pembungaan
b. Penyuapan
c. Perjudian
d. Penipuan

8. Tidak seperti perusahaan asuransi konvensional, perusahaan asuransi Syariah berfungsi sebagai
pengelola dana tabarru dari kontribusi peserta dan dana tersebut tetaplah dana peserta. Karenanya
perusahaan asuransi disebut juga sebagai:
a. Kontributor
b. Operator
c. Organisator
d. Komunikator

9. Dalam hal kepemilikan dana, premi yang terkumpul dalam asuransi konvensional adalah menjadi
milik perusahaan seluruhnya dan perusahaan berhak menginvestasikan dana tersebut kemana saja.
Dalam asuransi Syariah merupakan milik:
a. Peserta
b. Agen pemasar
c. Ahli waris
d. Bank Syariah

10. Masing-masing peserta menghibahkan sejumlah dana untuk membantu peserta lain yang tertimpa
musibah. Hibah tersebut dikumpulkan dalam satu rekening yang disebut Tabarru Pool of Fund dan
suatu waktu mengambilnya dari sana saat ada peserta yang tertimpa musibah. Ini merupakan
konsep dari:
a. Asuransi Syariah
b. Asuransi konvensional
c. Asuransi umum
d. Asuransi kerugian

11. Perusahaan, dalam asuransi Syariah, berfungsi sebagai wakil dari para peserta. Sebagai wakil,
perusahaan berhak atas imbalan sejumlah dana atas apa yang telah dikerjakan bagi para peserta.
Akad ini juga disebut:
a. Mudharabah
b. Ijarah Muntahia bi tamlik
c. Wakalah bil Ujrah
d. Kafalah

12. Asuransi secara prinsip tertera dalam Al Quran. Dalam beberapa ayat, Allah memerintahkan
hambanya untuk mempersiapkan diri untuk hari esok. Hal ini dapat dilihat pada:
a. Al Hasyr: 18
b. Al Fatihah: 2
c. Al Baqarah: 18
d. Al Maidah: 2

13. Berdasarkan pembayaran manfaatnya, asuransi Syariah dibedakan menjadi:


a. Pembayaran tunai dan non tunai
b. Pembayaran lump sum dan anuitas
c. Pembayaran langsung dan tidak langsung
d. Semua jawaban salah
14. Dalam berinvestasi, hasil sangat bergantung pada aktifitas riil dari bisnis yang sedang dijalankan
dimana hasil tersebut tidaklah pasti setiap waktunya, kadang mendapatkan keuntungan, bahkan
kadang merugi, walaupun sesekali mungkin impas. Praktik membuat pasti hasil investasi yang
sebenarnya tidak pasti merupakan praktik:
a. Ribawi
b. Premi
c. Menabung
d. Gharar

15. Syariah mengenai ibadah adalah peraturan yang mengatur hubungan Manusia dengan Allah SWT
sedang Muamalah adalah:
a. Mengatur hanya tentang perniagaan
b. Berisi aturan tentang pernikahan dan perceraian
c. Aturan manusia untuk seluruh alam semesta
d. Mengatur hubungan antar manusia

16. Berdasarkan Fatwa dari Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia No. 52/ DSNMUI/ III/
2006, yang menjadi objek wakalah bil ujrah adalah, kecuali:
a. Kegiatan administrasi
b. Pengelolaan dana
c. Pembayaran klaim
d. Pembayaran kontribusi

17. Perusahaan asuransi Syariah tidak lagi berfungsi sebagai penanggung karena fungsi dan
tugasnya yang Utama adalah mengelola dana peserta yang disebut tabarru. Dalam asuransi
Syariah kita tidak lagi menyebut uang yang dibayarkan peserta sebagai premi melainkan:
a. Biaya akuisisi
b. Biaya asuransi
c. Wakalah bi Ujrah
d. Kontribusi

18. Praktik asuransi Syariah saat ini berasal dari budaya bangsa Arab. Bangsa Arab telah
menerapkan praktik ini sebelum zaman Nabi Muhammad saw. Praktik yang berarti saling
memikul dan bertanggung jawab untuk keluarga ini yang disebut:
a. Al qabalah
b. Al ghanimah
c. Al aqilah
d. Al jariyah

19. Yang membedakan antara Fikih Ibadah dan Muamalah adalah:


a. Ibadah-semua dilarang kecuali yang diperintahkan, Muamalah-Semuanya boleh kecuali
yang dilarang
b. Ibadah-Semuanya boleh karena diperintahkan, Muamalah-Semuanya boleh karena tidak
dilarang
c. Ibadah-Sebagian dilarang dan sebagian lagi diperintahkan, Muamalah-semuanya
diperintahkan
d. Ibadah-Semuanya boleh kecuali dalam Muamalah

