Anda di halaman 1dari 145

wwww

MUAMALAH DAN METODOLOGI


PENETAPAN HUKUM ISLAM

DR. ZUHRONI, MAg


zuhroni@yarsi.ac.id
zuhroni@gmail.com

2
KULIAH
MUAMALAH
( AGAMA TIGA)
:Ibadah

Pengadilan Muamalah

Penyem Munakahah
belihan

SYARIAH
DLM ARTI
KHUSUS
Makanan
Mawarits
minuman/

Fikih
Jinayat Siyasah
Hudud

Jihad
PERDA-
GANGAN

PERNIKAHAN waris

Penyem wasiat
belihan MUAMALAH
DLM ARTI
UMUM

MAKANAN
INFAK
DAN
SHADAKAH
MINUMAN

KURBAN
AKIKAH
Pengertian Fikih Muamalah Secara Luas
Dr.Abdul Sattar Fathullah Sa’id :

Hukum syari’ah
yang berkaitan dengan
transaksi manusia mengenai jual beli,
gadai, perdagangan, pertanian,
sewa,menyewa,
perkongsian, perkawinan, penyusuan
thalak, iddah, hibah & hadiah,
washiat, warisan, perang dan damai”.
Kesimpulan

Muamalah
Secara Luas

“Aturan-aturan Allah untuk mengatur manusia


dalam kaitannya dengan urusan duniawi dalam
pergaulan sosial”.
Pengertian Muamalah
secara Sempit

 Khudhari Byk
Semua akad yang membolehkan manusia
saling menukar manfaatnya
 Rasyid Ridha :
“Tukar menukar barang atau sesuatu yang
bermanfaat dengan cara yang
ditentukan”
Pengertian Muamalah secara Sempit
(Khusus)
Dr.Mustafa Ahmad Zarqa,
“Hukum-hukum tentang perbuatan manusia
yang berkaitan dengan hubungan sesama
manusia mengenai harta kekayaan, hak-hak
dan penyelesaian sengketa”.

 (Al-Madkhal al-Fiqh Al-Am, Damaskus, 1966-1967, Al-Adib, hlm.55)


Kesimpulan
Muamalah :
 “Aturan-aturan Allah yang mengatur
hubungan manusia dengan manusia
dalam memperoleh dan mengembangkan
harta benda”
 “Aturan tentang kegiatan ekonomi
manusia”
Perbedaan Pengertian Muamalah
dalam arti sempit dan luas dan
.
cakupannya

Pengertian luas Makna sempit


mencakup cakupannya hanya
munakahat, warisan, tentang ekonomi
politik, pidana (iqtishadiyah)
PEMBAGIAN
Muamalah

Al-Muamalah Al-Muamalah
Al-Maddiyah Al-Adabiyah

Muamalah yang mengkaji


Objeknya (bendanya).
( Sehingga kajiannya Muamalah yang mengkaji
Bersifat kebendaan) Subjeknya,seperti kajian
Seperti apakah benda itu tentang ijab-qabul,
Halal, haram, penipuan,
syubhat,mengan kerelaan, dusta,
dung manfaat or mudharat Sumpah palsu
dan persoalan
Keharusan membeli Yang berkaitan dengan
benda Etika bisnis (adabiyah)
halal misalnya dari
dimaksudkan pelakunya
Untuk mencari ridha Allah,
Bukan profit oriented.
Sumber Hukum Fiqh
Muamalah Maliyah

AL QURAN AL HADITS

Ijma
Qiyas
Sumber Hukum
NASH Fiqh Muamalah Maliyah
Ijtihad Istihsan
Istislah
‘Urf
FIKIH MUAMALAH

Hukum-hukum yang berkaitan


dengan tata cara berhubungan
antar sesama  manusia, baik
hubungan tersebut bersifat
kebendaan maupun dalam
bentuk perjanjian perikatan
Ruang Lingkup Fiqh Muamalah

 Harta dan ’Uqud )akad-akad)  Bai Istishna’


