2
KULIAH
MUAMALAH
( AGAMA TIGA)
:Ibadah
Pengadilan Muamalah
Penyem Munakahah
belihan
SYARIAH
DLM ARTI
KHUSUS
Makanan
Mawarits
minuman/
Fikih
Jinayat Siyasah
Hudud
Jihad
PERDA-
GANGAN
PERNIKAHAN waris
Penyem wasiat
belihan MUAMALAH
DLM ARTI
UMUM
MAKANAN
INFAK
DAN
SHADAKAH
MINUMAN
KURBAN
AKIKAH
Pengertian Fikih Muamalah Secara Luas
Dr.Abdul Sattar Fathullah Sa’id :
Hukum syari’ah
yang berkaitan dengan
transaksi manusia mengenai jual beli,
gadai, perdagangan, pertanian,
sewa,menyewa,
perkongsian, perkawinan, penyusuan
thalak, iddah, hibah & hadiah,
washiat, warisan, perang dan damai”.
Kesimpulan
Muamalah
Secara Luas
Khudhari Byk
Semua akad yang membolehkan manusia
saling menukar manfaatnya
Rasyid Ridha :
“Tukar menukar barang atau sesuatu yang
bermanfaat dengan cara yang
ditentukan”
Pengertian Muamalah secara Sempit
(Khusus)
Dr.Mustafa Ahmad Zarqa,
“Hukum-hukum tentang perbuatan manusia
yang berkaitan dengan hubungan sesama
manusia mengenai harta kekayaan, hak-hak
dan penyelesaian sengketa”.
Al-Muamalah Al-Muamalah
Al-Maddiyah Al-Adabiyah
AL QURAN AL HADITS
Ijma
Qiyas
Sumber Hukum
NASH Fiqh Muamalah Maliyah
Ijtihad Istihsan
Istislah
‘Urf
FIKIH MUAMALAH
:Istilah Syar’i
Perikatan (akad) yg mengandung pengertian pertukaran harta
benda atau jasa atas dasar saling rela; atau pemindahan
.milik dg ganti yang dapat dibenarkan
HUKUM BERUSAHA DAN JUAL
BELI
Hukum Mencari Rezki
wajib,
Halal/Jaiz
Dalam kondisi
tertentu
=
wajib
Dasarn
ya
Syarat:
Berakal dan tamyiz
Yg melakukan orang berbeda.
2. Barang yg diperjualbelikan
Syarat:
Syaratnya:
Dapat dimanfaatkan.
Tidak untuk dimakan/diminum.
Bermanfaat.
Dalam kekuasaan pemilik/penjual.
Dapat diserahterimakan (levering).
Menjual Barang tidak di tempat
Syaratnya:
Sesuai dg informasi = transaksi sah
Jika tidak sesuai:
Pembeli punya hak pilih: Menerima atau menolak
Jelas ukuran atau timbangannya.
Jelas harganya.
Dapat disaksikan oleh pembeli dan penjual
Setiap tubuh yang tumbuh dari yang haram maka Neraka
lebih layak baginya)
Kemudahan merupakan salah sebab turunnya rahmat
Allah merahmati seseorang yang mudah dalam menjual, membeli dan dalam
memutuskan’
3. Alat dan Nilai Tukar/Harga
Syaratnya:
Kejelasan harga yg disepakati.
Menggunakan alat tukar yg sah (uang cash, cek,
kartu kredit, dsb.)
Bisa diserahkan saat akad, atau pada waktu yg
disepakati.
Jika dg sistem barter, barangnya bukan yg
diharamkan.
Uang pembayaran milik sah pembeli atau yg diberi
tugas untuk membeli/membayarnya.
Ijab-kabul (Serah - Terima) .4
Syaratnya:
Suka rela
Ungkapan kabul sesuai dengan ijab
Ijab dan kabul disampaikan dalam satu
majlis, tanpa ada pemisahan yg merusak.
Bentuk
Penyampaian Ijab-Kabul:
Permasalahan:
Barang yg dilihat di brosur, internet, dsb ternyata
tidak seperti kondisi barang ?
SISTEM
SWALAYAN
:Sistem Swalayan
Disebut:
Bai al-Mu’athah
(اطاةIلمعII اIيعIII) ب
:Permasalahan
“Transaksi tidak diucapkan”
Catatan:
Jika sudah merupakan kebiasaan yg berlaku,
karena sudah memenuhi unsur ridha dari kedua
belah pihak
Boleh (Jumhur).
Harus diucapkan secara jelas atau ‘tersirat’.
(Sebagian Ulama)
Batasan ‘Satu Majlis’
(Syarat sahnya ijab dan kabul)
atau
Satu situasi atau satu kondisi,
meskipun antara keduanya
berjauhan?
