SYEKH ANGGA
FIQIH
MUAMALAH MADIYAH
Fiqih: Ilmu tentang hukum-
hukum syara yang bersifat amaliah
yang diambil dari dalil-dalil
terperinci.
Muamalah: Melakukan hubungan dengan orang lain.
Fiqih Muamalah: Ilmu tentang hukum-hukum syara yang
mengatur hubungan antar manusia.
Fiqih Muamalah Madiyah: Membahas tentang obyek muamalah.
Fiqih Muamalah Adabiyah: Membahas tentang subyek
muamalah.
Prinsip-Prinsip Muamalah
1. Al ashl fi al muamalah al ibahah, illa idza ma dalla al dalil ala
khilafihi (Semua bentuk muamalah diperbolehkan kecuali
ada dalil yang melarangnya).
2. An taradin minkum (Suka sama suka).
3. La tazhlimuna wa la tuzhlamun (Tidak saling
menzalimi).
AKAD
Akad: Kesepakatan
yang menimbulkan
akibat-akibat (adanya)
hukum.
Rukun Akad
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
1. Aqid (Orang yang melakukan akad).
2. Ma’qud ‘alaih (Obyek akad).
3. Shighat/Perjanjian (Ijab dan qabul).
Ijab: Permyataan pertama dari orang yang berakad.
Qabul : Pernyataan kedua dari orang yang berakad setelah ijab.
Syarat Akad
1. Iniqad: Syarat yang harus ada pada akad.
2. Sah: Syarat yang menentukan apakah akad menimbulkan akibat hukum atau tidak.
3. Nafadz: Syarat yang menentukan kelangsungan akad.
4. Luzum: Syarat yang menentukan mengikat atau tidaknya suatu akad.
Macam-Macam Akad
Berdasarkan sah atau tidaknya:
1. Akad Shahih : Akad yang terpenuhi rukun dan syaratnya.
Akad Nafidz: Akad shahih yang dapat langsung dilaksanakan.
Akad Lazim: Akad nafidz yang mengikat dan tidak bisa dibatalkan sepihak.
Akad Ghair Lazim: Akad nafidz yang tidak mengikat dan bisa dibatalkan
sepihak.
Akad Mauquf: Akad shahih yang tidak dapat langsung dilaksanakan. (Harus
mendapat persetujuan dari orang yang diwakilkan).
Memberikan harta
Akad Hibah: Memberikan barang kepada orang lain.
Rukun Akad Hibah
Wahib: Pemberi barang.
Mauhub Lah: Penerima barang.
Mauhub Bih: Barang yang diberikan.
Shighat
Jenis-Jenis Syirkah
Syirkah Amlak: Syirkah tanpa perjanjian syirkah.
o Syirkah Ikhtiyar: Syirkah berupa kepemilikan bersama karena
bersama-sama membeli barang tersebut.
o Syirkah Jabr: Syirkah berupa kepemilikan bersama karena
menerima suatu harta yang bersama-sama ditujukan untuk
mereka (menerima warisan).
Syirkah Uqud: Syirkah dengan perjanjian syirkah
o Syirkah Inan: Syirkah dimana porsi modal dan keuntungan atau
kerugian yang ditanggung besarnya berbeda antar orang yang
berserikat.
o Syirkah Mufawadhah: Syirkah dimana porsi modal dan
keuntungan atau kerugian yang ditanggung besarnya sama
antar orang yang berserikat.
o Syirkah Wujuh: Syirkah dimana pihak yang berserikat membeli
barang secara kredit dan menjualnya lagi secara tunai dengan
mengandalkan nama baik pihak yang berserikat.
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA o Syirkah Abdan/Badan: Syirkah dimana pihak yang berserikat
bersama-sama mengerjakan suatu pekerjaan.
Musyarakah Mutanaqishah: Musyarakah dimana porsi modal atau
kepemilikan dari seorang musyarik dibeli secara bertahap oleh
musyarik lain hingga porsi modal atau kepemilikan musyarik tersebut
habis terbeli sehingga usaha atau barang tersebut menjadi milik
musyarik lain sepenuhnya.
Diatur dalam QS An Nisa: 12 dan QS Shad: 24.
Muzaraah dan Mukhabarah: Akad kerjasama antara pemilik tanah dengan
penggarap tanah dimana penggarap tanah bertani di lahan pemilik tanah dan
hasil panennya dibagi hasilkan antara pemilik tanah dengan penggarap tanah.
Muzaraah: Bibit dari pemilik lahan.
Mukhabarah: Bibit dari penggarap lahan.
Musaqah: Akad kerjasama antara pemilik kebun dengan penggarap kebun
dimana penggarap kebun merawat tanaman di perkebunan dan hasil panennya
dibagi hasilkan antara pemilik kebun dengan penggarap kebun.
PERBANKAN SYARIAH
RIBA
Tahap pelarangan riba
1. Pinjaman dengan riba bukan perbuatan menolong (QS Ar Ruum:39).
2. Riba adalah sesuatu yang buruk (QS An Nisa:160-161).
3. Riba yang berlipat ganda dilarang (QS Ali Imron:130).
4. Semua riba dilarang (QS Al Baqarah 278-279)
Pandangan terhadap riba
Aristoteles: Riba mengganggu fungsi uang. Uang bukan untuk menghasilkan uang,
melainkan sebagai alat tukar dan pengukur nilai.
Plato: Riba menimbulkan perpecahan dan digunakan untuk menghisap orang miskin.
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Cato: Pencuri didenda dua kali lipat, sedangkan pemakan riba didenda empat kali
lipat.
Cicero: Dua pekerjaan yang harus dihindari adalah pemungut cukai dan pemberi
pinjaman dengan bunga.
Alasan adanya riba dan bantahannya
Teori Abstinence: Riba sebagai pengganti kerelaan karena uang yang dipinjam tidak bisa
dipakai. (Tidak benar karena orang memberi pinjaman dari uang yang tidak terpakai).
Teori Sewa: Riba sebagai biaya sewa (Tidak benar karena uang tidak rusak/terdepresiasi
seperti barang lain yang disewakan).
Teori Produktif Konsumtif dan Kemutlakan Produktivitas Modal: Riba dapat diterapkan
untuk pinjaman produktif karena pemberi pinjaman berhak atas keuntungan produksi/usaha
(Tidak benar karena suatu usaha belum tentu untung, namun bisa saja rugi).
Teori Opportunity Cost: Riba sebagai pengganti opportunity cost yang hilang karena uang
dipakai untuk dipinjamkan bukan untuk keperluan lain (Tidak benar karena suatu usaha
belum tentu untung, namun bisa saja rugi).