 Buyu’ (tentang jual beli)  Ba’i Muajjal dan Ba’i Taqsith
 Ar-Rahn (tentang pegadaian)  Ba’i Sharf dan Konsep Uang
 Hiwalah (pengalihan hutang)
 Ash-Shulhu (perdamaian bisnis)
 ’Urbun (panjar/DP)
 Adh-Dhaman (jaminan, asuransi)
 Ijarah (sewa-menyewa)
 Syirkah (tentang perkongsian)  Riba
 Wakalah (tentang perwakilan)  Sukuk (surat utang)
 Wadi’ah (tentang penitipan)  Faraidh (warisan)
 ‘Ariyah (tentang peminjaman)

 Luqthah (barang tercecer)
Ghasab (perampasan harta orang lain
dengan tidak shah)  Waqaf
 Syuf’ah (hak diutamakan dalam syirkah  Hibah
atau sepadan tanah)  Washiat
 Mudharabah (syirkah modal dan tenaga)
 Musaqat (syirkah dalam pengairan
 Iqrar (pengakuan)
kebun)  Qismul fa’i wal ghanimah
 Muzara’ah (kerjasama pertanian) (pembagian fa’i dan ghanimah)
 Kafalah (penjaminan)  Qism ash-Shadaqat (tentang
 Taflis (jatuh bangkrut)

pembagian zakat)
Al-Hajru (batasan bertindak)
 Ji’alah (sayembara, pemberian fee)
 Ibrak (pembebasan hutang)
 Qaradh (pejaman)  Muqasah (Discount)
 Ba’i Murabahah  Kharaj, Jizyah, Dharibah,Ushur
 Bai’ Salam  Baitul Mal
BISNIS
DALAM ISLAM
ARTI BAI’ (BUYU’)
:Bahasa
Tukar menukar sesuatu dg lainnya; saling menukar/
pertukaran

:Istilah Syar’i
Perikatan (akad) yg mengandung pengertian pertukaran harta
benda atau jasa atas dasar saling rela; atau pemindahan
.milik dg ganti yang dapat dibenarkan
HUKUM BERUSAHA DAN JUAL
BELI
Hukum Mencari Rezki

wajib,

tetapi tidak mewajibkan


jenis usaha dan pekerjaan
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (Q.s.
al-Baqarah (2):275)
Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah
tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan
selalu berbuat dosa. (Qs. aL-Baqarah (2(: 276)
HUKUM JUAL-
BELI
Hukum Jual Beli

Halal/Jaiz

Dalam kondisi
tertentu

=
wajib
Dasarn
ya

Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia


(rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. (QS. al-
Baqarah 2: 198)
RUKUN
JUAL-BELI
RUKUN JUAL-BELI

1. Pembeli dan Penjual

Syarat:
Berakal dan tamyiz
Yg melakukan orang berbeda.
2. Barang yg diperjualbelikan
Syarat:

Milik sah penjual atau orang yg diberi kuasa


untuk menjualkannya.
Halal, suci/tidak najis:
Jual Beli Barang Najis:

Tidak boleh (Jumhur).


Boleh (Hanafi dan Zhahiri):

Syaratnya:
Dapat dimanfaatkan.
Tidak untuk dimakan/diminum.
Bermanfaat.
Dalam kekuasaan pemilik/penjual.
Dapat diserahterimakan (levering).
Menjual Barang tidak di tempat

Syaratnya:
Sesuai dg informasi = transaksi sah
Jika tidak sesuai:
Pembeli punya hak pilih: Menerima atau menolak
Jelas ukuran atau timbangannya.
Jelas harganya.
Dapat disaksikan oleh pembeli dan penjual
Setiap tubuh yang tumbuh dari yang haram maka Neraka
lebih layak baginya)
Kemudahan merupakan salah sebab turunnya rahmat

Allah merahmati seseorang yang mudah dalam menjual, membeli dan dalam
memutuskan’
3. Alat dan Nilai Tukar/Harga

Syaratnya:
Kejelasan harga yg disepakati.
Menggunakan alat tukar yg sah (uang cash, cek,
kartu kredit, dsb.)
Bisa diserahkan saat akad, atau pada waktu yg
disepakati.
Jika dg sistem barter, barangnya bukan yg
diharamkan.
Uang pembayaran milik sah pembeli atau yg diberi
tugas untuk membeli/membayarnya.
Ijab-kabul (Serah - Terima) .4

Syaratnya:
Suka rela
Ungkapan kabul sesuai dengan ijab
Ijab dan kabul disampaikan dalam satu
majlis, tanpa ada pemisahan yg merusak.
Bentuk
Penyampaian Ijab-Kabul:

 Lisan atau isyarat


 Melalui surat, telpon, email, faksimile,
internet, dan Sejenisnya.