20. Sebuah transaksi jual beli haruslah terpenuhi kepastian empat hal utama yaitu: kepastian atas
kualitas barang, kepastian kuantitas, kepastian harga, dan kepastian waktu penyerahan. Akad
jual beli asuransi konvensional gagal dalam memberikan kepastian atas:
a. Kepastian harga dan kualitas
b. Kepastian penyerahan waktu dan kualitas
c. Kepastian harga dan waktu penyerahan
d. Kepastian kualitas dan kuantitas

21. Fikih Muamalah mengatur beberapa hal di bawah ini, kecuali:


a. Politik
b. Sosial
c. Ekonomi
d. Ibadah

22. Dalam Syariah, ada dua hal yang diatur yaitu:


a. Ibadah dan Muamalah
b. Keyakinan dan budi pekerti
c. Akidah dan Muamalah
d. Akhlak dan Ibadah

23. Berdasarkan kepesertaannya, asuransi jiwa Syariah dibedakan menjadi:


a. Asuransi kebakaran dan asuransi banjir
b. Asuransi jiwa perorangan dan kumpulan
c. Asuransi manula dan asuransi remaja
d. Asuransi jiwa dan asuransi kerugian

24. Dalam akifitas ekonomi, contoh praktik Riba terdapat dalam:


a. Pembelian barang dengan kredit
b. Pembungaan uang
c. Meminjam uang
d. Berinvestasi

25. Setiap praktisi ekonomi ingin transaksi dengan hasil memuaskan dan dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya karena mereka sadar bahwa selain uang waktu juga memiliki nilai. Ada
orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan melakukan praktik Risywah agar
transaksinya didahulukan dan diterima dengan mengabaikan kepentingan orang lain dan prinsip
keadilan. Risywah adalah:
a. Penyuapan
b. Persekongkolan
c. Perkulakan
d. Perserikatan

26. Perusahaan yang menyelenggarakan usaha asuransi atau usaha reasuransi dengan prinsip
Syariah wajib menerapkan prinsip-prinsip dasar Syariah. Berikut prinsip yang dilarang, kecuali:
a. Gharar
b. Maysir
c. Amanah
d. Risywah

27. Barang yang zatnya halal secara Syariah dapat berubah statusnya menjadi haram jika cara
mendapatkan hal tersebut dengan cara yang dilarang dalam Syariah. Berikut adalah cara-cara
yang dilarang dalam Syariah:
a. Riba, Tadlis, Gharar, Maysir, Ikhtikar, Risywah
b. Mudharabah, Syirkah, Akad, Amal, Bai’I, Baitul mal
c. Dain, Adl, Fa’i, Fatwa, Fiqh, Gharim
d. Haq, Hawalah, Ijab, Ijarah, Istishna, Ja’alah
28. Salah satu cara yang menyebabkan sesuatu menjadi haram adalah Bay’ Najasy. Bay’ Najasy
dalam konteks keuangan artinya:
a. Penawaran palsu
b. Permintaan palsu
c. Penyuapan
d. Penipuan

29. Salah satu yang menjadi ciri dari asuransi Syariah adalah adanya DPS yang tidak dimiliki asuransi
konvensional. DPS adalah singkatan dari:
a. Dewan Penjamin Syariah
b. Dewan Pengawas Syariah
c. Dana Pinjaman Syariah
d. Dana Pokok Simpanan

30. Seperti dalam asuransi konvensional, polis asuransi Syariah merupakan kontrak antara sesama
peserta untuk saling melindungi. Kontrak dalam Syariah disebut:
a. Gharar
b. Akad
c. Maysir
d. Riba

31. Salah satu cara yang menyebabkan sesuatu menjadi haram adalah Gharar. Gharar artinya:
a. Penipuan
b. Ketidakjelasan
c. Perjudian
d. Pembungaan uang

32. Ada tiga macam riba dalam transaksi yaitu: Riba Fadl, Ribah Nasiah, Riba Jahiliyah. Salah satu
contoh yang termasuk dalam Riba Nasiah adalah:
a. Emas ditukar dengan emas dengan jumlah yang berbeda
b. Tambahan uang yang diberikan saat mengembalikan pinjaman
c. Pemberian Bunga pinjaman untuk keperluan biaya pengobatan
d. Janji pengembalian uang tanpa bunga
33. Tiga hal mendasar yang harus dihindari dalam asuransi Syariah adalah Maysir, Gharar, Riba.
Gharar berarti ketidakjelasan, yang terdapat dalam contoh di bawah ini:
a. Penanggung dan tertanggung tidak dapat memastikan berapa premi yang harus
dibayarkan dan kapan uang pertanggungan akan diberikan
b. Tertanggung akan mengalami kerugian jika sampai Akhir kontrak tidak mengajukan
klaim. Sebaliknya, penanggung yang diuntungkan
c. Tertanggung mengajukan pinjaman polis dan harus mengembalikannya disertai dengan
bunga atas pinjaman
d. Semua jawaban salah

