DALAM ISLAM
ISLAM
FIQIH
IBADAH MU’AMALAH
2
Ruang Lingkup Fikih
riba
2016 6
I. Pengertian… (Lanjutan)
2016 7
II. SISTEMATIKA
2016 9
III. PRINSIP-PRINSIP MU’AMALAH
• Asas suka sama suka (al-taradhi). Prinsip ini dilihat
dlm al-Quran surat al-Nisa:28-29 .”Hai orang-orang
beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesama
dengan cara yang batil, kecuali melalui tijarah (usaha
ekonomi) yang dilakukan atas dasar suka sama suka
diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu
sendiri, karena Allah Maha Penyayang kepadamu. Dan
siapa yg berbuat demikian, dgn sikap permusuhan dan
aniaya, maka (kelak)Kami akan memasukkannya ke dlm
neraka. Yg demikian itu amat mudah bagi Allah.”
• Asas Keadilan. Dalilnya Firman Allah, al:Sesungguhnya
Kami telah mengutus Rasul-Rasul Kami dgn membawa
bukti-bukti nyata dan telah Kami turunkan bersama
mereka al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia
dpt melaksanakan keadilan.(QS. Al-Hadid/57:25)
10
lanjutan
Keadilan dalam sistem ekonomi tdk semata-mata terletak pada
produksi dan cara-cara memperolehnya, tetapi juga pada
pendistribusian dan penggunaan/pemanfaatannya.
2016 11
IV. HARTA BENDA (MAL)
15
5. Dari status (kedudukan) harta:
1) Harta yang telah dimiliki (al-mal al-
mamluk), baik milik pribadi, badan hukum
(negara, organisasi, amsyarakat)
2) Harta yang tidak dimilik seseorang (mal al-
mubah). Mis: sumber mat aair, kayu di
hutan belantara, ikan di laut.
3) Harta yang dilarang oleh syara’ memilkinya,
atau harta yang diperuntukkan untuk
kepentingan umum. Misal benda wakaf,
jalan umum, saluran air.
16
6. Dilihat dari segi bisa dibagi atau tidak harta tsb
1) Harta yang bsa dibagi. Artinya: apabila harta itu
dibagi, maka tidak rusak dan manfaatnya tidak
hilang. misal:rumah, tanah.
17
8. Dari segi status kepemilikan
1) Harta milik pribadi yang bebas digunakan dan
dimanfaatkan pemilik selam atidak merugikan
orang lain.
2) Harta milki masyarakat umum yang
pemanfaatannya untuk semua , misal: jalan
raya, harta wakaf, tanah-tanah negara
18
V. KEPEMILIKAN
1. Arti Milik
Milik atau al-milk asal katanya malaka,yamliku,
milk. Arti milik menurut bahasa yaitu
“menguasai sesuatu dan sanggup bertindak
menguasainya. Arti milik menurut syara’ yaitu
Suatu kekhususan bagi seseorang yang
menghalangi pihak lain menurut syara’ yang
membenarkan pemilik bertindak terhadap benda
miliknya sekehendak hati kecuali ada
penghalang.
20
VI. AKAD (TRANSAKSI)
1. Pengertian Akad
Akad berasal dari bahasa Arab al-’Aqd yang berarti
mengikat dua tepi. Akad menurut syara’ yaitu
perikatan antara ijab (pernyataan melakukan akad)
dan qabul (pernyataan menerima akad) sesuai
dengan aturan syara’ yang berpengaruh terhadap
obyek akad.
2. Rukun Akad
a. Shighat al-’aqd (pernyataan untuk mengikatkan
diri)
b. Pihak-pihak yang berakad
c. Obyek akad.
21
3. Syarat-syarat Umum Akad
Pihak yang bertransaksi dpandang mampu bertindak
menurut hukum (mukallaf). Jika tidak mampu
dilakukan oleh wali
Obyek akad: - berbentuk harta, dimiliki seseorang,
bernilai harta menurut syara’.