Teori Nilai Uang Sekarang Lebih Rendah Daripada di Masa Depan: Riba sebagai pengganti
penurunan nilai uang di masa depan (Tidak benar karena suatu usaha belum tentu untung,
namun bisa saja rugi dan nilai penurunan uang belum tentu sama dengan riba).
Teori Inflasi:Riba sebagai pengganti penurunan daya beli uang (Tidak benar karena bisa saja
tidak terjadi inflasi atau malah terjadi deflasi).
SEJARAH PERBANKAN SYARIAH
Pada masa kekhalifahan Abbasiyah ada orang yang menerima simpanan, menyalurkan
dana, dan mengirimkan uang (melaksanakan fungsi perbankan) dikenal dengan nama
jihbiz.
Pada 1940-an muncul pengelolaan dana haji dengan cara bagi hasil
Pada 1963 berdiri Mit Ghamr Bank yang didirikan oleh Ahmad Najjar di Mesir yang
merupakan bank syariah pertama di dunia. Pada tahun 1971 didirikan Nasser Social
Bank sebagai pengganti bank ini.
Pada 1975 pendirian Islamic Development Bank disetujui di Jeddah.
Sejak IDB berdiri muncul sejumlah bank syariah seperti Kuwait Finance House,
Faisal Islamic Bank, dan Dubai Islamic Bank.
Pada 1984 dan 1985 di Iran dan Pakistan semua bank diubah menjadi bank syariah.
Pada 1983 berdiri Bank Islam Malaysia Berhad yang merupakan bank syariah
pertama di Asia Tenggara dan Islamic Bank International of Denmark yang
merupakan bank syariah pertama di Eropa.
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Pada 1988 didirikan koperasi syariah (Baitut Tamwil Salman Bandung dan Koperasi
Ridho Gusti).
Pada 1991 Bank Muamalat Indonesia yang merupakan bank syariah pertama di
Indonesia terbentuk dan beroperasi pada 1992.
Pada 1999 berdiri Bank Syariah Mandiri yang merupakan bank BUMN syariah
pertama disusul dengan munculnya Unit Usaha Syariah (UUS) bank konvensional
(BRI Syariah,BNI Syariah,Bukopin Syariah,BTN Syariah).
Saat ini terdapat 11 BUS, 23 UUS, dan 170 BPRS di Indonesia. (Hingga Juli 2014).
JENIS-JENIS PERBANKAN SYARIAH
Bank Umum Syariah (BUS): Bank syariah yang sudah menjadi PT tersendiri dan
sebagai anak perusahaan bank konvensional.
Unit Usaha Syariah (UUS): Bank syariah yang masih menjadi bagian dari PT bank
konvensional.
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah: Bank syariah yang serupa dengan BPR.
Baitul Mal wat Tamwil (BMT): Lembaga keuangan syariah berbentuk koperasi yang
bertugas menyalurkan dana zakat, infaq, dan shadaqah (Mal) maupun menerima
simpanan dan menyalurkan pembiayaan (Tamwil).
SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH
Penghimpunan Dana Bank Syariah
1. Prinsip Wadiah Yad Dhamanah: Bank syariah menerima simpanan (tabungan dan
giro) namun tidak memberikan bagi hasil melainkan bonus.
2. Prinsip Mudharabah: Bank syariah menerima simpanan (tabungan,giro, dan deposito)
dan memberikan bagi hasil.
Mudharabah Mutlaqah: Bank syariah memiliki kebebasan dalam menyalurkan dana
nasabah.
Mudharabah Muqayyadah On Balance Sheet: Nasabah memberikan batasan kepada
bank syariah dalam menyalurkan dananya.
Mudharabah Muqayyadah Of Balance Sheet: Bank syariah tidak menyalurkan dana
namun hanya mempertemukan nasabah dengan pelaku usaha dimana nasabah
menyalurkan dananya untuk pelaku usaha tersebut.
Penyaluran Dana Bank Syariah
Pembiayaan Modal Kerja: Pembiayaan untuk keperluan produksi/operasional suatu
usaha.
Akad yang digunakan
Istishna: Untuk konstruksi atau pembelian barang belum jadi yang waktu produksinya
lebih dari 6 bulan.
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Mudharabah: Untuk produksi barang.
Murabahah: Untuk pembelian barang jadi.
Salam: Untuk pembelian barang belum jadi yang waktu produksinya kurang dari 6
bulan.
Ijarah: Untuk sewa alat produksi.
Pembiayaan Investasi: Pembiayaan untuk membeli alat produksi atau asset baru.
Akad yang digunakan
Murabahah: Membeli alat produksi/aset jadi untuk jangka waktu pendek.
Ijarah Al Muntahiyya Bi At Tamlik (IMBT): Membeli alat produksi/aset jadi untuk
jangka waktu panjang.
Salam: Membeli alat produksi/asset belum jadi untuk jangka waktu pendek.
Istishna: Membeli alat produksi/asset belum jadi untuk jangka waktu panjang.
Pembiayaan Konsumtif: Pembiayaan untuk individu yang tidak digunakan untuk
usaha.
Akad yang digunakan:
Murabahah: Untuk pembelian barang jadi.
Salam: Untuk pembelian barang belum jadi yang waktu produksinya kurang dari 6
bulan.
Istishna: Untuk konstruksi atau pembelian barang belum jadi yang waktu produksinya
lebih dari 6 bulan.
Ijarah: Untuk sewa barang atau penyediaan jasa.
Pembiayaan Sindikasi: Pembiayaan dimana bank syariah bersama sama
menggabungkan dananya dengan bank lain.
Lead Syndication: Ada 1 bank sebagai pemimpin dalam pembiayaan sindikasi.
Club Deal: Bank-bank tidak bekerjasama dalam menyalurkan dana untuk
suatu proyek melainkan menyalurkannya sendiri-sendiri.
Sub Syndication: Bank yang melakukan sindikasi melakukan sindikasi lagi
dengan bank lain.
Akad yang digunakan:
Musyarakah: Bank bersama-sama menanamkan dananya dalam suatu usaha/proyek.
Penentuan Marjin Keuntungan Murabahah dan Nisbah Bagi Hasil Mudharabah
Besaran marjin keuntungan murabahah ditentukan oleh:
Direct Competitor’s Market Rate (DCMR): Rata-rata marjin keuntungan murabahah
bank-bank syariah.
Indirect Competitor’s Market Rate (ICMR): Rata-rata suku bunga pinjaman bank-
bank konvensional.
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Expected Competitive Return for Investors (ECRI): Target keuntungan oleh bank
syariah itu sendiri yang akan dibagikan untuk nasabahnya.
Acquiring Cost: Biaya langsung untuk mendapatkan dana pihak ketiga (dana
simpanan).
Overhead Cost: Biaya tidak langsung untuk mendapatkan dana pihak ketiga (dana
simpanan).
