Anda di halaman 1dari 105

KITAB SAKTI

SYEKH ANGGA

FIQIH
MUAMALAH MADIYAH
Fiqih: Ilmu tentang hukum-
hukum syara yang bersifat amaliah
yang diambil dari dalil-dalil
terperinci.
Muamalah: Melakukan hubungan dengan orang lain.
Fiqih Muamalah: Ilmu tentang hukum-hukum syara yang
mengatur hubungan antar manusia.
Fiqih Muamalah Madiyah: Membahas tentang obyek muamalah.
Fiqih Muamalah Adabiyah: Membahas tentang subyek
muamalah.
Prinsip-Prinsip Muamalah
1. Al ashl fi al muamalah al ibahah, illa idza ma dalla al dalil ala
khilafihi (Semua bentuk muamalah diperbolehkan kecuali
ada dalil yang melarangnya).
2. An taradin minkum (Suka sama suka).
3. La tazhlimuna wa la tuzhlamun (Tidak saling
menzalimi).
AKAD
Akad: Kesepakatan
yang menimbulkan
akibat-akibat (adanya)
hukum.
Rukun Akad
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
1. Aqid (Orang yang melakukan akad).
2. Ma’qud ‘alaih (Obyek akad).
3. Shighat/Perjanjian (Ijab dan qabul).
Ijab: Permyataan pertama dari orang yang berakad.
Qabul : Pernyataan kedua dari orang yang berakad setelah ijab.
Syarat Akad
1. Iniqad: Syarat yang harus ada pada akad.
2. Sah: Syarat yang menentukan apakah akad menimbulkan akibat hukum atau tidak.
3. Nafadz: Syarat yang menentukan kelangsungan akad.
4. Luzum: Syarat yang menentukan mengikat atau tidaknya suatu akad.
Macam-Macam Akad
Berdasarkan sah atau tidaknya:
1. Akad Shahih : Akad yang terpenuhi rukun dan syaratnya.
 Akad Nafidz: Akad shahih yang dapat langsung dilaksanakan.
 Akad Lazim: Akad nafidz yang mengikat dan tidak bisa dibatalkan sepihak.
 Akad Ghair Lazim: Akad nafidz yang tidak mengikat dan bisa dibatalkan
sepihak.
 Akad Mauquf: Akad shahih yang tidak dapat langsung dilaksanakan. (Harus
mendapat persetujuan dari orang yang diwakilkan).

2. Akad Ghair Shahih


 Akad Fasid: Akad yang terpenuhi rukunnya namun didalamnya terdapat unsur
yang dilarang fiqih muamalah. Contoh: Ada unsur gharar didalam akad
tersebut, seperti menjual barang yang belum ada.
 Akad Batil: Akad yang rukun atau syaratnya tidak terpenuhi.
Menurut ada atau tidaknya kompensasi:
1. Akad Tabarru: Akad tolong menolong (tidak ada kompensasi/pembayaran).
 Meminjamkan harta
 Memberikan jasa
 Memberikan harta
2. Akad Tijarah: Akad bisnis (ada kompensasi/pembayaran).
 Natural Uncertainty Contract: Akad usaha yang tidak pasti akan untung atau rugi. Di
dalam akad ini ada percampuran (modal dengan modal,modal dengan kerja, atau kerja
dengan kerja).
 Natural Certainty Contract: Akad jual beli yang sudah pasti jumlah.mutu,harga, dan
waktu penyerahannya. Di dalam akad ini ada pertukaran (barang dengan barang,
barang dengan uang, atau uang dengan uang).
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
 Akad tijarah boleh diubah menjadi akad tabarru namun akad tabarru tidak boleh
diubah menjadi akad tijarah.
 Natural uncertainty contract jika diubah menjadi natural certainty contract menjadi
riba, sedangkan natural certainty contract jika diubah menjadi natural uncertainty
contract menjadi gharar.
Akad Tabarru
 Meminjamkan harta
 Akad Qardh: Meminjamkan uang tanpa imbalan (bunga/tambahan apapun).
Rukun Akad Qardh
 Muqridh: Orang yang meminjamkan uang.
 Muqtaridh: Orang yang menerima pinjaman.
 Ma’qud ‘Alaih (Uang)
 Shighat
Diatur dalam QS: Al Hadid: 11
 Akad Ariyah/Iarah: Meminjamkan barang tanpa imbalan.
Rukun Akad Ariyah
 Muir: Orang yang meminjamkan barang.
 Mustair: Orang yang meminjam barang.
 Muar: Barang yang dipinjamkan.
 Shighat
 Akad Rahn: Menggadaikan barang untuk mendapatkan pinjaman.
Rukun Akad Rahn
 Rahin: Orang yang menggadaikan barang.
 Murtahin: Orang yang menerima gadai barang.
 Marhun: Barang yang digadaikan.
 Marhun Bih: Pinjaman.
 Shighat.
Diatur dalam: QS Al Baqarah:282
 Memberikan jasa
 Akad Hawalah/Hiwalah: Memindahkan penagihan utang ke orang lain yang
memiliki piutang ke orang tersebut.
Rukun Akad Hawalah
 Muhil: Orang yang memindahkan penagihan utang.
 Muhal: Orang yang memberikan utang.
 Muhal Alaih: Orang yang menerima pemindahan penagihan utang.
 Muhal Bih: Utang yang dipindahkan penagihannya.
 Shighat
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Jenis-Jenis Akad Hawalah:

Hawalah Al Haqq: Muhil hanya memindahkan hak penagihan
piutang saja.
 Hawalah Ad Dain: Muhil memindahkan kewajiban membayar utang.
 Hawalah Al Muqayyadah: Muhil memindahkan pembayaran utang
ke muhal alaih yang memiliki piutang terhadap muhil.
 Hawalah Al Mutlaqah: Muhil memindahkan pembayaran utang ke
muhal alaih, namun muhal alaih tidak memiliki piutang terhadap
muhil.
 Akad Wakalah: Suatu pihak mewakilkan suatu urusan kepada pihak lain.
Rukun Akad Wakalah
 Muwakkal/Wakil: Orang yang mewakili.
 Muwakkil: Orang yang diwakili.
 Muwakkal Fih: Perkara/hal yang diwakili.
 Shighat
Diatur dalam QS Al Kahfi: 19
 Akad Kafalah: Suatu pihak memberikan jaminan terhadap utang/pekerjaan
yang dimiliki orang lain.
Rukun Akad Kafalah
 Kafil/Dhamin: Orang yang memberikan jaminan.
 Makful Anhu: Orang yang dijamin.
 Makful Lahu: Orang yang memberikan utang/pekerjaan kepada makful
anhu.
 Makful Bih: Utang/pekerjaan yang dijamin.
 Shighat
Jenis-Jenis Akad Kafalah
 Kafalah bin Nafs: Memberikan jaminan dengan dirinya/nama baik.
 Kafalah bil Maal: Jaminan pembayaran barang/utang.
 Kafalah bit Taslim: Jaminan pengembalian barang yang disewa.
 Kafalah Al Munjazah (Performance Bonds): Jaminan terhadap sesuatu
(misal pekerjaan/proyek) tanpa batas waktu.
 Kafalah Al Muallaqah: Penyederhanaan dari kafalah al munjazah.
Diatur dalam QS Yusuf: 72
 Wadiah: Menitipkan barang kepada orang lain.
Rukun Wadiah
 Muwaddi: Orang yang menitipkan.
 Mustawda: Orang yang dititipi.
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
 Wadiah: Barang yang dititipkan.
 Shighat
Jenis-Jenis Wadiah
 Wadiah Yad Amanah: Mustawda tidak boleh memakai barang yang
dititipi.
 Wadiah Yad Dhamanah: Mustawda boleh memakai barang yang
dititipi.
Diatur dalam QS Al Baqarah:283 dan QS An Nisa:58

 Memberikan harta
 Akad Hibah: Memberikan barang kepada orang lain.
Rukun Akad Hibah
 Wahib: Pemberi barang.
 Mauhub Lah: Penerima barang.
 Mauhub Bih: Barang yang diberikan.
 Shighat

 Wakaf: Menahan harta untuk dimanfaatkan bagi kepentingan masyarakat.


Rukun Akad Wakaf
 Waqif: Orang yang mewakafkan harta.
 Nadzir: Pengelola harta wakaf.
 Mauquf Alaih: Orang yang menikmati manfaat harta wakaf.
 Mauquf Bih: Harta yang diwakafkan.
 Shighat
 Zakat: Kewajiban memberikan harta kepada orang lain apabila hartanya telah
mencapai nisab dan memenuhi haul.
Rukun Zakat
 Muzakki: Orang yang membayar zakat.
 Mustahik: Orang yang menerima zakat.
 Amil: Orang yang menerima pembayaran zakat dan menyalurkannya.
Akad Tijarah
 Natural Uncertainty Contract
 Mudharabah/Qiradh: Perjanjian usaha antara pemilik modal dengan pengusaha
dimana pemilik modal memberikan modal usaha dan pengusaha menjalankan
usaha dan keuntungan dibagi antara keduanya sedangkan kerugian bukan
akibat kelalaian pengusaha ditanggung pemilik modal.
Rukun Mudharabah
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
 Mudharib: Pengusaha.
 Shahibul Mal: Pemilik Modal
 Rasul Mal: Modal
 Pekerjaan/Usaha
 Shighat
Jenis-Jenis Mudharabah:
 Mudharabah Mutlaqah: Shahibul Mal memberikan kebebasan kepada
mudharib dalam berusaha.
 Mudharabah Muqayyadah: Shahibul Mal memberikan batasan kepada
mudharib dalam berusaha.
 Mudharabah Musytarakah: Mudharib turut menanamkan modalnya
pada usaha tersebut sehingga mudharib mendapat dua kali bagi hasil,
yaitu sebagai mudharib sekaligus shahibul mal.
Diatur dalam QS Al Jumuah:10, QS Al Muzzammil:20, dan QS Al
Baqarah:198
 Musyarakah/Syirkah/Partnership/Persekutuan: Perjanjian usaha antara dua
pihak atau lebih dimana masing-masing pihak sama-sama memberikan modal.
Rukun Musyarakah
 Musyarik: Orang yang berserikat.
 Syarik: Porsi modal atau usaha
 Shighat

Jenis-Jenis Syirkah
 Syirkah Amlak: Syirkah tanpa perjanjian syirkah.
o Syirkah Ikhtiyar: Syirkah berupa kepemilikan bersama karena
bersama-sama membeli barang tersebut.
o Syirkah Jabr: Syirkah berupa kepemilikan bersama karena
menerima suatu harta yang bersama-sama ditujukan untuk
mereka (menerima warisan).
 Syirkah Uqud: Syirkah dengan perjanjian syirkah
o Syirkah Inan: Syirkah dimana porsi modal dan keuntungan atau
kerugian yang ditanggung besarnya berbeda antar orang yang
berserikat.
o Syirkah Mufawadhah: Syirkah dimana porsi modal dan
keuntungan atau kerugian yang ditanggung besarnya sama
antar orang yang berserikat.
o Syirkah Wujuh: Syirkah dimana pihak yang berserikat membeli
barang secara kredit dan menjualnya lagi secara tunai dengan
mengandalkan nama baik pihak yang berserikat.
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA o Syirkah Abdan/Badan: Syirkah dimana pihak yang berserikat
bersama-sama mengerjakan suatu pekerjaan.
 Musyarakah Mutanaqishah: Musyarakah dimana porsi modal atau
kepemilikan dari seorang musyarik dibeli secara bertahap oleh
musyarik lain hingga porsi modal atau kepemilikan musyarik tersebut
habis terbeli sehingga usaha atau barang tersebut menjadi milik
musyarik lain sepenuhnya.
Diatur dalam QS An Nisa: 12 dan QS Shad: 24.
 Muzaraah dan Mukhabarah: Akad kerjasama antara pemilik tanah dengan
penggarap tanah dimana penggarap tanah bertani di lahan pemilik tanah dan
hasil panennya dibagi hasilkan antara pemilik tanah dengan penggarap tanah.
Muzaraah: Bibit dari pemilik lahan.
Mukhabarah: Bibit dari penggarap lahan.
 Musaqah: Akad kerjasama antara pemilik kebun dengan penggarap kebun
dimana penggarap kebun merawat tanaman di perkebunan dan hasil panennya
dibagi hasilkan antara pemilik kebun dengan penggarap kebun.

 Natural Certainty Contract


 Jual Beli (Al Bai): Pertukaran uang dengan barang.
Diatur dalam QS Al Baqarah:275
 Salam: Akad jual beli dimana pembeli menyerahkan uang terlebih dahulu lalu
penjual mengirim barang beberapa waktu kemudian.
Rukun Salam
 Muslam: Pembeli
 Muslam Ilaih: Penjual
 Muslam Bih: Barang
 Rasul Mal
 Shighat
Diatur dalam QS Al Baqarah: 282
 Istishna: Akad jual beli dimana pembeli menyerahkan uang terlebih dahulu
secara bertahap/berangsur-angsur lalu penjual menyerahkan barang beberapa
waktu kemudian. (Jangka waktu lebih lama daripada salam).
Rukun Istishna
 Mustashni: Pembeli
 Shani: Penjual
 Mashnu: Barang
 Uang/Pembayaran
 Shighat
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
 Ijarah: Sewa barang/mempekerjakan seseorang (membeli manfaat dari suatu
barang/suatu pekerjaan).
Rukun Ijarah
 Mujir: Orang yang menyewakan/orang yang dipekerjakan
 Mustajir: Orang yang menyewa/orang yang mempekerjakan
 Maujur: Manfaat barang/pekerjaan.
 Ujrah: Biaya sewa/upah.
 Shighat
Diatur dalam QS Al Baqarah:233
o Ijarah Al Muntahiyya Bi At Tamlik (IMBT): Sewa barang dimana pada
akhir masa sewa barang menjadi milik orang yang menyewa (barang
dihibahkan atau dijual ke penyewa pada akhir akad).
 Jualah: Janji memberikan hadiah/pembayaran kepada orang/pihak yang
berhasil melakukan suatu pekerjaan/tugas (sayembara).
Rukun Jualah
 Jail: Orang yang mengadakan sayembara.
 Majul Lah: Orang yang melakukan tugas/mengikuti sayembara.
 Majul: Tugas/Pekerjaan.
 Jil/Natijah: Imbalan/hadiah.
 Shighat
 Ash Sharf: Jual beli/penukaran mata uang.

TRANSAKSI TERLARANG DALAM FIQIH MUAMALAH


Penyebab Transaksi Terlarang
1. Haram karena zatnya (Haram li dzati): Haram karena obyek transaksi adalah barang
haram (contoh daging babi, minuman keras).
2. Haram karena selain zatnya/transaksinya (Haram ghairi li dzati): Haram karena di
dalam transaksi tersebut terdapat praktik yang dilarang fiqih muamalah.
Praktik terlarang:
 Riba (Bunga): Tambahan atas pinjaman atau barang ribawi.
Jenis-Jenis Riba
Riba Jual Beli
 Riba Fadhl: Riba yang muncul karena terdapat tambahan saat menukarkan
suatu barang ribawi dengan barang ribawi yang sama jenisnya (barang ribawi:
emas,perak, bahan makanan pokok (beras,gandum,jagung), dan bahan
makanan tambahan (sayur-sayuran dan buah-buahan).
 Riba Nasiah: Riba yang muncul karena adanya penangguhan penyerahan
barang ribawi yang ditukarkan dengan barang ribawi sejenis sehingga karena
penangguhan tersebut menimbulkan tambahan/perubahan.
Riba Utang-Piutang
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
o Riba Qard: Tambahan yang dipersyaratkan di awal saat meminjam uang.
o Riba Jahiliyah: Tambahan yang muncul karena orang yang berutang tidak
mampu membayar tepat waktu.
 Gharar/Taghrir: Ketidakpastian dalam transaksi karena informasi yang tidak
lengkap.
 Maysir/Perjudian: Suatu permainan dimana satu pihak diuntungkan dan pihak
lainnya dirugikan.
 Tadlis/Penipuan: Satu pihak menyampaikan informasi yang salah untuk
menipu/mencurangi pihak lain.
 Ikhtikar/Penimbunan: Menjual barang lebih sedikit dengan harga lebih tinggi
atau mengurangi supply sehingga harga barang lebih mahal (Monopoly rent
seeking).
 Bai Najasy: Membuat permintaan palsu dalam jumlah besar terhadap suatu
barang sehingga harga barang tersebut menjadi naik.
 Risywah: Suap
3. Tidak sah (lengkap) akadnya.
 Tidak terpenuhi rukun dan syarat (Akad Batil).
 Taalluq: Dalam satu transaksi ada dua akad yang saling dikaitkan sehingga
jika satu akad tidak terlaksana maka akad lain tidak terlaksana dan transaksi
batal. Contoh: Bai Al Inah.
 Shafqatain fi al Shafqah/Two in One: Dalam satu transaksi ada dua akad yang
berlaku sehingga tidak jelas (gharar) akad apa yang berlaku dalam transaksi
tersebut. Contoh: Lease Purchased (Menyewa sekaligus membeli barang yang
disewa).
AL BAI (JUAL BELI)
Jenis-Jenis Al Bai yang diperbolehkan:
1. Bai Murabahah: Jual beli barang dimana penjual memberi tahu harga pokok barang
dan margin/keuntungannya.
2. Bai Musawamah: Jual beli barang dimana penjual tidak memberi tahu harga pokok
barang dan margin/keuntungannya.
3. Bai Tauliyah: Jual beli barang secara impas/tanpa untung/BEP.
4. Bai Wadliyah: Jual beli barang secara rugi/lebih rendah daripada harga pokok.
5. Bai Muathah; Jual beli tanpa ijab qabul (di supermarket).
6. Bai Naqdan: Jual beli secara kontan.
7. Bai Urbun: Jual beli dengan DP.
8. Bai Bitsaman Ajil/Muajjal: Jual beli dengan pembayaran ditangguhkan.
9. Bai Taqsith: Jual beli dengan pembayaran secara dicicil.
10. Bai Muyazadah: Jual beli dengan cara lelang.
11. Bai Muzabanah: Jual beli dengan barter.
Jenis-Jenis Bai yang dilarang:
KITAB SAKTI
1.
SYEKH ANGGA
Bai Habal Habalah: Jual beli anak unta yang masih ada di dalam kandungan.
2. Bai Abl Aqobl/Bai Madum: Menjual barang yang masih belum dimiliki.
3. Bai Mulamatsah: Jual beli dengan sentuhan.
4. Bai Hisbah: Jual beli dengan melempar barang yang dibeli.
5. Bai Inah: Menjual barang kepada orang lain dengan syarat membeli kembali barang
tersebut dengan harga lebih tinggi dari penjualannya.
6. Bai Hadir lil Bad: Membeli langsung hasil panen petani dimana petani tidak
mengetahui harga pasar dari hasil panen tersebut sehingga sang pembeli bisa membeli
hasil panen dengan harga lebih /sangat murah.
7. Talaqqi Ruqban: Mencegat petani yang hendak ke pasar menjual hasil panennya
dimana petani tidak mengetahui harga pasar dari hasil panen tersebut sehingga sang
pembeli bisa membeli hasil panen dengan harga lebih /sangat murah.
Khiyar: Hak pembeli dan penjual untuk meneruskan/membatalkan transaksi jual beli.
Jenis-Jenis Khiyar
 Khiyar Syarat: Persyaratan yang disepakati penjual dan pembeli dimana dalam waktu
tertentu penjual dan pembeli boleh meneruskan atau membatalkan jual beli.
 Khiyar Aib: Penjual dan pembeli boleh meneruskan atau membatalkan jual beli
apabila diketahui barang yang dijual memiliki cacat.
 Khiyar Majlis: Penjual dan pembeli boleh meneruskan atau membatalkan jual beli
selama keduanya masih berada di tempat jual beli.
 Khiyar Tayin: Penjual dan pembeli sepakat untuk menentukan barang yang dijual
dalam waktu tertentu.
 Khiyar Ru’yah: Pembeli boleh meneruskan/membatalkan jual beli setelah melihat
barang yang dijual.