Permasalahan:
Barang yg dilihat di brosur, internet, dsb ternyata
tidak seperti kondisi barang ?
SISTEM
SWALAYAN
:Sistem Swalayan

 Pembeli mengambil langsung barang


dan membayarnya dg uang
kontan/kartu kredit, atau sejenisnya.
 Penjual mengambil uang pembayaran
dan menyerahkan barang

Disebut:
Bai al-Mu’athah
(‫اطاة‬I‫لمع‬II‫ ا‬I‫يع‬III‫) ب‬
:Permasalahan
“Transaksi tidak diucapkan”
Catatan:
Jika sudah merupakan kebiasaan yg berlaku,
karena sudah memenuhi unsur ridha dari kedua
belah pihak

Boleh (Jumhur).
Harus diucapkan secara jelas atau ‘tersirat’.
(Sebagian Ulama)
Batasan ‘Satu Majlis’
(Syarat sahnya ijab dan kabul)

 Berhadapan secara fisik?

atau
 Satu situasi atau satu kondisi,
meskipun antara keduanya
berjauhan?
JUAL-BELI
HARAM
BARANG, USAHA/PRAKTEK
JUAL BELI YG TERLARANG

1. Barang yg haram dimakan. 1. Riba


2. Minuman keras 2. Pelacuran
3. Alat-alat maksiat 3. Peramalan nasib/
4. Anjing, kucing 4. Perdukunan
5. Menjual milik umum (air 5. Perjudian
laut, hujan) 6. Pengangkutan barang
6. Buah-buahan yg belum haram
dapat dimakan. 7. Menadah barang hasil
7. Barang yg samar. rampokan, curian, dan
8. Menjual binatang yg sejenisnya.
menjadikan terpisahnya 8. Jual beli di masjid.
induk dari anaknya.. 9. Jual beli saat adzan
Jumat
10. Penimbunan dan melakukan tindakan
yg dapat melambungkan harga.
11. Mengurangi timbangan, takaran, dan ukuran.
12. Menyembunyikan cacat barang dagangan
13. Banyak sumpah
14. Reklame palsu (najasy)
15. Jual beli yg samar
16. Persaingan tidak sehat
17. Tidak jujur
18. Mengingkari janji
19. Menipu.
20. Pemaksaan
21. Bertindak yg dpt menimbulkan kerusakan.
22. Memonopoli
23. Menawar barang yg sedang ditawar orang yg
sudah disepakati
ِAllah dan Rasul-Nya mengharamkan jual-beli khamar,
bangkai, babi dan patung berhala
PENIMBUNAN
PENIMBUNAN
)‫(ا الحتكار‬
Membeli sesuatu dan menyimpannya agar
barang tersebut langka di masyarakat, maka
harganya meningkat sehingga orang akan
kesulitan mendapatkannya.
Jenis dan Batasan Penimbunan
yg Diharamkan

 Komuditas yg ditimbun melebihi persiapan


kebutuhan setahun (Hadits Nabi).
 Penjualan dilakukan setelah barang langka di
pasaran, dg harga tinggi.
 Jenis komuditas yg sangat diperlukan
masyarakat: Sembako, pakaian, bahan bakar,
dsb.
JUAL-BELI
GHARAR
JUAL BELI GHARAR
)‫(ب&&&يع ا&&لغ&رر‬

Semua transaki jual beli yg


mengandung unsur
(berpura-pura) tidaktahu
(‫لة‬II‫ا‬I‫)جه‬, spekulasi (‫)مخاطرة‬,
atau (taruhan/gambling
‫مار‬II‫)ق‬.
Contoh

Membeli buah masih berbentuk


bunga di pohon
Beli ‘kucing’ dalam ‘karung’.
Membeli tanah yg tidak jelas
batasnya
MEMILIH
MEMILIH
)‫(ا&&لخيار‬

Perjanjian/perakadan antara
pembeli dan penjual untuk
menentukan jadi atau
tidaknya jual beli dalam tempo
tertentu.
Pembagian Khiyar
1.Khiyar Majlis
• Memilih jadi atau batal, disepakati saat proses transaksi berjalan;
atau jadi tidaknya beli/jual disepakati saat transaksi, kecuali ada
perjanjian.