Akad itu tidak dilarang oleh syara’
Akad memenuhi syarat-syarat khusus dengan akad
yg bersangkutan. Mis: syarat jual beli berbeda dgn
syarat ijarah (sewa-menyewa)
Akad itu bermanfaat.
Ijab tetap utuh sampai terjadi qabul
Ijab & qabul menggambarkan proses transaksi
Tujuan akad diakui oleh syara’
22
4. Berakhirnya Suatu Akad
2015 23
PENJELASAN
Prinsip dalam transaksi syariah yaitu tidak boleh mengandung
unsur gharar, maysir, riba, zalim, risywah, barang haram dan
maksiat
"Gharar" adalah transaksi yang mengandung tipuan dari salah satu
pihak sehingga pihak yang lain dirugikan.
“Maysir" adalah transaksi yang mengandung unsur perjudian,
untung-untungan atau spekulatif yang tinggi.
"Riba" adalah transaksi dengan pengambilan tambahan, baik dalam
transaksi jual-beli maupun pinjam-meminjam secara batil atau
bertentangan dengan ajaran Islam.
”Zalim" adalah tindakan atau perbuatan yang mengakibatkan
kerugian dan penderitaan pihak lain.
"Risywah" adalah tindakan suap dalam bentuk uang, fasilitas, atau
bentuk lainnya yang melanggar hukum sebagai upaya mendapatkan
fasilitas atau kemudahan dalam suatu transaksi.
"Barang haram dan maksiat" adalah barang atau fasilitas yang
dilarang dimanfaatkan atau digunakan menurut hukum Islam.
24
•BUNGA DAN RIBA
Dalam Perspektif Sejarah dan Agama
YUNANI
•PLATO (427-347SM)
1. Bunga menyebabkan perpecahan dan perasaan tidak puas dalam
masyarakat
2. Bunga merupakan alat golongan kaya untuk mengeksploitasi
golongan miskin
ARISTOTELES (384-322SM)
Fungsi uang adalah sebagai alat tukar (medium of exchange) bukan alat
menghasilkan tambahan melalui
Bunga
“..istilah riba yang berarti lahirnya uang dari uang, diterapkan kepada
pengembangbiakan uang karena analogi keturunan dan orang tua.
Dibanding dengan semua cara mendapatkan uang, cara seperti ini adalah
yang paling tidak alami” (Politics, 1258)
YAHUDI
Kitab Eksodus (Keluaran) 22:25
Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang umatku,
orang yang miskin diantramu, maka janganlah engkau berlaku sbg
penagih hutang terhadap dia, janganlag engkau bebankan bunga
kepadanya.”
Kitab Deuteronomy (Ulangan) 23:19
“Janglah engkau membungakan uang kepada saudaramu, baik
uang maupun bahan makanan, atau apa pun yg dapat dibungakan.”
• Kitab Levicitus (Imamat) 35:7
• Janganlah engkau mengambil bunga uang atau riba darinya,
melainkan engkau harus takut akan Allahmu, supaya saudaramu
bisa hidup diantaramu. Jangan engkau memberi uangmu
kepadanya dengan meminta bunga, juga makananmu jangan lah
kau berikan dengan meminta riba.”
KRISTEN
* Riba Ba’i:
- Riba Fadl: riba karena pertukaran barang yang sejenis, tapi
jumlahnya tidak seimbang
- Riba nasiah: riba karena pertukaran yang sejenis dan
jumlahnya dilebihkan karena melibatkan jangka waktu
- Ulama sepakat bahwa riba haram. Namun, persoalannya
apakah bunga bank sama dengan riba?
Bunga Bank Pandangan Dunia Islam
QS.2/al-Baqarah ;282
ْ ْ َ
)282:(ألبقرة.... َيا َأ ُّي َها َّأل ِّذ َين َء َأم ُنوأ ِأ َذأ َت َد َأي ُنت ْم ِّب َد ْي ٍن ِألى َأ َج ٍل ُّم َس ًّمى َف ْاك ُت ُب ُوه َول َي ْك ُتب َّب ْي َن ُك ْم َكا ِّت ٌب ِّبال َع ْد ِّل
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermu`amalah tidak secara tunai untuk waktu yang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan
hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya
dengan benar…
waktunya harus jelas.
lanjutan
Ayat tersebut menurut Ibnu Abbas mengandung hukum
jual beli salam yang ketentuan waktunya harus jelas.