Cara pengakuan marjin keuntungan murabahah
Marjin Keuntungan Menurun.
Marjin Keuntungan Rata-Rata.
Marjin Keuntungan Flat.
Marjin Keuntungan Annuitas.
Penentuan nisbah bagi hasil mudharabah ditentukan oleh:
Tingkat keuntungan yang diinginkan bank syariah
Perkiraan penjualan usaha
Lama cash to cash cycle (dari pembelian bahan baku hingga barang terjual)
Perkiraan biaya langsung dan tidak langsung
Delayed factor (antisipasi keterlambatan pembayaran akibat molornya waktu cash to
cash cycle).
Nisbah bagi hasil mudharabah untuk pembiayaan dapat dihitung berdasarkan:
Keuntungan
Pendapatan
Penjualan
Nisbah bagi hasil mudharabah untuk simpanan dapat dihitung berdasarkan:
Jumlah saldo simpanan pada akhir bulan
Jumlah rata-rata harian saldo simpanan
Rumus Besaran Bagi Hasil
Bagi Hasil = Saldo Simpanan/Rata Rata Seluruh Saldo Simpanan Bank Syariah *
Keuntungan yang dialokasikan * Nisbah bagi hasil untuk nasabah
Jenis-Jenis Risiko Bank Syariah
1. Risiko Pembiayaan: Risiko yang timbul saat bank syariah menyalurkan pembiayaan.
Default Risk: Nasabah gagal mengembalikan pembiayaan/tidak mampu membayar.
Recovery Risk: Jaminan untuk pembiayaan nilainya menurun dan tidak dapat
mengganti pembiayaan jika terjadi default.
Business Risk: Usaha yang dibiayai mengalami penurunan atau bangkrut.
Shrinking Risk: Nilai pembiayaan berkurang akibat usaha mengalami kerugian.
Character Risk: Mudharib nakal/menipu bank syariah.
2. Risiko Pasar: Risiko yang muncul akibat kondisi pasar.
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Risiko Tingkat Suku Bunga: Turunnya bunga kredit atau naiknya bunga simpanan
bank konvensional.
Risiko Nilai Tukar: Terjadinya pelemahan nilai tukar rupiah.
Risiko Harga: Turunnya harga barang yang dimiliki bank syariah.
Risiko Likuiditas: Bank syariah tidak mampu menyediakan dana yang cukup untuk
nasabah yang ingin menarik simpanannya.
3. Risiko Operasional: Risiko yang muncul saat bank syariah menjalankan operasinya.
Risiko Reputasi: Munculnya berita negative terhadap bank syariah.
Risiko Kepatuhan: Bank syariah tidak mematuhi aturan yang berlaku.
Risiko Strategik: Kesalahan strategi yang diterapkan bank syariah.
Risiko Transaksi: Kesalahan dalam memberikan pelayanan dan menyediakan produk
perbankan untuk nasabah.
Risiko Hukum: Bank syariah melanggar hukum.
FIQIH MUAMALAH ADABIYAH
1. Hak
Hak: Ketentuan yang ditetapkan hukum berupa kekuasaan (sulthah) atau kewajiban (taklif).
Pembagian hak
Berdasarkan subyek
Hak Allah: Hak milik Allah dan masyarakat.
Hak Manusia: Hak milik individu.
Hak Musytarak: Hak campuran antara hak Allah dan hak manusia.
Berdasarkan obyek
Hak Maliyah: Hak yang berkaitan dengan harta.
Hak Ghair Maliyah: Hak yang tidak berkaitan dengan harta.
Hak Syakhshi: Hak seseorang terhadap orang lain,
Hak Aini: Hak seseorang terhadap suatu benda.
Hak Mujarrad: Hak yang tidak terpengaruh oleh pelepasan hak tersebut.
Hak Ghairu Mujarrad: Hak yang terpengaruh oleh pelepasan hak tersebut.
2.Harta
Cara memperoleh harta
Ikhraj Al Mubahat: Mengambil harta yang belum dimiliki orang lain.
Al Milk Al Aqd: Mendapatkan harta karena akad (jual beli, hibah, dll).
Al Milk Al Khalifiyah: Mendapatkan harta karena warisan atau ganti rugi.
Tawallud bi Mamluk: Mendapatkan harta sebagai hasil dari pengolahan harta lain
(hasil panen, keuntungan dagang).
Pembagian Harta
Al Mutaqawwim: Harta yang halal dan boleh dimanfaatkan.
Ghair Al Mutaqawwim: Harta yang haram dan tidak boleh dimanfaatkan.
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Al Manqul: Harta bergerak/dapat dipindahkan.
Al Aqar/Ghair Manqul: Harta tidak bergerak/tidak dapat dipindahkan.
Al Mistli: Harta yang jika dibandingkan dengan sejenisnya dianggap sama/tidak
berbeda.
Al Qimi: Harta yang jika dibandingkan dengan sejenisnya dianggap tidak
sama/memiliki berbeda.
Al Istihlaki: Harta yang habis dipakai.
Al Istimali: Harta yang tidak habis dipakai.
3. Hak Milik
Pembagian hak milik
Hak milik penuh (At Tam): Memiliki barang dan manfaat barang itu.
Hak milik sebagian (An Naqish): Hanya memiliki barang saja atau manfaat barang
saja.
Dibagi menjadi:
Milk Al Ain/Milk Ar Raqabah: Hanya memiliki barang saja tetapi tidak memiliki
manfaatnya.
Milk Al Manfaat Asy Syakhsi/Intifa: Hanya memiliki manfaat barang karena
meminjam/menyewanya.
Milk Al Manfaat Al Aini/Irtifaq: Memiliki manfaat barang yang tidak dimiliki meski
tidak meminjam atau menyewanya. Dibagi menjadi:
o Syurb: Hak mengambil air.
o Majra: Hak mengalirkan air.
o Masil: Hak membuang air.
o Murur: Hak melewati tanah orang lain.
o Jiwar: Hak bertetangga.
o Taalli: Hak bertetangga pada bangunan di atasnya.
o Janibi: Hak bertetangga pada bangunan di sampingnya.
Terdapat tiga jenis persaingan, yaitu persaingan wajib (persaingan dalam beragama),
persaingan yang disukai (persaingan dalam memperoleh kebutuhan pokok), dan
persaingan yang dibolehkan (persaingan dalam memperoleh barang mewah).
Problema barter adalah kurangnya angka penyebut yang sama, barang tidak dapat
dibagi, dan harus ada dua keinginan yang sama.
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Emas dan perak hanya digunakan sebagai uang dan uang tidak boleh dipalsukan.
Uang selain emas dan perak diperbolehkan.
Bunga membelokkan fungsi uang, karena uang seperti cermin (dapat memantulkan
warna lain namun tidak dapat memantulkan warnanya sendiri). Uang dapat
menghasilkan barang namun tidak dapat menghasilkan dirinya sendiri.