Contoh:
• Akan mengembalikannya jika nanti ukurannya tidak cukup (Khiyar
majlis bagi pembeli).
• Tertulis dalam faktur penjualan:
“Barang-barang yg telah dibeli, tidak dapat ditukar/dikembalikan”
(khiyar majlis bagi pedagang)
2. Khiyar Syarat
Salah satu pihak mempersyaratkan
diperbolehkan memilih dlm waktu tertentu, jadi
atau tidaknya.

Contoh:
Saya menjual … dg harga …, saya memberi
tempo selama-lamanya 3 hari untuk berfikir.
Masa Khiyar:
Tidak lebih dari 3 hari (Abu Hanifah
dan Syafii).
Dalam waktu tertentu (Hanbali).
Sesuai kebutuhan (Maliki)
3. Khiyar Aibi (Barang Cacat)
Memilih meneruskan atau membatalkan
jual beli disebabkan adanya cacat pada
barang yg dibeli yg tidak diketahui saat
transaksi, dan cacatnya bukan oleh
pembeli.
Catatan:
Khiyar Aibi hanya bagi pembeli yg belum mengetahui
cacatnya saat transaksi
Hukum
Menjual Barang Cacat
Haram:
Jika tanpa penjelasan/pemberitahuan
SISTEM
PESANAN
SISTEM PESANAN
(‫( ب يع ا لسلم‬

Memesan barang yg belum ada saat


transaksi, tetapi dijamin akan ada atau
bisa ada pada saat yg ditentukan
bersama.
SYARAT SALAM
1. Barang yg dipesan ada dalam tanggungan,
belum ada saat transaksi.
2. Barang yg dipesan telah diketahui kriteria dan
spesifikasi (jenis dan kadarnya)nya dengan
jelas.
3. Limit waktunya jelas.
4. Barang diserahkan di majlis transaksi atau
sesuai dg perjanjian.
5. Ijab kabul, melalui lisan; tulisan; atau
berdasarkan kebiasaan yg berlaku.
JUAL-BELI
KREDIT
JUAL- BELI KREDIT

Syarat Keabsahannya:

Harga barang ditentukan dg jelas, pasti, dan diketahui


oleh kedua belah pihak.
Pembayaran cicilan serta tempo pembayaran dibatasi
sehinga terhindar dari praktik gharar/penipuan.
Harga yg disepakati tdk boleh dinaikkan di tengah
jalan.
Tidak dikenai bunga.
RIBA
RIBA
((‫لربا‬77‫ا‬

Tambahan (haram) tanpa imbangan yg


disyaratkan kepada salah satu di
antara dua pihak yg melakukan
muamalah utang-piutang atau tukar-
.menukar barang
:Dasarnya, (antara lain)

… dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan


riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu
tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya
(Qs. al-Baqarah (2): 279)
,‫ ومؤكله‬,‫لعن الله آكل الربا‬
‫ وكاتبه‬,‫وشاهديه‬
Allah mengutuk riba, (baik) yg memberi,
saksi, maupun penulisnya (HaditsNabi)
JENIS-JENIS RIBA

Riba Nasi`ah (jahiliyah)


 Pertambahan bersyarat yg

diperoleh oleh pihak yg


menghutangkan dari orang yg
berhutang karena adanya
penangguhan pembayaran
Riba Fadhl

Jual beli barter komoditas sejenis tanpa


.adanya kesamaan kuantitas

Bidang Riba

• Jual beli
• Pinjam-meminjam
BERHUTANG
BERHUTANG
)‫(ا لقرض‬
Meminjamkan sesuatu kepada seseorang dg sarat
harus dikembalikan lagi semisalnya

Hukumnn
ya:
Wajib:
Jika yg berhutang sangat perlu.
Sunnah:
Sesuai anjuran Nabi.
Berikan upahnya sebelum keringatnya kering
Rukun Berhutang

Shighat/ Ijab kabul.


