Anda di halaman 1dari 35

AKUNTANSI SYARIAH

“SISTEM KEUANGAN SYARIAH”

1
Pokok Bahasan
a)Bagaimana konsep memelihara harta kekayaan
b)Bagaimana memperoleh dan menggunakan harta
dalam syariah
c) Akad/kontrak/transaksi
d)Transaksi yang dilarang
e)Prinsip sistem keuangan syariah
f) Berbagai jenis instrumen keuangan syariah

2
A. Konsep Memelihara Harta Kekayaan

Memelihara harta, bertujuan agar harta yang


dimiliki oleh manusia diperoleh dan digunakan
sesuai dengan syariah sehingga harta yang dimiliki
halal dan sesuai dengan keinginan pemilik mutlak
dari harta kekayaan tersebut yaitu Allah SWT.

3
Anjuran Bekerja/Berniaga

Islam menganjurkan manusia untuk bekerja atau


berniaga,dan menghindari kegiatan meminta-minta
dalam mencari harta kekayaan. Manusia memerlukan
harta kekayaan sebagai alat untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari termasuk untuk memenuhi
sebagian perintah Allah seperti infak, zakat, pergi haji,
perang (jihad), dan sebagainya.

4
Konsep Kepemilikan

Menurut Islam, kepemilikan harta kekayaan pada


manusia terbatas pada kepemilikan kemanfaatannya
selama masih hidup di dunia, dan bukan kepemilikan
secara mutak. Saat dia meninggal, kepemilikan tersebut
berakhir dan harus didistribusikan kepada ahli warisnya,
sesuai ketentuan syariah.

5
B. Memperoleh dan Menggunakan Harta
Dalam Syariah

Memperoleh harta adalah aktivitas ekonomi yang


masuk dalam kategori ibadah muamalah (mengatur
hubungan manusia dengan manusia). Kaidah fikih
dari muamalah adalah semua halal dan boleh
dilakukan kecuali yang diharamkan/dilarang dalam
Al-Qur’an dan As-Sunah.

6
Penggunaan dan Pendistribusian Harta

Dalam penggunaan harta, manusia tidak boleh


mengabaikan kebutuhannya di dunia, namun di
sisi lain juga harus cerdas dalam menggunakan
hartanya untuk mencari pahala akhirat.

7
Penggunaan dan Pendistribusian Harta

Ketentuan syariah berkaitan dengan penggunaan


harta antara lain :
1. Tidak boros dan tidak kikir
2. Memberi infak dan shadaqah
3. Membayar zakat sesuai ketentuan
4. Memberi pinjaman tanpa bunga (qardhul hasan)
5. Meringankan kesulitan orang yang berutang
8
Akad/Kontrak/Transaksi

Menurut terminologi hukum islam, akad adalah


pertalian antara penyerahan (ijab) dan penerimaan
(qabul) yang dibenarkan oleh syariah, yang
menimbulkan akibat hukum terhadap objeknya.

9
Jenis Akad

Akad dari segi ada atau tidak adanya


kompensasi, fikih muamalat membagi lagi
akad menjadi dua bagian, yakni :
1. akad tabarru’
2. akad tijarah/mu’awadah.

10
Jenis Akad dalam Syariah

11
Akad Tabarru’

Adalah perjanjian yang merupakan transaksi yang


tidak ditujukan untuk memperoleh laba (transaksi
nirlaba). Tujuan dari transaksi ini adalah tolong-
menolong dalam rangka berbuat kebaikan

12
Akad Tabarru’

Ada 3 bentuk akad tabarru’ :


1. Meminjam uang
dibagi lagi menjadi 3 yaitu : Qardh, Rahn, dan
Hiwalah
2. Meminjamkan jasa
dibagi lagi menjadi 3 yaitu : Wakalah, Wadi’ah,
dan Kafalah
3. Memberikan sesuatu
akad ini dibagi menjadi 3 yaitu : Waqaf, Hibah
dan Shadaqah

13
Akad Tijarah

Merupakan akad yang ditujukan untuk


memperoleh keuntungan. Dari sisi kepastian hasil
yang diperoleh, akad ini dapat dibagi 2, yaitu :
1. Natural Uncertainty Contract
2. Natural Certainty Contract