34. Dalam asuransi Syariah dikenal istilah akad yaitu perjanjian yang disepakati oleh dua pihak yang
saling mengikat. Ada dua bentuk akad dalam asuransi Syariah, yaitu:
a. Tabarru dan Tijarah
b. Syirkah dan Murabahah
c. Ijarah dan Mudharabah
d. Semua jawaban salah

35. Tidak ada satu orangpun yang mengetahui kapan seseorang akan meninggal dunia. Dalam
asuransi konvensional yang akadnya adalah jual beli, terjadi ketidakjelasan dalam kepastian
waktu penyerahan. Kontrak ini tersebut:
a. Maysir
b. Gharar
c. Riba
d. Tadlis

36. Dalam asuransi Syariah, akad yang dilakukan untuk tujuan komersil, disebut:
a. Tabarru
b. Tijarah
c. Ijarah
d. Musytarakah

37. Islam mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Aspek tersebut dibagi dalam tiga kelompok
besar sebagai berikut:
a. Akidah, Syariah, Muamalah
b. Halal, Haram, Mubah
c. Maysir, Gharar, Riba
d. Maysir, Gharar, Riba

38. Dalam islam, uang adalah bukan komoditas melainkan alat penyimpan nilai. Praktik
pembungaan uang disebut:
a. Maysir
b. Gharar
c. Riba
d. Tadlis

39. Yang dimaksud akad Tabarru adalah:


a. Akad yang dilakukan untuk tujuan tolong-menolong
b. Akad yang dilakukan antara dua orang dalam berjual beli
c. Akad yang sudah lama dilakukan, itu mengapa disebut Tabarru
d. Akad yang mengutamakan keuntungan bisnis

40. Dalam asuransi, praktik riba terjadi saat:


a. Perusahaan mengasuransikan nasabah
b. Perusahaan menginvestasikan dalam instrumen yang memberikan bunga
c. Perusahaan menyimpan dananya hanya dalam brangkas
d. Perusahaan tidak berinvestasi hanya mengandalkan dana yang didapat dari para
nasabahnya

41. Selain praktik al aqilah, dikenal juga praktik al qasamah yang menjadi cikal bakal konsep asuransi
Syariah. Al qasamah adalah:
a. Pengumpulan dana dalam sebuah tabungan atau pengumpulan uang iuran dari para
peserta
b. Penarikan dana jaminan kesehatan dari baitul maal
c. Pemberian santunan bagi keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi
d. Bantuan kemanusiaan untuk seluruh umat manusi di dunia

42. Berdasarkan manfaatnya, Asuransi jiwa Syariah dibedakan menjadi:


a. Asuransi Dasar dan Asuransi Tambahan
b. Asuransi Berjangka dan Asuransi Seumur Hidup
c. Asuransi Tradisional dan Asuransi Unitlink
d. Asuransi Karyawan dan Asuransi Keluarga
43. Asuransi Jiwa Syariah merujuk pada beberapa konsep yang dipraktikan pada masa Rasulullah
SAW maupun sebelumnya yang pada masa Beliau praktik tersebut masih terus berlaku. Salah
satu praktik ini adalah al Qasamah yang dalam praktiknya:
a. Membayarkan kerugian yang diderita orang lain
b. Mengumpulkan dana dalam sebuah tabungan atau pengumpulan uang iuran dari peserta
atau majelis
c. Memberikan keuntungan kepada orang-orang yang sedang tertimpa musibah
d. Menjamin kebaikan yang didapat oleh setiap orang

44. Dalam pemasaran dan penjualan produk Syariah, ada hal-hal yang dilarang dilakukan. Produk
dapat rusak kehalalannya karena cara menjualnya menggunakan cara-cara yang dilarang dalam
Syariah. Berikut adalah cara-cara yang dilarang, kecuali:
a. Menjual barang yang tidak jelas kualitas dan kuantitasnya
b. Menimbun barang untuk menaikan harga
c. Menjual barang hasil curian
d. Menjual dengan semangat silaturahim

45. Selain akad tabarru, dalam asuransi Syariah juga terdapat akad tijarah yang artinya:
a. Akad gotong royong, adil, makmur dan sejahtera
b. Akad yang dibuat dengan tujuan mencari keuntungan (profit oriented)
c. Akad sepihak untuk melindungi pemegang polis
d. Akad yang dapat melakukan perubahan dari kontrak tolong-menolong menjadi kontrak
bisnis