Lembaga hisbah sangat penting.
Utang publik diizinkan jika dijamin dengan pendapatan masa depan. Diadopsi di AS
menjadi revenue bond.
Untuk menghilangkan kemiskinan dapat dilakukan pembagian harta secara paksa.
Pembangunan infrastruktur adalah tanggung jawab pemerintah.
Terdapat dua jenis harga, yaitu harga yang adil dan harga yang zalim.
Upah yang adil mengacu pada tingkat di pasar tenaga kerja.
Laba yang adil adalah laba yang normal (tidak terlalu besar).
Kenaikan harga karena penurunan supply dan kenaikan demand adalah kehendak
Allah SWT.
Kenaikan harga tidak selalu karena kezaliman penjual namun juga karena penawaran
yang menurun akibat inefisiensi produksi, penurunan jumlah impor atau tekanan
pasar.
Faktor yang mempengaruhi permintaan:
o Keinginan masyarakat (raghbah) terhadap barang.
o Jumlah peminat (tullab) suatu barang.
o Lemah kuatnya kebutuhan terhadap barang.
o Kualitas pembeli.
o Jenis uang yang digunakan.
o Besar kecilnya biaya produsen/penjual.
o Kepemilikan resiprokal antara penjual dan pembeli.
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Terdapat dua jenis intervensi harga, yaitu intervensi harga yang adil dan intervensi
harga yang zalim.
Harga hanya boleh ditetapkan (diintervensi) jika terjadi keadaan darurat atau distorsi
(ketidaksempurnaan) pasar.
Penetapan harga dilakukan dengan musyawarah dengan warga.
Fungsi uang adalah sebagai pengukur harga dan alat tukar.
Uang tidak boleh diperdagangkan.
Uang tidak boleh menurun nilainya dan tidak boleh dicetak terlalu banyak.
Tidak boleh ada seignorage (pengambilan keuntungan dari selisih nilai nominal
dengan nilai intrinsik uang).
Mata uang berkualitas buruk akan menyingkirkan mata uang berkualitas baik
(Gresham Law).
Al Maqrizi (1364-1442 M)
Kitab: Ighatsah Al Ummah bi Kasyf Al Ghummah: Membahas tentang inflasi.
Murid Ibnu Khaldun
Mata uang fulus (tembaga) mulai dicetak pada masa Sultan Muhammad Al Kamil.
Uang yang dapat diterima hanya dinar dan dirham.
Penggunaan dinar dan dirham tidak menghilangkan inflasi.
Mata uang berkualitas buruk akan menghilangkan mata uang berkualitas baik.
Inflasi terjadi karena sebab alamiah (natural inflation) dan karena kesalahan
manusia (human error inflation).
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Sebab natural inflation:
o Kenaikan agregate demand
o Turunnya agregate supply
Sebab human error inflation:
o Korupsi dan administrasi yang buruk
o Pajak yang terlalu tinggi
o Peningkatan jumlah uang fulus.
Biaya Produksi
Fixed Cost: Biaya yang tidak berubah berapapun jumlah barang yang diproduksi.
Kurva horizontal
AFC = FC/Q. Kurva setengah U menurun.
Variable Cost: Biaya yang besarnya tergantung jumlah produksi.
AVC = VC/Q. Kurva U.
Total Cost = FC + VC
AC = TC/Q = AFC + AVC. Kurva U.
Marginal Cost = Besar pertambahan biaya total setiap penambahan 1 output.
MC = ∆TC/∆Q.Kurva setengah U menaik.
Penerimaan
TR = P X Q
AR = TR/Q
MR = ∆TR/∆Q
KITAB SAKTI
Laba/ Rugi
SYEKH ANGGA
Laba = TR > TC
Rugi = TR < TC
Break Event Point/Titik Impas = TR=TC
Laba Maksimum/Kerugian Minimum = MR = MC
MR > MC = Produksi ditambah
MR < MC = Produksi dikurangi
BENTUK BENTUK PASAR
Pasar Persaingan Sempurna: Banyak penjual sehingga penjual tidak bisa
mempengaruhi harga pasar.
Ciri-Ciri:
1. Banyak penjual
2. Barang homogen
3. Mudah untuk masuk dan keluar/Tidak ada hambatan
4. Informasi sempurna
5. Penjual price taker dan kurva permintaan satu perusahaan horizontal
6. Dalam jangka pendek bisa untung/rugi dan dalam jangka panjang mendapat laba
normal (laba yang dianggap terlalu kecil bagi pesaing yang hendak masuk pasar)
7. P= D = AR =MR
Pasar Monopoli: Hanya ada 1 penjual sehingga penjual dapat menentukan harga.
Ciri-Ciri:
1. Satu penjual
2. Barang unik/tidak ada substitusi
3. Penjual price maker dan kurva permintaan inelastis
4. Ada hambatan besar dan pesaing sangat sulit masuk
5. MR = MC, D =AR dan P>MC
6. Dalam jangka pendek bisa untung/rugi dan dalam jangka panjang mendapat laba
super normal
Pasar Oligopoli : Ada dua atau beberapa penjual.
Ciri-Ciri:
1. Jumlah penjual sedikit
2. Hambatan masuk besar
3. Kekuatan menentukan harga sedikit jika tidak ada kerjasama antar perusahaan.
4. MR = MC
5. Kurva permintaan patah (elastis dan inelastis)
6. Dalam jangka pendek bisa untung/rugi dan dalam jangka panjang mendapat laba
super normal
7. Satu perusahaan mempengaruhi perusahaan yang lain (aksi reaksi)
Pasar Monopolistik: Banyak penjual namun barang terdiferensiasi sehingga penjual
memiliki sedikit kekuatan menentukan harga
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Ciri-Ciri:
1. Penjual banyak
2. Barang terdiferensiasi
3. Kekuatan menentukan harga sedikit
4. Mudah untuk masuk dan keluar/Tidak ada hambatan
5. MR = MC, D =AR dan P>MC
6. Bentuk kurva permintaan sangat elastis (sangat landai)
7. Dalam jangka pendek bisa untung/rugi dan dalam jangka panjang mendapat laba
normal
1. Produksi/Output
Nilai Tambah = Nilai Output-Nilai Input (Menghindari double counting)
2. Pendapatan
PN = w + r + i + ∏ (Gaji + Sewa + Bunga + Profit)
3. Pengeluaran
PDB = C + I + G + (X-M) (Konsumsi + Investasi + Pengeluaran
Pemerintah + [Ekspor- Impor])
Distribusi Pendapatan
Kurva Lorentz = Kurva yang menggambarkan distribusi pendapatan (berbentuk
cembung).