Orang yg berhutang dan yg berpiutang.
Benda yg dihutangkan:
 Barang/benda, bahan pangan, pakaian,
hewan/kendaraan, dsb.
 Uang atau surat-surat berharga.
Ketentuan Berhutang

Barang yg dihutangkan menjadi hak milik sah


pihak yg berhutang.
Pihak yg berhutang wajib mengembalikan atau
membayar piutang pada waktu yg telah
ditentukan dg barang atau nilai yang sama.
Pihak yg meminjamkan berhak menegur
peminjam jika dianggap perlu.
Pihak debitur wajib memberikan tambahan
tempo jika pada saat yg ditentukan peminjam
belum mempunyai kemampuan mengembalikan.
Sekiranya pihak penghutang tidak ada
kemampuan, debitur disunnahkan
membebaskannya.
Pihak berhutang berhak menerima zakat.
Kreditur berhak memejahijaukan pihak
penghutang sekiranya penghutang malas
atau menolak membayar
Pihak pengadilan berhak memaksa atau
menyita sejumlah aset milik penghutang
untuk membayarkan hutangnya.
Disunnahkan pihak penghutang memberikan
hadiah kepada penghutang dg catatan tidak
dijanjikan pada saat transaksi.
Semua qiradh yg
menegenakan bunga
=
RIBA
GADAI
GADAI
(‫لرهن‬77‫( ا‬

Menjadikan sesuatu sebagai jaminan


(borg/agunan) utang dan dapat dijual
manakala pihak yg menggadaikannya
tidak sanggup menebusnya kembali.

Hukumnya:
Jaiz
RUKUN GADAI
1.Ijab qabul/transaksi
2.Pihak yg berakad.
Syarat:
Dewasa, berakal, suka rela.
3. Barang yg digadaikan:
Bentuknya:
Barang/benda, pakaian, hewan/kendaraan, dsb.
Uang atau surat-surat berharga.
Tidak sedang dlm penyitaan pengadilan.
Dapat diserahkan pada pihak penerima gadai.
Berada saat transaksi.
Ditetapkan jumlahnya.
Diketahui oleh kedua belah pihak yg bertransaksi.
PENYITAAN
PENYITAAN
Menahan menggunakan harta untuk
.sementara waktu oleh pemiliknya
Alasan Pembolehan Penyitaan

Untuk menyelesaikan utang pihak yg


membandel membayar.
Untuk memelihara keutuhan barang
karena tak ada pemiliknya (belum
dewasa, sakit, gila, atau yg
sejenisnya) atau sedang sengketa.
Orang yg boleh disita Hartanya dan
yg berhak menyitanya

Yg Boleh disita yg berhak menyita


Anak kecil yg belum
baligh Walinya, jika
Orang gila yg belum tidak ada oleh
sembuh Pemerintah
Orang yg cenderung
meng- hambur-
hamburkan harta
semasa belum sadar
Pemerintah

Pihak yg sedang
pailit /bangrut
Ahli waris, Jika
tidak ada:
Pemerintah
Orang sakit yg
tak ada harapan
sembuh
PEMINDAHAN
UTANG
MEMINDAHKAN UTANG
)‫(ا&&لحوا&&لة‬
Perakadan untuk memindahkan utang dari
seseorang kepada lainnya.
Hukumnya:
 Sunnah (Jumhur)
 Wajib (Sebagian Ulama)

Tujuan:
 Untuk memudahkan penyelesaian hutang-piutang,
 terutama bisnis besar dg menggunakan cheque
:Contoh

Si A berhutang kepada B, B berhutang


kepada C.
B meminta C agar memindahkan
pembayaran utang dari A.
C menerima piutang tsb.
Jika jumlahnya sama:
 B tidak berhutang lagi kepada C.
 A tidak berhutang lagi kpd B.
 A membayar hutang kepada C.
Rukun Hawalah