46. Dalam menjalankan program asuransi Syariah terdapat akad-akad yang mengikat kedua pihak
antara peserta dengan perusahaan asuransi. Secara terminology fiqih, akad didefinisikan
dengan:
a. Pertalian kedua belah pihak yang saling memberi janji dengan bersepakat masing-masing
membayarkan/ memberikan sesuatu dan mengikatkan diri dalam komitmen perjanjian
b. Pertalian ijab (pernyataan melakukan ikatan) dan qabul (pernyataan penerimaan ikatan)
sesuai dengan kehendak syariat yang berpengaruh pada objek ikatan
c. Janji perusahaan asuransi untuk membayarkan sejumlah uang pertanggungan yang
dijanjikan setelah semua kewajiban peserta terpenuhi
d. Kepastian hubungan dua pihak yang bersepakat dengan bersama-sama menandatangani
kesepakatan yang telah dibuat untuk menanggung bersama kewajiban dan hak yang dapat
diterima
47. Rukun aqad adalah seperti yang tertulis di bawah ini kecuali:
a. Pernyataan untuk mengikatkan diri
b. Pihak-pihak yang ber-aqad
c. Harga yang pasti
d. Objek akad

48. Dalam asuransi Syariah, premi (kontribusi) yang dibayarkan oleh para pesertanya bukan
merupakan milik perusahaan sepenuhnya. Hanya ujrah (fee) sebagai wakil saja yang menjadi
hak perusahaan, selebihnya adalah tabarru yang menjadi haknya:
a. Agen
b. Peserta
c. Pelatihan agen
d. Pemilik kantor

49. Salah satu cara yang menyebabkan sesuatu menjadi haram adalah Risywah. Risywah dalam
konteks keuangan artinya:
a. Penawaran palsu
b. Permintaan palsu
c. Penyuapan
d. Penipuan

50. Negara tempat lahir regulasi tentang asuransi Syariah tahun 2005, yaitu “The Insurance
Rulebook”:
a. Indonesia
b. Bahrain
c. Sudan
d. Malaysia

51. Dalam Islam, semua manusia adalah sama dan yagn membedakan adalah keimanannya. Dalam
Syariah, sesama manusia harus saling tolong-menolong dalam kebajikan tanpa membedakan
dari mana mereka berasal dan beragama apakah mereka. Prinsip hUkum yang mengatur
hubungan manusia dengan yang lainnya disebut:
a. Ibadah
b. Sadjadah
c. Muamalah
d. Barokah
52. Dalam bertransaksi, ketidakjelasan atas salah satu persyaratannya akan merusak kehalalan dari
transaksi tersebut. ketidakjelasan kualitas pada saat barang diserahkan seperti dalam system
ijon membuat transaksi tersebut disebut:
a. Terror
b. Ghoror
c. Horor
d. Sohor

53. Dalam Syariah ada dua hal yang diatur, yaitu:


a. Ibadah dan Muamalah
b. Keyakinan dan budi pekerti
c. Akidah dan Muamalah
d. Akhlak dan Ibadah

54. Tertanggung membayar sejumlah premi dengan tujuan mentransfer risikonya pada perusahaan.
Perusahaan akan membayarkan manfaat asuransi jika tertanggung mengalami peristiwa yang
dipertanggungkan. Ini merupakan konsep:
a. Asuransi Syariah
b. Asuransi konvensional
c. Asuransi umum
d. Asuransi kerugian

55. Ketika penanggung tidak bisa memastikan berapa premi yang akan diterima dari tertanggung
dan juga kapan harus membayarkan klaim. Dan pihak lain, tertanggung juga tidak tahu kapan
pembayaran manfaat akan diberikan. Transaksi dalam praktik asuransi tersebut mengandung
unsur:
a. Gharar
b. Akad
c. Maysir
d. Riba

56. Berdasarkan keterkaitan dengan investasi, asuransi Syariah dibedakan menjadi:


a. Asuransi unitlink dan asuransi tradisional
b. Asuransi berjangka dan asuransi dwiguna
c. Asuransi penerbangan dan asuransi pasar modal
d. Asuransi kerugian dan asuransi jiwa

57. Memasarkan produk Syariah haruslah terbebas dari praktik tercela yang dilarang dalam agama.
Berikut adalah beberapa praktik tercela tersebut, kecuali:
a. Presentasi yang tidak jujur
b. Menetapkan dan memberikan manfaat yang ridak sesuai dengan kebutuhan nasabah
c. Memberikan penjelasan hanya sesuai dengan pengetahuan yang agen miliki
d. Banyak bersumpah dalam meyakinkan calon nasabah