Koefisien Gini = Untuk mengukur pemerataan pendapatan.
o < 0,4 = Ketimpangan rendah
o 0,4 -0,5 = Ketimpangan sedang
o >0,5 = Ketimpangan tinggi
Teori Konsumsi Keynes
Y=C+S
C = a + bY (Konsumsi Agregat = Konsumsi Otonom (Konsumsi pendapatan nol) +
MPC.Pendapatan Disposibel)
S = -a + sY (s = MPS)
MPC = ∆C/∆Y
MPS = ∆S/∆Y
MPC + MPS = 1
MPC (Marginal Propensity to Consume) = Kecenderungan individu menggunakan
pendapatannya untuk konsumsi.
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
MPS (Marginal Propensity to Save) = Kecenderungan individu menggunakan
pendapatannya untuk ditabung.
Teori Investasi
I = f (i) (Hubungan antara investasi dengan bunga adalah negatif)
Tingkat bunga riil = Tingkat bunga nominal – inflasi
Kebijakan Perdagangan Internasional
1. Tarif = Pajak barang ekspor dan impor
o Bea Ekspor = Pajak barang ekspor
o Bea Impor = Pajak barang impor
o Ad Valorem Duties = Bea dihitung berdasarkan % (proporsional)
o Specific Duties = Bea dihitung secara fixed (tetap)
o Specific Ad Valorem Duties/Compound Duties = Kombinasi Ad Valorem dan Specific
Duties
2. Kuota = Pembatasan jumlah barang impor
3. Larangan ekspor/impor
4. Subsidi Ekspor = Subsidi yang diberikan kepada eksportir
5. Premi Ekspor = Uang yang diberikan kepada eksportir
6. Devaluasi = Melemahkan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing
7. Pengendalian Devisa = Pembatasan devisa untuk impor
8. Substitusi Impor = Produksi barang pengganti barang impor
9. Perjanjian Internasional
Suku bunga Suku bunga jangka pendek dan nilai tukar AD inflasi
Uang Aktif (Monetarist)
Penawaran uang elastis sempurna/ kurva horizontal (bank sentral tidak mampu
mempengaruhi jumlah uang beredar).
Mazhab mainstream
Penawaran uang inelastis sempurna/ kurva vertikal (jumlah uang beredar sepenuhnya
ditentukan bank sentral).
Mazhab alternatif kritis
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Penawaran uang elastis/ kurva slope positif ((jumlah uang beredar tidak sepenuhnya
ditentukan bank sentral dan jumlah uang beredar menggambarkan permintaan di pasar barang
dan jasa).
Kebijakan Moneter Ekspansif
Mazhab iqtishaduna
Kebijakan moneter ekspansif akan menyebabkan kesenjangan antara sektor moneter dengan
sektor riil.
Money Illusion
Mengubah permintaan/penawaran akibat perubahan variabel sektor moneter (jumlah uang
beredar) padahal variabel sektor riil (pendapatan riil, tingkat harga relatif) tidak berubah.
Instrumen Moneter
Instrumen Moneter BI
1. Open Market Operation Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
2. GWM sebesar 5%
3. Capital Adequacy Ratio (CAR)/ Rasio kecukupan modal sebesar 8%
4. Plafon/batas kredit
5. Sistem pengawasan perbankan dengan forward looking risk based supervision
6. Fit and proper test pejabat bank
7. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)
Instrumen moneter Islam
Mazhab iqtishaduna
o Tidak ada instrumen moneter (kebijakan tentang konsumsi, tabungan, investasi dan
perdagangan otomatis menjadi instrumen moneter).
Mazhab mainstream
o Penghapusan suku bunga.
o Penerapan dues of idle fund.
o Penerapan sistem bagi hasil.
o Adanya kepastian usaha dengan penghapusan suku bunga pinjaman dan diganti
dengan sistem bagi hasil.
Mazhab alternatif kritis
o Money Supply = Money Demand
o Money supply ditentukan oleh shuratic process (musyawarah bank sentral dengan
pelaku ekonomi sektor riil)
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
o Adanya induced knowledge (pengetahuan merata) yang dimiliki peserta shuratic
process.
Penerapan instrumen moneter Islam
Sudan
o Central Bank Musharaka Certificate
o Government Musharaka Certificate
o Ijara Certificate
Indonesia
o Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI)/Sertifikat Bank Indonesia Syariah
(SBIS)
o Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syariah (Sertifikat IMA)
PEMERINTAH SEBAGAI IBU SEGALA PASAR
Jenis Barang
Private Goods (Barang pribadi)
Public Goods (Barang umum/publik)
o Non excludable goods (semua orang dapat menikmati)
o Non rivalrous goods (semua orang mendapatkan tanpa ada persaingan)
Distribusi Pendapatan
Transfer tunai (cash transfer)
Pemberian barang
Kegagalan Penyediaan Public Goods
Inefisiensi dalam proses produksi
Buruk/kurangnya informasi
Kebijakan dan Instrumen Fiskal Pemerintahan Islam
1. Sangat jarang terjadi defisit anggaran (pada masa Rasulullah SAW hanya terjadi
saat perang Hunain)
2. Sistem pajak proporsional
3. Besar kharaj berdasarkan produktivitas/kesuburan tanah, bukan luas tanah
4. Regressive rate untuk zakat peternakan
5. Zakat perdagangan diambil dari keuntungan, bukan penjualan
6. Porsi besar untuk infrastruktur
7. Manajemen yang baik untuk hasil yang baik
8. Jaringan kerja baitul mal pusat dan daerah
Kebijakan Fiskal Rasulullah SAW
1. Peningkatan pendapatan nasional dan partisipasi kerja melalui:
Mempersaudarakan kaum muhajirin dan anshar
Mendorong kerjasama kaum muhajirin dan anshar
Merehabilitasi kaum muhajirin (membagikan tanah dan rumah untuk kaum
muhajirin)
Membagikan 80% harta rampasan perang (ghanimah)
2. Pemungutan pajak
KITAB SAKTI
3.
SYEKH ANGGA
Pengaturan anggaran
4.Penerapan kebijakan fiskal khusus
Meminta bantuan kaum muslimin
Meminjam peralatan dari non muslim
Meminjam uang
Memberikan insentif
Efektivitas Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal Efektif : Kurva IS curam (inelastis) atau kurva LM datar
(elastis).
Kebijakan Fiskal Tidak Efektif: Kurva IS datar (elastis) atau kurva LM curam
(inelastis).
PEMERINTAH SEBAGAI PENABUNG BESAR
Anggaran Pendapatan Pemerintahan Islam
Kharaj (Pajak Tanah)
o Besarnya berdasarkan tingkat kesuburan tanah, jenis tanaman, dan jenis irigasi.