PERBANKAN SYARIAH
RIBA
Tahap pelarangan riba
1. Pinjaman dengan riba bukan perbuatan menolong (QS Ar Ruum:39).
2. Riba adalah sesuatu yang buruk (QS An Nisa:160-161).
3. Riba yang berlipat ganda dilarang (QS Ali Imron:130).
4. Semua riba dilarang (QS Al Baqarah 278-279)
Pandangan terhadap riba
 Aristoteles: Riba mengganggu fungsi uang. Uang bukan untuk menghasilkan uang,
melainkan sebagai alat tukar dan pengukur nilai.
 Plato: Riba menimbulkan perpecahan dan digunakan untuk menghisap orang miskin.
KITAB SAKTI

SYEKH ANGGA
Cato: Pencuri didenda dua kali lipat, sedangkan pemakan riba didenda empat kali
lipat.
 Cicero: Dua pekerjaan yang harus dihindari adalah pemungut cukai dan pemberi
pinjaman dengan bunga.
Alasan adanya riba dan bantahannya
Teori Abstinence: Riba sebagai pengganti kerelaan karena uang yang dipinjam tidak bisa
dipakai. (Tidak benar karena orang memberi pinjaman dari uang yang tidak terpakai).
Teori Sewa: Riba sebagai biaya sewa (Tidak benar karena uang tidak rusak/terdepresiasi
seperti barang lain yang disewakan).
Teori Produktif Konsumtif dan Kemutlakan Produktivitas Modal: Riba dapat diterapkan
untuk pinjaman produktif karena pemberi pinjaman berhak atas keuntungan produksi/usaha
(Tidak benar karena suatu usaha belum tentu untung, namun bisa saja rugi).
Teori Opportunity Cost: Riba sebagai pengganti opportunity cost yang hilang karena uang
dipakai untuk dipinjamkan bukan untuk keperluan lain (Tidak benar karena suatu usaha
belum tentu untung, namun bisa saja rugi).
Teori Nilai Uang Sekarang Lebih Rendah Daripada di Masa Depan: Riba sebagai pengganti
penurunan nilai uang di masa depan (Tidak benar karena suatu usaha belum tentu untung,
namun bisa saja rugi dan nilai penurunan uang belum tentu sama dengan riba).
Teori Inflasi:Riba sebagai pengganti penurunan daya beli uang (Tidak benar karena bisa saja
tidak terjadi inflasi atau malah terjadi deflasi).
SEJARAH PERBANKAN SYARIAH
 Pada masa kekhalifahan Abbasiyah ada orang yang menerima simpanan, menyalurkan
dana, dan mengirimkan uang (melaksanakan fungsi perbankan) dikenal dengan nama
jihbiz.
 Pada 1940-an muncul pengelolaan dana haji dengan cara bagi hasil
 Pada 1963 berdiri Mit Ghamr Bank yang didirikan oleh Ahmad Najjar di Mesir yang
merupakan bank syariah pertama di dunia. Pada tahun 1971 didirikan Nasser Social
Bank sebagai pengganti bank ini.
 Pada 1975 pendirian Islamic Development Bank disetujui di Jeddah.
 Sejak IDB berdiri muncul sejumlah bank syariah seperti Kuwait Finance House,
Faisal Islamic Bank, dan Dubai Islamic Bank.
 Pada 1984 dan 1985 di Iran dan Pakistan semua bank diubah menjadi bank syariah.
 Pada 1983 berdiri Bank Islam Malaysia Berhad yang merupakan bank syariah
pertama di Asia Tenggara dan Islamic Bank International of Denmark yang
merupakan bank syariah pertama di Eropa.
KITAB SAKTI

SYEKH ANGGA
Pada 1988 didirikan koperasi syariah (Baitut Tamwil Salman Bandung dan Koperasi
Ridho Gusti).
 Pada 1991 Bank Muamalat Indonesia yang merupakan bank syariah pertama di
Indonesia terbentuk dan beroperasi pada 1992.
 Pada 1999 berdiri Bank Syariah Mandiri yang merupakan bank BUMN syariah
pertama disusul dengan munculnya Unit Usaha Syariah (UUS) bank konvensional
(BRI Syariah,BNI Syariah,Bukopin Syariah,BTN Syariah).
 Saat ini terdapat 11 BUS, 23 UUS, dan 170 BPRS di Indonesia. (Hingga Juli 2014).
JENIS-JENIS PERBANKAN SYARIAH
 Bank Umum Syariah (BUS): Bank syariah yang sudah menjadi PT tersendiri dan
sebagai anak perusahaan bank konvensional.
 Unit Usaha Syariah (UUS): Bank syariah yang masih menjadi bagian dari PT bank
konvensional.
 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah: Bank syariah yang serupa dengan BPR.
 Baitul Mal wat Tamwil (BMT): Lembaga keuangan syariah berbentuk koperasi yang
bertugas menyalurkan dana zakat, infaq, dan shadaqah (Mal) maupun menerima
simpanan dan menyalurkan pembiayaan (Tamwil).
SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH
Penghimpunan Dana Bank Syariah
1. Prinsip Wadiah Yad Dhamanah: Bank syariah menerima simpanan (tabungan dan
giro) namun tidak memberikan bagi hasil melainkan bonus.
2. Prinsip Mudharabah: Bank syariah menerima simpanan (tabungan,giro, dan deposito)
dan memberikan bagi hasil.
 Mudharabah Mutlaqah: Bank syariah memiliki kebebasan dalam menyalurkan dana
nasabah.
 Mudharabah Muqayyadah On Balance Sheet: Nasabah memberikan batasan kepada
bank syariah dalam menyalurkan dananya.
 Mudharabah Muqayyadah Of Balance Sheet: Bank syariah tidak menyalurkan dana
namun hanya mempertemukan nasabah dengan pelaku usaha dimana nasabah
menyalurkan dananya untuk pelaku usaha tersebut.
Penyaluran Dana Bank Syariah
 Pembiayaan Modal Kerja: Pembiayaan untuk keperluan produksi/operasional suatu
usaha.
Akad yang digunakan
 Istishna: Untuk konstruksi atau pembelian barang belum jadi yang waktu produksinya
lebih dari 6 bulan.
KITAB SAKTI

SYEKH ANGGA
Mudharabah: Untuk produksi barang.
 Murabahah: Untuk pembelian barang jadi.
 Salam: Untuk pembelian barang belum jadi yang waktu produksinya kurang dari 6
bulan.
 Ijarah: Untuk sewa alat produksi.
 Pembiayaan Investasi: Pembiayaan untuk membeli alat produksi atau asset baru.
Akad yang digunakan
 Murabahah: Membeli alat produksi/aset jadi untuk jangka waktu pendek.
 Ijarah Al Muntahiyya Bi At Tamlik (IMBT): Membeli alat produksi/aset jadi untuk
jangka waktu panjang.
 Salam: Membeli alat produksi/asset belum jadi untuk jangka waktu pendek.
Istishna: Membeli alat produksi/asset belum jadi untuk jangka waktu panjang.
 Pembiayaan Konsumtif: Pembiayaan untuk individu yang tidak digunakan untuk
usaha.
Akad yang digunakan:
 Murabahah: Untuk pembelian barang jadi.
 Salam: Untuk pembelian barang belum jadi yang waktu produksinya kurang dari 6
bulan.
 Istishna: Untuk konstruksi atau pembelian barang belum jadi yang waktu produksinya
lebih dari 6 bulan.
 Ijarah: Untuk sewa barang atau penyediaan jasa.
 Pembiayaan Sindikasi: Pembiayaan dimana bank syariah bersama sama
menggabungkan dananya dengan bank lain.
 Lead Syndication: Ada 1 bank sebagai pemimpin dalam pembiayaan sindikasi.
 Club Deal: Bank-bank tidak bekerjasama dalam menyalurkan dana untuk
suatu proyek melainkan menyalurkannya sendiri-sendiri.
 Sub Syndication: Bank yang melakukan sindikasi melakukan sindikasi lagi
dengan bank lain.
Akad yang digunakan:
Musyarakah: Bank bersama-sama menanamkan dananya dalam suatu usaha/proyek.
Penentuan Marjin Keuntungan Murabahah dan Nisbah Bagi Hasil Mudharabah
 Besaran marjin keuntungan murabahah ditentukan oleh:
 Direct Competitor’s Market Rate (DCMR): Rata-rata marjin keuntungan murabahah
bank-bank syariah.
 Indirect Competitor’s Market Rate (ICMR): Rata-rata suku bunga pinjaman bank-
bank konvensional.
KITAB SAKTI

SYEKH ANGGA
Expected Competitive Return for Investors (ECRI): Target keuntungan oleh bank
syariah itu sendiri yang akan dibagikan untuk nasabahnya.
 Acquiring Cost: Biaya langsung untuk mendapatkan dana pihak ketiga (dana
simpanan).
 Overhead Cost: Biaya tidak langsung untuk mendapatkan dana pihak ketiga (dana
simpanan).
 Cara pengakuan marjin keuntungan murabahah
 Marjin Keuntungan Menurun.
 Marjin Keuntungan Rata-Rata.
 Marjin Keuntungan Flat.
 Marjin Keuntungan Annuitas.
 Penentuan nisbah bagi hasil mudharabah ditentukan oleh:
 Tingkat keuntungan yang diinginkan bank syariah
 Perkiraan penjualan usaha
 Lama cash to cash cycle (dari pembelian bahan baku hingga barang terjual)
 Perkiraan biaya langsung dan tidak langsung
 Delayed factor (antisipasi keterlambatan pembayaran akibat molornya waktu cash to
cash cycle).
 Nisbah bagi hasil mudharabah untuk pembiayaan dapat dihitung berdasarkan:
 Keuntungan
 Pendapatan
 Penjualan
 Nisbah bagi hasil mudharabah untuk simpanan dapat dihitung berdasarkan:
 Jumlah saldo simpanan pada akhir bulan
 Jumlah rata-rata harian saldo simpanan
Rumus Besaran Bagi Hasil
Bagi Hasil = Saldo Simpanan/Rata Rata Seluruh Saldo Simpanan Bank Syariah *
Keuntungan yang dialokasikan * Nisbah bagi hasil untuk nasabah
Jenis-Jenis Risiko Bank Syariah
1. Risiko Pembiayaan: Risiko yang timbul saat bank syariah menyalurkan pembiayaan.
 Default Risk: Nasabah gagal mengembalikan pembiayaan/tidak mampu membayar.
 Recovery Risk: Jaminan untuk pembiayaan nilainya menurun dan tidak dapat
mengganti pembiayaan jika terjadi default.
 Business Risk: Usaha yang dibiayai mengalami penurunan atau bangkrut.
 Shrinking Risk: Nilai pembiayaan berkurang akibat usaha mengalami kerugian.
 Character Risk: Mudharib nakal/menipu bank syariah.
2. Risiko Pasar: Risiko yang muncul akibat kondisi pasar.
KITAB SAKTI

SYEKH ANGGA
Risiko Tingkat Suku Bunga: Turunnya bunga kredit atau naiknya bunga simpanan
bank konvensional.
 Risiko Nilai Tukar: Terjadinya pelemahan nilai tukar rupiah.
 Risiko Harga: Turunnya harga barang yang dimiliki bank syariah.
 Risiko Likuiditas: Bank syariah tidak mampu menyediakan dana yang cukup untuk
nasabah yang ingin menarik simpanannya.
3. Risiko Operasional: Risiko yang muncul saat bank syariah menjalankan operasinya.
 Risiko Reputasi: Munculnya berita negative terhadap bank syariah.
 Risiko Kepatuhan: Bank syariah tidak mematuhi aturan yang berlaku.
 Risiko Strategik: Kesalahan strategi yang diterapkan bank syariah.
 Risiko Transaksi: Kesalahan dalam memberikan pelayanan dan menyediakan produk
perbankan untuk nasabah.
 Risiko Hukum: Bank syariah melanggar hukum.
FIQIH MUAMALAH ADABIYAH
1. Hak
Hak: Ketentuan yang ditetapkan hukum berupa kekuasaan (sulthah) atau kewajiban (taklif).
Pembagian hak
 Berdasarkan subyek
 Hak Allah: Hak milik Allah dan masyarakat.
 Hak Manusia: Hak milik individu.
 Hak Musytarak: Hak campuran antara hak Allah dan hak manusia.
 Berdasarkan obyek
 Hak Maliyah: Hak yang berkaitan dengan harta.
 Hak Ghair Maliyah: Hak yang tidak berkaitan dengan harta.
 Hak Syakhshi: Hak seseorang terhadap orang lain,
 Hak Aini: Hak seseorang terhadap suatu benda.
 Hak Mujarrad: Hak yang tidak terpengaruh oleh pelepasan hak tersebut.
 Hak Ghairu Mujarrad: Hak yang terpengaruh oleh pelepasan hak tersebut.
2.Harta
 Cara memperoleh harta
 Ikhraj Al Mubahat: Mengambil harta yang belum dimiliki orang lain.
 Al Milk Al Aqd: Mendapatkan harta karena akad (jual beli, hibah, dll).
 Al Milk Al Khalifiyah: Mendapatkan harta karena warisan atau ganti rugi.
 Tawallud bi Mamluk: Mendapatkan harta sebagai hasil dari pengolahan harta lain
(hasil panen, keuntungan dagang).
 Pembagian Harta
 Al Mutaqawwim: Harta yang halal dan boleh dimanfaatkan.
 Ghair Al Mutaqawwim: Harta yang haram dan tidak boleh dimanfaatkan.
KITAB SAKTI

SYEKH ANGGA
Al Manqul: Harta bergerak/dapat dipindahkan.
 Al Aqar/Ghair Manqul: Harta tidak bergerak/tidak dapat dipindahkan.
 Al Mistli: Harta yang jika dibandingkan dengan sejenisnya dianggap sama/tidak
berbeda.
 Al Qimi: Harta yang jika dibandingkan dengan sejenisnya dianggap tidak
sama/memiliki berbeda.
 Al Istihlaki: Harta yang habis dipakai.
 Al Istimali: Harta yang tidak habis dipakai.
3. Hak Milik
 Pembagian hak milik
 Hak milik penuh (At Tam): Memiliki barang dan manfaat barang itu.
 Hak milik sebagian (An Naqish): Hanya memiliki barang saja atau manfaat barang
saja.
Dibagi menjadi:
 Milk Al Ain/Milk Ar Raqabah: Hanya memiliki barang saja tetapi tidak memiliki
manfaatnya.
 Milk Al Manfaat Asy Syakhsi/Intifa: Hanya memiliki manfaat barang karena
meminjam/menyewanya.
 Milk Al Manfaat Al Aini/Irtifaq: Memiliki manfaat barang yang tidak dimiliki meski
tidak meminjam atau menyewanya. Dibagi menjadi:
o Syurb: Hak mengambil air.
o Majra: Hak mengalirkan air.
o Masil: Hak membuang air.
o Murur: Hak melewati tanah orang lain.
o Jiwar: Hak bertetangga.
o Taalli: Hak bertetangga pada bangunan di atasnya.
o Janibi: Hak bertetangga pada bangunan di sampingnya.

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM


KEBIJAKAN EKONOMI ZAMAN RASULULLAH SAW
Tindakan Rasulullah SAW di Madinah
1. Membangun masjid.
2. Merehabilitasi kaum muhajirin.
3. Membuat konstitusi negara.
4. Meletakkan dasar sistem keuangan negara.
Sumber-Sumber Pendapatan Negara
Pendapatan Primer
KITAB SAKTI

SYEKH ANGGA
Ghanimah: Harta rampasan perang. Diatur dalam QS Al Anfal: 41 (1/5 bagian untuk
Rasulullah SAW, sisanya untuk yang berperang).
 Zakat Mal dan ushr (zakat pertanian): Diwajibkan sejak 9 H.
 Ushr: Pajak perdagangan. 2,5% untuk muslim, 5% untuk non muslim dzimmi (dalam
negeri), dan 10% untuk non muslim harbi (luar negeri).
 Kharaj: Pajak tanah/pertanian.
 Jizyah: Pajak untuk orang non muslim. Besarnya 1 dinar untuk laki-laki dewasa saja.
Fai (Harta yang diperoleh dari orang non muslim secara damai).
Pendapatan Sekunder
 Pinjaman.
 Tebusan.
 Amwal Fadilah: Harta orang muslim yang tidak ada ahli warisnya.
 Nawaib: Pajak tinggi untuk orang kaya. Dibebankan saat perang Tabuk.
 Wakaf.
 Zakat Fitrah: Diwajibkan sejak 2 H.
 Khums dari rikaz (harta karun) sebesar 20% dari rikaz.
 Sedekah lain (Kafarat: Denda untuk orang berhaji).
 Hadiah
Sumber-Sumber Pengeluaran Negara
Primer
 Pembayaran upah.
 Pembayaran gaji pegawai.
 Biaya pertahanan.
 Biaya distribusi zakat dan ushr.
 Pembayaran utang.
 Bantuan untuk musafir dari daerah Fadak.
Sekunder
 Bantuan untuk orang yang belajar agama di Madinah.
 Hiburan dan hadiah untuk tamu negara.
 Pembebasan budak muslim.
 Pembayaran denda (diyat) orang yang tidak sengaja terbunuh pasukan muslim.
 Pembayaran utang orang miskin.
 Tunjangan untuk Rasulullah SAW.
 Tunjangan untuk kerabat Rasulullah SAW.
 Tunjangan untuk orang miskin.
KITAB SAKTI

SYEKH ANGGA
Cadangan darurat.
Kebijakan Rasulullah SAW di bidang moneter
Melarang penimbunan uang (kanz).
KEBIJAKAN EKONOMI ZAMAN KHULAFAUR RASYIDIN
Abu Bakar Ash Shidiq (11-13 H/632-634 M)
 Memerangi orang yang tidak membayar zakat.
 Membagikan harta baitul mal secara sama rata (prinsip kesamarataan).
Umar bin Khattab (13-23 H/634-644 M)
 Mendirikan baitul mal pusat dan daerah.
 Menerapkan prinsip keutamaan dalam membagikan harta baitul mal (tidak sama rata).
 Menyediakan dana cadangan di baitul mal.
 Mendirikan Al Divan (badan yang bertugas mengurusi pembayaran tunjangan dan
pension).
 Mendirikan Komite Nassab (badan yang bertugas melakukan sensus penduduk).
 Membangun infrastruktur (Kanal di Mesir).
 Menerapkan zakat kuda.
Besar Tunjangan
12.000 Dirham : Aisyah dan Abbas bin Abdul Muthalib.
10.000 Dirham : Istri Rasulullah SAW selain Aisyah
5.000 Dirham: Ali bin Abi Thalib, Hasan, Husein, dan pejuang perang Badar.
4.000 Dirham : Pejuang perang Uhud.
3.000 Dirham : Kaum Muhajirin.
2.000 Dirham :
o Anak kaum muhajirin, kaum Anshar dan pejuang Badar.
o Orang yang masuk Islam setelah Fathu Mekkah
o Pejuang perang lain.
o Orang yang menghadiri perjanjian Hudaibiyah.
800 Dirham: Penduduk Mekkah
200-300 Dirham: Orang Muslim di Yaman, Suriah, dan Irak.
25 Dinar/250 Dirham: Penduduk Madinah.
100 Dirham : Anak terlantar.
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Utsman bin Affan (23-35 H/644-656 M)
 Menaikkan gaji dan tunjangan.
 Membangun angkatan laut.
 Menerapkan prinsip keutamaan dalam membagikan harta baitul mal (tidak sama rata).
Ali bin Abi Thalib (35-40 H/656-661 M)
 Mendirikan syurthah (kepolisian).
 Menghapus pengeluaran angkatan laut.
 Membubuhkan lambang Islam pada dinar (uang emas) dan dirham (uang perak).
 Menerapkan prinsip kesamarataan dalam membagikan harta baitul mal.

KEBIJAKAN EKONOMI ZAMAN KEKHALIFAHAN UMAYYAH (661-750 M)


Khalifah Muawiyah: Harta baitul mal menjadi milik keluarga khalifah.
Khalifah Abdul Malik bin Marwan: Melakukan sikkah (pencetakan mata uang sendiri).
Khalifah Umar bin Abdul Aziz: Harta baitul mal kembali menjadi milik masyarakat.

PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM KLASIK


Fase Pertama (699- 1058 M).
 Zain bin Ali (699-738 M)
 Kebolehan penjualan kredit lebih tinggi daripada tunai dan larangan pembayaran yang
ditunda lebih tinggi daripada pembayaran tidak ditunda.
 Abu Hanifah (699-767 M)
 Kitab: Al Musnad dan Fiqh Al Akbar
 Pendiri mazhab Hanafi.
 Mengatur tentang kontrak salam (harus jelas jenis barang, kualitas, waktu dan tempat
penyerahan).
 Menjelaskan tentang murabahah.
 Membebaskan zakat bagi orang terlilit hutang dan tidak membebaskan zakat atas
perhiasan.
 Melarang muzaraah jika tidak ada panen.
 Abu Yusuf (731-798 M)
 Kitab: Al Kharaj (Canon of Taxation): Membahas tentang perpajakan.
 Seorang hakim (Qadi al Qudhah).
 Murid Abu Hanifah.
 Tugas utama penguasa adalah mensejahterakan rakyat.
KITAB SAKTI

SYEKH ANGGA
Pembangunan infrastruktur adalah tanggung jawab pemerintah.
 Pejabat harus jujur dan amanah.
 Pembayar pajak harus diperlakukan adil dan jujur.
 Upah dan pensiun harus dibayarkan.
 Tanah menganggur (iqta) harus diberikan kepada orang yang mampu mengolahnya.
 Sumber daya publik tidak boleh dimonopoli.
 Harta harus didistribusikan.
 Menyarankan sistem muqasamah (proportional rate sesuai dengan jumlah hasil panen)
sebagai pengganti misahah (fix rate/tetap) dalam pemungutan kharaj.
 Menyarankan penghapusan qabalah (perantara pembayar kharaj antara petani dengan
pemerintah).
 Pajak langsung dipungut dan dalam pemungutan kharaj tanah tandus dan tanah subur
dibedakan.
 Ekonom muslim pertama yang menyinggung tentang pasar.
 Bisa saja harga barang mahal meskipun melimpah dan harga barang murah meskipun
sedikit.
 Harga tidak hanya tergantung pada permintaan namun juga penawaran.
 Melarang tas’ir (penetapan harga).
 Hasan Al Syaibani (750-804 M)

Kitab: Al Ikhtisab fi Rizqi Al Musthatab dan Al Kasb (Kerja).