58. Transaksi dalam Syariah islam harus memenuhi syarat-syaratnya agar terpenuhi prinsip keadilan.
Syarat-syarat tersebut adalah:
a. Langsung, umum, bebas, rahasia
b. Bebas riba, sama-sama senang, kualitas barang baik, komunikasi nyaman
c. Tawar-menawar, menggunakan uang sebagai alat tukar, barang dapat dilihat, kedua pihak
puas
d. Kepastian harga, kualitas memuaskan, kuantitas sesuai kesepakatan, waktu penyerahan

59. Berikut adalah kaidah-kaidah yang dianjurkan dalam berbisnis Syariah, kecuali:
a. Bersaing dengan sehat
b. Berprilaku adil
c. Tidak pernah memikirkan keuntungan
d. Sabar dalam melayani

60. Negara pertama yang memiliki undang-undang tentang asuransi Syariah tahun 1984, Takaful Act:
a. Indonesia
b. Sudan
c. Bahrain
d. Malaysia

61. Kontribusi yang dibayarkan oleh peserta adalah milik peserta setelah dipotong ujrah (biaya) untuk
perusahaan. Dalam asuransi syariah, perusahaan asuransi tidak lagi berperan sebagai penanggung,
melainkan:
a. Tertanggung
b. Pengelola
c. Ahli waris
d. Penerima manfaat

62. Sebuah transaksi dikatakan Maysir bila transaksi tersebut:


a. Terdapat unsur untung-untungan sehingga manfaat yang didapatkan oleh seseorang
membawa kerugian orang lainnya.
b. Melaksanakan kegiatan yang sifatnya tidak jelas sehingga setiap orang tidak mengetahui
ketentuan yang sebenarnya.
c. Memiliki unsur ribawi dengan melibatkan bank sebagai badan yang melakukan kegiatan ini
d. Mengandung tipu daya sehingga keuntungan diraup oleh pelaku dan kerugian didapat oleh
orang lainnya

63. Sesuatu dikatakan haram karena salah satu dari dua hal, yaitu karena:
a. Barangnya rusak atau cara menggunakan barang tersebut dengan cara yang tidak benar.
b. Zatnya yang memang sudah haram atau cara mendapatkannya yang tidak dibenarkan dalam
agama.
c. Makanan yang dimakan dengan menyebut nama Allah atau makanan yang dimakan tanpa
memberitahu orang sekitarnya.
d. Makan dan minum dalam kadar secukupnya atau bekerja sepenuh hati dengan semangat.

64. Dalam asuransi syariah, akad yang dilakukan dengan tujuan kebajikan dan tolong menolong dan
bukan semata untuk tujuan komersial, disebut?
a. Tabarru
b. Tijarah
c. Ijarah
d. Musytarakah

65. Negara yang sampai akhir tahun 2009 telah memiliki lebih dari 40 perusahaan yang memasarkan
produk asuransi syariah:
a. Indonesia
b. Bahrain
c. Sudan
d. Malaysia
66. Dalam menjalani kehidupan, manusia selalu ingin memperoleh yang halal dan menghidari yang
haram. Untuk lebih memahami hal ini, sesuatu dapat dikatakan haram karena hal-hal dibawah ini,
kecuali:
a. Zat nya bersifat haram atau karena cara memperoleh hal tersebut dengan cara-cara yang
bertentangan dengan syariah.
b. Zat nya bersifat halal namun cara mendapatkannya dengan cara yang haram.
c. Cara mendapatkan hal tersebut tidak diharamkan tetapi benda tersebut masuk dalam kategori
haram.
d. Zatnya bersifal halal dan cara mendapatkannya dengan cara-cara yang dianjurkan dalam
syariah.

67. Penambahan atas sesuatu dengan cara yang tidak sah adalah melanggar ketentuan syariah.
Menambahkan sejumlah uang dalam pengembalian pinjaman dalam sistim pembungaan
merupakan salah satu contoh dari:
a. Kafalah
b. Wakalah
c. Hawalah
d. Riba

68. Salah satu cara yang menyebabkan sesuatu menjadi haram adalah Tadlis. Tadlis artinya:
a. Pembungaan uang
b. Penipuan
c. Perjudian
d. Permintaan Palsu

69. Negara pionir asuransi syariah, ditandai dengan lahirnya Islamic Insurance Company pada tahun
1979:
a. Indonesia
b. Bahrain
c. Sudan
d. Malaysia