Ada pihak yg memindahkan utang


Ada pihak yg menerima pemindahan utang.
Ada yg dipindahkan piutangnya.
Adanya utang oleh pihak yg memindahkan utang.
Adanya utang oleh pihak yg dipindahkan
pitangnya.
Adanya transaksi/ijab dan qabul dari pihak yg
memindahkan utang dan yg menerima
pemindahan utang.
WAKALAH
WAKALAH
)‫(ا لوكا لة‬
Menyerahkan mandat sesuatu urusan yg
dapat digantikan kepada orang lain untuk
dikerjakan olehnya

Bertindak atas nama yg diwakilinya untuk:


mengerjakan sesuatu,
mengambil sesuatu,
menanggung kewajiban,
dsb.
Syarat Wakalah

Ada yg mewakilkan (muwakkil).


Ada yg menerima kewakilannya (Wakil).
Ada tugas/pekerjaan tertentu untuk
diwakili pengerjaannya (Muwakkal Fih).
Ada ijab-kabul.
Ketentuan bagi Pihak
Penerima Kewakilan

Tidak boleh mewakilkannya lagi kepada pihak yg lain,


kecuali seizin pemberi perwakilan.
Bertanggung jawab terhadap tugas yg diembannya.
Berhak diberhentikan, jika:
Diberhentikan oleh pihak yg mewakilkannya.
Mati atau gila
Barang atau pekerjaan tidak beres.
Jika terjadi perselisihan pengakuan, tidak ada bukti
dan saksi, yg dibenarkan adalah pengakuan pihak yg
mewakilkan (muwakkil)
MUDHARABAH
KONGSI DAGANG
(‫(ا&&لمضار&بة‬

Transaksi antara dua pihak, pemilik modal


dan yg menjalankannya, bekerja sama
dalam usaha bisnis dg ketentuan
keuntungan dari usaha itu akan dibagi
bersama sesuai dg kesepakatan.
:Prinsip dalam Mudharabah

PROFIT AND LOSS SHARING”


(Untung dan laba ditanggung bersama)”
:Hukumnya

Jaiz (Ijmak)

Rukun Mudharabah
Ada dua pihak yg berakad,
Ijab dan qabul/ Transasksi
Ada modal/barang modal.
Ada pekerjaan/bisnis
Kejelasan pembagian hasilnya.
SYIRKAH
PERSEKUTUAN BISNIS
( ‫(ا&&لشركة‬

Transaksi yg menetapkan adanya hak milik


bersama antara dua orang/pihak pemilik
modal atau lebih yg bersekutu/bersero
:Hukumnya

Mubah
Rukun Syirkah

Adanya 2 pihak atau lebih yg


bertransaksi untuk bersyarikat.
Adanya modal yg digabungkan.
Penentuan jenis/obyek perusahaannya.
Adanya ijab dan kabul.
Pembagian Syirkah

Syirkah tanpa akad:


Misalnya:
Harta warisan, pembelian barang untuk umum
Syirkah dg akad:
Misalnya
Memborong rumah, bersama-sama
mengeluarkan modal,
Utang/membeli bersama-sama, menjual
bersama-sama.
Prinsip dalam Syirkah

”PROFIT AND LOSS SHARING


PINJAM-
MEMINJAM
PINJAMAN
(‫(ا&&لع&ار&ية‬

Meminjamkan sesuatu kepada orang lain dg


ketentuan wajib mengembalikannya lagi
.barang itu kepada pemiliknya
Hukumnya

Tergantung
Keperuntukan-
nya

Wajib Sunnah Haram Mubah


Wajib
Meminjamkan pakaian untuk shalat, menutup aurat.
Sunnah
Meminjamkan sesuatu yg berguna bagi yg
memerlukan.
Haram
Meminjamkan sesuatu untuk kejahatan
Mubah
Meminjamkan sesuatu kpd org yg mampu.
Rukun Ariyah

Yg Meminjam

Syaratnya:
Baligh dan berakal.
Benda itu milik sah pihak yg meminjamkan.
Benda yg Dipinjamkan

Syaratnya:
Bermanfaat.
Jika dimanfaatkan barangnya tidak habis,
berkurang, atau rusak.
Shighat Transaksi