Zakat
o Zakat pendapatan
o Zakat peternakan
o Zakat pertanian
Khums (Pajak pendapatan proporsional sebesar 20%)
o Berfungsi sebagai automatic stabilizer
Jizyah (Pajak non muslim)
Pendapatan lain (kaffarah)
Pendapatan
Beban
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Pendapatan yang belum dibagikan
4. Saat pendapatan dibagikan
Mudharib
Beban bagi hasil mudharabah – mudharib
Beban bagi hasil mudharabah – shahibul mal
Utang bagi hasil mudharabah
Kas
Piutang pendapatan bagi hasil
5. Jika terjadi kerugian bukan akibat kesalahan mudharib
Mudharib
Pendapatan
Penyisihan kerugian
Beban
Shahibul mal
Kerugian investasi mudharabah
Penyisihan kerugian investasi mudharabah
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
6. Jika terjadi kerugian bukan akibat kesalahan mudharib
Mudharib
Beban
Utang/Kas
7. Penurunan nilai aset nonkas
Shahibul mal
Sebelum usaha dimulai
Kerugian investasi mudharabah
Investasi mudharabah
Setelah usaha dimulai
Kerugian investasi mudharabah
Penyisihan kerugian investasi mudharabah
Kas
Penyisihan kerugian investasi mudharabah
Pendapatan bagi hasil mudharabah
8. Akad mudharabah berakhir
Mudharib
Dana syirkah temporer
Kas/aset nonkas
Penyisihan kerugian
Shahibul mal
Jika investasi mudharabah mendapat keuntungan di akhir akad
Kas/Piutang/Aset nonkas
Penyisihan kerugian investasi mudharabah
Investasi mudharabah
Keuntungan investasi mudharabah
Jika investasi mudharabah mendapat kerugian di akhir akad
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Kas/Piutang/Aset nonkas
Penyisihan kerugian investasi mudharabah
Kerugian investasi mudharabah
Investasi mudharabah
AKUNTANSI MUSYARAKAH (PSAK 106)
Pembagian keuntungan/nisbah
1. Proporsional sesuai modal
2. Tidak proporsional dengan modal
Pencatatan
1. Biaya pra akad
Mitra Pasif
Uang muka akad
Kas
Diakui sebagai bagian investasi musyarakah
Investasi musyarakah
Uang muka akad
Tidak diakui sebagai bagian investasi musyarakah
Beban musyarakah
Uang muka akad
2. Penyerahan kas
Mitra pasif
Investasi musyarakah-kas
Kas
Mitra aktif
Kas
Dana syirkah temporer
3. Penyerahan aset nonkas
Mitra pasif
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Nilai pasar > Nilai buku
Investasi musyarakah-aset nonkas
Akumulasi penyusutan
Selisih penilaian aset musyarakah
Aset nonkas
Pendapatan
Beban
Pendapatan yang belum dibagikan
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
5. Saat pendapatan dibagikan
Mitra aktif
Beban bagi hasil
Utang bagi hasil
Termin istishna
Aset istishna dalam penyelesaian
Pembeli
Aset
Utang istishna
7. Saat aset istishna dilunasi secara tunai
Penjual
Kas
Piutang istishna
Pembeli
Utang istishna
Kas
8. Aset istishna dijual secara kredit
KITAB SAKTI
Penjual
SYEKH ANGGA
Piutang Istishna
Termin istishna
Pendapatan istishna tangguhan
Kas
Pendapatan istishna tangguhan
Piutang istishna
Pendapatan istishna
Pembeli
Aset
Beban istishna tangguhan
Utang istishna
Utang istishna
Beban istishna
Kas
Beban istishna tangguhan
9. Jika terjadi kerugian
Penjual
Beban istishna
Aset istishna dalam penyelesaian (kerugian)
Pendapatan istishna
AKUNTANSI IJARAH (PSAK 107)
Perbedaan ijarah dan leasing : Leasing hanya sewa barang, sedangkan ijarah sewa
barang dan jasa.
Jenis leasing
1. Purchase lease: Leasing yang menggabungkan hak beli dan sewa sekaligus. Tidak
boleh karena termasuk shafqatain bi shafqah.
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
2. Sale and lease back: Penjual menjual barang kepada pembeli kemudian pembeli
menyewakannya ke penjual. Diperbolehkan karena antara akad jual beli (al bai) dan
sewa (ijarah) terpisah.
Pencatatan
1. Saat barang dibeli
Muajir
Aset Ijarah
Kas/Utang
2. Saat mustajir membayar biaya sewa
Muajir
Kas/piutang sewa
Pendapatan sewa
Mustajir
Beban sewa
Kas/utang
3. Saat dilakukan pembayaran biaya perbaikan
Perbaikan ditanggung muajir
Muajir
Biaya perbaikan
Utang
Mustajir
Piutang
Kas/utang/perlengkapan
Pada IMBT dengan penjualan secara bertahap, perbaikan ditanggung oleh muajir dan
mustajir
Muajir
Biaya perbaikan
Kas/utang/perlengkapan
Mustajir
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Beban pemeliharaan ijarah
Kas/utang/perlengkapan
4. Saat perpindahan kepemilikan pada IMBT
Secara hibah
Muajir
Beban ijarah
Akumulasi penyusutan
Aset ijarah
Mustajir
Aset nonkas
Keuntungan
Secara penjualan sebelum akad berakhir (nilai penjualan sebesar sisa cicilan
sewa/jumlah yang disepakati)
Muajir
Nilai buku < nilai jual
Kas/piutang
Akumulasi penyusutan
Kerugian
Aset ijarah
Nilai buku > nilai jual
Kas/piutang
Akumulasi penyusutan
Keuntungan
Aset ijarah
Mustajir
Aset nonkas
Kas
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Secara penjualan setelah akad berakhir (nilai penjualan sebesar jumlah yang
disepakati)
Muajir
Nilai buku < nilai jual
Kas/piutang
Akumulasi penyusutan
Kerugian
Aset ijarah
Nilai buku > nilai jual
Kas/piutang
Akumulasi penyusutan
Keuntungan
Aset ijarah
Mustajir
Aset nonkas
Kas
Penjualan secara bertahap
Pencatatan pembayaran cicilan
Muajir
Nilai buku < nilai jual
Kas/piutang
Akumulasi penyusutan
Kerugian
Aset ijarah
Nilai buku > nilai jual
Kas/piutang