70. “...Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”. (QS. al-Maidah [5]: 2). Dalam ayat Al Qur’an diatas,
kita sesama manusia diwajibkan tolong menolong. Dalam konteks asuransi syariah, ini juga berarti:
a. Asuransi syariah hanya dapat dipasarkan dan dimiliki oleh umat muslim.
b. Asuransi syariah hanya dapat dipasarkan oleh umat Muslim walaupun pesertanya adalah
bukan umat Muslim.
c. Asuransi Syariah boleh dipasarkan oleh siapa saja dan dimiliki oleh siapa saja baik umat
muslim maupun bukan.
d. Semua jawaban salah

71. Asuransi jiwa syariah merujuk pada beberapa konsep yang dipraktikkan pada masa Rasulullah
SAW maupun sebelumnya yang pada masa Beliau praktik tersebut masih terus berlaku. Salah satu
praktik ini adalah al-Qasamah yang dalam praktiknya:
a. Membayarkan kerugian yang diderita oleh orang lain.
b. Mengumpulkan dana dalam sebuah tabungan atau pengumpulan uang iuran dari peserta
atau majelis.
c. Memberikan keuntungan bagi orang-orang yang sedang tertimpa musibah.
d. Menjamin kebaikan yang didapat oleh setiap orang.

72. Asuransi jiwa syariah merujuk pada beberapa konsep yang dipraktikkan pada masa Rasulullah
SAW maupun sebelumnya yang pada masa Beliau praktik tersebut masih terus berlaku. Salah satu
praktik ini adalah al-Aqila yang artinya:
a. Saling memikul atau bertanggung jawab untuk keluarganya.
b. Saling menasihati untuk kebaikan bersama.
c. Saling memberi dan menerima barang-barang yang disukai pemberi dan penerimanya.
d. Saling percaya satu sama lain sehingga kehidupan di dunia menjadi damai.

73. Salah satu prinsip dalam syariah, mengajak orang lain untuk saling tolong menolong adalah baik.
Prinsip ini mengatur hubungan antar manusia. Prinsip ini dikenal dengan:
a. Muamalah
b. Wakalah
c. Hawalah
d. Jualah

74. Secara harfiah, Syariah berarti:


a. Keyakinan
b. Kepercayaan
c. Peraturan
d. Budi pekerti
75. Berdasarkan istilah, Asuransi atau Takaful (Bahasa Arab) berasal dari kata Kafalah yang artinya
Menjamin atau bertanggung jawab atas sesuatu. Karenanya, Asuransi Syariah adalah:
a. Sebuah usaha tolong menolong antar peserta asuransi, menjamin satu sama lain, untuk
menghadapi risiko.
b. Menjamin pembayaran kontribusi masing-masing peserta untuk kemudian dibayarkan sebagai
santunan pada para peserta.
c. Iuran yang dibayarkan yang pada saat dibutuhkan dapat diambil kembali.
d. Perjanjian antara tertanggung dengan penanggung yang menjamin tertanggung dengan
sejumlah uang pertanggungan.

76. Salah satu instrumen investasi syariah adalah obligasi syariah yang juga dikenal dengan sebutan:
a. Sukron
b. Sukuk
c. Sukri
d. Sukria

77. Dalam berinvestasi, perusahaan dapat menempatkan dalam instrumen investasi syariah sebagai
berikut, kecuali:
a. Saham
b. Deposito
c. Arisan
d. Obligasi

78. Kaidah perniagaan seperti yang diajarkan dalam Islam, Siddiq, Amanah, Tabliq, Fatonah. Secara
berurutan kaidah tersebut bermakna:
a. Dapat dipercaya, Menunaikan amanat, Menyiarkan kebaikan, dan Memiliki pengetahuan yang
baik tentang apa yang dijual.
b. Memiliki pengetahuan yang baik tentang apa yang dijual, Menunaikan amanat, Dapat
dipercaya, dan Menyiarkan kebaikan.
c. Memiliki pengetahuan yang baik tentang apa yang dijual, Menunaikan amanat, Menyiarkan
kebaikan, dan Dapat dipercaya.
d. Menunaikan amanat, Memiliki pengetahuan yang baik tentang apa yang dijual, Menyiarkan
kebaikan, dan Dapat dipercaya.
79. Dalam pemilihan saham syariah yang didasarkan pada peraturan BapepamLK no. II.k.1. tentang
kriteria dan penerbitan daftar efek syariah, berikut adalah yang harus dihindari dalam kriteria
pemilihan saham syariah berdasarkan kegiatan usaha, kecuali:
a. Perjudian
b. Jasa keuangan ribawi
c. Melakukan transaksi yang memiliki unsur suap
d. Memberikan keuntungan secara bagi hasil

80. Manakah pernyataan yang tepat untuk menggambarkan konsep penjualan asuransi syariah:
a. Strategi penjualan dengan memerhatikan dan sesuai dengan kaidah-kaidah Islam.
b. Menjual sebanyak-banyaknya untuk keuntungan perusahaan dan diri sendiri.
c. Berbicara lebih banyak daripada mendengarkan agar nasabah mendapat banyak informasi.
d. Menggunakan segala cara untuk mendapatkan nasabah.