JUAL-BELI
HARAM
BARANG, USAHA/PRAKTEK
JUAL BELI YG TERLARANG
Perjanjian/perakadan antara
pembeli dan penjual untuk
menentukan jadi atau
tidaknya jual beli dalam tempo
tertentu.
Pembagian Khiyar
1.Khiyar Majlis
• Memilih jadi atau batal, disepakati saat proses transaksi berjalan;
atau jadi tidaknya beli/jual disepakati saat transaksi, kecuali ada
perjanjian.
Contoh:
• Akan mengembalikannya jika nanti ukurannya tidak cukup (Khiyar
majlis bagi pembeli).
• Tertulis dalam faktur penjualan:
“Barang-barang yg telah dibeli, tidak dapat ditukar/dikembalikan”
(khiyar majlis bagi pedagang)
2. Khiyar Syarat
Salah satu pihak mempersyaratkan
diperbolehkan memilih dlm waktu tertentu, jadi
atau tidaknya.
Contoh:
Saya menjual … dg harga …, saya memberi
tempo selama-lamanya 3 hari untuk berfikir.
Masa Khiyar:
Tidak lebih dari 3 hari (Abu Hanifah
dan Syafii).
Dalam waktu tertentu (Hanbali).
Sesuai kebutuhan (Maliki)
3. Khiyar Aibi (Barang Cacat)
Memilih meneruskan atau membatalkan
jual beli disebabkan adanya cacat pada
barang yg dibeli yg tidak diketahui saat
transaksi, dan cacatnya bukan oleh
pembeli.
Catatan:
Khiyar Aibi hanya bagi pembeli yg belum mengetahui
cacatnya saat transaksi
Hukum
Menjual Barang Cacat
Haram:
Jika tanpa penjelasan/pemberitahuan
SISTEM
PESANAN
SISTEM PESANAN
(( ب يع ا لسلم
Syarat Keabsahannya:
Bidang Riba
• Jual beli
• Pinjam-meminjam
BERHUTANG
BERHUTANG
)(ا لقرض
Meminjamkan sesuatu kepada seseorang dg sarat
harus dikembalikan lagi semisalnya
Hukumnn
ya:
Wajib:
Jika yg berhutang sangat perlu.
Sunnah:
Sesuai anjuran Nabi.
Berikan upahnya sebelum keringatnya kering
Rukun Berhutang
Hukumnya:
Jaiz
RUKUN GADAI
1.Ijab qabul/transaksi
2.Pihak yg berakad.
Syarat:
Dewasa, berakal, suka rela.
3. Barang yg digadaikan:
Bentuknya:
Barang/benda, pakaian, hewan/kendaraan, dsb.
Uang atau surat-surat berharga.
Tidak sedang dlm penyitaan pengadilan.
Dapat diserahkan pada pihak penerima gadai.
Berada saat transaksi.
Ditetapkan jumlahnya.
Diketahui oleh kedua belah pihak yg bertransaksi.
PENYITAAN
PENYITAAN
Menahan menggunakan harta untuk
.sementara waktu oleh pemiliknya
Alasan Pembolehan Penyitaan
Pihak yg sedang
pailit /bangrut
Ahli waris, Jika
tidak ada:
Pemerintah
Orang sakit yg
tak ada harapan
sembuh
PEMINDAHAN
UTANG
MEMINDAHKAN UTANG
)(ا&&لحوا&&لة
Perakadan untuk memindahkan utang dari
seseorang kepada lainnya.
Hukumnya:
Sunnah (Jumhur)
Wajib (Sebagian Ulama)
Tujuan:
Untuk memudahkan penyelesaian hutang-piutang,
terutama bisnis besar dg menggunakan cheque
:Contoh
Jaiz (Ijmak)
Rukun Mudharabah
Ada dua pihak yg berakad,
Ijab dan qabul/ Transasksi
Ada modal/barang modal.
Ada pekerjaan/bisnis
Kejelasan pembagian hasilnya.
SYIRKAH
PERSEKUTUAN BISNIS
( (ا&&لشركة
Mubah
Rukun Syirkah
Tergantung
Keperuntukan-
nya
Yg Meminjam
Syaratnya:
Baligh dan berakal.
Benda itu milik sah pihak yg meminjamkan.
Benda yg Dipinjamkan
Syaratnya:
Bermanfaat.
Jika dimanfaatkan barangnya tidak habis,
berkurang, atau rusak.
Shighat Transaksi
Rukun Dhaman
Ada yg menjamin (Dhamin)
Ada orang yg dijaminnya
Ada utang atau beban yg akan ditanggungnya.
Ada barang untuk menjaminnya
Ada transaksi.