Akumulasi penyusutan
Keuntungan
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Aset ijarah
Pencatatan sisa tagihan
Aset lancar/tidak lancar
Akumulasi penyusutan
Aset ijarah
Mustajir
Aset nonkas
Kas
Utang
Akuntansi Ash Sharf
1. Saat membeli valuta asing
Kas ($)
Kas (Rp)
2. Saat menjual valuta asing
Harga beli valas > harga jual valas
Kas (Rp)
Keuntungan
Kas ($)
Harga beli valas < harga jual valas
Kas (Rp)
Kerugian
Kas ($)
3. Saat dilakukan penyesuaian di akhir periode
Jika kurs tengah BI < kurs saat transaksi
Kerugian
Utang
Piutang
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Keuntungan
Jika kurs tengah BI > kurs saat transaksi
Kerugian
Piutang
Utang
Keuntungan
AKUNTANSI WADIAH
1. Saat membayar biaya penitipan
Muwaddi
Beban wadiah
Kas/utang
Mustawda
Kas/piutang
Pendapatan wadiah
AKUNTANSI WAKALAH
1. Pada saat ujroh/imbalan dibayarkan
Muwakkil
Beban wakalah
Kas
Wakil
Kas
Pendapatan wakalah
Jika ujroh dibayar di muka
Kas
Pendapatan wakalah diterima di muka
2. Pada saat beban dibayarkan
Wakil
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Beban wakalah
Kas
3. Pada saat pendapatan diakui
Pendapatan wakalah diterima di muka
Pendapatan wakalah
AKUNTANSI KAFALAH
1. Saat menerima ujroh
Kafil
Kas
Pendapatan kafalah
Makful Anhu
Beban kafalah
Kas
2. Saat membayar beban
Kafil
Beban kafalah
Kas
AKUNTANSI QARDHUL HASAN
1. Saat dana sumbangan diterima
Muqridh
Dana kebajikan-kas
Dana kebajikan-infak/sedekah/wakaf
2. Saat denda diterima
Muqridh
Dana kebajikan-kas
Dana kebajikan-denda/pendapatan nonhalal
3. Saat pinjaman diberikan
KITAB SAKTI
Muqridh
SYEKH ANGGA
Dana kebajikan-dana kebajikan produktif
Dana kebajikan-kas
Muqtaridh
Kas
Utang
4. Saat pinjaman dikembalikan
Muqridh
Dana kebajikan-kas
Dana kebajikan-dana kebajikan produktif
Muqtaridh
Utang
Kas
AKUNTANSI HAWALAH( PSAK 110)
1. Pada saat muhal alaih membayar utang muhil kepada muhal
Muhil
Utang-Muhal
Utang-Muhal Alaih
Muhal Alaih
Piutang-Muhil
Kas
2. Pada saat ujroh dibayarkan
Muhil
Beban Hawalah/Beban Hawalah Tangguhan
Kas
Muhal Alaih
Kas
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Pendapatan Hawalah/Pendapatan diterima dimuka
3. Pada saat pendapatan dan beban diakui
Muhil
Beban Hawalah
Beban Hawalah Tangguhan
Muhal Alaih
Pendapatan diterima dimuka
Pendapatan Hawalah
4. Pada saat muhil melunasi utang pada muhal alaih
Muhil
Utang-Muhal Alaih
Kas
Muhal Alaih
Kas
Piutang-Muhil
AKUNTANSI RAHN
1. Pada saat marhun bih diserahkan
Rahin
Kas
Utang
Murtahin
Piutang
Kas
2. Pada saat biaya pemeliharaan dibayarkan
Rahin
Beban
Kas
KITAB SAKTI
Murtahin
SYEKH ANGGA
Kas
Pendapatan
3. Saat murtahin mengeluarkan biaya pemeliharaan
Murtahin
Beban
Kas
4. Pada saat marhun bih dikembalikan
Rahin
Utang
Kas
Murtahin
Kas
Piutang
5. Pada saat marhun bih tidak dapat dilunasi dan marhun dijual
Rahin
Jika nilai jual > marhun bih
Kas
Akumulasi penyusutan
Keuntungan
Aset
Jika nilai jual < marhun bih
Kas
Akumulasi penyusutan
Kerugian
Aset
Saat utang dibayarkan
KITAB SAKTI
Utang
SYEKH ANGGA
Kas
Murtahin
Jika nilai jual > / = marhun bih
Kas
Piutang
Jika nilai jual < marhun bih
Sisanya ditanggung rahin (saldo akun piutang masih ada)
AKUNTANSI JUALAH
1. Setelah pekerjaan selesai
Jail
Beban Jualah
Kas/ Aset Nonkas
Majul Lah
Kas/Aset Nonkas
Pendapatan Jualah
AKUNTANSI ZAKAT
1. Saat dana zakat diterima
Kas/Aset nonkas-dana zakat
Dana zakat
2. Saat dana bagian amil diakui
Dana zakat
Dana-amil
Dana zakat-nonamil
3. Saat amil tidak menerima bagian dana zakat
Kas-dana zakat
Dana zakat-nonamil
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
4. Jika terjadi penurunan nilai aset nonkas
Bukan karena kelalaian amil
Dana zakat-nonamil
Aset nonkas
Karena kelalaian amil
Dana-amil-kerugian
Aset nonkas
5. Saat zakat disalurkan ke mustahiq
Dana zakat-nonamil
Kas-dana zakat/Aset nonkas-dana zakat
AKUNTANSI INFAQ/SHADAQAH
1. Saat dana diterima
Kas/Aset nonkas-dana infak
Dana infak
2. Saat dana bagian amil diakui
Dana infak/sedekah
Dana infak/sedekah-amil
Dana infak/sedekah-nonamil
3. Penyusutan aset nonkas berupa aset tidak lancar
Dana-nonamil
Akumulasi penyusutan-aset nonlancar
4. Jika terjadi penurunan nilai aset nonkas
Bukan karena kelalaian amil
Dana infak/sedekah-nonamil
Aset nonkas-dana infak/sedekah
Karena kelalaian amil
Dana-kerugian
Aset nonkas-infak/sedekah
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
5. Dana infaq dikelola sebelum disalurkan
Kas/Piutang-Infak/Sedekah
Dana infak/sedekah
6. Saat infaq disalurkan
Dana infak/sedekah-nonamil
Kas-dana infaq/sedekah/Aset nonkas-dana infaq/sedekah
7. Infaq disalurkan ke amil lain
Dana infaq/sedekah
Kas-dana infaq/sedekah
PASAR MODAL SYARIAH
Pasar modal = Pasar untuk berbagai instrumen keuangan/efek (saham, obligasi,
derivatif).
Pasar perdana = Tempat penjualan efek untuk pertama kali.
Pasar sekunder = Penjualan efek setelah pasar perdana berakhir.
Reksadana = Kumpulan berbagai efek (saham dan obligasi)
Saham = Surat kepemilikan terhadap suatu perusahaan
Obligasi = Surat utang suatu perusahaan/negara
Sejarah Pasar Modal Syariah
Reksadana Syariah pertama = Danareksa syariah. Diluncurkan pada 1997.
