Anda di halaman 1dari 9

JUAL BELI

XI IPA 7

Nama:
Adib Adani
Aditya Putera P.
Ahmad Hamdani
Aidan M. Dien
Hamal Arkasha
Krisna Arif Sanjaya
M. Wildhan Restu Aji
Muhammad Fahrul Hara
Muhammad Firdaus
Nurhadiansjah
Rizky Pradita
Zaky Irsyad Rais
Definisi • Secara etimologi, al-bay’u ‫( ا لبيع‬jual beli) berarti
mengambil dan memberikan sesuatu, dan merupakan
Jual Beli derivat (turunan) dari ‫ا لباع‬ (depa) karena orang Arab
terbiasa mengulurkan depa mereka ketika mengadakan
akad jual beli untuk saling menepukkan tangan sebagai
tanda bahwa akad telah terlaksana atau ketika mereka
saling menukar barang dan uang.

• Adapun secara terminologi, jual beli adalah transaksi


tukar menukar yang berkonsekuensi beralihnya hak
kepemilikan, dan hal itu dapat terlaksana dengan akad,
baik berupa ucapan maupun perbuatan. (Taudhihul
Ahkam, 4/211).

• Di dalam Fiqhus sunnah (3/46) disebutkan bahwa al-


bay’u adalah transaksi tukar menukar harta yang
dilakukan secara sukarela atau proses mengalihkan hak
kepemilikan kepada orang lain dengan adanya
kompensasi tertentu dan dilakukan dalam koridor
syariat.
Disyariatkannya Jual beli disyariatkan berdasarkan
konsensus kaum mus-limin. Karena
Jual Beli kehidupan umat menusia tidak bisa tegak
tanpa adanya jual beli. Allah berfirman:

“Dan Allah menghalalkan jual beli serta


mengharamkan riba..” (Al-Baqarah: 275).
Rukun Jual 1. Pihak yang bertrasaksi, adanya penjual
dan pembeli
Beli Dalam
2. Barang, dapat berupa barang atau
Islam jasa,biayanya obyek jual berupa barang
namun bisa juga jasa yang  berupa sewa-
menyewa
3. Harga, kesepakatan nilai tukar,harga bisa
berupa senilai barang dan senilai uang
4. Serah Terima, adanya penyerahan uang
dari pembeli dan penyerahan barang dari
penjual.

Jika salah satu rukun jual beli diatas tidah


terpenuhi maka transaksi tersebut tidak boleh
dilalukan,namun jika sudah dilakukan maka
transaksi tersebut msnjadi  batal.
Syarat Jual Beli Dalam Islam
1. Berakal,sesorang yang bertransaksi harus baligh dan berkemampuan dalam mengatur uang.
2. Kehendak diri, melakukan transaksi harus sukarela tidak karena terpaksa.
3. Mengetahui,para pihak harus mengetahui kejelasan barang dan harga jualnya.
4. Suci barangnya, barang yang diperjualbelikan tidak mengandung najis dan bukan barang
yang haram.
5. Barang bermamfaat, barang yang diperjualbelikan bermamfaat dan tidak mubazir.
6. Barang Sudah dimiliki, penjual sudah memiliki hak menjual barang tersebut, baik barang
tersebut sudah dibeli dari produsen atau pun telah memproleh izin menjual barang dari
pemilik barang.
7. Barang dapat diserahterimakan, jika barang tidak dapat diserahkan akan menimbulkan
kerugian salah satu pihak.
8. Ijab dan qabul transaksi harus saling berhubung, tidak terpisah meski berbeda tempat
9. Lapadz dan perbuatan harus jelas, pengucapan menjual dan membeli harus jelas agar
tidak ada kekeliruan.
Dalam melakukan transaksi jual beli yang sah sesuai dengan syariah para pihak harus
memenuhi empat rukun dan sembilan transaksi diatas.
Klasifikasi Jual Jual beli diklasifikasikan dalam
Beli banyak pembagian dengan sudut
pandang yang berbeda-beda.
Kami akan menyebutkan sebagian
di antara pembagian tersebut:

1. Klasifikasi Jual Beli dari Sisi


Objek Dagangan
2. Klasifikasi Jual Beli dari Sisi
Cara Standarisasi Harga
3. Pembagian Jual Beli Dilihat
dari Cara Pembayaran
1. Klasifikasi Ditinjau dari sisi ini jual beli
Jual Beli dari dibagi menjadi tiga jenis:
Sisi Objek Pertama: Jual beli umum, yaitu
Dagangan menukar uang dengan barang.
Kedua: Jual beli ash-sharf atau
Money Changer, yakni
penukaran uang dengan uang.
Ketiga: Jual beli muqayadhah
atau barter. Yakni menukar
barang dengan barang.
2. Klasifikasi Jual Beli dari Sisi Cara
Standarisasi Harga
• a) Jual beli Bargainal (Tawar-menawar). Yakni jual beli di mana penjual tidak memberitahukan modal
barang yang dijualnya.
• b). Jual beli amanah. Yakni jual beli di mana penjual mem-beritahukan harga modal jualannya. Dengan
dasar jual beli ini, jenis jual beli tersebut terbagi lain menjadi tiga jenis lain:
• * Jual beli murabahah. Yakni jual beli dengan modal dan ke-untungan yang diketahui.
• * Jual beli wadhi”ah. yakni jual dengan harga di bawah modal dan jumlah kerugian yang diketahui.
• * Jual beli tauliyah. Yakni jual beli dengan menjual barang dalam harga modal, tanpa keuntungan dan
kerugian.
• Sebagian ahli fiqih menambahkan lagi jenis jual beli yaitu jual beli isyrak dan mustarsal. Isyrak adalah
menjual sebagian barang dengan sebagian uang bayaran. Sedang jual beli mustarsal adalah jual beli dengan
harga pasar. Mustarsil adalah orang lugu yang tidak mengerti harga dan tawar menawar.
• c) Jual beli muzayadah (lelang). Yakni jual beli dengan cara penjual menawarkan barang dagangannya, lalu
para pembeli saling menawar dengan menambah jumlah pembayaran dari pembeli sebelumnya, lalu si
penjual akan menjual dengan harga tertinggi dari para pembeli tersebut.
• Kebalikannya disebut dengan jual beli munaqadhah (obral). Yakni si pembeli menawarkan diri untuk
membeli barang dengan kriteria tertentu, lalu para penjual berlomba menawarkan dagang-annya, kemudian
si pembeli akan membeli dengan harga ter-murah yang mereka tawarkan
3. Pembagian Ditinjau dari sisi ini, jual beli
Jual Beli terbagi menjadi empat bagian:
Dilihat dari * Jual beli dengan penyerahan
Cara barang dan pembayaran secara
Pembayaran langsung.
* Jual beli dengan pembayaran
tertunda.
* Jual beli dengan penyerahan
barang tertunda.
* Jual beli dengan penyerahan
barang dan pembayaran sama-
sama tertunda.

Anda mungkin juga menyukai