81. Salah satu cara yang menyebabkan sesuatu menjadi haram adalah Ikhtikar. Ikhtikar dalam konteks
keuangan artinya:
a. Penawaran palsu
b. Permintaan palsu
c. Penyuapan
d. Penipuan

82. Perusahaan berhak mendapatkan ujrah karena perusahaan bertanggungjawab untuk melakukan
hal-hal berikut dibawah ini, kecuali:
a. Administrasi
b. Underwriting
c. Investasi
d. Debt collection

83. Para ahli berpendapat bahwa dalam konsep asuransi konvensional ada saat satu pihak
diuntungkan dan pihak lain dirugikan. Contoh, tertanggung akan mengalami kerugian jika sampai
akhir periode pertanggungan tidak mengajukan klaim sedangkan penanggung akan diuntungkan
dari peristiwa ini. Unsur untung-untungan seperti ini dalam syariah disebut:

84. Dalam syariah, asuransi termasuk dalam aktifitas prinsip:


a. Ahlak
b. Ibadah
c. Aqidah
d. Muamalah

85. Praktik lain yang dilarang dalam syariah adalah Bai’ Najasy yang artinya:
a. Penjualan barang sebelum waktu panen sehingga pelaku mendapatkan harga yang pasti
sedangkan pembeli tidak mendapatkan kepastian dalam kualitas dan kuantitas.
b. Penumpukan barang untuk menciptakan kelangkaan sehingga ia dapat mengontrol harga
tinggi sesuka yang ia inginkan.
c. Jual beli dengan menipu calon pembelinya seolah permintaan akan barang tersebut tinggi
sehingga pelaku dapat menaikan harga sesukanya.
d. Transaksi tanpa menyebutkan kualitas barang yang dijual sehingga pembeli tidak mengetahui
apakah barang yang dibeli cacat atau tidak.

86. Sejalan dengan yang telah diatur oleh biro perasuransian, Majelis Ulama Indonesia men-fatwakan
bahwa operasional asuransi syariah menggunakan akad:
a. Wadi’ah
b. Wakalah Bil Ujrah
c. Hawalah
d. Kafalah

87. Dalam asuransi konvensional, perusahaan sebagai penanggung bertanggung jawab dalam
membayarkan uang pertanggungan. Perusahaan beresiko merugi sebesar uang pertanggungan
yang dibayarkan. Hal yang mirip dengan peruntungan ini disebut:
a. Maysir
b. Gharar
c. Riba
d. Tadlis

88. Bertransaksi yang terdapat unsur penipuan didalamnya dilarang dalam agama. Mencampur
barang yang rusak dengan barang yang masih bagus dengan harapan pembeli tidak melihat
kecacatannya juga merupakan unsur penipuan. Penipuan dalam bertransaksi disebut?
a. Gharar
b. Riba
c. Tadlis
d. Akad
89. Dalam menjalankan prinsip Muamalah, setiap orang harus melakukan hal-hal yang bersifat Halal
dan meninggalkan hal-hal yang Haram. Dalam bermuamalah, setiap orang dapat menggunakan
kreatifitasnya sehingga itu mengapa dalam bermuamalah:
a. Semuanya boleh dilakukan kecuali yang dilarang.
b. Semuanya dilarang kecuali yang diperintahkan.
c. Semuanya tidak boleh dilakukan setelah diperintahkan.
d. Semua tidak dilarang selagi bisa dilakukan.

90. Rukun aqad adalah seperti yang tertulis dibawah ini kecuali:
a. Pernyataan untuk mengikatkan diri.
b. Pihak-pihak yang ber-aqad.
c. Harga yang pasti
d. Objek aqad.

