Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


(SEJARAH AGAMA DAN PERKEMBANGAN NYA)

Disusun Guna Melengkapi Mata Kuliah


Pendidikan Agama Islam

Disusun Oleh:
DESNA DWI PRATIWI
18-00005

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA

JAKARTA

2019
1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmad, taufik, dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Politik dan Strategi tepat pada waktunya.

Sholawat serta salam semoga tetap terjurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad saw,
karena beliaulah yang telah membimbing kita dari jaman jahiliyah menuju zaman islamiyah,
jaman kegelapan menuju jaman yang terang benerang.

Dalam penyusunan makalah ini patut kiranya kami menyampaikan rasa terima kasih yang
setulusnya kepada semua pihak yang telah berkenan membereikan bantuan berupa
bimbingan, pengarahan, binaan, dan motifasi kepada kami sehingga tersusun makalah ini.

Meskipun kami telah bekerja secara ,maksimal . untuk menyelesaaikan makalah tersebut,
namun kami menyadari bahwa banyak sekali kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu, kami mohon saran dan kritik yang membangun, sangat kami harapkan demi
perbaikan makalah ini di masa yang akan datang.

Demikian  semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi diri kami  masing-masing dan bagi
pembaca pada umumnya

Bekasi, 15 Juli 2019

    

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB 1 PENDAHULUAN  

1.      Latar Belakang 4

2.      Rumusan Masalah, Tujuan dan Metode Penulisan 5

BAB 2 ISI
6
1.      Sejarah dan Perkembangan Islam di Indonesia

13
2.      Perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam di Indonesia

14
3.      Peranan umat Islam dalam kehidupan bangsa Indonesia 

BAB 3 PENUTUP 22

Daftar Pustaka
23

BAB I

PENDAHULUAN

3
1.1 Latar Belakang Masalah

Agama Islam merupakan agama samawi yang dibawa oleh Nabi Muhammad
SAW. Beliau memulai dakwah menyebarkan agama Islam dari tanah kelahirannya,
Makkah Al Mukarramah. Pada awalnya dakwah beliau hanya diikuti oleh beberapa
orang terdekat saja. Banyak dari kalangan orang-orang Quraisy yang menentang
dakwah beliau. Bahkan mereka memusuhi Nabi dan orang-orang yang mengikuti
ajarannya. Hingga berbagai usaha pembunuhan Nabi pun sering dilakukan orang-
orang Quraisy. Selama sekitar sepuluh tahun dakwah beliau di Makkah, jumlah
pengikut masih sangat sedikit.
Kemudian di tahun kesebelas kenabiannya, beliau dan para pengikut
melakukan hijrah ke Madinah. Disinilah Nabi Muhammad mulai menyusun strategi
dakwah untuk mengajak orang masuk Islam. Pertama kali yang beliau lakukan adalah
membentuk pemerintahan. Dengan kegigihan Nabi dan para sahabat dalam
berdakwah, Islam pun semakin menyebar luas ke tanah berbagai tanah arab. Dan
jumlah umat Islam pun semakin hari semakin bertambah. Hal ini dapat kita lihat dari
peperangan-peperangan yang dilakukan Rasulullah SAW. Perang Badar yang
merupakan perang besar pertama umat Islam melawan orang-orang kafir hanya
membawa pasukan sekitar 300 orang, kemudian Perang Uhud membawa pasukan
1000 orang. Dan peperangan-peperangan berikutnya dengan jumlah pasukan yang
semakin banyak.
Setelah Rasulullah wafat, dakwah Islam dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin.
Di zaman para khalifah inilah Islam sudah mulai merambah ke berbagai negara dan
benua. Termasuk diantaranya negara Indonesia, yang mulai dimasuki Islam pada
zaman Khalifah Usman bin ‘Affan. Beliau mengirimkan delegasi untuk
menyampaikan Islam ke negeri Cina. Dan sebelum sampai di negeri Cina para
delegasi singgah di Nusantara. Dari delegasi yang dikirim Khalifah Usman inilah
Islam mulai berkembang di Indonesia. Kemudian dakwah dilanjutkan oleh para
pedagang dari India. Sehingga jumlah umat Islam di Indonesia terus bertambah setiap
harinya. Hingga saat ini dakwah Islam di Indonesia masih terus berlanjut. Dan dari
berbagai survei menunjukan bahwa mayoritas penduduk di Indonesia adalah Muslim.

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah dan perkembangan Islam di Indonesia?


2. Bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam di Indonesia?
3. Bagaimana peranan umat Islam dalam kehidupan bangsa Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui sejarah dan perkembangan Islam di Indonesia.


2. Mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam di Indonesia.
3. Mengetahui peranan umat Islam dalam kehidupan bangsa Indonesia.

1.4 Metode dan Prosedur Penulisan

Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan


menggunakan informasi dari berbagai referensi buku baik dalam negeri maupun luar
negeri.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah dan Perkembangan Islam di Indonesia


5
Pada tahun 30 Hijriah atau 651 M, hanya berselang sekitar 20 tahun dari
wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Usman ibnu ‘Affan RA mengirim delegasi ke
Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri. Dalam
perjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, para utusan Usman ternyata sempat
singgah di Kepulauan Nusantara. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 674 M,
Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera.
Dalam versi lain disebutkan bahwa suatu golongan Zaidiyah yang pro terhadap Ali
ibn Abi Thalib mengungsi dari kerajaan Bani Umayyah karena dikejar-kejar, telah
bermukim di Cina sebelum tahun 750 M. Inilah perkenalan pertama penduduk
Indonesia dengan Islam. Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim terus
berdatangan, abad demi abad. Mereka membeli hasil bumi dari negeri nan hijau ini
sambil berdakwah.

Islam masuk Indonesia bukan dari pedagang India atau Persi tapi langsung
dari Arab dan penyiarnya orang Arab Islam. Adapun pengikut-pengikut mereka
adalah pedagang-pedagang dari Gujarat yang turut mengambil bagian dalam
perdagangan. Daerah di Indonesia yang mula-mula dimasuki Islam adalah Sumatera
Utara, Sumatera Barat, dan Jawa Tengah, kemudian lama kelamaan agama Islam
masuk ke pelosok tanah air dengan pesatnya.

Pendapat beberapa ahli tentang waktu dan daerah yang mula-mula dimasuki
Islam di Indonesia antara lain:

- Drs. Juned Pariduri


Islam masuk di Sumatera Utara (Tapanuli) pada abad ke-7 atau sekitar
tahun 670 M, karena ada makam Syekh Mukaiddin di Tapanuli, makam
tersebut berangka tahun 48 H (670 M).
- Dr. Hamka
Islam masuk ke Jawa pada abad ke-7 atau sekitar tahun 674 M.
- Zainal Arifin Abbas
Islam masuk di Sumatera Utara pada abad ke-7 sekitar tahun 648 M.

Para ahli tersebut berpendapat bahwa Islam masuk di Indonesia pada abad ke-
7 berarti pada abad ke-13 Islam sudah berkembang dengan pesatnya dan telah merata
di seluruh Indonesia. Hal ini ditandai dengan adanya penemuan-penemuan batu nisan
6
yang berciri khas Islam. Dari kerajaan Samudera Pasai, Islam menyebar ke seluruh
pulau Sumatera, Malaka sampai ke pulau Jawa. Setelah itu di Indonesia berdiri
kerajaan-kerajaan Islam yang besar (Demak, Banten, Cirebon, Aceh, Mataram,
Pajang, Makassar, dan lain-lainnya dan kemudian menjadi pusat tempat penyebaran
Islam.

2.1.1 Perkembangan Islam di Sumatera

Islam masuk ke Sumatera pada abad ke-7 Masehi, yang pada waktu itu
di Sumatera telah berdiri kerajaan Budha di Sriwijaya (683 – 1030 M) yang
menjadikan Islam masuk ke daerah itu sedikit mengalami kesulitan, dan pada
waktu itu kerajaan Sriwijaya mendapat serbuan dari India, maka kesempatan
itu digunakan untuk menyebarkan Islam bagi daerah-daerah, seperti di
Samudera Pasai sehingga berdirilah kerajaan Islam yang pertama di Samudera
Pasai.

Karena ada beberapa versi sejarah yang berbeda, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa Islam di Sumatera terbagi menjadi:

2.1.1.1 Islam di Aceh

- Kerajaan Perlak
Sultan Perlak adalah Sultan Alaidin Sayid Maulana Abdul
Aziz Syah. Ia dilantik pada tanggal 1 Muharram tahun 225
H.
- Samudera Pasai
Silsilah keturunan Malik Al-Saleh yang memerintah
Samudera Pasai tahun 650 – 688 H menunjukkan bahwa
beliau keturunan Raja Islam, yaitu Makhdum Sultan Malik
Ibrahim Syah Johan Berdaulat tahun 365 – 402 H.
- Kerajaan Aceh
Salah seorang pembawa agama Islam di Aceh adalah Syekh
Abdullah Arif yang datang dari Arab. Beliau mempunyai

7
murid bernama Burhanuddin yang kemudian menyebarkan
ajaran agama Islam di Pariaman, Sumatera Barat.

2.1.1.2 Islam di Barus

Papan Tinggi adalah sebuah pemakaman di Bandar


Barus, Pantai Barat Sumatera Utara. Di salah satu batu nisan
terdapat sebuah nama Said Mahmud Al-Hadramaut. Selain itu
seorang Islam bernama Sulaiman telah sampai di Pulau Nias
pada tahun 851 M. Sulaiman menyebutkan Bandar Barus itu
penghasil kapur barus dan ia singgah di bandar ini.

2.1.1.3 Islam di Sumatera Timur

Sebuah makam ulama yang bernama Imam Shadiq bin


Abdullah wafat 23 Sya’ban 998 H ditemukan di Klumpang,
Deli, yaitu bekas kerajaan Haru/Aru.

- Kerajaan Siak
Islam diperkirakan masuk di kerajaan ini pada abad 12 M.
Ini dapat terlihat pada peninggalan kuburan bertahun 1128
M yang bercorak Islam, yaitu kuburan Nizamuddin Al-
Kamil seorang laksamana dari dinasti Fatimiah.

2.1.1.4 Islam Masuk di Sumatera bagian Selatan


Dikisahkan oleh Ibnu Batutah bahwa hubungan dagang
antara khalifah Abbasiyah (751 – 1268 M) dengan Sriwijaya
telah berlangsung. Bahkan sebelumnya telah ada pedagang
utusan dari khalifah Umayyah (661 – 750 M), dan banyak
pedagang Sriwijaya sendiri yang berlayar ke negara-negara
Timur Tengah.

2.1.2 Perkembangan Islam di Pulau Jawa

8
Islam masuk ke Jawa Tengah pada masa pemerintahan Sima
pada tahun 674 M, masuknya Islam ke Jawa Timur di tandai dengan
adanya makam Fatimah binti Maimun yang di batu nisannya
bertuliskan Arab, sekitar tahun 1082 M, dan masuknya Islam ke Jawa
Barat disiarkan oleh haji Purba pada pemerintahan Mundingsari pada
tahun 1190 M. Islam dapat berkembang dengan pesat ketika kerajaan
Majapahit (Hindu) merosot. Islam di Jawa tidak akan pernah lepas dari
peranan Walisongo yang begitu gigih dalam menyiarkan Islam,
sehingga dengan cepat Islam berkembang ke seluruh Pulau Jawa.

Adapun jasa-jasa Walisongo dalam penyebaran Islam di Jawa


adalah menyebarkan Islam kepada penduduk pedalaman pulau Jawa,
sebelum Wlisongo, Islam hanya berkembang di daerah pesisir,
Walisongo berhasil mendirikan beberapa kerajaan Islam di Pulau Jawa,
yaitu: Demak, Pajang, dan Banten, Walisongo juga berhasil mengubah
kesenian Jawa dari pengaruh Hindu menjadi pengaruh Islam.

Setelah berdirinya kerajaan Islam Demak tahun 1500 M, maka


Jawa Tengah merupakan salah satu pusat kegiatan agama Islam,
adapun wali yang mengembangkan Islam di Jawa yaitu:

- Sunan Gresik
Beliau berasal dari Kasyan Bangsa Arab, kemudian
menyiarkan Islam di kota Gresik.
- Sunan Ampel
Beliau keturunan putri raja Aceh yang menikah dengan
seorang penyiar Islam dari Arab. Beliau menyiarkan Islam
di Ampel dan Surabaya.
- Sunan Bonang
Membentuk kader-kader Islam dengan mendirikan pondok
pesantren.

- Sunan Drajat
Beliau menyiarkan Islam di Sedayu, Jawa Timur.

9
- Sunan Kalijaga
Mengajarkan Islam dengan memasukan hikayat Islam
kedalam cerita wayang yang dipertunjukkan untuk rakyat.
- Sunan Giri
Beliau belajar Islam di Malaka selama tiga tahun, kemudian
menyebarkan Islam di Giri (dekat Gresik).
- Sunan Muria
Beliau adalah putra dari sunan Kalijaga yang menikah
derngan Dewi Sujinah dan mempunyai seorang putra yang
bernam Pangeran Santri. Untuk kepentingan dakwahnya
Dia menciptakan lagu “Sinom dan Kinanthi”.
- Sunan Kudus
Mengajarkan Islam dengan cara memperdalam agama dan
mengikis habis pengaruh Hindu.
- Sunan Gunung Jati
Beliau belajar Islam di Makkah. Menyiarkan Islam yang
berpusat di Gunung Jati.