Nabi bersabda:
من أسلف فى شيئ فليسلف فى كيل معلوم ووزن معلوم الى اجل معلوم (رواه
)البخارى ومسلم
“Siapa saja yang melakukan jual beli salam (salaf), maka
lakukanlah dalam ukuran tertentu, timbangan tertentu
dan waktu tertentu.” (HR Bukhari Muslim)
Syarat & Rukun Salam
7/4/2007 73
Dasar Hukum Syirkah
A. Al-Qur’an:
Firman Allah Ta’ala: “Dan Sesungguhnya kebanyakan dari
orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka
berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh;
dan amat sedikitlah mereka ini.” (QS. Shaad: 24)
Dan firman-Nya pula: “Maka mereka bersekutu dalam yang
sepertiga itu.” (QS. An-Nisa’: 12)
Kedua ayat di atas menunjukkan perkenanan dan
pengakuan Allah akan adanya perserikatan dalam
kepemilikan harta. Hanya saja dalam surat An-Nisa’ ayat 12
perkongsian terjadi secara otomatis karena waris,
sedangkan dalam surat Shaad ayat 24 terjadi atas dasar
akad (transaksi).
74
Dasar Syirkah
B. Hadits:
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya
Allah azza wa jalla berfirman: “Aku pihak ketiga dari dua
orang yang berserikat selama salah satunya tidak
mengkhianati pihak lainnya. Kalau salah satunya
berkhianat, Aku keluar dari keduanya.” (HR. Abu Daud
no.3383, dan Al-Hakim no.2322).
C. Ijma’:
Ibnu Qudamah berkata: “Kaum muslimin telah
berkonsensus terhadap legitimasisyirkah secara global
walaupun terdapat perbedaan pendapat dalam beberapa
elemen darinya.” (Al-Mughni V/109).
75
Rukun syirkah yang pokok ada 3 (tiga) yaitu:
Menurut mayoritas ulama fikih, bahwa rukun syirkah itu
ada 3 (tiga), yaitu:
(1) akad (ijab-kabul), disebut juga shighat; (2) dua
pihak yang berakad (al–‘âqidâni), syaratnya harus
memiliki kecakapan melakukan tasharruf(pengelolaan
harta); (3) obyek akad, disebut juga al–ma’qûd ‘alaihi,
yang mencakup pekerjaan (al–amal) dan atau modal
(al–mâl). (Al-Fiqhu ‘Alal Madzahibi al-Arba’ah,
Abdurrahman al-Jaziri).
Adapun syarat sah akad ada 2 (dua) yaitu: (1) obyek
akadnya berupa tasharruf, yaitu aktivitas pengelolaan
harta dengan melakukan akad-akad, misalnya akad jual-
beli; (2) obyek akadnya dapat diwakilkan (wakalah),
agar keuntungan syirkah menjadi hak bersama di antara
para syarîk (mitra usaha).
76
Macam-macam Syirkah
Pertama: Syirkah Amlaak (Hak Milik)
Yaitu penguasaan harta secara kolektif, berupa bangunan, barang bergerak atau
barang berharga. Yaitu perserikatan dua orang atau lebih yang dimiliki melalui
transaksi jual beli, hadiah, warisan atau yang lainnya. Dalam
bentuk syirkahseperti ini kedua belah pihak tidak berhak mengusik bagian
rekan kongsinya, ia tidak boleh menggunakannya tanpa seijin rekannya.
(Taudhihul Ahkam, Syaikh Abdullah Al-Bassam IV/601).