Menanyakannya jika dianggap perlu bila


belum dikembalikan.
Meminta penggantian jika ada kerusakan
atau dihilangkan.
KEWAJIBAN PEMINJAM

Mengembalikannya sesuai dg waktu yg


ditentukan.
Memperbaiki atau mengganti kerusakan
yg terjadi atau karena hilang.
Tidak boleh meminjamkannya kepada
orang lain kecuali dg seizin yg punya.
JAMINAN
)‫(الضمان‬

Jaminan atas beban seseorang yg menjadi


.kewajibannya

Rukun Dhaman
Ada yg menjamin (Dhamin)
Ada orang yg dijaminnya
Ada utang atau beban yg akan ditanggungnya.
Ada barang untuk menjaminnya
Ada transaksi.
TITIPAN
TITIPAN
) ‫ة‬7‫لوديع‬77‫(ا‬

Menitipkan sesuatu barang kepada orang


lain agar dipelihara
Hukum
Wadi’ah

Sunnah Haram Makruh

Tidak
Jika ada Ragu ada
mempunyai
kesanggupan Kesanggupan
Kesanggupan
SEWA
MENYEWA
SEWA-MENYEWA
)‫الجارة‬77‫(ا‬

Suatu perikatan pemberian manfaat kepada


pihak lain dg syarat memakai penggantian
dg berupa uang atau barang yg ditentukan
Yg dijual:
Manfaat sesuatu, bukan bendanya

Yang dibutuhkan:
 Orang yg memberi jasa
 Yg memberi upah.
Rukun Sewa-menyewa

Ada pihak yg berakad.


Ada ijab dan kabul
Ada manfaatnya.
Harus ditentukan dahulu besarnya
upah/sewa.
Ketentuan Keabsahan Sewa-
menyewa
Atas dasar suka rela.
Tidak ada unsur penipuan.
Yg ditransaksikan sesuai dg realitas
sebenarnya.
Pemanfaatannya jelas dan untuk hal-hal
yg baik.
Upah berbentuk sesuatu yg berlaku dalam
kebiasaan (uang atau yg sejenisnya)
HABISNYA MASA SEWA

Telah habis masa berlakunya sesuai dg


perjanjian.
Runtuh atau musnahnya benda yg disewa;
tidak berfungsinya barang yg disewa; atau
matinya hewan yg disewa.

Catatan:
Matinya salah satu pihak boleh diteruskan oleh ahli
warisnya.
GHASHAB
GHASHAB
‫ب‬
( ‫لغص‬77‫(ا‬
Menguasai, menggunakan, atau mengambil
hak milik orang tanpa izin dari pemiliknya
dg maksud untuk meminjamnya tanpa
seizin pemiliknya.

Hukumnya:
Haram
Dasarnya:
:Antara lain

Dan janganlah sebagian kamu memakan harta


sebagian yg lain di antara kamu dg jalan yg batil
(QS. al-Baqarah (2):188)
Kewajiban Peng-ghashab

Mengembalikan kepada pemiliknya.


Memperbaiki atau mengganti
kerusakannya.
Meminta maaf kepada pemiliknya
BARANG
TEMUAN
HARTA TEMUAN
‫للقطة‬77‫ا‬
Mengambil barang hilang yg tidak diketahui
pemiliknya di tempat yg tidak semestinya

Meliputi:
o Benda (‫) لاــلقطة‬,
o Manusia: anak kecil/ pikun/abnormal (‫) لاــلقيط‬,
o Hewan (‫) لاــضـاـلة‬
Kedudukan/Status
Barang Temuan

Titipan/Amanat
Hukum Memungut Barang Hilang

Alasan/kondisi tertentu:
 Sebagai tindakan penyelamatan/
pengamanan, dikhawatirkan akan dikuasai
orang yg tidak bertanggungjawab
(Sunnah/Wajib/Mubah/Makruh)

Sangat menginginkannya/akan berkhianat:


(Haram)
Kewajiban Penemu
Memberitahukan dan mengumumkannya.
Menyimpan dan menjaganya di tempat yg
aman.