14
Rukun dan Syarat Akad

Rukun dan syarat sahnya suatu akad ada 3 (tiga), yaitu:

1. Adanya Pelaku
2. Adanya Objek Akad
3. Adanya Ijab Qabul

15
Transaksi yang Dilarang

Hukum asal dalam muamalah adalah semuanya


diperbolehkan kecuali ada ketentuan syariah yang
melarangnya. Larangan ini dikarenakan beberapa
sebab antara lain dapat membantu berbuat
maksiat/melakukan hal yang dilarang oleh Allah,
adanya unsur penipuan, dan adanya unsur menzalimi
pihak yang bertransaksi dan sebagainya.

16
Transaksi yang Dilarang
Hal yang termasuk transaksi yang dilarang adalah sebagai
berikut :
1. Semua aktivitas bisnis terkait dengan barang dan jasa
yang diharamkan Allah
2. Riba 8. Bai’an najsy
3. Penipuan 9. Suap
4. Perjudian 10. Taalluq
5. Gharar 11. Bai al’inah
6. Ikhtikar 12. Talaqqi al-rukban
7. Monopoli

17
Aktivitas Bisnis Terkait Barang & Jasa
yang Diharamkan Allah

Aktivitas investasi dan perdagangan atau semua


transaksi yang melibatkan barang dan jasa yang
diharamkan Allah seperti babi, khamar atau
minuman yang memabukkan, narkoba, dan
sebagainya.

18
Riba
Imam Sarakhzi mendefinisikan riba sebagai
tambahan yang disyaratkan dalam transaksi bisnis
tanpa adanya padanan (‘iwad) yang dibenarkan
syariah atas penambahan tersebut.
Larangan riba dalam Al-Qur’an dilakukan melalui 4
(empat) tahap, yaitu :
1. Tahap 1 (QS 30:39)
2. Tahap 2 (QS. 4:161)
3. Tahap 3 (QS 3:130)
4. Tahap 4 (QS. 2:278-280)
19
Jenis Riba & Pengaruhnya pada Kehidupan
Manusia
Jenis riba ada 2 : Riba Nasi’ah dan Riba Fadhl
Pengaruh riba pada kehidupan manusia yaitu :
1. Riba merupakan transaksi yang tidak adil
2. Riba akan menghalangi orang untuk melakukan usaha
3. Riba akan menyebabkan terputusnya hubungan baik
antar masyarakat
4. Memberikan jalan bagi orang kaya untuk menerima
tambahan harta dari orang miskin yang lemah.
20
Perbedaan Riba dan Jual Beli

No. Jual Beli Riba

1. Dihalalkan Allah SWT Diharamkan Allah SWT


Tidak ada pertukaran barang dan
Harus ada pertukaran barang atau keuntungan/manfaat hanya diperoleh
manfaat yang diberikan sehingga ada oleh penjual
2.
keuntungan/manfaat yang diperoleh
pembeli dan penjual

Karena ada yang ditukarkan, harus ada Tidak ada beban yang ditanggung oleh
3.
beban yang ditanggung oleh penjual penjual

4.
Memiliki resiko untung rugi, sehingga Tidak memiliki resiko sehingga tidak
diperlukan kerja/usaha, kesungguhan diperlukan kerja/usaha, kesungguhan
dan keahlian dan keahlian
21
Penipuan

Penipuan terjadi apabila salah satu pihak tidak


mengetahui informasi yang diketahui pihak lain
dan dapat terjadi dalam empat hal, yakni dalam
kualitas, kuantitas, harga dan waktu penyerahan.

22
Perjudian

Transaksi perjudian adalah transaksi yang


melibatkan dua pihak atau lebih, dimana mereka
menyerahkan uang/harta kekayaan lainnya,
kemudian mengadakan permainan tertentu, baik
dengan kartu, adu ketangkasan, kuis sms, tebak
skor bola, atau media lainnya.

23
Transaksi yang Mengandung
Ketidakpastian (Gharar)

Syariah melarang transaksi yang mengandung


ketidakpastian (gharar). Gharar terjadi ketika
terdapat incomplete information, sehingga ada
ketidakpastian antara dua belah pihak yang
bertransaksi.

24
Penimbunan Barang (Ikhtikar)

Penimbunan adalah membeli sesuatu yang


dibutuhkan masyarakat, kemudian
menyimpannya, sehingga barang tersebut
berkurang di pasaran dan mengakibatkan
peningkatan harga.

25
Monopoli

Alasan larangan monopoli sama dengan larangan


penimbunan barang (Ikhtikar), walaupun seorang
monopolis tidak selalu melakukan penimbunan barang.
Monopoli, biasanya dilakukan dengan membuat entry
barrier, untuk menghambat produsen atau penjual masuk
ke pasar agar ia menjadi pemain tunggal di pasar dan
dapat menghasilkan keuntungan yang tinggi.

26
Rekayasa Permintaan (Bai’an Najsy)

An-Najsy termasuk dalam kategori penipuan


(tadlis), karena merekayasa permintaan, dimana
satu pihak berpura-pura mengajukan penawaran
dengan harga yang tinggi, agar calon pembeli
tertarik dan membeli barang tersebut dengan
harga yang tinggi.

27
Suap

Suap dilarang karena suap dapat merusak sistem


yang ada di dalam masyarakat, sehingga
menimbulkan ketidakadilan sosial dan persamaan
perlakuan. Pihak yang membayar suap pasti akan
diuntungkan dibandingkan yang tidak membayar.

28
Penjual Bersyarat (Ta’alluq)

Ta’alluq terjadi apabila ada dua akad saling


dikaitkan dimana berlakunya akad pertama
tergantung pada akad kedua; sehingga dapat
mengakibatkan tidak terpenuhinya rukun
(sesuatu yang harus ada dalam akad) yaitu objek
akad.

29
Pembelian Kembali oleh Penjual dari Pihak
Pembeli (Bai’al Inah)

Misalnya, A menjual secara tunai pada B kemudian A


membeli kembali barang yang sama dari B secara kredit.
Dari contoh ini, kita lihat ada dua pihak yang seolah-olah
melakukan jual beli, namun tujuannya bukan untuk
mendapatkan barang melainkan A mengharapkan untuk
mendapakan uang tunai sedangkan B mengharapkan
kelebihan pembayaran.

30
Jual Beli dengan Cara Talaqqi Al-
Rukban

Adalah Jual beli dengan cara mencegat atau menjumpai


pihak penghasil atau pembawa barang perniagaan dan
membelinya, dimana pihak penjual tidak mengetahui
harga pasar atas barang dagangan yang dibawanya
sementara pihak pembeli mengharapkan keuntungan
yang berlipat dengan memanfaatkan ketidaktahuan
mereka.

31
Prinsip Sistem Keuangan Syariah

Berikut prinsip sistem keuangan islam sebagaimana


diatur melalui Al-Qur’an dan As-sunnah :
1. Pelarangan riba.
2. Pembagian Risiko
3. Menganggap Uang sebagai Modal Potensial
4. Larangan Melakukan Kegiatan Spekulatif
5. Kesucian Kontrak
6. Aktivitas Usaha Harus Sesuai Syariah

32
Instrumen Keuangan Syariah
Instrument keuangan syariah dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
1. Akad investasi
Kelompok akad ini adalah Mudharabah, Musyarakah,
Sukuk (Obligasi syariah), dan saham.
2. Akad jual beli
kelompok akad ini adalah Murabahah, salam,
Ishtisna’, dan Ijarah.
3. Akad lainnya
Kelompok akad ini adalah Sharf, Wadiah, Qardhul
Hasan, Al-wakalah, kafalah, hiwalah, dan rahn.

33
Kesimpulan

Sistem keuangan Islam dilakukan untuk memenuhi


maqashidus syariah bagian memelihara harta. Dalam
menjalankan sistem keuangan Islam, faktor yang paling
utama adalah adanya akad/kontrak/transaksi yang
sesuai dengan syariat Islam. Agar akad tersebut sesuai
syariah maka akad tersebut harus memenuhi prinsip
keuangan syariah, yang berarti tidak mengandung hal-
hal yang dilarang oleh syariah.

34
SEKIAN
Dan
TERIMA KASIH

35

Anda mungkin juga menyukai