Misalnya; si A dan si B diberi wasiat atau hadiah berupa sebuah mobil oleh
seseorang dan keduanya menerimanya, atau membelinya dengan uang
keduanya, atau mendapatkannya dari hasil warisan, maka mereka berdua
berserikat dalam kepemilikan mobil tersebut. (Fiqhus Sunnah, Sayyid Sabiq
III/258, dan Al-Fiqhu Al-Islami wa Adillatuhu, karya Wahbah Az-Zuhaily IV/794)
Kedua : Syirkah Uquud (Transaksional/kontrak)
Yaitu akad kerja sama antara dua orang yang bersekutu dalam modal dan
keuntungan, misalnya, dalam transaksi jual beli atau lainnya. Dalam syirkahseperti
ini, pihak-pihak yang berkongsi berhak menggunakan barang syirkahdengan kuasa
masing-masing. Dalam hal ini, seseorang bertindak sebagai pemilik barang, jika
yang digunakan adalah miliknya. Dan sebagai wakil, jika barang yang
dipergunakan adalah milik rekannya.
77
Macam-Macam Syirkah Uquud
(Transaksional/kontrak):
(1) syirkah al- inân; (2) syirkah al-abdân; (3) syirkah al-
mudhârabah; (4) syirkah al-wujûh; dan (5)syirkah al-
mufâwadhah.
Menurut ulama Hanabilah, yang sah hanya empat macam,
yaitu: syirkah inân,abdân, mudhârabah, dan wujûh.
Menurut ulama Malikiyah, yang sah hanya tiga macam,
yaitu: syirkah inân, abdan, dan mudhârabah. Menurut
ulama Syafi’iyah dan Zhahiriyah, yang sah hanya syirkah
inân dan mudhârabah. Sedangkan menurut Hanafiyah
semua bentuk syirkah boleh/sah bila memenuhi syarat-
syaratnya yang telah ditetapkan. (Al-Fiqh al-Islâmî wa
Adillatuhu,Wahbah Az-Zuhaili, IV/795).
78
[1]. Syirkah al-‘Inaan
Yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih dengan harta masing-
masing untuk dikelola oleh mereka sendiri, dan keuntungan dibagi di
antara mereka, atau salah seorang sebagai pengelola dan mendapat
jatah keuntungan lebih banyak daripada rekannya.
hukum syirkah ini diperbolehkan berdasarkan konsensus para ulama,
sebagaimana dinyatakan oleh Ibnu al-Mundzir. (Al-Fiqhu Al-Islami wa
Adillatuhu, karya Wahbah Az-Zuhaily IV/796).
Contoh syirkah inân: A dan B keduanya dokter . A dan B sepakat
menjalankan bisnis dengan membuka jasa pengobatan. Masing-masing
memberikan konstribusi modal sebesar Rp.50 juta dan keduanya
sama-sama bekerja dalam syirkah tersebut.
Dalam syirkah ini, disyaratkan modalnya harus berupa uang (nuqûd);
sedangkan barang (‘urûdh), misalnya rumah atau mobil, tidak boleh
dijadikan modalsyirkah, kecuali jika barang itu dihitung nilainya pada
saat akad.
79
MACAM-MACAM SYIRKAH
[2]. Syirkah al-Mudharabah, Yaitu, seseorang sebagai
pemodal (investor) menyerahkan sejumlah modal kepada
pihak pengelola (mudharib) untuk diperdagangkan, dan dia
berhak mendapat prosentase tertentu dari keuntungan.
[3]. Syirkah al-Wujûh, Yaitu kerja sama antara dua orang
atau lebih yang memiliki reputasi dan nama baik serta ahli
dalam bisnis. Mereka membeli barang secara kredit (hutang)
dari suatu perusahaan dan menjual barang tersebut secara
tunai, lalu keuntungan yang didapat dibagi bersama atas
dasar kesepakatan di antara mereka. (Bada-i’u al-Shana-i’,
karya al-Kasani VI/77)
80
Syirkah wujûh dibolehkan menurut kalangan
hanafiyah dan hanbaliyah, namun tidak sah menurut
kalangan Malikiyah, Syafi’iyah dan Zhahiriyah. (Al-
Fiqhu Al-Islami wa Adillatuhu, karya Wahbah Az-
Zuhaily IV/801)
Disebut syirkah wujûh karena didasarkan pada
kedudukan, ketokohan, atau keahlian seseorang di
tengah masyarakat. Seseorang yang tdk memiliki
modal, tetapi memiliki nama baik, sehingga mereka
membeli barang secara hutang dengan jaminan
nama baik tersebut.