 Kerja adalah menghasilkan barang dan jasa yang halal saja.
 Kemaslahatan hanya bisa dicapai dengan memelihara lima maqashid syariah (agama,
jiwa, akal, keturunan, dan harta).
 Bekerja adalah wajib.
 Kerja merupakan usaha untuk mengaktifkan roda perekonomian pemerintah harus
mendukung aktivitas produksi.
 Usaha perekonomian adalah ijarah (sewa), tijarah (perdagangan), ziraah (pertanian),
dan sinaah (industri).
 Usaha perekonomian dibagi menjadi fardhu kifayah dan fardhu ain.
 Abu Ubaid (774-838 M)
 Kitab: Al Amwal (The Wealth): Membahas tentang keuangan publik.
 Zakat komoditas harus diberikan kepada negara sedangkan zakat tabungan boleh
disalurkan langsung.
 Penguasa boleh menerapkan pajak baru.
 Uang negara tidak boleh disalahgunakan.
 Kaum muslimin tidak boleh menarik pajak kepada non muslim lebih tinggi dari yang
diperjanjikan dan jika mungkin lebih rendah.
 Kaum badui tidak mendapatkan manfaat pajak lebih besar dari orang kota karena
kaum badui hanya memberikan sedikit kontribusi.
KITAB SAKTI

SYEKH ANGGA
Tanah yang menganggur selama 3 tahun menjadi milik negara dan pemiliknya
didenda.
 Sumber daya publik tidak boleh dimonopoli.
 Fungsi uang adalah sebagai pengukur harga dan alat tukar.
 Yahya bin Umar (825-901 M)
 Kitab: Al Ahkam Al Suq. Mengatur tentang hukum pasar.
 Pemerintah bertugas melakukan inspeksi pasar, mengontrol timbangan dan takaran,
serta menjelaskan tentang mata uang.
 Melarang tas’ir (penetapan harga).
 Intervensi harga hanya dilakukan jika pedagang tidak menjual barang dagangan yang
diperlukan masyarakat atau jika pedagang melakukan siyasah al ighraq (dumping).
 Pelaku ikhtikar (penimbunan/monopoly rent seeking) dijual barang dagangannya dan
keuntungannya disedekahkan.
 Harith bin Asad Al Muhasibi
 Kitab: Al Makasib. Membahas tentang perdagangan dan industri.
 Ibnu Miskawaih
 Kitab: Tahdib Al Akhlaq.
 Kelebihan dinar adalah tahan lama, mudah dibawa, nilainya tidak turun, dikehendaki
semua orang, dan orang senang melihatnya.
 Al Mawardi (974-1058 M)
 Kitab:
 Adab ad Dunya wa ad Din: Membahas tentang perilaku ekonomi seorang muslim.
 Al Hawi: Membahas tentang mudharabah.
 Al Ahkam Al Sulthaniyyah: Membahas tentang keuangan publik.
 Tugas utama penguasa adalah mensejahterakan rakyat.
 Pembangunan infrastruktur adalah tanggung jawab pemerintah.
 Kekayaan yang terlihat (hewan dan hasil pertanian) zakatnya dikumpulkan negara
sedangkan kekayaan yang tidak terlihat (perhiasan) zakatnya disalurkan sendiri.
 Negara boleh menerapkan pajak baru atau meminjam jika terjadi defisit anggaran.
 Pinjaman hanya untuk membiayai barang dan jasa yang disewa untuk menjalankan
fungsi negara.
 Besar kharaj ditentukan oleh kesuburan tanah, jenis tanaman, irigasi, dan jarak dari
pasar.
 Tarif kharaj berdasarkan ukuran tanah (misahah), ukuran tanah yang ditanami saja,
atau hasil panen (muqasamah).
 Harta baitul mal terdiri dari harta yang harus didistribusikan dan harta yang menjadi
aset baitul mal.
 Harta yang harus didistribusikan (sedekah) harus didistribusikan sesuai ajaran Islam.
 Harta yang menjadi aset baitul mal (fai) digunakan untuk gaji pegawai dan
kepentingan umum.
KITAB SAKTI

SYEKH ANGGA
Jika fai kurang maka kekurangannya ditanggung publik (fardhu kifayah).
 Hisbah (dewan pengawas) dan muhtasib (pengawas) harus diutamakan negara.
Fase Kedua/Masa Keemasan (1058-1446 M)
 Al Ghazali (1058-1111 M)
 Kitab:
o Mizan Al Amal
o Ihya Ulumuddin: Membahas tentang pasar.
o Al Tibr Al Masbuk fi Nasihat Al Muluk: Membahas tentang keuangan publik.
 Kesejahteraan tergantung kepada pemeliharaan lima maqashid syariah.
 Kebutuhan terdiri dari kebutuhan primer (dharuriyat), kebutuhan sekunder
(hajiyat), dan tersier (tahsiniyat).
 Pendapatan seseorang berasal dari tenaga individual, laba perdagangan, dan
nasib baik.
 Orang melakukan aktivitas ekonomi karena mencukupi kebutuhannya sendiri,
memenuhi kebutuhan keluarga, dan membantu orang lain.
 Distribusi kekayaan harus dilakukan secara sukarela.
 Evolusi pasar: sistem barter berubah menjadi sistem pasar.
 Membahas kurva penawaran (petani menjual barangnya lebih murah jika tidak
laku).
 Membahas elastisitas permintaan (mengurangi margin keuntungan akan
meningkatkan penjualan dan menaikkan laba).
 Membahas inelastisitas permintaan (Makanan adalah kebutuhan pokok
sehingga tidak boleh dijual dengan hara tinggi/permintaan makanan inelastis).
 Laba adalah kompensasi dari resiko dan ketidakpastian.
 Laba tidak boleh terlalu tinggi (hanya sekitar 5-10%).
 Melarang ikhtikar dan tadlis.
 Produksi barang-barang kebutuhan pokok adalah fardhu kifayah dan negara
harus menjaminnya.
 Industri dibagi menjadi tiga, yaitu:
o Industri dasar: Produksi kebutuhan dasar dan infrastruktur.
o Aktivitas penyokong: Tambahan bagi industri dasar.
o Aktivitas komplementer: Berkaitan dengan industri dasar.

 Terdapat tiga jenis persaingan, yaitu persaingan wajib (persaingan dalam beragama),
persaingan yang disukai (persaingan dalam memperoleh kebutuhan pokok), dan
persaingan yang dibolehkan (persaingan dalam memperoleh barang mewah).
 Problema barter adalah kurangnya angka penyebut yang sama, barang tidak dapat
dibagi, dan harus ada dua keinginan yang sama.
KITAB SAKTI

SYEKH ANGGA
Emas dan perak hanya digunakan sebagai uang dan uang tidak boleh dipalsukan.
 Uang selain emas dan perak diperbolehkan.
 Bunga membelokkan fungsi uang, karena uang seperti cermin (dapat memantulkan
warna lain namun tidak dapat memantulkan warnanya sendiri). Uang dapat
menghasilkan barang namun tidak dapat menghasilkan dirinya sendiri.
 Lembaga hisbah sangat penting.
 Utang publik diizinkan jika dijamin dengan pendapatan masa depan. Diadopsi di AS
menjadi revenue bond.
 Untuk menghilangkan kemiskinan dapat dilakukan pembagian harta secara paksa.
 Pembangunan infrastruktur adalah tanggung jawab pemerintah.

 Nasirudin Tusi (1201-1274 M)

Kitab: Akhlaq e Nasiri.


 Ibnu Taimiyah (1263-1328 M)
 Kitab:
o Majmu Fatwa Syaikh Al Islam: Menjelaskan tentang pasar.
o Al Hisbah fi Al Islam: Menjelaskan tentang pasar.
o Al Siyasah Asy Syariyyah fi Ishlah Ar Rai wa Ar Raiyah: Menjelaskan tentang
politik.

 Terdapat dua jenis harga, yaitu harga yang adil dan harga yang zalim.
 Upah yang adil mengacu pada tingkat di pasar tenaga kerja.
 Laba yang adil adalah laba yang normal (tidak terlalu besar).
 Kenaikan harga karena penurunan supply dan kenaikan demand adalah kehendak
Allah SWT.
 Kenaikan harga tidak selalu karena kezaliman penjual namun juga karena penawaran
yang menurun akibat inefisiensi produksi, penurunan jumlah impor atau tekanan
pasar.
 Faktor yang mempengaruhi permintaan:
o Keinginan masyarakat (raghbah) terhadap barang.
o Jumlah peminat (tullab) suatu barang.
o Lemah kuatnya kebutuhan terhadap barang.
o Kualitas pembeli.
o Jenis uang yang digunakan.
o Besar kecilnya biaya produsen/penjual.
o Kepemilikan resiprokal antara penjual dan pembeli.
KITAB SAKTI

SYEKH ANGGA
Terdapat dua jenis intervensi harga, yaitu intervensi harga yang adil dan intervensi
harga yang zalim.
 Harga hanya boleh ditetapkan (diintervensi) jika terjadi keadaan darurat atau distorsi
(ketidaksempurnaan) pasar.
 Penetapan harga dilakukan dengan musyawarah dengan warga.
 Fungsi uang adalah sebagai pengukur harga dan alat tukar.
 Uang tidak boleh diperdagangkan.
 Uang tidak boleh menurun nilainya dan tidak boleh dicetak terlalu banyak.
 Tidak boleh ada seignorage (pengambilan keuntungan dari selisih nilai nominal
dengan nilai intrinsik uang).
 Mata uang berkualitas buruk akan menyingkirkan mata uang berkualitas baik
(Gresham Law).

 Abu Ishaq Al Syatibi (1388 M)


 Kitab: Al Mufawaqat fi Ushul Al Syariah.
 Maqashid dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu dharuriyat (pelaksanaan ajaran
Islam), hajiyat (kebolehan berbisnis), dan tahsiniyat (sopan santun).
 Dharuriyat adalah pokok dari hajiyat dan tahsiniyat. Jika dharuriyat rusak
maka hajiyat dan tahsiniyat akan rusak.
 Sumber daya publik tidak boleh dimonopoli.
 Negara boleh menerapkan pajak baru
 Ibnu Khaldun (1332-1406 M)
Kitab: Al Muqadimah.
 Faktor produksi utama adalah tenaga kerja manusia.
 Spesialisasi kerja akan melipatgandakan hasil usaha.
 Spesialisasi wilayah tidak didasarkan pada sumber daya alam tetapi
keterampilan penduduknya.
 Nilai suatu barang sama dengan nilai tenaga kerjanya.
 Kekayaan suatu bangsa tidak ditentukan dari jumlah uang yang dimiliki
melainkan dari tingkat produksi dan neraca pembayaran yang sehat.
 Emas dan perak secara alamiah sehingga tidak boleh naik atau turun nilainya.
 Uang berfungsi sebagai ukuran nilai dan cadangan nilai.
 Jika barang melimpah harganya murah dan jika barang sedikit harganya
mahal.
 Harga bahan pokok di kota lebih murah daripada di desa karena suplai bahan
pokok di kota lebih besar daripada di desa.
 Permintaan barang sekunder akan meningkat seiring semakin makmurnya
penduduk kota.
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
 Harga di kota lebih tinggi daripada di padang pasir karena di kota barang
dikenakan pajak dan cukai.
 Teori distribusi optimum:
o Jika gaji terlalu rendah maka pasar akan lesu namun jika gaji terlalu tinggi maka akan
terjadi inflasi.
o Jika laba terlalu rendah penjual tidak memiliki cukup modal untuk berdagang dan jika
laba terlalu tinggi penjual akan bangkrut karena inflasi.
o Jika pajak terlalu rendah pemerintah tidak dapat berjalan namun jika pajak terlalu
tinggi terjadi tekanan fiskal.
 Teori siklus populasi:
o Populasi mengalami pertumbuhan sehingga permintaan dan penawaran naik.
o Datang imigran baru sehingga daya dukung lingkungan menurun.
o Populasi mengalami penurunan.
 Teori siklus perpajakan:
o Pajak rendah sehingga laba besar dan pelaku usaha lebih semangat.
o Kebutuhan pemerintah naik sehingga pajak naik dan laba lebih kecil
sehingga semangat pelaku usaha menurun dan produksi turun.
o Pemerintah tidak dapat menurunkan pajak sehingga harus mengambil alih
(nasionalisasi) usaha para pelaku usaha yang kehilangan semangat karena
laba kecil.
o Pemerintah terlalu dominan di pasar sehingga pelaku usaha lain kalah dan
keluar dari pasar.
o Pendapatan pajak menurun dan pemerintah lebih miskin.
o Banyak orang meninggalkan negara dan peradaban runtuh.
 Suatu negara pasti mengalami masa pertumbuhan ekonomi dan masa
depresi ekonomi.
 Kekayaan suatu negara tidak ditentukan oleh jumlah uang/emas yang
dimiliki negara tersebut, namun:
1. Tingkat produksi domestik yang tinggi.
2. Neraca pembayaran yang positif.
 Pemerintah adalah pasar terbesar (konsumen dan produsen terbesar).

 Al Maqrizi (1364-1442 M)
 Kitab: Ighatsah Al Ummah bi Kasyf Al Ghummah: Membahas tentang inflasi.
 Murid Ibnu Khaldun
 Mata uang fulus (tembaga) mulai dicetak pada masa Sultan Muhammad Al Kamil.
 Uang yang dapat diterima hanya dinar dan dirham.
 Penggunaan dinar dan dirham tidak menghilangkan inflasi.
 Mata uang berkualitas buruk akan menghilangkan mata uang berkualitas baik.
 Inflasi terjadi karena sebab alamiah (natural inflation) dan karena kesalahan
manusia (human error inflation).
KITAB SAKTI

SYEKH ANGGA
Sebab natural inflation:
o Kenaikan agregate demand
o Turunnya agregate supply
 Sebab human error inflation:
o Korupsi dan administrasi yang buruk
o Pajak yang terlalu tinggi
o Peningkatan jumlah uang fulus.

FASE KETIGA/MASA KEMUNDURAN (1446-1932 M)


Shah Waliullah (1703-1762 M)
 Kitab: Hujjatullah al Balagha
 Kerjasama penting di dalam kegiatan ekonomi.
 Faktor ekonomi seperti tanah perlu dibagikan secara merata.
 Pertumbuhan ekonomi turun karena banyak pengeluaran negara yang tidak produktif
dan pajak terlalu tinggi sehingga menurunkan semangat pelaku usaha.

EKONOMI MIKRO KONVENSIONAL


MASALAH EKONOMI
 Ilmu Ekonomi: Ilmu yang mempelajari perilaku individu dan masyarakat dalam
menentukan pilihan untuk menggunakan sumber daya langka (Ekonomi adalah ilmu
memilih/ study of choice).
 Masalah Ekonomi: Kebutuhan manusia tidak terbatas namun sumber daya terbatas
(masalah kelangkaan).
 Barang ekonomi: Barang yang mempunyai kegunaan dan langka sehingga diperlukan
pengorbanan untuk memperolehnya.
 Barang bebas: Barang yang mempunyai kegunaan dan melimpah sehingga tidak
diperlukan pengorbanan untuk memperolehnya.
 Prinsip Ekonomi:
1. Mencapai tujuan maksimum dengan pengorbanan tertentu.
2. Mencapai tujuan tertentu dengan pengorbanan minimum.
 Opportunity Cost: Sesuatu yang mestinya diperoleh namun tidak diperoleh
(kesempatan yang hilang) karena memilih satu alternatif dan tidak memilih alternatif
lain.
 Production Possibility Curve: Kurva yang menggambarkan kombinasi output
maksimum yang dapat dihasilkan ketika seluruh sumber daya produksi digunakan.
 Masalah Pokok Ekonomi:
1. Barang apa yang harus diproduksi (what)
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
2. Bagaimana cara memproduksi (how)
3. Untuk siapa barang diproduksi (for whom)
 Sistem Ekonomi:
1. Tradisional: Masih sangat mengandalkan alam dan tenaga manusia.
2. Pasar Bebas/ Kapitalisme: Masyarakat bebas melakukan kegiatan ekonomi
dan pemerintah tidak ikut campur dalam kegiatan ekonomi.
3. Komando/Etatisme: Pemerintah melakukan semua kegiatan ekonomi dan
masyarakat tidak bebas melakukan kegiatan ekonomi.
4. Campuran: Masyarakat bebas melakukan kegiatan ekonomi dan pemerintah
ikut campur dalam kegiatan ekonomi.
 Kegiatan Ekonomi:
1. Produksi
2. Distribusi
3. Konsumsi
 Pelaku Ekonomi
1. Konsumen: Penyedia faktor produksi dan pembeli hasil produksi.
2. Produsen: Penyedia hasil produksi dan pembeli faktor produksi.
3. Pemerintah: Pengatur ekonomi sekaligus sebagai produsen dan konsumen.
4. Masyarakat Luar Negeri (Produsen dan konsumen dari luar negeri).
PERMINTAAN/ PENAWARAN, KESEIMBANGAN PASAR DAN ELASTISITAS
 Permintaan: Jumlah barang dan jasa yang diminta konsumen pada tingkat harga
tertentu.
 Faktor Penentu Permintaan
1. Harga barang itu sendiri (Faktor lain ceteris paribus)
2. Harga barang lain yang terkait.
3. Pendapatan konsumen.
4. Selera konsumen
5. Jumlah penduduk
6. Distribusi pendapatan
7. Perkiraan harga di masa depan
 Penawaran: Jumlah barang dan jasa yang ditawarkan produsen pada tingkat harga
tertentu.
 Faktor Penentu Penawaran
1. Harga barang itu sendiri (Faktor lain ceteris paribus)
2. Harga barang lain yang terkait.
3. Harga faktor produksi
4. Biaya produksi
5. Teknologi produksi
6. Jumlah penjual
 Keseimbangan Pasar: Harga dimana konsumen dan produsen tidak ingin menambah
permintaan/penawaran (tidak ada excess demand atau excess supply).
KITAB SAKTI

SYEKH ANGGA
Surplus Konsumen: Surplus harga optimal (keseimbangan) dengan harga yang bisa
dibayar konsumen.
 Surplus Produsen: Surplus harga optimal (keseimbangan) dengan harga yang bisa
ditawarkan produsen.
 Pajak mengurangi penawaran dan subsidi menambah penawaran. (Menimbulkan
kemakmuran yang hilang/ dead weight loss).
 Kegagalan Pasar
1. Informasi tidak sempurna
2. Barang publik (pasar tidak sanggup menyediakan)
3. Barang altruisme (barang yang diberikan sukarela untuk kemanusiaan)
4. Eksternalitas (biaya produksi yang tidak ditanggung produsen)
 Elastisitas Permintaan
 Elastisitas Harga : Besar perubahan permintaan suatu barang jika harganya
berubah.
 Rumus : Permintaan Awal / Harga Awal – (Permintaan Akhir –
Permintaan Awal) / (Harga Akhir – Harga Awal)
 Kategori:
o Elastis (Ep > 1. Kurva landai)
o Inelastis (Ep < 1. Kurva curam)
o Unitary Elastis (Ep = 1)
o Elastis Sempurna (Ep = Tidak terhingga. Kurva horizontal)
o Inelastis Sempurna (Ep = 0. Kurva vertikal)
 Faktor penentu:
o Barang substitusi (semakin banyak semakin elastis).
o Pokok/ tidaknya barang (semakin pokok semakin inelastis).
o Persentase kenaikan harga terhadap pendapatan (semakin
besar semakin elastis).
o Jangka waktu (semakin panjang semakin elastis).
 Elastisitas Silang : Besar perubahan permintaan suatu barang jika harga barang
lain berubah.
 Rumus: Permintaan Awal Barang X / Harga Awal Barang Y –
(Permintaan Akhir Barang X – Permintaan Awal Barang X) /
(Harga Akhir Barang Y – Harga Awal Barang Y)
 Kategori:
o Positif: Barang substitusi
o Negatif: Barang komplementer
o Nol: Tidak berhubungan
 Elastisitas Pendapatan: Besar perubahan permintaan suatu barang jika
pendapatan konsumen berubah.
 Rumus: Permintaan Awal / Pendapatan Awal – (Pendapatan Akhir –
Pendapatan Awal) / (Permintaan Akhir – Permintaan Awal)
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
 Kategori:
o Barang normal (Ei > 0)
o Barang pokok (Ei = 0 – 1)
o Barang mewah (Ei > 1)
o Barang inferior (Ei < 0)
 Elastisitas Penawaran: Besar perubahan penawaran suatu barang jika harga barang
berubah.
 Rumus : Permintaan Awal / Harga Awal – (Permintaan Akhir – Permintaan
Awal) / (Harga Akhir – Harga Awal)
 Kategori :
o Elastis (Ep > 1. Kurva landai)
o Inelastis (Ep < 1. Kurva curam)
o Unitary Elastis (Ep = 1)
o Elastis Sempurna (Ep = Tidak terhingga. Kurva horizontal)
o Inelastis Sempurna (Ep = 0. Kurva vertikal)
 Faktor penentu:
o Jenis Produk (Pertanian inelastis, industri elastis)
o Perubahan biaya produksi (Semakin besar perubahan biaya produksi semakin
inelastis)
o Jangka waktu (semakin panjang semakin elastis).

