Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dian Natanagara

Kelas : 2A
NPM : 203113
Mata Kuliah : Akuntansi Syariah

1. Rukun dan Syarat Akad


1) Pelaku Akad (‘Aqidan)
Pelaku akad yang dimaksud bisa satu orang atau lebih, bisa pribadi atau
badan hukum, baik sebagai pelaku langsung atau sebagai wakil dari pelaku
akad.

Syarat pelaku akad :


➢ Pertama, Ahliyah (kompetensi) yaitu bisa melakukan kewajiban dan
mendapatkan hak sebagai pelaku akad. Terbagi dua, yaitu Ahliyah
wujub, pelaku akad berkompeten untuk menunaikan kewajiban dan
mendapatkan hak. Ahliyah 'ada yaitu berkompeten untuk
melaksanakan akad sesuai syariah.
➢ Kedua, Wilayah yaitu kewenangan untuk melakukan transaksi
menurut syar'i yaitu sudah mukallaf (aqil baligh, berakal sehat, dan
dewasa/cakap hukum).
2) Objek Akad (Ma'qud 'Alaihi)
Objek akad yatu harga atau barang yang menjadi objek transaksi.

Syarat objek akad :


➢ Pertama, Barang yang masyru' (legal)
➢ Kedua, Barang bisa diserahterimakan saat akad.
➢ Ketiga, Jelas diketahui oleh para pihak yang berakad.
➢ Keempat, Harus ada pada waktu akad.
3) Ijab Qabul (Shighat)
Shighat adalah ijab dan qabul (serah terima), baik diungkapkan dengan ijab
atau cukup dengan ijab saja yang menunjukan qabul dari pihak lain (secara
otomatis).

Syarat sighat :
➢ Pertama, Maksud Shighat itu harus jelas dan bisa dipahami. Artinya
ada keinginan niat dan maksud pelaku akad untuk bertransaksi.
➢ Kedua, Ada kesesuaian antara Ijab dan Qabul.
➢ Ketiga, Ijab dan Qabul dilakukan berturut-turut. Artinya dilakukan
dalam satu waktu dan salah satu pihak tidak menyatakan
ketidaksetujuan terhadap isi ijab.
➢ Keempat, Keinginan untuk melakukan akad saat itu, bukan pada
waktu mendatang.
2. Transaksi-transaksi yang dilarang
1) Semua aktivitas bisnis terkait dengan barang dan jasa yang diharamkan Allah
Aktivitas investasi dan perdagangan atau semua transaksi yang melibatkan
barang dan jasa yang diharamkan Allah seperti babi, khamar atau minuman
yang memabukkan, narkoba, dan sebagainya
2) Riba
Riba adalah penetapan bunga atau melebihkan jumlah pinjaman saat
pengembalian berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok
yang dibebankan kepada peminjam
3) Penipuan
Penipuan terjadi apabila salah satu pihak tidak mengetahui pihak lain dan
dapat terjadi di dalam empat hal, yakni dalam kuantitas, kualitas, harga dan
waktu penyerahan
4) Perjudian
Transaksi penjudian adalah teransaksi yang melibatkan dua pihak atau lebih,
di mana mereka menyerahkan uang harta kekayaan lainnya, kemudian
mengadakan permainan tertentu, baik dengan kartu, adu ketangkasan, atau
media lainnya
5) Gharar
Gharar yaitu ketidakpastian dalam transaksi yang diakibatkan dari tidak
terpenuhinya ketentuan syariah dalam transaksi tersebut
6) Ikhtikar
Ihtikar adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seorang pelaku ekonomi
dengan menimbun suatu barang dengan tujuan mendapatkan keuntungan
sebesar-besarnya tanpa melihat kesusahan orang lain
7) Monopoli
Monopoli adalah situasi yang pengadaan barang dagangannya tertentu (di
pasar lokal atau nasional) sekurang-kurangnya sepertiganya dikuasai oleh
satu orang atau satu kelompok sehingga harganya dapat dikendalikan
8) Bai’an Najasy
Bai’ Najasy yaitu rekayasa pasar dalam ‘’demand’’ atau permintaan yang
terjadi apabila seorang produsen menciptakan permintaan palsu, sehingga
seolah-olah ada banyak permintaan terhadap harga suatu produk yang
menyebabkan harga jual produk tersebut naik
9) Suap
Suap dilarang karena suap dapat merusak sistem yang ada dalam masyarakat,
sehingga menimbulkan ketidak adilan sosial dan permasalahan perlakuan.
Pihak yang membayar suap pasti akan diuntungkan dibandingkan yang tidak
membayar.
10) Ta’aluq
Ta’alluq terjadi apabila ada dua akad saling dikaidkan di mana berlakunya
akad pertama tergantung pada akad kedua, sehingga dapat mengakibatkan
tidak terpenuhinya rukun (suatu yang harus ada dalam akad) yaitu objek akad
11) Bai Al Inah
Bai Al Inah adalah satu bentuk transaksi jual beli dimana penjual menjual
barangnya kepada pembeli secara tangguh, dan kemudian pembeli tadi
menjualnya kepada penjual tersebut secara tunai dengan harga yang lebih
rendah dari harga yang harus ia bayar secara jatuh tempo
12) Talaqqi Al-rukban
Talaqqi Al-rukban adalah Jual beli dengan cara mencegat atau menjumpai
pihak penghasil atau pembawa barang perniagaan dan membelinya, di mana
pihak penjual tidak mengetahui harga pasar atas barang yang dibawanya
sementara pihak pembeli mengharapkan keuntungan yang berlipat dengan
memanfaatkan ketidak tahuan mereka

Anda mungkin juga menyukai