TITIPAN
TITIPAN
) ة7لوديع77(ا
Tidak
Jika ada Ragu ada
mempunyai
kesanggupan Kesanggupan
Kesanggupan
SEWA
MENYEWA
SEWA-MENYEWA
)الجارة77(ا
Yang dibutuhkan:
Orang yg memberi jasa
Yg memberi upah.
Rukun Sewa-menyewa
Catatan:
Matinya salah satu pihak boleh diteruskan oleh ahli
warisnya.
GHASHAB
GHASHAB
ب
( لغص77(ا
Menguasai, menggunakan, atau mengambil
hak milik orang tanpa izin dari pemiliknya
dg maksud untuk meminjamnya tanpa
seizin pemiliknya.
Hukumnya:
Haram
Dasarnya:
:Antara lain
Meliputi:
o Benda () لاــلقطة,
o Manusia: anak kecil/ pikun/abnormal () لاــلقيط,
o Hewan () لاــضـاـلة
Kedudukan/Status
Barang Temuan
Titipan/Amanat
Hukum Memungut Barang Hilang
Alasan/kondisi tertentu:
Sebagai tindakan penyelamatan/
pengamanan, dikhawatirkan akan dikuasai
orang yg tidak bertanggungjawab
(Sunnah/Wajib/Mubah/Makruh)
Ongkos Perawatan:
Dimintakan kepada pemiliknya,jika sudah datang
Tidak tahan lama/mudah rusak:
Selama barang itu tidak rusak, atau
Pemiliknya kira-kira sudah lupa/melupakannya
menurut kebiasaan.
Rukun Ji’alah:
Adanya orang yg memberikan upah.
Ada janji dari pihak yg kehilangan.
Ada pekerjaan (mencari barang yg hilang)
Penentuan besarnya upah.
BUNGA
BANK
BUNGA BANK, DEPOSITO
HUKUMNYA
Boleh krn
Haram Boleh terpaksa Subhat
HARAM
Alasan:
Terdapat unsur riba
Tambahan (Ziyadah) pembayaran atas
modal yg dipinjamkan.
Tambahan tsb tanpa ‘iwadh/muqabil
resiko, hanya karena adanya tenggang
waktu pembayaran kembali.
Dapat menimbulkan unsur pemerasan
(zulm)
Boleh .2
Alasan:
Tidak sama dg riba.
Adanya unsur kerelaan dua belah pihak
dlm akad.
Tidak ada unsur pemerasan
Bermanfaat untuk kemaslahatan umum.
Boleh krn Darurat
Alasan:
Darurat, kebutuhan sangat mendesak,
belum ada jalan keluar utk
menghindarkannya.
Subhat/Musytabihat
Alasan:
• Bank dengan sistem Riba = haram,
Bank tanpa riba = halal.
• Di satu sisi ada kemaslahatan, di sisi lain
diduga mengandung riba.
• Seputar illat (sebab) riba pada bank
‘pemerasan’
• Kehati-hatian
ASURANSI
I. Semua Jenis Asuransi = Haram
Alasan:
Asuransi = judi.
Mengandung unsur tidak jelas.
Mengandung unsur riba
Mengandung unsur ekploitas
Premi-premi yg telah dibayarkan akan diputar
dalam kredit berbunga (riba)
Termasuk transaksi sharfi/kredit.
Soal hidup, mati, sakit dijadikan sebagai obyek
bisnis.
II. Semua Jenis Asuransi Mubah
Alasan:
Tidak ada nash yg jelas melarangnya.
Ada kerelaan dari kedua pihak.
Saling menguntungkan.
Mengandung kepentingan umum
Termasuk akad mudharabah/kongsi bagi hasil
Termasuk koperasi
Dapat dikiyaskan dg pemberian pensiun.
III. Bersifat Sosial = boleh
komersial = haram
Alasan:
Pembolehan = pendapat kedua
Pelarangan = pertama.
IV. Syubhat
Alasan:
Tidak ada dalil syar’i yg jelas
mengharamkan atau menghalalkannya.
JUAL BELI VALAS DAN SAHAM
Syarat UMUM Jual-beli
Kebolehan jual beli
Adanya Ijab dan kabul ditandai dg ‘cash and carry’, secara lisan,
tulisan, atau utusan.
Kedua belah pihak memiliki kewenangan melakukan tindakan hukum
(tamyiz, berkal)
Terpenuhi persyaratan obyek transaki jual beli:
Suci barangnya (bukan barang najis)
Dapat dimanfaatkan.
Milik sah pemiliknya atau yang dikuasakannya.
Dapat diserahkan secara jelas.
Dapat diketahui jenis barangnya dg jelas.
BATASAN