PERILAKU KONSUMEN DAN PRODUSEN


Perilaku Konsumen
 Kegunaan Barang
 Kegunaan Dasar
 Kegunaan Bentuk
 Kegunaan Tempat
 Kegunaan Kepemilikan
 Kegunaan Waktu
 Kegunaan Pelayanan (Service)
 Teori Kardinal : Kegunaan/utility dapat dihitung dengan nominal.
 Hukum Gossen I/ The Law of Diminishing Marginal Utility: Jika jumlah barang
yang dikonsumsi terus ditambah, total utility akan terus naik dengan tingkat
pertambahan (marginal utility) yang terus turun hingga total utility maksimum
(marginal utility = 0).
 Hukum Gossen II : Setiap uang yang dibelanjakan untuk membeli berbagai barang
akan memberikan marginal utility yang sama.
 Teori Ordinal: Kegunaan/utility tidak dapat dihitung dengan nominal, namun hanya
dapat dibandingkan.
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
 Indifference Curve : Kurva yang menunjukkan kombinasi dua barang yang
memberikan tingkat kepuasan yang sama.
 Budget Line : Kurva yang menunjukkan kombinasi dua barang yang
membutuhkan biaya yang sama.
 Keseimbangan Konsumen: Kondisi dimana konsumen telah mengalokasikan
seluruh pendapatannya untuk konsumsi. Terjadi ketika Indifference Curve
bersinggungan dengan Budget Line.
 Price Consumption Curve menurunkan kurva permintaan.
 Income Consumption Curve menurunkan kurva engel (kurva yang menunjukkan
hubungan tingkat pendapatan dengan jumlah barang yang dikonsumsi).
Perilaku Produsen
 The Law of Diminishing Return (David Ricardo) : Jika ada 1 input tetap sedang input
lain (variabel) bertambah mula-mula output yang diproduksi bertambah dengan
pertambahan semakin besar (TP dan MP naik) hingga tingkat pertambahan menurun
hingga menjadi negatif dan TP turun.
 Isoquant: Kurva yang menunjukkan kombinasi dua jenis faktor produksi variabel
yang memberikan tingkat produksi yang sama yang sama.
 Isocost: Kurva yang menunjukkan kombinasi dua jenis faktor produksi yang
membutuhkan biaya yang sama.
 Keseimbangan Produsen: Kondisi dimana kombinasi penggunaan dua faktor produksi
menghasilkan output maksimum. Terjadi ketika Isoquant bersinggungan dengan
Isocost.

Biaya Produksi
 Fixed Cost: Biaya yang tidak berubah berapapun jumlah barang yang diproduksi.
Kurva horizontal
 AFC = FC/Q. Kurva setengah U menurun.
 Variable Cost: Biaya yang besarnya tergantung jumlah produksi.
 AVC = VC/Q. Kurva U.
 Total Cost = FC + VC
 AC = TC/Q = AFC + AVC. Kurva U.
 Marginal Cost = Besar pertambahan biaya total setiap penambahan 1 output.
 MC = ∆TC/∆Q.Kurva setengah U menaik.
Penerimaan
 TR = P X Q
 AR = TR/Q
 MR = ∆TR/∆Q
KITAB SAKTI
Laba/ Rugi
SYEKH ANGGA
 Laba = TR > TC
 Rugi = TR < TC
 Break Event Point/Titik Impas = TR=TC
 Laba Maksimum/Kerugian Minimum = MR = MC
 MR > MC = Produksi ditambah
 MR < MC = Produksi dikurangi
BENTUK BENTUK PASAR
 Pasar Persaingan Sempurna: Banyak penjual sehingga penjual tidak bisa
mempengaruhi harga pasar.
 Ciri-Ciri:
1. Banyak penjual
2. Barang homogen
3. Mudah untuk masuk dan keluar/Tidak ada hambatan
4. Informasi sempurna
5. Penjual price taker dan kurva permintaan satu perusahaan horizontal
6. Dalam jangka pendek bisa untung/rugi dan dalam jangka panjang mendapat laba
normal (laba yang dianggap terlalu kecil bagi pesaing yang hendak masuk pasar)
7. P= D = AR =MR
 Pasar Monopoli: Hanya ada 1 penjual sehingga penjual dapat menentukan harga.
 Ciri-Ciri:
1. Satu penjual
2. Barang unik/tidak ada substitusi
3. Penjual price maker dan kurva permintaan inelastis
4. Ada hambatan besar dan pesaing sangat sulit masuk
5. MR = MC, D =AR dan P>MC
6. Dalam jangka pendek bisa untung/rugi dan dalam jangka panjang mendapat laba
super normal
 Pasar Oligopoli : Ada dua atau beberapa penjual.
 Ciri-Ciri:
1. Jumlah penjual sedikit
2. Hambatan masuk besar
3. Kekuatan menentukan harga sedikit jika tidak ada kerjasama antar perusahaan.
4. MR = MC
5. Kurva permintaan patah (elastis dan inelastis)
6. Dalam jangka pendek bisa untung/rugi dan dalam jangka panjang mendapat laba
super normal
7. Satu perusahaan mempengaruhi perusahaan yang lain (aksi reaksi)
 Pasar Monopolistik: Banyak penjual namun barang terdiferensiasi sehingga penjual
memiliki sedikit kekuatan menentukan harga
KITAB SAKTI

SYEKH ANGGA
Ciri-Ciri:
1. Penjual banyak
2. Barang terdiferensiasi
3. Kekuatan menentukan harga sedikit
4. Mudah untuk masuk dan keluar/Tidak ada hambatan
5. MR = MC, D =AR dan P>MC
6. Bentuk kurva permintaan sangat elastis (sangat landai)
7. Dalam jangka pendek bisa untung/rugi dan dalam jangka panjang mendapat laba
normal

EKONOMI MIKRO ISLAM


PENDAHULUAN
 Ekonomi Mikro Islam : Menjelaskan bagaimana sebuah keputusan diambil oleh setiap
unit ekonomi dengan memasukkan batasan-batasan syariah sebagai variabel yang
utama/independen.
 Perbedaan ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional adalah filosofi ekonomi.
 Ekonomi Islam bukan ilmu murni melainkan ajaran/doktrin dan juga sebuah sistem.
 Penjiplakan ekonom barat terhadap pemikiran ekonom Muslim:
1. Teori pareto optimum diambil dari kitab Nahjul Balaghah karya Imam Ali.
2. Gresham Law diambil dari kitab Ibnu Taimiyah.
3. An Inquiry into The Wealth of Nation (buku Adam Smith) banyak terinspirasi dari
kitab Al Amwal Abu Ubaid.
 Sejarah Ekonomi Eropa
Menurut Robert L. Heilbroner (bukunya The Making of Economic Society) pasar di
Eropa terbentuk karena:
1. Pedagang keliling
2. Urbanisasi
3. Perang salib
4. Perubahan suasana kehidupan beragama
RANCANG BANGUN EKONOMI ISLAM
 Mazhab Ekonomi Islam
1. Baqir As Sadr/Iqtishaduna
 Tokoh: Baqir As Sadr, Abbas Mirakhor, Hedayati, Iraj Toutounchian
 Buku : Iqtishaduna (Our Economics).
 Ilmu ekonomi tidak pernah sejalan dengan Islam.
 Sumber daya tidak terbatas (QS Al Qamar : 49) dan keinginan manusia terbatas
(Hukum Gossen).
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
 Masalah ekonomi muncul karena distribusi sumber daya yang tidak merata dan tidak
adil.
 Istilah ekonomi Islam diganti iqtishad.
 Semua teori ekonomi konvensional ditolak dan dibuang lalu diganti teori ekonomi
dari Al Quran dan Al Hadits.
2. Mainstream
 Tokoh: Umar Chapra, M.A Mannan, M. Nejatullah Siddiqi, Monzer Kahf
 Masalah ekonomi muncul karena sumber daya terbatas (QS Al Baqarah: 155) dan
keinginan manusia tidak terbatas (QS Al Takatsur: 1-5).
 Perilaku ekonomi manusia sesuai dengan Al Quran dan Al Hadits.
 Teori ekonomi konvensional yang bermanfaat diambil dan yang tidak bermanfaat
dibuang.
3. Alternatif Kritis
 Tokoh : Timur Kuran, Jomo, Muhammad Arif, Mashadul Alam Choudry
 Mazhab Iqtishaduna hanya berusaha menemukan sesuatu yang sudah ditemukan
orang lain.
 Mazhab Mainstream hanya menjiplak teori ekonomi neoklasik dengan menghilangkan
variabel riba serta menambahkan variabel zakat dan niat.
 Islam pasti benar namun ekonomi Islam belum tentu benar karena ekonomi Islam
adalah hasil penafsiran manusia.
 Teori ekonomi Islam harus diuji kebenarannya.
 Prinsip Ekonomi Islam
1. Perilaku Ekonomi : Akhlak
2. Prinsip Derivatif/Turunan:
 Multitype Ownership (Kepemilikan Multijenis yaitu kepemilikan individu dan
kepemilikan negara. Berdasarkan nilai tauhid dan adl).
 Freedom to Act (Kebebasan berusaha. Berdasarkan nilai adl, nubuwwah, dan
khilafah).
 Social Justice (Keadilan sosial. Berdasarkan nilai khilafah dan ma’ad).

3.Nilai universal ekonomi Islam:


 Tauhid (Keesaan Allah)
 Adl (Keadilan)
 Nubuwwah (Kenabian. Empat sifat Nabi : Siddiq/jujur, Amanah/dapat dipercaya,
Fathanah/cerdik, dan Tabligh/komunikatif)
 Khilafah (Pemerintahan)
 Ma’ad (Hasil)

ASUMSI RASIONALITAS DALAM EKONOMI ISLAM


 Asumsi Rasionalitas: Anggapan bahwa perilaku orang pasti rasional (masuk akal).
 Jenis Rasionalitas:
1. Self Interest Rationality : Manusia memilih alternatif berdasarkan kepentingannya.
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
2. Present Aim Rationality : Manusia memilih alternatif sesuai aksioma.
 Aksioma Rasionalitas
1. Kelengkapan (Completeness): Individu tahu semua alternatif.
2. Transitivitas (Transitivity) : Individu konsisten dalam memilih alternatif.
3. Kontinuitas (Continuity) : Alternatif yang mendekati alternatif yang disukai pasti
dipilih.
4. Strong Monotonicity: Lebih banyak lebih baik.
5. Local Nonsatiation: Orang dapat berbuat lebih baik sekecil apapun.
6. Strict Convexity: Orang lebih menyukai yang rata-rata daripada yang ekstrim.
Perspektif Islam Tentang Asumsi Rasionalitas
1. Perluasan konsep transitivitas
2. Perluasan spektrum utilitas untuk strong monotonicity dan local nonsatiation (Kurva
indifference barang halal dan halal, barang halal dan haram, dan barang haram dan
haram).
TEORI KONSUMSI ISLAMI
 Kepuasan konsumen bertambah jika mengonsumsi lebih banyak barang halal dan
mengurangi konsumsi barang haram (QS Al Maidah : 87-88).
 Semakin banyak barang halal yang dikonsumsi semakin tinggi utility dan semakin
sedikit barang haram yang dikonsumsi semakin rendah disutility.
 Kepuasan maksimum:
1. Memaksimalkan utility function pada budget line tertentu.
2. Meminimalkan budget line pada utility function tertentu.
 Corner Solution: Konsumen meningkatkan utilitynya dengan terus menambah
konsumsi barang halal dan mengurangi konsumsi barang haram hingga seluruh
pendapatan habis untuk membeli barang halal saja.
TEORI PERMINTAAN ISLAMI
 Kurva permintaan barang haram adalah vertikal (inelastis sempurna).
 Corner solution merupakan optimal solution.
 Keadaan darurat bukan solusi optimal.
 Konsumsi intertemporal: Konsumsi yang dilakukan pada masa sekarang dan masa
yang akan datang.
 Rumus = Y = C + S
 Konsumsi dan pendapatan:
1. Lender (Konsumsi < Pendapatan)
2. Borrower (Konsumsi > Pendapatan)
3. Polonius Point (Konsumsi = Pendapatan)
 Konsumsi Inter Temporal Islami
 Dikemukakan oleh Monzer Kahf.
KITAB SAKTI

SYEKH ANGGA
Terjadi jika:
1. Islam dilaksanakan
2. Zakat hukumnya wajib
3. Tidak ada riba
4. Mudharabah wujud dari perekonomian
5. Orang rasional untuk memaksimalkan kemaslahatan
 Rumus
Y = ( C + Infak) + S = FS (Final Spending di Jalan Allah) + S (Diambil dari hadits “
Yang kamu miliki adalah apa yang kamu makan dan apa yang kamu infakkan”).
 Semakin tinggi riba semakin sedikit sedekah.
 Semakin besar pemanfaatn harga (investasi) semakin besar pendapatan.
 Aset yang menganggur diberikan disinsetif berupa zakat.
TEORI PRODUKSI ISLAMI
 Produksi maksimum:
1. Maksimalisasi output dengan input tetap.
2. Minimalisasi input dengan jumlah output tetap.
3. Maksimalisasi output dengan jumlah biaya tetap.
4. Minimalisasi biaya dengan jumlah output tetap.
 Bunga meningkatkan fixed cost sedangkan bagi hasil hanya mengurangi
pendapatan sehingga bagi hasil lebih efisien daripada bunga.
 Pada jumlah produksi yang sama biaya produksi bagi hasil < bunga.
 Pada total cost yang sama jumlah produksi bagi hasil > bunga.
 Pada total revenue yang sama jumlah produksi bagi hasil > bunga.
TEORI PENAWARAN ISLAMI
 Pajak penjualan menurunkan total profit dan jumlah produksi karena pajak menambah
total cost.
 Zakat tidak menambah total cost namun hanya mengurangi profit sehingga semakin
besar profit semakin besar zakat (memaksimalkan profit sejalan dengan
memaksimalkan zakat).
 Recycling (daur ulang) lebih diutamakan daripada emission fees atau emission
standard.
MEKANISME PASAR ISLAMI
 Harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran.
 Jika terjadi gangguan pada penawaran dan permintaan karena faktor alamiah, maka
dilakukan market intervention (menambah suplai atau mengurangi demand).
 Ceiling price mengakibatkan surplus produsen pindah ke konsumen.
 Floor price mengakibatkan surplus konsumen pindah ke produsen.
KITAB SAKTI

SYEKH ANGGA
Monopoli dibolehkan namun monopolis tidak boleh melakukan monopoly rent
seeking (menjual barang lebih sedikit dengan harga lebih tinggi).
 Jika terjadi gangguan pada penawaran dan permintaan karena kesengajaan (karena
ikhtikar, ghabn fahisy (harga terlalu tinggi) atau bai najash), maka dilakukan price
intervention (penetapan harga).
STRUKTUR PASAR DAN PERSAINGAN HARGA
 Concentration Ratio dan Herfindhal Index: Digunakan untuk mengukur penguasaan
pangsa pasar.
 Herfindhal Index:
1. < 0,2 = Persaingan sempurna/monopolistik
2. 0,2-0,6 = Oligopoli
3. > 0,6 = Monopoli
 Perilaku Oligopoli
 Menentukan kuantitas yang diproduksi (cournot quantity competition).
 Menentukan harga (bertrand price competition)

STRATEGI BERSAING: HAMBATAN MASUK DAN KELUAR INDUSTRI


Hambatan Masuk
 Struktural: Hambatan yang tidak dibuat oleh perusahaan.
1. Kontrol atas sumber daya yang diperlukan.
2. Skala ekonomi yang besar sehingga biaya per unit menjadi kecil.
3. Produk yang telah dikenal pasar.
 Strategis: Hambatan yang dibuat oleh perusahaan untuk mencegah pesaing masuk.
1. Limit Pricing: Menetapkan harga sangat rendah sebelum pesaing masuk.
2. Predatory Pricing: Menetapkan harga sangat rendah setelah pesaing masuk.
3. Excess Capacity: Meningkatkan kapasitas produksi untuk mencegah pesaing masuk.
Hambatan Keluar
1. Internal (Fixed Cost yang sudah terlanjur dikeluarkan perusahaan).
2. External (Hukum/peraturan pemerintah).
DISTORSI PASAR: PERSPEKTIF ISLAM
Jenis-Jenis Distorsi Pasar
 Rekayasa Penawaran (lewat ikhtikar dan talaqqi ruqban).
 Rekayasa permintaan (lewat bai najash)
 Tadlis
1. Kuantitas
2. Kualitas
3. Harga
KITAB SAKTI
4.
SYEKH ANGGA
Waktu Penyerahan
 Taghrir
1. Kuantitas
2. Kualitas
3. Harga
4. Waktu Penyerahan
EFISIENSI ALOKASI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN
 Edgeworth Box: Kotak dari ruang konsumsi untuk menganalis pertukaran dua barang
diantara dua orang.
 Efficient Allocation/Pareto Efficient: You cannot make yourself better of without
making someone else worse off. (Alokasi barang-barang dikatakan efisien bila tidak
seorangpun dapat meningkatkan utilitynya tanpa mengurangi utility orang lain/ MRS
(Marginal Rate of Substitution) setiap orang sama).
 Utility Possibility Frontier: Kurva yang menunjukkan kombinasi utility antara dua
orang.
 Production Possibility Frontier: Kurva yang menggambarkan kombinasi output
maksimum yang dapat dihasilkan ketika seluruh sumber daya produksi digunakan.
 Kurva Isowelfare/Fungsi Kesejahteraan Benthamite: Kurva yang menggambarkan
gabungan kemakmuran dari semua orang.
 Maksimalisasi Kesejahteraan: Dicapai ketika Utility Possibility Frontier/Production
Possibility Frontier bersinggungan dengan kurva Isowelfare.
 Distribusi yang adil menurut ekonomi konvensional:
1. Egalitarian: Setiap orang menerima barang dalam jumlah yang sama.
2. Rawlsian: Utility orang miskin yang paling dimaksimalkan.
3. Utilitarian: Utility dari setiap orang harus dimkasimalkan.
4. Market Oriented: Distribusi lewat mekanisme pasar paling adil.
 Perbandingan distribusi antara sistem ekonomi:
1. Kapitalis
Ada initial endowment gap (ketimpangan penguasaan sumber daya) sehingga
orang kaya kepuasannya lebih tinggi dari orang miskin.
2. Sosialis
Utility possibility frontier dan production possibility frontier kecil akibat
inefisiensi, rendahnya produktivitas, kurangnya insentif, dan semangat untuk
bekerja akibat pembagian sumber daya dan penguasaan ekonomi oleh negara.
3. Islam
Tidak ada initial endowment gap namun semangat untuk bekerja tetap tinggi.

EKONOMI MAKRO KONVENSIONAL


PENDAPATAN NASIONAL
KITAB SAKTI

SYEKH ANGGA
PDB (Pendapatan Nasional Bruto) = Nilai semua barang dan jasa di suatu negara
selama setahun.
 PNB (Pendapatan Nasional Bruto) = PDB + Pendapatan Luar Negeri – Pendapatan
Perusahaan Asing
 PNN (Pendapatan Nasional Neto) = PNB – Depresiasi
 PN (Pendapatan Nasional) = PNN – Pajak Tidak Langsung + Subsidi
 PP (Pendapatan Perseorangan) = PN + Pendapatan Bunga + Transfer Payment – (Laba
Ditahan + Asuransi Sosial)
 Pendapatan Disposibel (Siap dibelanjakan) = PP – Pajak Langsung
 PDB Nominal = Nilai semua barang dan jasa di suatu negara selama setahun menurut
harga berlaku.
 PDB Riil = Nilai semua barang dan jasa di suatu negara selama setahun menurut
harga konstan.
 Pendapatan Per Kapita = PNB Riil/PDB Riil/ Jumlah Penduduk
 Metode Penghitungan Pendapatan Nasional

1. Produksi/Output
Nilai Tambah = Nilai Output-Nilai Input (Menghindari double counting)
2. Pendapatan
PN = w + r + i + ∏ (Gaji + Sewa + Bunga + Profit)
3. Pengeluaran
PDB = C + I + G + (X-M) (Konsumsi + Investasi + Pengeluaran
Pemerintah + [Ekspor- Impor])
 Distribusi Pendapatan
 Kurva Lorentz = Kurva yang menggambarkan distribusi pendapatan (berbentuk
cembung).
 Koefisien Gini = Untuk mengukur pemerataan pendapatan.
o < 0,4 = Ketimpangan rendah
o 0,4 -0,5 = Ketimpangan sedang
o >0,5 = Ketimpangan tinggi
 Teori Konsumsi Keynes
 Y=C+S
 C = a + bY (Konsumsi Agregat = Konsumsi Otonom (Konsumsi pendapatan nol) +
MPC.Pendapatan Disposibel)
 S = -a + sY (s = MPS)
 MPC = ∆C/∆Y
 MPS = ∆S/∆Y
 MPC + MPS = 1
 MPC (Marginal Propensity to Consume) = Kecenderungan individu menggunakan
pendapatannya untuk konsumsi.
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
 MPS (Marginal Propensity to Save) = Kecenderungan individu menggunakan
pendapatannya untuk ditabung.

 Teori Investasi
 I = f (i) (Hubungan antara investasi dengan bunga adalah negatif)
 Tingkat bunga riil = Tingkat bunga nominal – inflasi
 Kebijakan Perdagangan Internasional
1. Tarif = Pajak barang ekspor dan impor
o Bea Ekspor = Pajak barang ekspor
o Bea Impor = Pajak barang impor
o Ad Valorem Duties = Bea dihitung berdasarkan % (proporsional)
o Specific Duties = Bea dihitung secara fixed (tetap)
o Specific Ad Valorem Duties/Compound Duties = Kombinasi Ad Valorem dan Specific
Duties
2. Kuota = Pembatasan jumlah barang impor
3. Larangan ekspor/impor
4. Subsidi Ekspor = Subsidi yang diberikan kepada eksportir
5. Premi Ekspor = Uang yang diberikan kepada eksportir
6. Devaluasi = Melemahkan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing
7. Pengendalian Devisa = Pembatasan devisa untuk impor
8. Substitusi Impor = Produksi barang pengganti barang impor
9. Perjanjian Internasional

 Neraca Pembayaran (Balance of Payment) = Transaksi pembayaran barang ekspor


dan impor serta modal keluar dan masuk suatu negara
1. Transaksi Berjalan (Current Account)
o Neraca Perdagangan (Balance of Trade) = Nilai transaksi ekspor dan impor
barang
o Neraca Jasa = Nilai transaksi ekspor dan impor jasa
o Neraca Nonbalas Jasa (Transfer Payment) Pemberian/penerimaan hibah
dari/ke negara lain
2. Neraca Modal (Capital Account) = Nilai modal masuk dan modal keluar
3. Neraca Penyeimbang (Settlement Account) = Penyeimbang transaksi berjalan dengan
neraca modal
4. Selisih Perhitungan (Errors and Omissions) = Saldo neraca pembayaran yang tidak
tercatat
Teori Pertumbuhan Ekonomi
 Klasik (Adam Smith, David Ricardo, Thomas Robert Malthus, John Stuart Mill)
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Pertumbuhan ekonomi tergantung pada jumlah penduduk, jumlah persediaan barang-barang
modal, luas tanah dan kekayaan alam dan tingkat teknologi
 Teori Schumpter
Pertumbuhan ekonomi tergantung kewirausahaan
 Teori Harrod Domar
Pertumbuhan ekonomi tergantung investasi
∆Y/Y = ∆ I/I
∆Y/Y = MPS/COR (Capital Output Ratio)
 Teori Rostow
Tahap Pertumbuhan Ekonomi
1.Tradisional
2.Lepas Landas
3.Tinggal Landas
4.Kematangan/Kedewasaan
5.Konsumsi Tinggi
 Kesempatan Kerja dan Pengangguran
 Tenaga Kerja = Semua penduduk usia kerja (15-64 Tahun)
 Angkatan Kerja = Tenaga kerja yang bekerja atau mencari pekerjaan (menganggur)
 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) = Angkatan Kerja/ Penduduk Usia Kerja
 Jenis Pengangguran
o Pengangguran Terbuka = Sama sekali tidak bekerja
o Setengah Menganggur = Hanya bekerja 35 jam/minggu
o Pengangguran Terselubung = Bekerja namun tidak menambah output
o Pengangguran Struktural = Pengangguran akibat tidak memiliki kompetensi untuk
bekerja
o Pengangguran Friksional = Pengangguran karena pencari kerja ingin mencari
pekerjaan yang lebih baik
o Pengangguran Siklis/Konjungtural = Pengangguran karena kondisi ekonomi
o Pengangguran Musiman = Pengangguran yang terjadi secara musiman
UANG, PERBANKAN, DAN KEBIJAKAN MONETER
Uang
 Syarat Uang
1. Diterima umum
2. Nilainya tidak berubah
3. Mudah dibawa
KITAB SAKTI
4.
SYEKH ANGGA
Mudah disimpan
5. Tahan lama
6. Jumlahnya sedikit
7. Terdiri dari berbagai nominal
 Fungsi Uang
 Asli
o Alat tukar
o Satuan hitung
 Turunan
o Alat pembayaran
o Penyimpan nilai
o Penunjuk harga
 Jenis Uang
 Uang Kartal = Uang tunai
 Uang Giral = Uang bank
 Teori Kuantitas Uang/Flow Concept (Irving Fisher)
MV = PT (Uang Beredar.Kecepatan Uang Beredar = Harga.Volume Barang)
Teori Uang Sebagai Stock Concept (Marshall Pigou)
M= kPT (Jumlah Uang = 1/Kecepatan Uang Beredar. Harga.Volume Barang)
 Permintaan Uang Menurut Keynes
 Transaksi (Kurva permintaan slope positif. Dipengaruhi oleh pendapatan)
 Berjaga-jaga (Kurva permintaan curam. Dipengaruhi oleh pendapatan)
 Spekulasi (Kurva permintaan slope negatif. Dipengaruhi oleh tingkat bunga)
 Penawaran Uang
 M0 = Uang Kartal
 M1 = M0+ Uang Giral
 M2 = M1 + Uang Kuasi (Deposito Bank)
 M3 = M2 + Deposito Non bank
Inflasi
 Inflasi = Kenaikan harga barang-barang
 Deflasi = Penurunan harga barang-barang
 Penggolongan Inflasi
1. Inflasi Ringan/Single Digit Inflation = <10%
2. Inflasi Sedang = 10%-30%
3. Inflasi Berat = 30%-100%
4. Hiperinflasi = >100%
 Jenis Inflasi
1. Demand Pull Inflation = Inflasi karena kenaikan permintaan
KITAB SAKTI
2.
SYEKH ANGGA
Cost Push Inflation = Inflasi karena kenaikan biaya produksi
3. Natural Inflation = Inflasi karena sebab alamiah
4. Human Error Inflation = Inflasi karena kesalahan manusia
5. Actual/Anticipated/Expected Inflation = Inflasi digunakan untuk mengetahui suku
bunga riil
6. Unticipated/Unexpected Inflation = Inflasi tidak digunakan untuk mengetahui suku
bunga riil
7. Inflasi Campuran = Inflasi karena kenaikan permintaan dan kenaikan biaya produksi
8. Inflasi Spiral = Inflasi akibat inflasi sebelumnya
9. Domestic Inflation = Inflasi akibat faktor dalam negeri
10. Imported Inflation = Inflasi karena inflasi negara lain
 Menghitung Inflasi
1. GDP Deflator

Rumus = Nominal GDP/Real GDP x 100


2. Indeks Harga Konsumen/IHK = Kumpulan harga barang dan jasa
 Cara mengatasi inflasi = dengan kebijakan moneter kontraktif
 Kurva Phillips = Kurva yang menggambarkan hubungan negatif antara pengangguran
dengan inflasi
Perbankan
 Jenis Bank
1. Bank Sentral/BI
o Melakukan kebijakan moneter
o Menjaga kelancaran sistem pembayaran
o Mengatur dan mengawasi bank (diambil alih OJK)
2. Bank Umum
o Menghimpun dana
o Menyalurkan kredit
o Memindahkan uang bank
o Memberikan jasa keuangan
o Melakukan kegiatan usaha valas
3. Bank Perkreditan Rakyat
Tidak boleh:
o Menerima giro
o Melakukan kegiatan usaha valas
o Melakukan penyertaan modal
o Melakukan perasuransian
4. Bank Syariah
5. Lembaga Keuangan Non Bank
o Asuransi
KITAB SAKTI
o
SYEKH ANGGA
Pegadaian
o Koperasi
o Perusahaan Leasing
o Bursa Efek
o Dana Pensiun
Kredit
Kriteria Pemberian Kredit
1. Capital = Modal/kekayaan peminjam
2. Character = Watak peminjam
3. Capacity = Kemampuan keuangan peminjam
4. Collateral = Barang jaminan peminjam
5. Condition of Economics = Kondisi ekonomi
Kebijakan Moneter = Kebijakan yang mengatur jumlah uang beredar
 Jenis Kebijakan Moneter
 Ekspansif = Menambah jumlah uang beredar
 Kontraktif = Mengurangi jumlah uang beredar
 Instrumen kebijakan moneter
 Kuantitatif
o Open Market Operation (Jual beli surat berharga)
o Tingkat Diskonto (Tingkat bunga/BI Rate pinjaman bank sentral kepada bank umum)
o Giro Wajib Minimum (Cadangan simpanan bank yang tidak disalurkan sebagai kredit)
 Kualitatif
o Kredit selektif
o Imbauan moral
APBN dan Kebijakan Fiskal
 Pendapatan Negara
 Pendapatan pajak
 Pendapatan negara bukan pajak
 Penerimaan SDA (migas/nonmigas)
 Laba BUMN
 Hibah
 Pinjaman
Perpajakan
 Unsur Pajak
 Subyek Pajak = Pembayar pajak
 Obyek Pajak = Hal yang dikenakan pajak
KITAB SAKTI

SYEKH ANGGA
Tarif Pajak = Besar pajak
o Tarif Tetap = Besarnya tetap
o Tarif Proporsional = Menggunakan proporsi
o Tarif Progresif = Semakin tinggi nilai obyek pajak, tarif pajak semakin tinggi
o Tarif Regresif = Semakin tinggi nilai obyek pajak, tarif pajak semakin rendah
 Jenis Pajak
 Pajak Negara
o Pajak Penghasilan (PPh) = Pajak atas penghasilan
o Pajak Penjualan (PPn) = Pajak barang yang dijual
o Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) = Pajak barang mewah
o Pajak Pertambahan Nilai (PPN) = Pajak nilai tambah
o Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) = Pajak bangunan dan tanah
 Pajak Daerah
 Pajak Langsung = Ditanggung sendiri oleh wajib pajak (PPh dan PBB)
 Pajak Tidak Langsung = Tidak ditanggung sendiri oleh wajib pajak
(PPn,PPN,PPnBM)
 Pajak Subyektif = Berdasarkan subyek pajak (PPh)
 Pajak Obyektif = Berdasarkan obyek pajak (PPN, PPnBM,PBB,PPn)
 Pedoman Perpajakan
 Adil
 Sederhana
 Jelas/Pasti
 Efisien
 Asas Pemungutan Pajak
 Asas domisili = Berdasarkan tempat tinggal wajib pajak
 Asas sumber = Tidak berdasarkan tempat tinggal wajib pajak
 Asas kebangsaan = Berdasarkan kewarganegaraan
 Sistem Pemungutan Pajak
 Official Assesment System = Pajak dihitung petugas pajak
 Self Assesment System = Pajak dihitung wajib pajak
 With Holding System = Pajak dihitung lembaga lain selain petugas pajak dan wajib
pajak
 Pungutan Selain Pajak
 Retribusi
 Iuran
 Sumbangan Wajib
 Bea ekspor dan impor
 Cukai

Kebijakan Fiskal = Kebijakan yang mengatur pendapatan dan belanja pemerintah


 Jenis Kebijakan Fiskal
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
 Fiskal Ekspansif = Menambah pengeluaran pemerintah dan mengurangi pajak
 Fiskal Kontraktif = Mengurangi pengeluaran pemerintah dan menambah pajak
 Efek Multiplier Pengeluaran Pemerintah/Investasi Otonom
1/1 – MPC = 1/MPS
∆Y = 1/1-MPC x ∆ G = 1/1-MPC x ∆ Io
 Efek Multiplier Pajak
-MPC/1 –MPC = -MPC/MPS
∆Y = -MPC/1-MPC x ∆ T
 Balance Budget Multiplier (Gabungan Multiplier Pengeluaran Pemerintah/Investasi
Otonom dan Pajak) = Jumlah =1, berapapun MPC
∆Y = 1-MPC/1-MPC = 1
EKONOMI MAKRO ISLAM
EKONOMI MIKRO DAN EKONOMI MAKRO
 Perbedaan ekonomi makro dan ekonomi mikro
1. Ada faktor uang dalam ekonomi makro.
2. Ada faktor pemerintah sebagai pelaku ekonomi raksasa.
 Dalam ekonomi makro terdapat harga nominal karena uang memiliki nilai nominal
dan nilai rill (daya beli).
 Jika pendapatan nominal naik belum tentu daya beli naik (karena bisa jadi ada
pelemahan daya beli uang yang ditunjukkan oleh inflasi).
 Normal Goods: Barang yang apabila ada kenaikan pendapatan maka jumlah barang
yang dikonsumsi juga bertambah. (Terdapat hubungan positif antara efek substitusi
dengan efek pendapatan).
 Inferior Goods: Barang yang apabila ada kenaikan pendapatan maka jumlah barang
yang dikonsumsi berkurang. (Terdapat hubungan negatif antara efek substitusi dengan
efek pendapatan).
 Giffen Goods: Inferior goods yang memiliki efek pendapatan > efek substitusi.
 Tidak terjadi money illusion dalam Ekonomi Islam karena:
1. Penggunaan uang dinar dan dirham yang nilai nominalnya sama dengan nilai
intrinsiknya atau jika menggunakan uang fiat maka pemerintah harus menjaga
nilainya (daya belinya).
2. Penentuan upah berdasarkan prestasi kerja (jualah) atau tanpa prestasi kerja (ijarah).
3. Adanya sistem bagi hasil yang mendorong produktivitas.
 Ekonomi Klasik = Pertumbuhan ekonomi dapat ditimbulkan dari sisi supply,
kebijakan ekonomi dapat dicapai dalam jangka pendek dan pemerintah tidak ikut
campur ketika terjadi resesi.
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
 Jean Baptiste Say : Supply creates its own demand. (Setiap barang yang diproduksi
pasti terjual dan harga-harga fleksibel sehingga menambah penawaran akan
menciptakan full employment dan menambah permintaan).
 John Maynard Keynes
 Buku: The General Theory of Employment, Interest, and Money
 Pemerintah harus campur tangan dalam mengendalikan perekonomian.
 Permintaan agregat dapat menimbulkan pertumbuhan ekonomi
 Supply Side Economics: Pertumbuhan ekonomi didorong dari sisi supply dengan
meningkatkan produktivitas individu dan perusahaan dengan memberikan insentif
seperti pemotongan pajak.
 Kurva Laffer (Arthur Laffer) : Kurva yang menggambarkan hubungan positif dan
negatif antara besar pajak dengan pendapatan pajak. Jika pajak yang ditagih semakin
besar pendapatan pajak akan semakin besar hingga titik optimum. Setelah titik
optimum semakin besar pajak yang ditagih, semakin kecil pendapatan pajak. (Sesuai
dengan teori Ibnu Khaldun tentang pajak).
EKONOMI MAKRO SEDERHANA
 Money Neutrality = Terjadi perubahan sekali terhadap jumlah uang beredar namun
variabel-variabel riil (pendapatan riil, daya beli uang) tidak berubah.
 Super Neutrality of Money = Terjadi perubahan berkali-kali terhadap jumlah uang
beredar namun variabel-variabel riil (pendapatan riil, daya beli uang) tidak berubah.
 Oleh karena itu menurut Ibnu Khaldun kekayaan suatu negara tidak ditentukan dari
jumlah uang yang dimiliki negara tersebut.
 Depresiasi = Menurunnya nilai tukar mata uang
 Apresiasi = Menguatnya nilai tukar mata uang
 Sterilisasi = Mata uang tidak mengalami depresiasi atau apresiasi
 Bunga
 Menurut Adam Smith, bunga adalah rate of profit
 Menurut Wicksellian, bunga adalah natural rate of interest
 Menurut Keynes, bunga adalah marginal efficiency of capital
 Ramsey Cass Koopmans Model = Ada banyak perusahaan dan rumah tangga yang
abadi dan terus menerus menawarkan faktor produksi
 Diamond Model = Ada banyak perusahaan dan selalu ada rumah tangga baru yang
masuk kedalam perekonomian
 Menurut Homer dan Sylla bunga telah dikenal sejak zaman Babilonia dan Sumeria
(3000 SM)
KESEIMBANGAN PASAR DALAM EKONOMI MAKRO
 Dalam ekonomi makro keseimbangan pasar terjadi ketika kurva agregate demand
berpotongan dengan kurva agregate supply.
KITAB SAKTI

SYEKH ANGGA
Kurva agregate demand diturunkan dari kurva IS (Investment and Saving) dan kurva
LM (Liquidity/jumlah uang beredar dan Money/Jumlah uang yang diinginkan
masyarakat).
 Semakin tinggi pendapatan maka semakin tinggi jumlah uang yang diminta.
 Semakin tinggi bunga maka semakin rendah investasi.
 Jenis Kurva AS
1. Kurva AS dengan slope positif
 Gaji fleksibel
 Harga fleksibel
 Ekonomi belum mencapai full capacity
2. Kurva AS berbentuk horizontal
 Gaji fleksibel
 Harga kaku (sticky price)
3. Kurva AS berbentuk vertikal
 Gaji kaku (sticky wage)
 Harga fleksibel
 Ekonomi mencapai full capacity
UANG DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
 Uang dalam konsep ekonomi konvensional:
1. Uang = Modal
2. Uang adalah private goods
3. Uang adalah flow concept (Fisher)
4. Uang adalah stock concept (Marshall Pigou)
 Uang dalam konsep ekonomi Islam:
1. Uang ≠ Modal
2. Uang adalah public goods dan flow concept
3. Modal adalah private goods dan stock concept
 Fungsi uang menurut ekonom muslim
1. Sebagai ukuran harga (standard of exchange)
2. Sebagai media transaksi (medium of exchange)
3. Sebagai penyimpan nilai (store value)
 Nilai tukar dinar dan dirham
 Masa Rasulullah SAW dan khulafaur rasyidin
o 1 dinar = 10 dirham
 Masa Umayyah
o 1 dinar = 12 dirham
 Masa Abbasiyah
o 1 dinar = 15 dirham
 Jenis uang dalam sejarah Islam
1. Dinar/Ain (Terbuat dari emas)
2. Dirham/wariq (Terbuat dari perak)
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
3. Dirham magsyusah (Terbuat dari perak dan logam lain)
4. Fulus (Terbuat dari tembaga)
 Dalam ekonomi Islam uang tidak memberikan manfaat (utility) melainkan fungsi dari
uang yang memberikan utility.
 Konsep Time Value of Money (A dollar today is worth more than a dollar tomorrow
because a dollar today can be invested to get a return) ditolak dalam ekonomi Islam
(menimbulkan riba dan investasi bisa saja rugi).
 Pengganti Time Value of Money = Economic Value of Time = Time mempunyai
economic value jika dan hanya jika waktu tersebut dimanfaatkan dengan menambah
faktor produksi yang lain sehingga menjadi capital dan dapat memperoleh return.
 Uang adalah public goods sehingga tidak boleh ditimbun (hoarding).
STABILITAS EKONOMI DALAM BERBAGAI SISTEM
 Monetarist/Teori Kuantitas Uang Modern
1. Tokoh = Jean Bodin, John Locke, David Humme, David Ricardo, John Stuart Mill,
Irving Fisher, Milton Friedman.
2. Terdapat hubungan langsung dan meyakinkan antara money supply dan GNP
3. Jika money supply ditingkatkan, konsumsi naik sehingga kesempatan kerja , output
naik dan GNP naik. Jika ekonomi mendekati full employement, maka kenaikan GNP
akan disertai inflasi.
4. Money supply akan menaikkan GNP hingga money demand = money supply.
5. Kecepatan uang beredar konstan/tidak berubah.
 Keynesian
1. Tokoh = John Maynard Keynes.
2. Tidak terdapat hubungan langsung dan meyakinkan antara money supply dan GNP
(money supply mempengaruhi GNP secara tidak langsung dan tidak meyakinkan).
3. Kecepatan uang beredar tidak konstan/ berubah-ubah.
4. Terjadi liquidity trap (money supply ditambah namun masyarakat malah menimbun
(hoarding) uang sehingga money supply naik namun GNP tetap).
5. Money demand juga berubah sehingga meskipun money supply berubah tingkat
bunga tidak berubah sehingga GNP tidak berubah.
6. Money supply yang bertambah digunakan untuk membeli aset finansial (surat
berharga) bukan untuk membeli aset riil (barang dan jasa) sehingga GNP tidak
berubah.
7. Money supply hanya dapat mempengaruhi konsumsi dan GNP jika tingkat bunga
berubah dan pengusaha serta masyarakat merespon/sensitif terhadap perubahan
tingkat bunga tersebut.
 Ekonom Austria
1. Inflasi terjadi karena peningkatan moeny supply.
2. Money supply meningkat akibat seignorage (selisih nilai nominal dan intrinsik uang)
dan kredit yang berlebihan.
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
3. Untuk mengatasi seignorage dan kredit berlebihan diperlukan penerapan 100%
reserve gold standard sebagai pengganti fiduciary money standard.
 Masudul Alam Choudry
1. Penerapan 100% reserve gold standard
2. Uang adalah variabel dependen (endogenous theory) bukan independen (exogeneous
theory)
3. Teori Kuadran
 Kuadran I: Hubungan antara currency value of spending (volume sektor moneter)
dengan real value of spending (volume sektor riil)
 Kuadran II: Hubungan antara dengan real value of spending (volume sektor riil)
dengan rate of profit
 Kuadran III: Hubungan antara rate of profit dengan harga
 Kuadran IV: Hubungan antara harga dengan currency value of spending (volume
sektor moneter)
 Umar Chapra
1. Permintaan akan uang dipengaruhi oleh:
 Barang dan jasa
 Nilai-nilai moral dan sosial
 Rate of profit
2. Instrumen kebijakan moneter
 Target pertumbuhan M dan M0
 Public share of demand deposit (Simpanan deposito untuk proyek pemerintah)
 Statutory Reserve Requirement (GWM)
 Credit Ceiling (Pembatasan kredit)
 Pandangan tentang Dinar (Uang Emas)
1. Menurut Quantity Theory of Money
 Fiduciary money standard yang didasarkan atas pertumbuhan moneter yang teratur
dan terprediksi dapat menghasilkan stabilitas lebih baik daripada standar emas.
2. Monetarist Model
 Standar emas lebih stabil daripada fiat money karena:
o Money supply tidak dapat dinaikkan secara bebas
o Uang akan terserap oleh sektor riil
o Jika nilai tukar menguat atau melemah hal tersebut terjadi karena volume transaksi di
sektor riil
3. Umar Vadillo
 Monetisasi emas (kembali menggunakan dinar)
 Penggunaan dinar akan terhindar dari inflasi