Jakarta Islamic Index = Kumpulan 30 saham syariah terbaik. Diluncurkan pada 3 Juli
2000.
Pasar modal syariah resmi diluncurkan pada 14 Maret 2003.
Kriteria Efek Syariah
1. Screening pertama (core business/aspek bisnis)
A. Kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah, seperti:
B. Perjudian atau permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.
C. Lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi
konvensional.
D. Produsen, distributor, serta pedagang makanan dan minuman haram.
E. Produsen, distributor, dan/atau penyedia barang/jasa yang merusak moral dan bersifat
mudarat.
F. Emiten (perusahaan) yang persentase utang pada lembaga keuangan konvensional
lebih besar dari modalnya.
2. Screening kedua (rasio keuangan)
A. Total utang dibandingkan total ekuitas tidak boleh > 82%
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
B. Total utang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak boleh > 45% (menurut
AAOIFI 33%)
C. Total pendapatan bunga dan pendapatan nonhalal dibandingkan total pendapatan tidak
boleh > 10%
Efek Syariah
1. Saham syariah
2. Obligasi syariah/sukuk
3. Unit penyertaan kontrak investasi kolektif (KIK) reksadana syariah: Bagian dari
investasi reksadana syariah.
4. Efek beragun aset (KIK EBA) syariah: Kontrak investasi yang terdiri dari berbagai
aset keuangan.
5. Surat berharga komersial syariah : Surat pengakuan pembiayaan syariah.
6. Surat berharga syariah lainnya.
Proses penetapan saham JII (dikaji setiap 6 bulan)
1. Usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
2. Sudah tercatat/listing (masuk bursa) selama > 3 bulan.
3. Rasio kewajiban terhadap aset maksimal 90%
4. Dari 60 saham yang terpilih dipilih saham dengan kapitalisasi terbesar (nilai
penjualannya paling besar).
5. Dipilih 30 saham dengan likuiditas tertinggi (paling mudah untuk dijual).
Saham JII
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Obligasi Syariah
Obligasi syariah pertama diterbitkan PT Indosat tahun 2002
Akad obligasi syariah : ijarah, mudharabah, musyarakah,murabahah,istishna, atau
salam
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Contoh Reksadana Syariah
1. BNI Dana Syariah
2. Danareksa Syariah Berimbang
3. BSM Investa Berimbang
4. BNI Dana Plus Syariah
PENGETAHUAN UMUM
UU Penting
1. UU Nomor 19 tahun 2008 tentang SBSN
2. UU Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
3. UU Nomor 21 tahun 2011 tentang OJK
4. UU Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Bank Umum Syariah
1. Bank Muamalat Indonesia
2. BNI Syariah
3. BRI Syariah
4. Bank Syariah Mandiri
5. Bank Jabar Banten (BJB) Syariah
6. Bank Victoria Syariah
7. Bank Mega Syariah
8. Bank Panin Syariah
9. Bank Bukopin Syariah
10. Bank BCA Syariah
11. Bank Maybank Syariah
Unit Usaha Syariah
1. Bank Danamon Syariah
2. Bank Permata Syariah
3. BTN Syariah
4. BII Syariah
5. Bank CIMB Niaga Syariah
6. Bank OCBC NISP Syariah
7. Bank Sinarmas Syariah
8. Bank Tabungan Pensiunan Negara (BTPN) Syariah
9. Bank DKI Syariah
10. Bank Jateng Syariah
11. Bank BPD DIY Syariah
12. Bank Jatim Syariah
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
13. Bank Aceh Syariah
14. Bank Sumut Syariah
15. Bank Sumbar Syariah
16. Bank Jambi Syariah
17. Bank Riau Syariah
18. Bank Sumsel Syariah
19. Bank Kalsel Syariah
20. Bank Kalbar Syariah
21. Bank Kaltim Syariah
22. Bank Sulsel Syariah
23. Bank NTB Syariah
Asuransi Syariah
Asuransi syariah pertama : The Islamic Insurance Company of Sudan. Berdiri pada
1979.
Asuransi syariah pertama di Indonesia : Asuransi Takaful. Berdiri pada 1994.
Buku Ekonom Muslim Kontemporer
Muhammad Nejatullah Siddiqi : The Economic Enterprise in Islam
Afzalurrahman : Doktrin Ekonomi Islam
Muhammad Abdul Mannan:
o Islamic Economics: Theory and Practice (Buku ekonomi Islam modern pertama).
o The Making of Islamic Economic Society
o The Frontier of Islamic Economics
Monzer Kahf : The Islamic Economy : Analytical of The Functioning of The Islamic
Economic System
Umar Chapra:
o Islam and Economic Challenges
o Towards A Just Monetary System
o The Future of Economics: An Islamic Perspective
Organisasi Ekonomi Islam
1. Asbisindo (Asosiasi Bank Syariah Indonesia)
o Berdiri pada 1992.
o Ketua umum : Yuslam Fauzi
2. MES (Masyarakat Ekonomi Syariah)
o Berdiri pada 2001
o Ketua umum : Muliaman D. Hadad
3. IAEI (Ikatan Ahli Ekonomi Islam)
o Berdiri pada 2004
o Ketua : Bambang Brodjonegoro
4. PKES (Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah)
o Berdiri pada 2003
o Ketua: Halim Alamsyah
5. DSN MUI (Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia)
KITAB SAKTI
o
SYEKH ANGGA
Diusulkan pada 1997 dan didirikan pada 1999
o Ketua: Ma’ruf Amin
6. FoSSEI (Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam)
o Berdiri pada 2000
o Presidium Nasional (Presnas) I : Syahid Irfan Mubarok
o Presnas II : Ashabul Kahfi
o Presnas III : Alfian R. Tsani
o Presnas IV : Aria Fariska
o Presnas V : Mamduh
7. AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions)
o Didirikan pada 1990 di Aljazair dan beroperasi di Bahrain sejak 1991.
8. IDB (Islamic Development Bank)
o Presiden: Ahmad Muhammad Ali Al Madani
9. IRTI (Islamic Research and Training Institute)
Organisasi Lain
1. BI (Bank Indonesia)
o Gubernur: Agus Martowardojo
2. OJK (Otoritas Jasa Keuangan)
o Berdiri pada 2011
o Ketua Dewan Komisioner: Muliaman D. Hadad
o Wakil Ketua Dewan Komisioner: Rahmat Waluyanto
o Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan : Nelson Tampubolon
o Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal : Nurhaida
o Kepala Eksekutif Pengawas IKNB (Industri Keuangan Non Bank): Firdaus Djaelani
o Fungsi pengawasan dan pengaturan perbankan pindah dari BI ke OJK sejak 31
Desember 2013
3. World Bank
o Presiden: Jim Yong Kim
4. IMF (International Monetary Fund)
o Direktur Utama : Christine Lagarde
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA