TINJAUAN PUSTAKA
6
7
berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan
adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam merumuskan dan
menyatakan pendapatnya, maka audit yang dihasilkan akan sesuai dengan fakta tanpa
ada pengaruh dari luar.
Mulyadi (2002:26) menyebutkan bahwa:
“Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak
dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain.
Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam
mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak
memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan
pendapatnya.”
akan memutuskan kantor akuntan publik mana yang akan diberi tugas,
dan menentukan ruang lingkup pekerjaan, melakukan pertemuan untuk
membahas hasil audit, dan membantu menengahi bila terjadi
perselisihan antara manajemen dan auditor.
e. Komunikasi dengan auditor pendahulu, Auditor pengganti melakukan
komunikasi dengan auditor pendahulu sebelum menerima penugasan
dengan tujuan untuk mendapat informasi mengenai integritas
manajemen.
f. Penjajakan pendapat mengenai penetapan prinsip akuntansi, tujuan
untuk meminimasi kemungkinan manajemen menjalankan praktik
membeli pendapat, hal ini merupakan ancaman potensial terhadap
independensi.
7. Perilaku Profesional.
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik
dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
8. Standar Teknis.
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan standar teknis dan
standar profesional yang relevan.
Selain itu akuntan publik juga harus berpedoman pada Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dalam
hal ini adalah standar auditing. Standar auditing terdiri dari standar umum, standar
pekerjaan lapangan dan standar pelaporan (SPAP,2001;150:1):
1. Standar Umum.
a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap
mental harus dipertahankan oleh auditor.
c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
2. Standar Pekerjaan Lapangan.
a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya.
b. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus dapat diperoleh
untuk merencanakan audit dan menetukan sifat saat lingkup pengujian yang akan
dilakukan.
c. Bukti audit kompeten yang cukup harus dapat diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, pengajuan, pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.
3. Standar Pelaporan.
a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
12
b. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan jika ada ketidak konsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode
sebelumnya.
c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,
kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
d. Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan
secara keseluruhan atas suatu asersi.
Sehingga berdasarkan uraian di atas, audit memiliki fungsi sebagai proses
untuk mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan para
pemegang saham dengan menggunakan pihak luar untuk memberikan pengesahan
terhadap laporan keuangan. Para pengguna laporan keuangan terutama para
pemegang saham akan mengambil keputusan berdasarkan pada laporan yang telah
dibuat oleh auditor. Hal ini berarti auditor mempunyai peranan penting dalam
pengesahan laporan keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu auditor harus
menghasilkan audit yang berkualitas sehingga dapat mengurangi ketidakselarasan
yang terjadi antara pihak manajemen dan pemilik.
Moizer (1986) menyatakan bahwa pengukuran kualitas proses audit terpusat
pada kinerja yang dilakukan auditor dan kepatuhan pada standar yang telah
digariskan. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang dilakukan
auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar auditing dan standar
pengendalian mutu.
Dari pengertian tentang kualitas audit di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) dimana auditor pada saat
13
mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam
sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana
dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan
dan untuk menjalankan kewajibannya ada 3 komponen yang harus dimiliki oleh
auditor yaitu kompetensi (keahlian), independensi dan due professional care. Tetapi
berhasil, salah satunya tergambar melalui laba yang lebih tinggi dengan maksud
oleh Deis dan Giroux (1992) mereka meneliti faktor penentu kualitas audit di sektor
publik dengan menggunakan sampel KAP yang mengaudit institusi sektor publik.
Studi ini menganalisis temuan-temuan Quality Control Review. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa lama hubungan dengan klien (audit tenure), jumlah klien, telaah
dari rekan auditor (peer review), ukuran dan kesehatan keuangan klien serta jam kerja
audit yang merupakan sub indikator dari kompetensi dan independensi secara
kerja. Semakin lama audit tenure, kualitas audit akan semakin menurun. Sedangkan
kualitas audit akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah klien, reputasi
2.5 Auditing
2.5.1 Definisi Auditing
Banyak para pakar memberikan batasan tentang audit. Pada dasarnya para
pakar memiliki tujuan yang sama yaitu merumuskan pengertian auditing sehingga
mudah dipahami. Perbedaannya hanya terletak pada sudut pandang yang digunakan
oleh masing–masing pakar dalam perumusannya.
Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2012:24) mengemukakan definisi
b. Definisi/Pengertian
Klien adalah pemberi kerja (orang atau badan), yang mempekerjakan atau
menugaskan seseorang atau lebih anggota IAI-KAP atau KAP tempat anggota
bekerja untuk melaksanakan jasa profesional. Istilah pemberi kerja untuk tujuan ini
tidak termasuk orang atau badan yang mempekerjakan Anggota.
Laporan Keuangan adalah suatu penyajian data keuangan termasuk catatan
yang menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber
daya ekonomi (aset) dan/atau kewajiban suatu entitas pada saat tertentu atau
perubahan atas aset dan/atau kewajiban selama suatu periode tertentu sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku umum atau basis akuntansi komprehensif selain
standar akuntansi yang berlaku umum.
Data keuangan lainnya yang digunakan untuk mendukung rekomendasi
kepada klien atau yang terdapat dalam dokumen untuk suatu pelaporan yang diatur
dalam standar atestasi dalam perikatan atestasi, dan surat pemberitahuan tahunan
pajak (SPT) serta daftar-daftar pendukungnya bukan merupakan laporan keuangan.
Pernyataan, surat kuasa atau tanda tangan pembuat SPT tidak merupakan pernyataan
pendapat atas laporan keuangan.
Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik
yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berusaha
di bidang pemberian jasa profesional dalam praktik akuntan publik.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah wadah organisasi profesi akuntan
Indonesia yang diakui pemerintah.
Ikatan Akuntan Publik-Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP) adalah
wadah organisasi para akuntan Indonesia yang menjalankan profesi sebagai akuntan
publik atau bekerja di kantor akuntan publik.
Anggota Kantor Akuntan Publik (anggota KAP) adalah anggota IAI-KAP dan
staf profesional (baik yang anggota IAI-KAP maupun yang bukan anggota IAI-KAP)
yang bekerja pada satu KAP.
Akuntan Publik adalah akuntan yang memiliki izin dari Menteri Keuangan
atau pejabat yang berwenang lainnya untuk menjalankan praktik akuntan publik.
22
Praktik Akuntan Publik adalah pemberian jasa profesional kepada klien yang
dilakukan oleh anggota IAI-KAP yang dapat berupa jasa audit, jasa atestasi, jasa
akuntansi dan review, perpajakan, perencanaan keuangan perorangan, jasa pendukung
litigasi, dan lainnya yang diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik.
100 Independensi, Integritas, dan Objektivitas
1. 101 Independensi
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankan sikap mental
independen di dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam
Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAI. Sikap mental
independen tersebut harus meliputi independen dalam fakta (in fact) maupun
dalam penampilan (in appearance).
2. 102 Integritas dan Objektivitas
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankan integritas
dan objektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan
tidak boleh membiarkan faktor salah saji material (material misstatement) yang
diketahuinya atau mengalihkan (mensubordinasikan) pertimbangannya kepada
pihak lain.
200 Standar Umum dan Standar Akuntansi
1. 201 Standar Umum
Anggota KAP harus mematuhi standar berikut ini beserta interprestasi yang
terkait yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan IAI :
a. Kompetensi profesional, Anggota KAP hanya boleh melakukan pemberian
jasa profesional yang secara layak (reasonable) diharapkan dapat diselesaikan
dengan kompentensi profesional.
b. Kecermatan dan keseksamaan profesional. Anggota KAP wajib melakukan
pemberian jasa profesional dengan kecermatan dan keseksamaan profesional.
c. Perencanaan dan supervisi. Anggota KAP wajib merencanakan dan
mensupervisi secara memadai setiap pelaksanaan pemberian jasa profesional.
23
d. Data revelan yang memadai. Anggota KAP wajib memperoleh data relevan
yang memadai untuk menjadi dasar yang layak bagi simpulan atau
rekomendasi sehubungan dengan pelaksanaan jasa profesionalnya.
2. 202 Kepatuhan terhadap Standar
Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa auditing, atestasi,
review,kompilasi, konsultasi manajemen, perpajakan, atau jasa profesional
lainnya wajib mematuhi standar yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar
yang ditetapkan oleh IAPI.
203 Prinsip-prinsip Akuntansi
Anggota KAP tidak diperkenankan :
1. Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan keuangan
atau data keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum atau
2. Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang
harus dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku, apabila laporan tersebut memuat
penyimpangan yang berdampak material terhadap laporan atau data secara
keseluruhan dari standar akuntansi yang ditetapkan oleh badan
pengaturstandar yang ditetapkan IAPI. Dalam keadaan luar biasa, laporan
atau data mungkin memuat penyimpangan seperti tersebut diatas. Dalam
kondisi tersebut, anggota KAP dapat tetap mematuhi ketentuan dalam butir
ini selama anggota KAP dapat menunjukan bahwa laporan atau data akan
menyesatkan apabila tidak memuat penyimpangan seperti itu, dengan cara
mengungkapkan peyimpangan dan estimasi dampaknya (bila praktis), serta
alasan mengapa kepatuhan atas standar akuntansi yang berlaku umum akan
menghasilkan laporan yang menyesatkan.
204 Standar Akuntansi
Standar Akuntansi di Indonesia kini berkembang menjadi 4 (empat) seturut
dengan perkembangan dunia usaha. Empat pilar standar itu adalah :
24
laporan, standar penyajian laporan keuangan dan standar khusus transaksi syariah
seperti mudharabah, murabahah, salam, ijarah dan istishna.
Bank syariah menggunakan dua standar dalam menyusun laporan keuangan.
Sebagai entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan, bank syariah
menggunakan PSAK, sedangkan untuk transaksi syariahnya menggunakan PSAK
Syariah.
4. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
Standar ini digunakan untuk menyusun laporan keuangan instansi pemerintahan,
baik pusat ataupun daerah. SAP berbasis akrual ditetapkan dalam PP No. 71 Tahun
2010. Instansi masih diperkenankan menggunakan PP No. 24 Tahun 2005, SAP
berbasis kas menuju akrual sampai tahun 2014.
SAP berbasis kas menuju akrual menggunakan basis kas untuk penyusunan
laporan realisasi anggaran dan menggunakan basis akrual untuk penyusunan neraca.
Pada SAP berbasis akrual, laporan realisasi anggaran tetap menggunakan basis
kas karena akan dibandingkan dengan anggaran yang disusun dengan menggunakan
basis kas, sedangkan laporan operasional yang melaporkan kinerja entitas disusun
dengan menggunakan basis akrual.
(3) Melarang review praktik profesional (review mutu) seorang Anggota sesuai
dengan kewenangan IAPI atau
(4) Menghalangi anggota dari pengajuan pengaduan keluhan atau pemberian
komentar atas penyidikan yang dilakukan oleh badan yang dibentuk IAPI-
KAP dalam rangka penegakan disiplin anggota.
Anggota yang terlibat dalam penyidikan dan review di atas, tidak boleh
memanfaatkannya untuk kepentingan diri pribadi mereka atau mengungkapkan
informasi klien yang harus dirahasiakan yang diketahuinya dalam pelaksanaan
tugasnya. Larangan ini tidak boleh membatasi anggota dalam pemberian informasi
sehubungan dengan proses penyidikan atau penegakan disiplin sebagaimana telah
diungkapkan dalam butir (4) di atas atau review praktik profesional (review mutu)
seperti telah disebutkan dalam butir (3) di atas.
“Akuntan yang memiliki ijin dari Menteri Keuangan atau pejabat yang
berwenang lainnya untuk menjalankan praktik akuntan publik”.
jenis jasa seperti jasa audit ataslaporan keuangan, jasa atesasi atas laporan keuangan
prospektif, jasa akuntan dan review, danjasa konsultasi.
Menurut Mulyadi (2002:33), umumnya hirarki auditor dalam perikatan audit
dalam kantor akuntan publik dibagi menjadi berikut ini :
1. Partner (rekan)
2. Manajer/Supervisor
3. Auditor Senior
4. Auditor Junior
Adapun uraiannya sebagai berikut :
- Partner (rekan)
Partner menduduki jabatan tertinggi dalam perikatan audit; bertanggung jawab
atas hubungan dalam klien; bertanggung jawab secara menyeluruh mengenai
auditing. Partner menandatangani laporan audit dan management letter, dan
bertanggung jawab terhadap penagihan fee audit dari klien.
- Manajer/Supervisor
Manajer bertindak sebagai pengawas audit; bertugas untuk membantu auditor
senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit; mereview kertas
kerja, laporan audit, dan management letter. Biasanya manajer melakukan
pengawasan terhadap pekerjaan beberapa auditor senior. Pekerjaan manajer tidak
berada di kantor klien, melainkan di kantor auditor, dalam bentuk pengawasan
terhadap pekerjaan yang dilaksanakan para auditor senior.
- Auditor Senior
Auditor senior bertugas untuk melaksanakan audit; bertanggung jawab untuk
mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai dengan rencana; bertugas untuk
mengarahkan dan mereview pekerjaan auditor junior. Auditor senior biasanya
akan menetap di kantor klien sepanjang prosedur audit dilaksanakan. Umumnya
auditor senior melakukan audit terhadap satu objek pada saat tertentu.
- Auditor Junior
Auditor junior melaksanakan prosedur audit secara rinci; membuat kertas kerja
untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan. Pekerjaan ini
36
Gambar 1.1
Model Penelitian
1. Pengetahuan.
2. Pengalaman. H1
KUALITAS AUDIT (Y)
1. Tanggung Jawab
Profesi.
2. Kepentingan Publik.
3. Integritas.
H3
4. Objektivitas.
INDEPENDENSI AUDITOR (X2) 5. Kompetensi dan Kehati-
hatian Profesional.
1. Lama hubungan dengan 6. Kerahasiaan.
klien. 7. Perilaku Profesional.
2. Tekanan dari klien. H2 8. Standar Teknis.
3. Telaah dari rekan auditor.
2.7.4
4. JasaHipotesis
Non Audit.
Ket:
: Parsial
: Simultan
2.7.4 Hipotesis
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka penulis menyajikan hipotesis sebagai
berikut:
H1: Kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.
H2: Independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.
H3: Kompetensi dan independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.