81
Macam-macam syirkah
Contohnya: A dan B adalah tokoh yang dipercaya
pedagang. Lalu A dan B ber-syirkah wujûh, dengan cara
membeli barang dari seorang pedagang (misalnya C)
secara kredit. A dan B bersepakat, masing-masing memiliki
50% dari barang yang dibeli. Lalu keduanya menjual
barang tersebut dan keuntungannya dibagi dua, sedangkan
harga pokoknya dikembalikan kepada C (pedagang).
Dalam syirkah wujûh ini, keuntungan dibagi berdasarkan
kesepakatan, bukan berdasarkan prosentase barang
dagangan yang dimiliki; sedangkan kerugian ditanggung
oleh masing-masing mitra usaha berdasarkan prosentase
barang dagangan yang dimiliki, bukan berdasarkan
kesepakatan.
82
Macam-macam syirkah
[4]. Syirkah al-Abdaan (syirkah usaha), Yaitu kerja sama
antaradua orang atau lebih dalam usaha yang dilakukan oleh tubuh
mereka, yakni masing-masing hanya memberikan konstribusi kerja
(‘amal), tanpa konstribusi modal (mâl), seperti kerja sama sesama
dokter di klinik, atau sesama arsitek untuk menggarap sebuah proyek,
atau kerja sama dua orang penjahit untuk menerima order pembuatan
seragam sekolah.
Syirkah ini kadang-kadang disebut juga dengan Syirkah al-A’mâl dan al-
Shanâi’.
Dalam syirkah ini tidak disyaratkan kesamaan profesi atau keahlian,
tetapi boleh berbeda profesi. Jadi, boleh saja syirkah ‘abdan terdiri dari
beberapa tukang kayu dan tukang besi. (Fiqh al-Sunnah, Sayyid Sabiq
III/260). Namun, disyaratkan bahwa pekerjaan yang dilakukan
merupakan pekerjaan halal. Keuntungan yang diperoleh dibagi
berdasarkan kesepakatan; nisbahnya boleh sama dan boleh juga tidak
sama di antara mitra-mitra usaha (syarîk).
Contohnya: A dan B. keduanya adalah dokter, bersepakat membuka
praktik bersama untuk pengobatan. Mereka sepakat pula, jasa usaha
parktik akan dibagi dengan ketentuan: A mendapatkan sebesar 60%
83
dan B sebesar 40%.
[5]. Syirkah al-Mufawadhah
Yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih. Setiap pihak memberikan
suatu porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja. Setiap
pihak membagi keuntungan dan kerugian secara sama.
Syirkah Mufawadhah merupakan syirkah komprehensif yang
dalamsyirkah itu semua anggoga sepakat melakukan aliansi dalam
semua jenis kerja sama, seperti ‘inan, abdan dan wujuh.
masing-masing menyerahkan kepada pihak lain hak untuk mengoperasikan
segala aktivitas yang menjadi komitmen kerja sama tersebut, seperti
jual beli, penjaminan, penggadaian, sewa menyewa, menerima tenaga
kerja, dan sejenisnya. Atau syirkah ini bisa pula diartikan kerja sama
dalam segala hal.
Namun tidak termasuk dalam syirkah ini berbagai hasil sampingan yang
didapatkannya, seperti barang temuan, warisan dan sejenisnya. Dan
juga masing-masing tidak menanggung berbagai bentuk denda, seperti
mengganti barang yang dirampas, ganti rugi syirkah , mengganti
barang-barang yang dirusak dan sejenisnya.
84
lanjutan
85
IJARAH
Secara etimologis al-ijarah berasal dari kata al-ajru artinya
ialah al-iwadh (ganti dan upah). Arti ijarah Sedangkan
menurut terminologinya
عقد على منفعة مقصودة معلومة مباحة قابلة للبذل واإلباحة بعوض معلوم
Artinya : “Akad atas suatu kemanfaatan yang
mengandung maksud tertentu Dan mubah , serta
menerima pengganti atau kebolehan dengan pengganti
tertentu.