91. Dalam menjalankan usahanya, Asuransi Syariah memiliki prinsip-prinsip dasar baik yang
dianjurkan maupun yang dilarang. Berikut adalah Prinsip-prinsip dasar yang dianjurkan, kecuali:
a. Ta’awun
b. Takaful
c. Amanah
d. Maysir

92. Berdasarkan fatwa MUI tentang perasuransi syariah, sepakat dalam menjalankan usaha
perasuransian ada dua akad yang digunakan, yaitu:
a. Ijab-Kabul
b. Takaful-Ta’awun
c. Tabarru-Tijarah
d. Akad kredit-Akad leasing

93. Asuransi syariah di Indonesia telah memiliki dasar hukum yang jelas seperti yang tertuang
dibawah ini kecuali:
a. Fatwa MUI no 21
b. PMK no 18 th 2010
c. Fatwa MUI no 53
d. Fatwa Islamic Development Bank
94. Berikut ini adalah yang termasuk dalam akad tijarah, kecuali:
a. Akad yang dilakukan dengan tujuan komersial.
b. Akad tijarah yang digunakan dalam asuransi syariah adalah akad wakalah bil ujrah.
c. Ada pemisahan pencatatan kekayaan antara pengelola dengan dana peserta.
d. Akad yang dilakukan dengan tujuan tolong menolong.

95. Ada tiga macam Riba dalam transaksi yaitu: Riba Fadl, Riba Nasiah, Riba Jahiliyah. Salah satu
contoh yang termasuk dalam Riba Jahiliyah adalah:
a. Emas ditukar dengan emas dengan jumlah berat yang berbeda.
b. Tambahan uang yang diberikan saat mengembalikan pinjaman.
c. Pemberian bunga pinjaman untuk keperluan biaya pengobatan.
d. Janji pengembalian uang tanpa bunga.

96. Ada tiga macam Riba dalam transaksi yaitu: Riba Fadl, Riba Nasiah, Riba Jahiliyah. Salah satu
contoh yang termasuk dalam Riba Fadl adalah:
a. Emas ditukar dengan emas dengan jumlah berat yang berbeda.
b. Tambahan uang yang diberikan saat mengembalikan pinjaman.
c. Pemberian bunga pinjaman untuk keperluan biaya pengobatan.
d. Janji pengembalian uang tanpa bunga.

97. Dalam menjalankan usahanya, Asuransi Syariah memiliki prinsip-prinsip dasar baik yang
dianjurkan maupun yang dilarang. Berikut adalah Prinsip-prinsip dasar yang dilarang, kecuali:
a. Maysir
b. Gharar
c. Riba
d. Tabarru

98. Perbedaan yang paling mendasar antara asuransi konvensional dengan asuransi syariah adalah
pada sistem pengelolaan risiko. Jika asuransi konvensional adalah Risk Transfering, pada asuransi
syariah disebut:
a. Risk Understanding
b. Risk Preparing
c. Risk Listening
d. Risk Sharing
99. Berikut adalah perilaku penjualan yang tidak sesuai dengan kaidah syariah, kecuali:
a. Memainkan harga sesuai dengan kondisi pasar.
b. Menjelek-jelekkan produk atau agen lain.
c. Memberikan informasi yang perlu diketahui sebelum klien membeli produk.
d. Menjual produk yang paling menguntungkan tanpa melihat kebutuhan nasabah.

100. Perbedaan antara asuransi syariah dengan asuransi konvensional adalah dalam penggunaan
akadnya. Asuransi konvensional menggunakan akad jual beli sedangkan asuransi konvesional
menggunakan akad:
a. Utang
b. Gadai
c. Tolong menolong
d. Sewa-beli

101. Karena akadnya berbeda, asuransi konvensional dan syariah sudah barang tentu memiliki
perbedaan konsep dalam pengelolaan risiko, yaitu:
a. Asuransi konvensional Risk Sharing, asuransi syariah Risk Transfering.
b. Asuransi syariah Risk Controlling, asuransi konvensional Risk Management.
c. Asuransi konvensional Risk Transfering, asuransi syariah Risk Sharing.
d. Asuransi syariah Risk Retreating, Asuransi konvensional Risk Recording.

102. Dalam hal apakah perbedaan yang nyata antara asuransi syariah dan konvensional?
a. Peserta Asuransi
b. Agama para peserta
c. Konsep pengelolan risiko
d. Objek Asuransi

103. Tiga hal mendasar yang harus dihindari dalam asuransi syariah adalah Mayisir, Gharar, dan Riba.
Riba dapat berarti menambahkan dengan cara yang tidak baik, yang terdapat dalam contoh
dibawah ini:
a. Penanggung dan Tertanggung tidak dapat memastikan berapa premi yang harus dibayarkan
dan kapan uang pertanggungan akan diberikan.
b. Tertanggung akan mengalami kerugian jika sampai akhir kontrak tidak mengajukan klaim.
Sebaliknya, penanggung yang diuntungkan.
c. Tertanggung mengajukan pinjaman polis dan harus mengembalikannya disertai dengan bunga
atas pinjaman.
d. Semua jawaban salah.

Anda mungkin juga menyukai