ECONOMIC VALUE OF TIME


 Time Value of Money muncul karena adanya:
1. Inflasi
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
2. Preference of present consumption to future consumption (lebih memilih konsumsi
sekarang daripada di masa depan)
 Return
1. Pada ekonomi konvensional, return yang pasti (certainty in return) adalah berupa
interest rate yang besarnya ditentukan oleh preference of present consumption dan
expected inflation.
2. Pada ekonomi Islam, return yang pasti (certainty in return) adalah berupa keuntungan
jual beli/sewa (margin) yang besarnya ditentukan oleh tingkat keuntungan yang
dipilih dan volume transaksi.
3. Pada ekonomi konvensional, return yang tidak pasti (uncertainty in return) adalah
berupa discount rate yang besarnya ditentukan preference of present consumption,
expected inflation dan premium for uncertainty.
4. Pada ekonomi Islam, return yang tidak pasti (uncertainty in return) adalah berupa
discount rate dari expected return yang digunakan untuk menentukan nisbah bagi
hasil.
INFLASI: STABILITAS NILAI UANG DOMESTIK
 Pembagian Inflasi menurut Samuelson
 Moderate Inflation = < 10%
 Galloping Inflation = 20%-200%
 Hyperinflation = Jutaan - Triliunan %
 Dampak Inflasi
 Mengganggu fungsi uang sebagai ukuran harga (standard of exchange) dan
penyimpan nilai (store value).
 Menaikkan MPC dan menurunkan MPS.
 Menaikkan investasi non produktif (hoarding)
 Pembagian Inflasi Menurut Al Maqrizi
 Natural Inflation (Inflasi karena kenaikan AD atau penurunan AS)
 Human Error Inflation, terjadi karena:
o Korupsi dan administrasi yang buruk
o Excessive tax (Pajak yang terlalu tinggi)
o Excessive seignorage (Seignorage yang terlalu tinggi)
 Jenis Uang
 Commodity Money (Uang yang berasal dari barang berharga)
o Full Bodied Money (Nilai intrinsik = Nilai nominal)
o Representative Money (Tanda bukti dari full bodied money)
 100% Reserve (100% mewakili full bodied money)
 Partial Reserve (Tidak 100% mewakili full bodied money)
 Fiduciary Money
o Token Money (Uang logam)
o Fiat Money (Uang kertas)
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
o Bank Money (Uang giral)
NILAI TUKAR UANG: STABILITAS NILAI UANG INTERNASIONAL
 Exchange rates/nilai tukar/kurs = Harga pasar mata uang lokal terhadap mata uang
asing/mata uang asing terhadap mata uang lokal.
 Purchasing Power Parity (PPP) = Kondisi dimana harga suatu barang dalam suatu
mata uang seharusnya sama dimanapun barang itu dibeli.
 Rumus = P = e P’ (Harga domestik = Nilai Tukar . Harga Luar Negeri)
 Law of One Price (LOP) = Jika tidak ada biaya dan transportasi dan tidak ada
hambatan perdagangan, suatu barang yang sama akan mempunyai harga yang sama
jika dinilai dalam mata uang tertentu.
 Kebijakan Nilai Tukar Uang
1. Dipagu/Fixed Exchange Rate = Nilai tukar mata uang lokal dengan suatu mata uang
asing ditentukan oleh otoritas keuangan.
2. Fleksibel/Flexible/Floating Exchange Rate = Nilai tukar mata uang lokal dengan mata
uang asing ditentukan oleh mekanisme pasar valuta asing.
 Intervensi Bank Sentral Terhadap Nilai Tukar
1. Unsterilized Intervention = Intervensi yang tidak disertai dengan tindakan tindakan
offset yang dirancang untuk mencegah perubahan yang menyeluruh pada penawaran
uang domestik.
2. Sterilized Intervention = Intervensi yang disertai dengan tindakan tindakan offset
yang dirancang untuk mencegah perubahan yang menyeluruh pada penawaran uang
domestik.
 Penyebab Perubahan Nilai Tukar
1. Dalam Negeri
 Natural Exchange Rate Fluctuation
o Kenaikan AD
o Penurunan AS
 Human Error Exchange Rate Fluctuation
o Corruption and bad administration
o Excessive tax
o Excessive seignorage
2. Luar Negeri
 Non engineered/non manipulated changes = Perubahan bukan karena
manipulasi/kesengajaan.
 Intervensi = Mengeluarkan cadangan devisa.
 Engineered/non manipulated changes = Perubahan karena manipulasi/kesengajaan.
 Intervensi = Melakukan fixed exchange rate sementara pada tingkat nilai tukar awal
(original supporting level).
KEBIJAKAN MONETER
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
 Emas Sebagai Standar Uang
 Gold Coin Standard = Emas sebagai uang.
 Gold Bullion Standard = Emas bukan uang namun emas menentukan nilai tukar uang
(emas memback up uang/Uang merupakan wakil dari emas).
 Gold Exchange Standard (Bretton Woods System) = Nilai tukar mata uang lokal
dengan mata uang asing diback up emas.
 Fiduciary Money Standard = Uang tidak diback up oleh emas.
 Permintaan Uang dalam Islam
 Menurut mazhab Iqtishaduna
o Untuk transaksi (dipengaruhi pendapatan)
o Untuk berjaga-jaga (dipengaruhi pendapatan dan harga bayar tanggung/kredit)
 Menurut mazhab mainstream
o Untuk transaksi (dipengaruhi pendapatan)
o Untuk berjaga-jaga (dipengaruhi pendapatan dan dues of idle fund/pajak aset
menganggur)
 Menurut mazhab alternatif kritis
o Untuk transaksi (uang menggambarkan volume transaksi di sektor riil)
 Manajemen Moneter Konvensional
 Uang Pasif (Keynesian)
Uang adalah variabel endogen (dependen)
Instrumen yang digunakan suku bunga

Suku bunga Suku bunga jangka pendek dan nilai tukar AD inflasi
 Uang Aktif (Monetarist)

Uang adalah variabel eksogen (independen)


Instrumen yang digunakan jumlah uang beredar

Jumlah uang beredar target operasional target antara inflasi


 Uang beredar
 Mazhab iqtishaduna

Penawaran uang elastis sempurna/ kurva horizontal (bank sentral tidak mampu
mempengaruhi jumlah uang beredar).
 Mazhab mainstream
Penawaran uang inelastis sempurna/ kurva vertikal (jumlah uang beredar sepenuhnya
ditentukan bank sentral).
 Mazhab alternatif kritis
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Penawaran uang elastis/ kurva slope positif ((jumlah uang beredar tidak sepenuhnya
ditentukan bank sentral dan jumlah uang beredar menggambarkan permintaan di pasar barang
dan jasa).
 Kebijakan Moneter Ekspansif
 Mazhab iqtishaduna

Mustahil ada kebijakan moneter ekspansif.


 Mazhab mainstream dan Mazhab alternatif kritis

Kebijakan moneter ekspansif akan menyebabkan kesenjangan antara sektor moneter dengan
sektor riil.
 Money Illusion
Mengubah permintaan/penawaran akibat perubahan variabel sektor moneter (jumlah uang
beredar) padahal variabel sektor riil (pendapatan riil, tingkat harga relatif) tidak berubah.
Instrumen Moneter
 Instrumen Moneter BI
1. Open Market Operation Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
2. GWM sebesar 5%
3. Capital Adequacy Ratio (CAR)/ Rasio kecukupan modal sebesar 8%
4. Plafon/batas kredit
5. Sistem pengawasan perbankan dengan forward looking risk based supervision
6. Fit and proper test pejabat bank
7. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)
Instrumen moneter Islam
 Mazhab iqtishaduna
o Tidak ada instrumen moneter (kebijakan tentang konsumsi, tabungan, investasi dan
perdagangan otomatis menjadi instrumen moneter).
 Mazhab mainstream
o Penghapusan suku bunga.
o Penerapan dues of idle fund.
o Penerapan sistem bagi hasil.
o Adanya kepastian usaha dengan penghapusan suku bunga pinjaman dan diganti
dengan sistem bagi hasil.
 Mazhab alternatif kritis
o Money Supply = Money Demand
o Money supply ditentukan oleh shuratic process (musyawarah bank sentral dengan
pelaku ekonomi sektor riil)
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
o Adanya induced knowledge (pengetahuan merata) yang dimiliki peserta shuratic
process.
 Penerapan instrumen moneter Islam
 Sudan
o Central Bank Musharaka Certificate
o Government Musharaka Certificate
o Ijara Certificate
 Indonesia
o Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI)/Sertifikat Bank Indonesia Syariah
(SBIS)
o Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syariah (Sertifikat IMA)
PEMERINTAH SEBAGAI IBU SEGALA PASAR
 Jenis Barang
 Private Goods (Barang pribadi)
 Public Goods (Barang umum/publik)
o Non excludable goods (semua orang dapat menikmati)
o Non rivalrous goods (semua orang mendapatkan tanpa ada persaingan)
 Distribusi Pendapatan
 Transfer tunai (cash transfer)
 Pemberian barang
 Kegagalan Penyediaan Public Goods
 Inefisiensi dalam proses produksi
 Buruk/kurangnya informasi
 Kebijakan dan Instrumen Fiskal Pemerintahan Islam
1. Sangat jarang terjadi defisit anggaran (pada masa Rasulullah SAW hanya terjadi
saat perang Hunain)
2. Sistem pajak proporsional
3. Besar kharaj berdasarkan produktivitas/kesuburan tanah, bukan luas tanah
4. Regressive rate untuk zakat peternakan
5. Zakat perdagangan diambil dari keuntungan, bukan penjualan
6. Porsi besar untuk infrastruktur
7. Manajemen yang baik untuk hasil yang baik
8. Jaringan kerja baitul mal pusat dan daerah
 Kebijakan Fiskal Rasulullah SAW
1. Peningkatan pendapatan nasional dan partisipasi kerja melalui:
 Mempersaudarakan kaum muhajirin dan anshar
 Mendorong kerjasama kaum muhajirin dan anshar
 Merehabilitasi kaum muhajirin (membagikan tanah dan rumah untuk kaum
muhajirin)
 Membagikan 80% harta rampasan perang (ghanimah)
2. Pemungutan pajak
KITAB SAKTI
3.
SYEKH ANGGA
Pengaturan anggaran
4.Penerapan kebijakan fiskal khusus
 Meminta bantuan kaum muslimin
 Meminjam peralatan dari non muslim
 Meminjam uang
 Memberikan insentif
 Efektivitas Kebijakan Fiskal
 Kebijakan Fiskal Efektif : Kurva IS curam (inelastis) atau kurva LM datar
(elastis).
 Kebijakan Fiskal Tidak Efektif: Kurva IS datar (elastis) atau kurva LM curam
(inelastis).
PEMERINTAH SEBAGAI PENABUNG BESAR
 Anggaran Pendapatan Pemerintahan Islam
 Kharaj (Pajak Tanah)
o Besarnya berdasarkan tingkat kesuburan tanah, jenis tanaman, dan jenis irigasi.
 Zakat
o Zakat pendapatan
o Zakat peternakan
o Zakat pertanian
 Khums (Pajak pendapatan proporsional sebesar 20%)
o Berfungsi sebagai automatic stabilizer
 Jizyah (Pajak non muslim)
 Pendapatan lain (kaffarah)

PEMERINTAH SEBAGAI PEMBELI BESAR


 Belanja pemerintah
 Jenisnya
o Wasteful spending = Manfaat < biaya
o Productive spending = Manfaat > biaya
o Transfer payment = Manfaat = biaya
 Sifatnya
 Temporary spending (hanya dikeluarkan sekali)
 Permanent spending (dikeluarkan secara rutin)
 Pengeluaran Baitul Mal
 Penyebaran agama Islam
 Pendidikan dan kebudayaan
 Pengembangan ilmu pengetahuan
 Pembangunan infrastruktur
 Pembangunan armada perang dan penjaga keamanan
 Penyediaan layanan kesejahteraan sosial
KITAB SAKTI

SYEKH ANGGA
Zakat meningkatkan MPS dan menurunkan MPC mustahik.
PEMERINTAH SEBAGAI INVESTOR BESAR
 Fungsi Investasi Ekonomi Konvensional
o I = I (i, r, Q, T) (Investasi dipengaruhi tingkat suku bunga, tingkat expected return,
GNP, dan teknologi)
 Fungsi Investasi Ekonomi Islam
o I = I (m,er, r, Q, T) (Investasi dipengaruhi tingkat margin (untuk akad NCC), tingkat
equivalent rate (untuk NUC), tingkat expected return, GNP, dan teknologi)
 Fungsi Investasi Metwally
o ϕ (r, ZA,Z ∏, µ) (Investasi dipengaruhi tingkat expected return, zakat atas aset
menganggur, zakat atas keuntungan, dan dues of idle fund)
o r = r (Si/Sf) (expected return dipengaruhi nisbah bagi hasil investor dan nisbah bagi
hasil peminjam)
AKUNTANSI SYARIAH
KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
SYARIAH (KDPPLKS)
 Diatur dalam Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 101
 Asas transaksi syariah:
1. Ukhuwah (Persaudaraan) : Harus saling menguntungkan.
2. Adalah (Keadilan) : Harus adil
3. Maslahah (Kemaslahatan) : Harus memberikan kebaikan/manfaat
4. Tawazun (Keseimbangan) : Keseimbangan dunia dan akhirat/material dan
spiritual
5. Syumuliyyah (Universalisme): Dapat dilakukan semua orang tanpa
memperhatikan SARA (Suku, Agama, Ras, Antar golongan)
 Bentuk laporan keuangan
1. Posisi keuangan entitas syariah/neraca
2. Informasi kinerja entitas syariah/laba rugi
3. Informasi perubahan posisi keuangan entitas syariah
4. Informasi lain
5. Catatan dan skedul tambahan
 Karakteristik laporan keuangan
1. Dapat dipahami
2. Relevan
3. Keandalan
4. Dapat dibandingkan
 Unsur laporan posisi keuangan
1. Aset
2. Kewajiban
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
3. Dana syirkah temporer (dana investasi dari pihak lain dalam jangka waktu
tertentu. Tidak dapat dianggap sebagai kewajiban atau ekuitas)
4. Ekuitas
 Pengukuran unsur laporan keuangan
1. Biaya historis/nilai buku
2. Biaya kini/nilai pasar
3. Nilai realisasi/penyelesaian (nilai ketika direalisasikan/dijual)
 Laporan keuangan bank syariah (PSAK 101)
1. Neraca
2. Laporan laba rugi
3. Laporan arus kas
4. Laporan perubahan ekuitas
5. Laporan perubahan dana investasi terikat
6. Laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil
7. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat
8. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan
9. Catatan atas laporan keuangan
 Bentuk laporan keuangan (AAOIFI)
1. Laporan posisi keuangan/ Neraca
2. Laporan laba rugi
3. Laporan arus kas
4. Laporan perubahan ekuitas/laporan perubahan saldo laba
5. Laporan perubahan investasi yang dibatasi dan ekivalennya
6. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat serta dana sumbangan
7. Laporan sumber dan penggunaan dana qard hasan
 Syarat laporan keuangan (AAOIFI)
1. Relevan
2. Dapat diandalkan
3. Dapat dibandingkan
4. Konsisten
5. Dapat dimengerti
AKUNTANSI MUDHARABAH (PSAK 105)
 Prinsip pembagian hasil usaha mudharabah
1. Bagi laba (yang dibagikan laba)
2. Bagi hasil (yang dibagikan pendapatan)
 Bagi hasil untuk mudharabah musytarakah
1. Hasil investasi dibagi antara mudharib dan shahibul mal sesuai dengan nisbah,
kemudian bagian shahibul mal dibagi antara mudharib dan shahibul mal sesuai
dengan proporsi modal.
2. Hasil investasi dibagi antara mudharib dan shahibul mal sesuai dengan proporsi
modal, kemudian dibagi lagi antara mudharib dan shahibul mal sesuai dengan nisbah.
 Pencatatan
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
1. Saat kas diserahkan
Shahibul Mal
Investasi Mudharabah
Kas
Mudharib
Kas
Dana Syirkah Temporer
2. Saat aset nonkas diserahkan
Shahibul Mal
 Nilai pasar > Nilai buku
Investasi Mudharabah
Keuntungan Tangguhan
Aset Nonkas
 Nilai pasar < Nilai buku
Investasi Mudharabah
Kerugian
Aset Nonkas
Mudharib
Aset Nonkas
Dana Syirkah Temporer
3. Saat pendapatan diperoleh dan diakui
Mudharib
Kas/Piutang
Pendapatan

Pendapatan
Beban
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Pendapatan yang belum dibagikan
4. Saat pendapatan dibagikan
Mudharib
Beban bagi hasil mudharabah – mudharib
Beban bagi hasil mudharabah – shahibul mal
Utang bagi hasil mudharabah

Pendapatan yang belum dibagikan


Beban bagi hasil mudharabah – mudharib
Beban bagi hasil mudharabah – shahibul mal

Utang bagi hasil mudharabah


Kas
Shahibul Mal
Piutang pendapatan bagi hasil
Pendapatan bagi hasil

Kas
Piutang pendapatan bagi hasil
5. Jika terjadi kerugian bukan akibat kesalahan mudharib
Mudharib
Pendapatan
Penyisihan kerugian
Beban
Shahibul mal
Kerugian investasi mudharabah
Penyisihan kerugian investasi mudharabah
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
6. Jika terjadi kerugian bukan akibat kesalahan mudharib
Mudharib
Beban
Utang/Kas
7. Penurunan nilai aset nonkas
Shahibul mal
 Sebelum usaha dimulai
Kerugian investasi mudharabah
Investasi mudharabah
 Setelah usaha dimulai
Kerugian investasi mudharabah
Penyisihan kerugian investasi mudharabah
Kas
Penyisihan kerugian investasi mudharabah
Pendapatan bagi hasil mudharabah
8. Akad mudharabah berakhir
Mudharib
Dana syirkah temporer
Kas/aset nonkas
Penyisihan kerugian
Shahibul mal
 Jika investasi mudharabah mendapat keuntungan di akhir akad
Kas/Piutang/Aset nonkas
Penyisihan kerugian investasi mudharabah
Investasi mudharabah
Keuntungan investasi mudharabah
 Jika investasi mudharabah mendapat kerugian di akhir akad
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Kas/Piutang/Aset nonkas
Penyisihan kerugian investasi mudharabah
Kerugian investasi mudharabah
Investasi mudharabah
AKUNTANSI MUSYARAKAH (PSAK 106)
 Pembagian keuntungan/nisbah
1. Proporsional sesuai modal
2. Tidak proporsional dengan modal
 Pencatatan
1. Biaya pra akad
Mitra Pasif
Uang muka akad
Kas
 Diakui sebagai bagian investasi musyarakah
Investasi musyarakah
Uang muka akad
 Tidak diakui sebagai bagian investasi musyarakah
Beban musyarakah
Uang muka akad
2. Penyerahan kas
Mitra pasif
Investasi musyarakah-kas
Kas
Mitra aktif
Kas
Dana syirkah temporer
3. Penyerahan aset nonkas
Mitra pasif
KITAB SAKTI

SYEKH ANGGA
Nilai pasar > Nilai buku
Investasi musyarakah-aset nonkas
Akumulasi penyusutan
Selisih penilaian aset musyarakah
Aset nonkas

Selisih penilaian aset musyarakah


Keuntungan
 Nilai pasar < Nilai buku
Investasi musyarakah-aset nonkas
Akumulasi penyusutan
Kerugian penurunan nilai
Aset nonkas
 Jika aset dikembalikan, depresiasi dicatat
Beban depresiasi
Akumulasi depresiasi
Mitra aktif
Aset nonkas
Dana syirkah temporer
4. Saat pendapatan diperoleh dan diakui
Mitra pasif
Kas/piutang
Pendapatan

Pendapatan
Beban
Pendapatan yang belum dibagikan
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
5. Saat pendapatan dibagikan
Mitra aktif
Beban bagi hasil
Utang bagi hasil

Pendapatan yang belum dibagikan


Beban bagi hasil

Utang bagi hasil


Kas
Mitra pasif
Kas/piutang
Pendapatan bagi hasil
6. Jika terjadi kerugian
 Karena kesalahan mitra aktif
Mitra aktif
Penyisihan kerugian- Mitra aktif
Kerugian yang belum dialokasikan
 Bukan karena kesalahan mitra aktif
Mitra aktif
Pendapatan
Penyisihan kerugian
Beban
Mitra pasif
Kerugian
Penyisihan kerugian
7. Akad musyarakah berakhir
 Pengembalian aset kas
KITAB SAKTI
Mitra aktif
SYEKH ANGGA
Dana syirkah temporer
Kas
Penyisihan kerugian
Mitra pasif
Kas
Penyisihan kerugian
Investasi musyarakah
 Pengembalian aset nonkas
Mitra aktif
Dana syirkah temporer
Aset nonkas
Mitra pasif
Aset nonkas
Investasi musyarakah
 Jika terjadi kerugian saat pengembalian aset nonkas
Mitra Aktif
Dana syirkah temporer
Kas
Aset nonkas
Penyisihan kerugian
Mitra Pasif
Penyisihan kerugian
Aset nonkas
Kas
Investasi musyarakah
 Aset nonkas diserahkan dalam bentuk kas (dijual/dilikuidasi)
KITAB SAKTI

SYEKH ANGGA
Penjualan memperoleh keuntungan
Mitra aktif
Kas
Akumulasi depresiasi
Aset nonkas
Keuntungan
Keuntungan
Dana syirkah temporer
Mitra pasif
Kas
Penyisihan kerugian
Investasi musyarakah
Keuntungan
 Penjualan memperoleh kerugian
Mitra Aktif
Kas
Akumulasi Depresiasi
Penyisihan kerugian
Aset nonkas
Mitra pasif
Penyisihan kerugian
Kas
AKUNTANSI MURABAHAH (PSAK 102)
1. Saat aset dibeli
Penjual/Bank syariah
Aset murabahah
Kas
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
2. Terjadi penurunan nilai barang
 Jika murabahah mengikat
Beban penurunan nilai
Aset murabahah
 Jika murabahah tidak mengikat
Kerugian penurunan nilai
Aset murabahah
3. Jika penjual mendapat diskon
 Sebelum akad disepakati
Mengurangi nilai aset murabahah
 Setelah akad disepakati
 Menjadi hak pembeli
Penjual
Kas
Utang
Utang
Kas
Pembeli
Kas
Beban murabahah tangguhan
 Menjadi hak penjual
Penjual
Kas
Keuntungan murabahah
 Tidak diperjanjikan
Penjual
Kas
Pendapatan operasional lain
KITAB SAKTI

SYEKH ANGGA
Sebagai dana kebajikan jika tidak dapat diberikan ke pembeli
Penjual
Utang
Kas
Dana kebajikan-kas
Dana kebajikan-potongan pembelian
4. Saat uang muka dibayarkan
Pembeli
Uang muka
Kas
Penjual
Kas
Utang lain-uang muka murabahah
 Jika murabahah dilaksanakan
Penjual
Utang lain-uang muka murabahah
Piutang murabahah
 Jika murabahah dibatalkan
 Uang muka > biaya yang sudah dikeluarkan
Pembeli
Kas
Kerugian
Uang muka
Penjual
Utang lain-uang muka murabahah
Pendapatan operasional
Kas
KITAB SAKTI

SYEKH ANGGA
Uang muka < biaya yang sudah dikeluarkan
Pembeli
Kerugian
Uang muka
Kas/utang
Penjual
Kas/piutang
Utang lain-uang muka murabahah
Pendapatan operasional
 Uang muka = biaya yang sudah dikeluarkan/ perusahaan menanggung kekurangan
Utang lain-uang muka murabahah
Pendapatan operasional
5. Pembeli dikenakan denda
Pembeli
Kerugian
Kas/utang
Penjual
Dana kebajikan-kas
Dana kebajikan-denda
6. Barang diserahkan
Penjual
Utang lain-uang muka murabahah
Piutang murabahah
Kas
Piutang murabahah
Aset murabahah
Keuntungan/keuntungan tangguhan
KITAB SAKTI
Pembeli
SYEKH ANGGA
Aset
Beban murabahah/beban murabahah tangguhan
Uang muka
Utang murabahah
7. Jika pembayaran dilakukan secara tunai
Pembeli
Utang murabahah
Beban
Kas
Penjual
Kas
Piutang murabahah
Keuntungan
8. Jika pembayaran dilakukan secara kredit
Pembeli
Utang murabahah
Beban
Kas
Beban murabahah tangguhan
Penjual
Kas
Keuntungan tangguhan
Piutang murabahah
Keuntungan
9. Saat pembeli mendapat potongan tagihan
Pembeli
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Mengurangi akun beban murabahah tangguhan
Penjual
Mengurangi akun keuntungan murabahah tangguhan
AKUNTANSI PENYELESAIAN UTANG PIUTANG MURABAHAH BERMASALAH
(PSAK 108)
1. Jika penjual memberikan potongan tagihan murabahah
 Potongan < Keuntungan
Penjual
Keuntungan murabahah tangguhan
Piutang murabahah
Pembeli
Utang murabahah
Beban murabahah tangguhan
 Potongan > Keuntungan
Penjual
Keuntungan murabahah tangguhan
Kerugian
Piutang murabahah
Pembeli
Utang murabahah
Beban murabahah tangguhan
Keuntungan
2. Jika dilakukan penjadwalan kembali pembayaran dan keluar biaya
Penjual
Kas/piutang
Pendapatan
Pembeli
Beban
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Kas/utang
3. Jika akad murabahah diganti akad lain (IMBT/Mudharabah/Musyarakah)
A. Aset murabahah dibeli penjual
Penjual
Aset
Kas
Pembeli
Kas
Aset
B. Pembeli melunasi tagihan dari hasil penjualan
Penjual
Kas
Keuntungan murabahah tangguhan
Piutang murabahah
Keuntungan murabahah
Pembeli
Utang murabahah
Beban
Kas
Beban murabahah tangguhan
 Jika penjualan < tagihan
Penjual
Kas
Piutang lain-lain
Keuntungan murabahah tangguhan
Piutang murabahah
Keuntungan murabahah
Pembeli
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Utang murabahah
Beban
Kas
Utang lain-lain
Beban murabahah tangguhan
 Jika penjualan < tagihan namun perusahaan membebaskannya
Penjual
Kas
Kerugian
Keuntungan murabahah tangguhan
Piutang murabahah
Pembeli
Utang
Kas
Keuntungan
Beban murabahah tangguhan
AKUNTANSI SALAM (PSAK 103)
1. Modal (rasul mal) dalam bentuk kas diserahkan
Pembeli
Piutang salam
Kas
Penjual
Kas
Utang salam
2. Rasul mal diserahkan dalam bentuk aset nonkas
Pembeli
 Nilai buku > nilai pasar
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Piutang salam
Aset nonkas
Keuntungan
 Nilai buku < nilai pasar
Piutang salam
Kerugian
Aset nonkas
Penjual
Aset nonkas
Utang salam
3. Saat barang diserahkan
Pembeli
Aset salam
Piutang salam
Penjual
Utang salam
Penjualan
 Jika kualitas barang > dari perjanjian
Pembeli
Aset salam
Piutang salam
 Jika kualitas barang < dari perjanjian
Pembeli
Persediaan-aset salam
Kerugian salam
Piutang salam
4. Jika barang yang diterima belum semuanya
KITAB SAKTI
Pembeli
SYEKH ANGGA
Aset salam (sebesar yang diterima)
Piutang salam
5. Jika akad salam dibatalkan
Pembeli
Aset lain-lain-piutang
Piutang salam
Penjual
Utang salam
Kas
6. Jika akad dibatalkan dan penjual memberikan jaminan dan jaminan dijual
 Piutang salam > penjualan
Kas
Aset lain-piutang pada penjual
Piutang salam
 Piutang salam < penjualan
Kas
Utang penjual
Piutang salam
7. Pembeli mengenakan denda kepada penjual
Pembeli
Dana kebajikan-kas
Dana kebajikan-pendapatan denda
Penjual
Beban
Kas
8. Penjual membeli barang dari penjual lain
 Saat barang dibeli
KITAB SAKTI
Penjual
SYEKH ANGGA
Aset salam
Kas
 Saat barang diserahkan
 Jika utang salam < harga barang yang dibeli
Penjual
Utang salam
Kerugian salam
Aset salam
 Jika utang salam > harga barang yang dibeli
Penjual
Utang salam
Aset salam
Keuntungan salam
AKUNTANSI ISTISHNA (PSAK 104)
1. Biaya pra akad
Penjual
Beban pra akad ditangguhkan
Kas
2. Akad istishna disepakati
Penjual
Beban istishna
Beban pra akad ditangguhkan
3. Akad istishna tidak disepakati
Penjual
Beban pra akad
Beban pra akad ditangguhkan
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
4. Saat biaya dikeluarkan
Penjual
Aset istishna dalam penyelesaian
Kas/utang/persediaan
5. Pendapatan istishna diakui
Penjual
Aset istishna dalam penyelesaian
Beban istishna
Pendapatan istishna
6. Aset istishna diserahkan
Penjual
Piutang istishna
Termin istishna

Termin istishna
Aset istishna dalam penyelesaian
Pembeli
Aset
Utang istishna
7. Saat aset istishna dilunasi secara tunai
Penjual
Kas
Piutang istishna
Pembeli
Utang istishna
Kas
8. Aset istishna dijual secara kredit
KITAB SAKTI
Penjual
SYEKH ANGGA
Piutang Istishna
Termin istishna
Pendapatan istishna tangguhan

Kas
Pendapatan istishna tangguhan
Piutang istishna
Pendapatan istishna
Pembeli
Aset
Beban istishna tangguhan
Utang istishna

Utang istishna
Beban istishna
Kas
Beban istishna tangguhan
9. Jika terjadi kerugian
Penjual
Beban istishna
Aset istishna dalam penyelesaian (kerugian)
Pendapatan istishna
AKUNTANSI IJARAH (PSAK 107)
 Perbedaan ijarah dan leasing : Leasing hanya sewa barang, sedangkan ijarah sewa
barang dan jasa.
 Jenis leasing
1. Purchase lease: Leasing yang menggabungkan hak beli dan sewa sekaligus. Tidak
boleh karena termasuk shafqatain bi shafqah.
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
2. Sale and lease back: Penjual menjual barang kepada pembeli kemudian pembeli
menyewakannya ke penjual. Diperbolehkan karena antara akad jual beli (al bai) dan
sewa (ijarah) terpisah.
 Pencatatan
1. Saat barang dibeli
Muajir
Aset Ijarah
Kas/Utang
2. Saat mustajir membayar biaya sewa
Muajir
Kas/piutang sewa
Pendapatan sewa
Mustajir
Beban sewa
Kas/utang
3. Saat dilakukan pembayaran biaya perbaikan
 Perbaikan ditanggung muajir
Muajir
Biaya perbaikan
Utang
Mustajir
Piutang
Kas/utang/perlengkapan
 Pada IMBT dengan penjualan secara bertahap, perbaikan ditanggung oleh muajir dan
mustajir
Muajir
Biaya perbaikan
Kas/utang/perlengkapan
Mustajir
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Beban pemeliharaan ijarah
Kas/utang/perlengkapan
4. Saat perpindahan kepemilikan pada IMBT
 Secara hibah
Muajir
Beban ijarah
Akumulasi penyusutan
Aset ijarah
Mustajir
Aset nonkas
Keuntungan
 Secara penjualan sebelum akad berakhir (nilai penjualan sebesar sisa cicilan
sewa/jumlah yang disepakati)
Muajir
 Nilai buku < nilai jual
Kas/piutang
Akumulasi penyusutan
Kerugian
Aset ijarah
 Nilai buku > nilai jual

Kas/piutang
Akumulasi penyusutan
Keuntungan
Aset ijarah
Mustajir
Aset nonkas
Kas
KITAB SAKTI

SYEKH ANGGA
Secara penjualan setelah akad berakhir (nilai penjualan sebesar jumlah yang
disepakati)
Muajir
 Nilai buku < nilai jual

Kas/piutang
Akumulasi penyusutan
Kerugian
Aset ijarah
 Nilai buku > nilai jual
Kas/piutang
Akumulasi penyusutan
Keuntungan
Aset ijarah
Mustajir
Aset nonkas
Kas
 Penjualan secara bertahap
 Pencatatan pembayaran cicilan
Muajir
 Nilai buku < nilai jual
Kas/piutang
Akumulasi penyusutan
Kerugian
Aset ijarah
 Nilai buku > nilai jual

Kas/piutang
Akumulasi penyusutan
Keuntungan
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Aset ijarah
 Pencatatan sisa tagihan
Aset lancar/tidak lancar
Akumulasi penyusutan
Aset ijarah
Mustajir
Aset nonkas
Kas
Utang
Akuntansi Ash Sharf
1. Saat membeli valuta asing
Kas ($)
Kas (Rp)
2. Saat menjual valuta asing
Harga beli valas > harga jual valas
Kas (Rp)
Keuntungan
Kas ($)
Harga beli valas < harga jual valas
Kas (Rp)
Kerugian
Kas ($)
3. Saat dilakukan penyesuaian di akhir periode
 Jika kurs tengah BI < kurs saat transaksi
Kerugian
Utang
Piutang
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Keuntungan
 Jika kurs tengah BI > kurs saat transaksi
Kerugian
Piutang
Utang
Keuntungan
AKUNTANSI WADIAH
1. Saat membayar biaya penitipan
Muwaddi
Beban wadiah
Kas/utang
Mustawda
Kas/piutang
Pendapatan wadiah
AKUNTANSI WAKALAH
1. Pada saat ujroh/imbalan dibayarkan
Muwakkil
Beban wakalah
Kas
Wakil
Kas
Pendapatan wakalah
Jika ujroh dibayar di muka
Kas
Pendapatan wakalah diterima di muka
2. Pada saat beban dibayarkan
Wakil
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Beban wakalah
Kas
3. Pada saat pendapatan diakui
Pendapatan wakalah diterima di muka
Pendapatan wakalah
AKUNTANSI KAFALAH
1. Saat menerima ujroh
Kafil
Kas
Pendapatan kafalah
Makful Anhu
Beban kafalah
Kas
2. Saat membayar beban
Kafil
Beban kafalah
Kas
AKUNTANSI QARDHUL HASAN
1. Saat dana sumbangan diterima
Muqridh
Dana kebajikan-kas
Dana kebajikan-infak/sedekah/wakaf
2. Saat denda diterima
Muqridh
Dana kebajikan-kas
Dana kebajikan-denda/pendapatan nonhalal
3. Saat pinjaman diberikan
KITAB SAKTI
Muqridh
SYEKH ANGGA
Dana kebajikan-dana kebajikan produktif
Dana kebajikan-kas
Muqtaridh
Kas
Utang
4. Saat pinjaman dikembalikan
Muqridh
Dana kebajikan-kas
Dana kebajikan-dana kebajikan produktif
Muqtaridh
Utang
Kas
AKUNTANSI HAWALAH( PSAK 110)
1. Pada saat muhal alaih membayar utang muhil kepada muhal
Muhil
Utang-Muhal
Utang-Muhal Alaih
Muhal Alaih
Piutang-Muhil
Kas
2. Pada saat ujroh dibayarkan
Muhil
Beban Hawalah/Beban Hawalah Tangguhan
Kas
Muhal Alaih
Kas
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
Pendapatan Hawalah/Pendapatan diterima dimuka
3. Pada saat pendapatan dan beban diakui
Muhil
Beban Hawalah
Beban Hawalah Tangguhan
Muhal Alaih
Pendapatan diterima dimuka
Pendapatan Hawalah
4. Pada saat muhil melunasi utang pada muhal alaih
Muhil
Utang-Muhal Alaih
Kas
Muhal Alaih
Kas
Piutang-Muhil
AKUNTANSI RAHN
1. Pada saat marhun bih diserahkan
Rahin
Kas
Utang
Murtahin
Piutang
Kas
2. Pada saat biaya pemeliharaan dibayarkan
Rahin
Beban
Kas
KITAB SAKTI
Murtahin
SYEKH ANGGA
Kas
Pendapatan
3. Saat murtahin mengeluarkan biaya pemeliharaan
Murtahin
Beban
Kas
4. Pada saat marhun bih dikembalikan
Rahin
Utang
Kas
Murtahin
Kas
Piutang
5. Pada saat marhun bih tidak dapat dilunasi dan marhun dijual
Rahin
 Jika nilai jual > marhun bih
Kas
Akumulasi penyusutan
Keuntungan
Aset
 Jika nilai jual < marhun bih
Kas
Akumulasi penyusutan
Kerugian
Aset
 Saat utang dibayarkan
KITAB SAKTI
Utang
SYEKH ANGGA
Kas
Murtahin
 Jika nilai jual > / = marhun bih
Kas
Piutang
 Jika nilai jual < marhun bih
Sisanya ditanggung rahin (saldo akun piutang masih ada)
AKUNTANSI JUALAH
1. Setelah pekerjaan selesai
Jail
Beban Jualah
Kas/ Aset Nonkas
Majul Lah
Kas/Aset Nonkas
Pendapatan Jualah
AKUNTANSI ZAKAT
1. Saat dana zakat diterima
Kas/Aset nonkas-dana zakat
Dana zakat
2. Saat dana bagian amil diakui
Dana zakat
Dana-amil
Dana zakat-nonamil
3. Saat amil tidak menerima bagian dana zakat
Kas-dana zakat
Dana zakat-nonamil
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
4. Jika terjadi penurunan nilai aset nonkas
 Bukan karena kelalaian amil
Dana zakat-nonamil
Aset nonkas
 Karena kelalaian amil
Dana-amil-kerugian
Aset nonkas
5. Saat zakat disalurkan ke mustahiq
Dana zakat-nonamil
Kas-dana zakat/Aset nonkas-dana zakat
AKUNTANSI INFAQ/SHADAQAH
1. Saat dana diterima
Kas/Aset nonkas-dana infak
Dana infak
2. Saat dana bagian amil diakui
Dana infak/sedekah
Dana infak/sedekah-amil
Dana infak/sedekah-nonamil
3. Penyusutan aset nonkas berupa aset tidak lancar
Dana-nonamil
Akumulasi penyusutan-aset nonlancar
4. Jika terjadi penurunan nilai aset nonkas
 Bukan karena kelalaian amil
Dana infak/sedekah-nonamil
Aset nonkas-dana infak/sedekah
 Karena kelalaian amil
Dana-kerugian
Aset nonkas-infak/sedekah
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
5. Dana infaq dikelola sebelum disalurkan
Kas/Piutang-Infak/Sedekah
Dana infak/sedekah
6. Saat infaq disalurkan
Dana infak/sedekah-nonamil
Kas-dana infaq/sedekah/Aset nonkas-dana infaq/sedekah
7. Infaq disalurkan ke amil lain
Dana infaq/sedekah
Kas-dana infaq/sedekah
PASAR MODAL SYARIAH
 Pasar modal = Pasar untuk berbagai instrumen keuangan/efek (saham, obligasi,
derivatif).
 Pasar perdana = Tempat penjualan efek untuk pertama kali.
 Pasar sekunder = Penjualan efek setelah pasar perdana berakhir.
 Reksadana = Kumpulan berbagai efek (saham dan obligasi)
 Saham = Surat kepemilikan terhadap suatu perusahaan
 Obligasi = Surat utang suatu perusahaan/negara
 Sejarah Pasar Modal Syariah
 Reksadana Syariah pertama = Danareksa syariah. Diluncurkan pada 1997.
 Jakarta Islamic Index = Kumpulan 30 saham syariah terbaik. Diluncurkan pada 3 Juli
2000.
 Pasar modal syariah resmi diluncurkan pada 14 Maret 2003.
 Kriteria Efek Syariah
1. Screening pertama (core business/aspek bisnis)
A. Kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah, seperti:
B. Perjudian atau permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.
C. Lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi
konvensional.
D. Produsen, distributor, serta pedagang makanan dan minuman haram.
E. Produsen, distributor, dan/atau penyedia barang/jasa yang merusak moral dan bersifat
mudarat.
F. Emiten (perusahaan) yang persentase utang pada lembaga keuangan konvensional
lebih besar dari modalnya.
2. Screening kedua (rasio keuangan)
A. Total utang dibandingkan total ekuitas tidak boleh > 82%
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
B. Total utang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak boleh > 45% (menurut
AAOIFI 33%)
C. Total pendapatan bunga dan pendapatan nonhalal dibandingkan total pendapatan tidak
boleh > 10%
 Efek Syariah
1. Saham syariah
2. Obligasi syariah/sukuk
3. Unit penyertaan kontrak investasi kolektif (KIK) reksadana syariah: Bagian dari
investasi reksadana syariah.
4. Efek beragun aset (KIK EBA) syariah: Kontrak investasi yang terdiri dari berbagai
aset keuangan.
5. Surat berharga komersial syariah : Surat pengakuan pembiayaan syariah.
6. Surat berharga syariah lainnya.
 Proses penetapan saham JII (dikaji setiap 6 bulan)
1. Usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
2. Sudah tercatat/listing (masuk bursa) selama > 3 bulan.
3. Rasio kewajiban terhadap aset maksimal 90%
4. Dari 60 saham yang terpilih dipilih saham dengan kapitalisasi terbesar (nilai
penjualannya paling besar).
5. Dipilih 30 saham dengan likuiditas tertinggi (paling mudah untuk dijual).
Saham JII
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA

Saham yang keluar dari JII

 Obligasi Syariah
 Obligasi syariah pertama diterbitkan PT Indosat tahun 2002
 Akad obligasi syariah : ijarah, mudharabah, musyarakah,murabahah,istishna, atau
salam
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
 Contoh Reksadana Syariah
1. BNI Dana Syariah
2. Danareksa Syariah Berimbang
3. BSM Investa Berimbang
4. BNI Dana Plus Syariah

ZAKAT DAN WAKAF


Zakat
 Diatur dalam QS At Taubah : 60 (penerima zakat) dan QS At Taubah: 103 (kewajiban
memungut dan membayar zakat.
 Diatur dalam UU 23 Tahun 2011
 Jenis Zakat
1. Zakat Fitrah
2. Zakat Mal
 Zakat Mal
 Zakat binatang ternak (zakat an’am)
 Hewan yang wajib dizakati: Unta, sapi, kambing dan domba.
 Haul : 1 tahun hijriah.
 Hewan yang dizakati adalah hewan yang tidak dipekerjakan.
 Unta
o Nisab: 5 ekor.
o Banyak zakat
 5-9 = 1 kambing
 10-14 = 2 kambing
 15-19 = 3 kambing
 20-24 = 4 kambing
 25-35 = 1 bint makhad (unta 1 tahun)
 36-45 = 1 bint labun (unta 2 tahun)
 46-60 = 1 hiqqah (unta 3 tahun)
 61-75 = 1 jadzaah (unta 4 tahun)
 76-90 = 2 bint labun
 91-120 = 2 hiqqah
 121-139 = 3 bint labun
 140- 149 = 2 hiqqah + 1 bint labun
 150- 159 = 3 hiqqah
 160- 169 = 4 bint labun
 170- 179 = 3 bint labun + 1 hiqqah
 180- 189 = 2 hiqqah + 2 bint labun
KITAB SAKTI

SYEKH ANGGA
190- 199 = 3 hiqqah + 1 bint labun
 200 = 5 bint labun/4 hiqqah
 Sapi
o Nisab : 30 ekor
o Banyak zakat
 30-39 = 1 tabi’i (sapi 1 tahun)
 40-59 = 1 musinnah ( sapi betina 2 tahun)
 60-69 = 2 tabi’i
 70-79 = 1 tabi’i dan 1 musinnah
 80-89 = 2 musinnah
 90-99 = 3 tabi’i
 100-109 = 2 tabi’i dan 1 musinnah
 110-119 = 1 tabi’i dan 2 musinnah
 120-129 = 3 musinnah/4 tabi’i
 130-139 = 3 tabi’i + 1 musinnah
 140-149 = 2 tabi’i + 2 musinnah
 150-159 = 5 tabi’i
 160-169 = 4 musinnah
 170-179 = 3 tabi’i + 2 musinnah
 180-189 = 4 tabi’i
 190-199 = 4 tabi’i + 2 musinnah
 200-209 = 5 musinnah
 Kambing/Domba
o Nisab: 40 ekor
o Banyak zakat
 40-120 = 1
 121-200 = 2
 201-300 = 3
 301-399 = 4
 Setiap kenaikan 100 ekor = ditambah 1 ekor
 Zakat Emas dan Perak
 Nisab
o Emas = 20 mitsqal/ 20 dinar (96,5 /93/85/70 gram emas)
o Perak = 200 dirham (595 gram perak)
 Besar zakat
o 2,5% dari nilai emas/perak
 Zakat Pertanian (Zakat Zira’ah)
 Nisab = 5 wasq (653 kg/750 kg)
 Besar zakat
o Irigasi/Pupuk = 5%
o Irigasi dan tadah hujan = 7,5%
KITAB SAKTI
o
SYEKH ANGGA
Tadah hujan = 10%
 Zakat Perdagangan (Zakat Tijarah)
 Besar zakat = 2,5% dari total nilai barang dagang, kas, dan piutang.
 Zakat Barang Temuan (rikaz)
 Besar zakat = 20%
 Penerima zakat (Mustahiq)
o Diatur dalam QS At Taubah: 60
1. Fakir = Tidak mempunyai harta dan penghasilan
2. Miskin = Mempunyai harta dan penghasilan namun tidak cukup
3. Amil = Pengelola zakat
4. Muallaf
5. Riqab = Budak
6. Gharimin = Orang yang terlilit utang
7. Fisabilillah = Orang yang berjuang di jalan Allah
8. Ibnu Sabil = Orang yang melakukan perjalanan/pengembara
Wakaf
 Diatur dalam UU nomor 41 tahun 2004
 Jenis Wakaf
 Wakaf Ahli/Dzurri = Wakaf untuk keluarga sendiri
 Wakaf Khairi/Kebajikan = Wakaf untuk agama/masyarakat
 Muabbad = Wakaf untuk selamanya
 Mu’aqqot = Wakaf dalam jangka waktu tertentu
 Mubasyir/dzati = Wakaf untuk pelayanan masyarakat
 Istismary = Wakaf untuk usaha yang hasilnya untuk masyarakat

FATWA DSN MUI

1. 01/DSN MUI/IV/2000 Giro


2. 02/DSN MUI/IV/2000 Tabungan
3. 03/DSN MUI/IV/2000 Deposito
4. 04/DSN MUI/IV/2000 Murabahah
5. 05/DSN MUI/IV/2000 Jual Beli Salam
6. 06/DSN MUI/IV/2000 Jual Beli Istishna
7. 07/DSN MUI/IV/2000 Pembiayaan Mudharabah (Qiradh)
8. 08/DSN MUI/IV/2000 Pembiayaan Musyarakah
9. 09/DSN MUI/IV/2000 Pembiayaan Ijarah
10. 10/DSN MUI/IV/2000 Wakalah
11. 11/DSN MUI/IV/2000 Kafalah
12. 12/DSN MUI/IV/2000 Hawalah
13. 13/DSN MUI/IX/2000 Uang Muka Dalam Murabahah
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
14. 14/DSN MUI/IX/2000 Sistem Distribusi Hasil Usaha Dalam Lembaga Keuangan
Syariah
15. 15/DSN MUI/IX/2000 Prinsip Distribusi Hasil Usaha Dalam Lembaga Keuangan
Syariah
16. 16/ DSN MUI/IX/2000 Diskon dalam murabahah
17. 17/ DSN MUI/IX/2000 Sanksi Atas Nasabah Mampu yang Menunda-Nunda
Pembayaran
18. 18/ DSN MUI/IX/2000 Pencadangan Penghapusan Aktiva Produktif dalam LKS
19. 19/ DSN MUI/IV/2001 Al Qardh
20. 20/ DSN MUI/IV/2001 Pedoman Investasi Untuk Reksadana Syariah
21. 21/DSN MUI/X/2001 Pedoman Umum Untuk Asuransi Syariah
22. 22/DSN MUI/III/2002 Jual Beli Istishna Paralel
23. 23/DSN MUI/III/2002 Potongan Pelunasan Dalam Murabahah
24. 24/DSN MUI/III/2002 Safe Deposit Box
25. 25/ DSN MUI/III/2002 Rahn
26. 26/ DSN MUI/III/2002 Rahn Emas
27. 27/DSN MUI/III/2002 Al Ijarah Al Muntahiyah bi At Tamlik
28. 28/DSN MUI/III/2002 Jual Beli Mata Uang (Ash Sharf)
29. 29/DSN MUI/VI/ 2002 Pembiayaan Pengurusan Ibadah Haji LKS
30. 30/DSN MUI/VI/ 2002 Pembiayaan Rekening Koran Syariah
31. 31/DSN MUI/VI/2002 Pengalihan Utang
32. 32/DSN MUI/IX/2002 Obligasi Syariah
33. 33/DSN MUI/IX/2002 Obligasi Syariah Mudharabah
34. 34/DSN MUI/IX/2002 Letter of Credit (L/C) Impor Syariah
35. 35/DSN MUI/IX/2002 Letter of Credit (L/C) Ekspor Syariah
36. 36/ DSN MUI/X/2002 Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
37. 37/ DSN MUI/X/2002 Pasar Uang Antar Bank Berdasarkan Prinsip Syariah
38. 38/ DSN MUI/X/2002 Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank
39. 39/ DSN MUI/X/2002 Asuransi Haji
40. 40/ DSN MUI/X/2003 Pasar Modal dan Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar
Modal
41. 41/DSN MUI/III/2004 Obligasi Syariah Ijarah
42. 42/DSN MUI/V/2004 Syariah Charge Card
43. 43/DSN MUI/V/2004 Ganti Rugi (Taawidh)
44. 44/DSN MUI/VIII/2004 Pembiayaan Multi Jasa
45. 45/DSN MUI/II/2005 Line Facility
46. 46/DSN MUI/II/2005 Potongan Tagihan Murabahah
47. 47/ DSN MUI/II/2005 Penyelesaian Piutang Murabahah Nasabah Tidak Mampu
Membayar
48. 48/ DSN MUI/II/2005 Penjadwalan Kembali Tagihan Murabahah
49. 49/ DSN MUI/II/2005 Konversi Akad Murabahah
50. 50/DSN MUI/III/2006 Akad Mudharabah Musytarakah
51. 51/DSN MUI/III/2006 Akad Mudharabah Musytarakah pada Asuransi Syariah
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
52. 52/DSN MUI/III/2006 Akad Wakalah bil Ujrah pada Asuransi Syariah dan Reasuransi
Syariah
53. Syariah
54. 54/DSN MUI/X/2006 Syariah Card
55. 55/DSN MUI/V/2007 Pembiayaan Rekening Koran Syariah Musyarakah
56. 56/DSN MUI/V/2007 Ketentuan Review Ujrah LKS
57. 57/DSN MUI/V/2007 L/C dengan Akad Kafalah bil Ujrah
58. 58/DSN MUI/V/2007 Hawalah bil Ujrah
59. 59/DSN MUI/V/2007 Obligasi Syariah Mudharabah Konversi
60. 60/DSN MUI/V/2007 Penyelesaian Piutang Dalam Ekspor
61. 61/DSN MUI/V/2007 Penyelesaian Utang Dalam Impor
62. 62/DSN MUI/XII/2007 Akad Ju’alah
63. 63/ DSN MUI/XII/2007 Sertifikat Bank Indonesia Syariah
64. 64/ DSN MUI/XII/2007 Sertifikat Bank Indonesia Syariah Ju’alah
65. 65/DSN MUI/III/2008 Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah
66. 66/ DSN MUI/III/2008 Waran Syariah
67. 67/DSN MUI/III/2008 Anjak Piutang Syariah
68. 68/DSN MUI/III/2008 Rahn Tasjily
69. 69/DSN MUI/VI/2008 Surat Berharga Syariah Negara
70. 70/DSN MUI/VI/2008 Metode Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara
71. 71/DSN MUI/VI/2008 Sale and Lease Back
72. 72/DSN MUI/VI/2008 Surat Berharga Syariah Negara Ijarah Sale and Lease Back
73. 73/DSN MUI/XI/2008 Musyarakah Mutanaqishah
74. 74/DSN MUI/I/2009 Penjaminan Syariah
75. 75/DSN MUI/IX/2009 Penjualan Langsung Berjenjang Syariah
76. 76/DSN MUI/VI/2010 Surat Berharga Syariah Negara Ijarah Asset to be Leased
77. 77/ DSN MUI/VI/2010 Jual Beli Emas Tidak Tunai
78. 78/DSN MUI/IX/2010 Mekanisme dan Instrumen Pasar Uang Antar Bank
Berdasarkan Prinsip Syariah
79. 79/DSN MUI/III/2011 Qardh dengan Menggunakan Dana Nasabah
80. 80/DSN MUI/III/2011 Penerapan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Perdagangan
Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek
81. 81/DSN MUI/III/2011 Pengembalian Dana Tabarru Bagi Peserta Asuransi Yang
Berhenti Sebelum Perjanjian Berakhir
82. 82/DSN MUI/VIII/2011 Perdagangan Komoditi Berdasarkan Prinsip Syariah Di
Bursa Komoditi
83. 83/DSN MUI/VI/2012 Penjualan Langsung Berjenjang Syariah Jasa Perjalanan
Umrah
84. 84/DSN MUI/XII/2012 Metode Pengakuan Keuntungan Al Tamwil Al Murabahah
(Pembiayaan Murabahah) di LKS
85. 85/DSN MUI/XII/2012 Janji (Wad) Dalam Transaksi Keuangan dan Bisnis Syariah
86. 86/ DSN MUI/XII/2012 Hadiah dalam Penghimpunan Dana LKS
87. 87/DSN-MUI/XII/2012 Metode Perataan Penghasilan (Income Smoothing) Dana
Pihak Ketiga
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
88. 88/DSN-MUI/XIl2013 Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Pensiun
Berdasarkan Prinsip Syariah
89. 89/DSN-MUI/XIII/2013 Pembiayaan Ulang (Refinancing) Syariah
90. 91/DSN-MUI/IV/2014 Pembiayaan Sindikasi
91. 92/DSN-MUI/IV/2014 Pembiayaan Yang Disertai Rahn
92. 93/DSN-MUI/IV/2014 Keperantaraan (Wasathah) Dalam Bisnis Properti
93. 94/DSN-MUI/IV/2014 Repo Surat Berharga Syariah (SBS) Berdasarkan Prinsip
Syariah
94. 95/DSN-MUI/VII/2014 Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Wakalah

PENGETAHUAN UMUM

 UU Penting
1. UU Nomor 19 tahun 2008 tentang SBSN
2. UU Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
3. UU Nomor 21 tahun 2011 tentang OJK
4. UU Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
 Bank Umum Syariah
1. Bank Muamalat Indonesia
2. BNI Syariah
3. BRI Syariah
4. Bank Syariah Mandiri
5. Bank Jabar Banten (BJB) Syariah
6. Bank Victoria Syariah
7. Bank Mega Syariah
8. Bank Panin Syariah
9. Bank Bukopin Syariah
10. Bank BCA Syariah
11. Bank Maybank Syariah
 Unit Usaha Syariah
1. Bank Danamon Syariah
2. Bank Permata Syariah
3. BTN Syariah
4. BII Syariah
5. Bank CIMB Niaga Syariah
6. Bank OCBC NISP Syariah
7. Bank Sinarmas Syariah
8. Bank Tabungan Pensiunan Negara (BTPN) Syariah
9. Bank DKI Syariah
10. Bank Jateng Syariah
11. Bank BPD DIY Syariah
12. Bank Jatim Syariah
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
13. Bank Aceh Syariah
14. Bank Sumut Syariah
15. Bank Sumbar Syariah
16. Bank Jambi Syariah
17. Bank Riau Syariah
18. Bank Sumsel Syariah
19. Bank Kalsel Syariah
20. Bank Kalbar Syariah
21. Bank Kaltim Syariah
22. Bank Sulsel Syariah
23. Bank NTB Syariah
 Asuransi Syariah
 Asuransi syariah pertama : The Islamic Insurance Company of Sudan. Berdiri pada
1979.
 Asuransi syariah pertama di Indonesia : Asuransi Takaful. Berdiri pada 1994.
 Buku Ekonom Muslim Kontemporer
 Muhammad Nejatullah Siddiqi : The Economic Enterprise in Islam
 Afzalurrahman : Doktrin Ekonomi Islam
 Muhammad Abdul Mannan:
o Islamic Economics: Theory and Practice (Buku ekonomi Islam modern pertama).
o The Making of Islamic Economic Society
o The Frontier of Islamic Economics
 Monzer Kahf : The Islamic Economy : Analytical of The Functioning of The Islamic
Economic System
 Umar Chapra:
o Islam and Economic Challenges
o Towards A Just Monetary System
o The Future of Economics: An Islamic Perspective
 Organisasi Ekonomi Islam
1. Asbisindo (Asosiasi Bank Syariah Indonesia)
o Berdiri pada 1992.
o Ketua umum : Yuslam Fauzi
2. MES (Masyarakat Ekonomi Syariah)
o Berdiri pada 2001
o Ketua umum : Muliaman D. Hadad
3. IAEI (Ikatan Ahli Ekonomi Islam)
o Berdiri pada 2004
o Ketua : Bambang Brodjonegoro
4. PKES (Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah)
o Berdiri pada 2003
o Ketua: Halim Alamsyah
5. DSN MUI (Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia)
KITAB SAKTI
o
SYEKH ANGGA
Diusulkan pada 1997 dan didirikan pada 1999
o Ketua: Ma’ruf Amin
6. FoSSEI (Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam)
o Berdiri pada 2000
o Presidium Nasional (Presnas) I : Syahid Irfan Mubarok
o Presnas II : Ashabul Kahfi
o Presnas III : Alfian R. Tsani
o Presnas IV : Aria Fariska
o Presnas V : Mamduh
7. AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions)
o Didirikan pada 1990 di Aljazair dan beroperasi di Bahrain sejak 1991.
8. IDB (Islamic Development Bank)
o Presiden: Ahmad Muhammad Ali Al Madani
9. IRTI (Islamic Research and Training Institute)
 Organisasi Lain
1. BI (Bank Indonesia)
o Gubernur: Agus Martowardojo
2. OJK (Otoritas Jasa Keuangan)
o Berdiri pada 2011
o Ketua Dewan Komisioner: Muliaman D. Hadad
o Wakil Ketua Dewan Komisioner: Rahmat Waluyanto
o Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan : Nelson Tampubolon
o Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal : Nurhaida
o Kepala Eksekutif Pengawas IKNB (Industri Keuangan Non Bank): Firdaus Djaelani
o Fungsi pengawasan dan pengaturan perbankan pindah dari BI ke OJK sejak 31
Desember 2013
3. World Bank
o Presiden: Jim Yong Kim
4. IMF (International Monetary Fund)
o Direktur Utama : Christine Lagarde
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA
KITAB SAKTI
SYEKH ANGGA

Anda mungkin juga menyukai