Makna Ijarah
Ijarah diartikan pula jual beli jasa yaitu mengambil manfaat
tenaga manusia. Misal, mempekerjakan tukang, atau
menyewa tenaga ahli. Ijarah juga bermakna sewa
menyawa, yakni mengambil manfaat dari barang. Misal,
rental mobil. Kebanyakan ulama berpendapat bahwa
ijarah itu menjual manfaat dimana barangnya harus berupa
sesuatu yang boleh disewakan dengan mengambil
manfaatnya.
Dasar Hukum
1. al-Quran surat al-Baqarah/02: 233
َْ للا َوأع َل ُموأ َأ َّ ْن
للا ِب َما ْ ِ اح َع َلي ُكمْ ِإ َذأ َس َّلم ُتم َّما َء َأتي ُتم ِبال َمع ُرو
َْ ف َو َّأت ُْقوأ َْ َو ِإنْ َأ َرد ُتمْ َأن َتس َتر ِض ُعوأ َأو َال َد ُكمْ َف َْل ُج َن
}233{ ُُون َب ِص ُير ْ َ َتع َم ُل
Artinya : Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang
lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu
memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah
kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan. Qs. Al Baqarah 233
QS. Al-Qashash/28:26
َ ت ا ْستَئْ ِّج ْره ِّإ َّن َخي َْر َم ِّن ا ْستَأ ْ َج ْر
}26{ ت ْالقَ ِّوي اْأل َ ِّمين ِّ َت ِّإ ْح َداه َما يَآأَب
ْ َقَال
4) Syarat Kelaziman
Syarat kelaziman ijarah terdiri atas dua hal yaitu :
– Ma’qud Alaih ( barang sewaan ) terhindar dari cacat
– Tidak ada udzur yang dapat membatalkan akad
Pembagian Dan Hukum Ijarah
Hukum sewa menyewa
Sewa Rumah
Jika seseorang menyewa rumah, di perbolehkan untuk
memanfaatkannya sesuai kemanfaatannya, bahkan
boleh di sewakan lagi atau di pinjamkan pada orang lain.
Sewa Tanah
Sewa tanah di haruskan untuk menjelaskan tanaman
apa yang akan di tanam atau bangunan apa yang di
bangun.
lanjutan
Sewa Kendaraan
Dalam menyewa kendaraan, baik hewan atau kendaraan
lainnya harus di jelaskan ssalah satu di antara dua hal
waktu Dan tempatnya. Juga harus di jelaskan barang yang
akan di bawa atau benda yang akan di angkut.
Perbaikan barang sewaan
Menurut ulama’ Hanafiyah, jika barang yang di sewakan
rusak seperti pintu rusak, atau dinding jebol Dan lain-
lainnya maka pemiliknya yang wajib memperbikinya.
Kewajiban penyewa setelah habis masa sewa
Di antara kewajibanpenyewa setelah masa sewa habis
adalah
– Menyerahkan kunci jika yang di sewakan rumah
– Jika yang di sewakan kendaraan, ia harus
menyimpan kembali di tempat asalnya
Hukum upah Mengupah
Upah mengupah atau ijarah ‘ala al-a’mal, yakni jual beli jasa.
Biasanya berlaku dalam beberapa hal, seperti menjahitkan
pakaian, membangun rumah, dan lain-lain, ijarah ‘ala al-
a’mal terbagi menjadi dua bagian yaitu:
1) Ijarah Khusus
Ijarah Khusus adalah ijarah yang di lakukan oleh seorang
pekerja. Hukumnya orang yang bekerja tidak boleh
bekerja selain dengan orang yang telah memberikan upah.
2) Ijarah Musytarik
Ijarah Musyatarik adalah ijarah yang di lakukan secara
bersama-sama atau melalui kerja sama hukumnya di
perbolehkan bekerja sama dengan orang lain.
Hikmah Ijarah
106