Lama Masa Penyimpanan:


Barang tahan lama = 1 tahun

Ongkos Perawatan:
Dimintakan kepada pemiliknya,jika sudah datang
Tidak tahan lama/mudah rusak:
 Selama barang itu tidak rusak, atau
 Pemiliknya kira-kira sudah lupa/melupakannya
menurut kebiasaan.

Boleh memakan; menjualnya, dg syarat uangnya


disimpan
:Jika Pemilik Tidak Ditemukan

Penemu berhak memiliki/


memanfaatkannya.
Atau menjualnya
JA’ALAH/AL-JI’ALAH
)‫لة‬77‫ا‬7‫لجع‬77‫(ا‬
Memberi upah kepada pihak yg
mengembalikan barang yg hilang

Rukun Ji’alah:
Adanya orang yg memberikan upah.
Ada janji dari pihak yg kehilangan.
Ada pekerjaan (mencari barang yg hilang)
Penentuan besarnya upah.
BUNGA
BANK
BUNGA BANK, DEPOSITO

HUKUMNYA

Boleh krn
Haram Boleh terpaksa Subhat
HARAM
Alasan:
Terdapat unsur riba
 Tambahan (Ziyadah) pembayaran atas
modal yg dipinjamkan.
 Tambahan tsb tanpa ‘iwadh/muqabil
resiko, hanya karena adanya tenggang
waktu pembayaran kembali.
 Dapat menimbulkan unsur pemerasan
(zulm)
Boleh .2
Alasan:
Tidak sama dg riba.
 Adanya unsur kerelaan dua belah pihak
dlm akad.
 Tidak ada unsur pemerasan
 Bermanfaat untuk kemaslahatan umum.
Boleh krn Darurat

Alasan:
Darurat, kebutuhan sangat mendesak,
belum ada jalan keluar utk
menghindarkannya.
Subhat/Musytabihat

Alasan:
• Bank dengan sistem Riba = haram,
Bank tanpa riba = halal.
• Di satu sisi ada kemaslahatan, di sisi lain
diduga mengandung riba.
• Seputar illat (sebab) riba pada bank
‘pemerasan’
• Kehati-hatian
ASURANSI
I. Semua Jenis Asuransi = Haram

Alasan:
Asuransi = judi.
Mengandung unsur tidak jelas.
Mengandung unsur riba
Mengandung unsur ekploitas
Premi-premi yg telah dibayarkan akan diputar
dalam kredit berbunga (riba)
Termasuk transaksi sharfi/kredit.
Soal hidup, mati, sakit dijadikan sebagai obyek
bisnis.
II. Semua Jenis Asuransi Mubah

Alasan:
 Tidak ada nash yg jelas melarangnya.
 Ada kerelaan dari kedua pihak.
 Saling menguntungkan.
 Mengandung kepentingan umum
 Termasuk akad mudharabah/kongsi bagi hasil
 Termasuk koperasi
 Dapat dikiyaskan dg pemberian pensiun.
III. Bersifat Sosial = boleh
komersial = haram

Alasan:
Pembolehan = pendapat kedua
Pelarangan = pertama.
IV. Syubhat
Alasan:
 Tidak ada dalil syar’i yg jelas
mengharamkan atau menghalalkannya.
JUAL BELI VALAS DAN SAHAM
 Syarat UMUM Jual-beli
 Kebolehan jual beli

Adanya Ijab dan kabul ditandai dg ‘cash and carry’, secara lisan,
tulisan, atau utusan.
Kedua belah pihak memiliki kewenangan melakukan tindakan hukum
(tamyiz, berkal)
Terpenuhi persyaratan obyek transaki jual beli:
Suci barangnya (bukan barang najis)
Dapat dimanfaatkan.
Milik sah pemiliknya atau yang dikuasakannya.
Dapat diserahkan secara jelas.
Dapat diketahui jenis barangnya dg jelas.
BATASAN

Keharaman Suatu Usaha Bisnis

Setiap bentuk kegiatan ekonomi yg mengandung atau


menimbulkan unsur:
Mafsadah (menimbulkan kerusakan.
Dharar menyesatkan
Gharar (tipuan )
Gambling (spekulatif)
Haraj (pemaksaan)
Najsy (menggoyang harga supaya tinggi malampaui
batas daya beli masyarakat)

Anda mungkin juga menyukai