2.1.3 Perkembangan Islam di Sulawesi

Islam di Sulawesi tidak sebaik Islam di Jawa dan Sumatera,


cara pengislaman di Sulawesi pun dilakukan dengan jalan damai, tidak
ada kekerasan sama sekali. Adapun yang menyiarkan Islam di
Sulawesi adalah Datuk Ribandang dan Datuk Sulaiman.

Di wilayah Sulawesi Utara mulai dari Mandar sampai Manado


pada pertengahan abad ke-16 menjadi bawahan Kerajaan Ternate yang
rajanya adalah seorang muslim. Atas ajakan Raja Ternate, Raja Bolang
Mongondow memeluk Islam. Sampai ke timur Kepulauan Maluku,
pada awal abad ke-16 telah memiliki kerajaan Islam, yakni Kerajaan
Bacan. Mubaligh dari kerajaan Ini terus mendakwahkan Islam ke
kawasan tetangganya di Papua melalui jalur perdagangan.

10
2.1.4 Perkembangan Islam di Kalimantan

Sekitar tahun 1550 di Banjar berdiri kerajaan Islam dengan


rajanya bergelar Sultan Suryanullah dan pada saat itu juga banyak
rakyat Banjar yang memeluk agama Islam begitu pula dengan daerah-
daerah yang berada di bawah kekuasaan Banja.

Pengembangan Islam di Kutai dilakukan oleh dua orang


muslim dari Makassar yang bernama Tuan Bandang dan Tuan
Tunggang Parangan, dengan cepat Islam berkembang di Kutai,
termasuk raja mahkota memeluk Islam. Kemudian pengembangan
Islam dilanjutkan ke daerah-daerah pedalaman pada pemerintahan Aji
di Langgar. Pada tahun 1550 M, di Sukadan (Kalimantan Barat) telah
berdiri kerajaan Islam. Ini berarti jauh sebelum tahun itu, rakyat telah
memeluk agama Islam, adapun yang meng-Islamkan daerah Sukadana
adalah orang Arab Islam yang datang dari Sriwijaya. Di Sukadana
Sultan yang masuk Islam adalah Panembahan Giri Kusuma (1591) dan
Sultan Hammad Saifuddin (1677).

Sebelum Islam masuk ke Dayak, suku Dayak menyembah


berhala, tapi lama-kelamaan kebanyakan dari mereka memeluk Islam.
Pengislaman di Dayak melalui jalan perdagangan, pernikahan, dan
dakwah. Penyiaran Islam di Dayak dilakukan oleh pendatang dari
Arab, Bugis, dan Melayu. Perkembangan Islam selanjutnya diteruskan
oleh keturunan-keturunan mereka dengan penuh semangat.

2.1.5 Perkembangan Islam di Irian Jaya

Masuknya Islam ke Papua, tidak bisa dilepaskan dengan jalur


dan hubungan daerah ini dengan daerah lain di Indonesia. Selain faktor
pengaruh kekuasaan Kerajaan Majapahit, masuknya Islam ke kawasan
ini adalah lewat Maluku, di mana pada masa itu terdapat kerajaan
Islam berpengaruh di kawasan Indonesia Timur, yakni Kerajaan

11
Bacan. Bahkan keberadaan Islam Bacan di Maluku sejak tahun 1520
M dan telah menguasai beberapa daerah di Papua sejak abad ke-16 dan
telah tercatat dalam sejarah. Sejumlah daerah seperti Waigeo, Misool,
Waigama dan Salawati pada abad ke-16 telah mendapat pengaruh dari
ajaran Islam. Melalui pengaruh Sultan Bacan inilah maka sejumlah
pemuka masyarakat di pulau-pulau tadi memeluk agama Islam,
khususnya yang di wilayah pesisir. Sementara yang di pedalaman
masih tetap menganut paham animisme.

Masuknya Islam ke daerah Papua terjadi pada awal abad ke 17,


atau dua abad lebih awal dari masuknya agama Kristen Protestan yang
masuk pertama kali di daerah Manokwari pada tahun 1855, yaitu
ketika dua orang missionaris Jerman bernama C.W. Ottow dan G.J.
Geissler mendarat dan kemudian menjadi pelopor kegiatan missionaris
di sana.

2.2 Perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam di Indonesia

Perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan di Indonesia pada masa


perkembangan agama Islam, yaitu berupa warisan seni dan ilmu pengetahuan yang
merupakan ungkapan penghayatan sekaligus saluran pewartaan atau penyiaran ajaran
Islam. Karya seni yang bercorak Islam terdapat di bidang bangunan, seni musik, seni
pahat lukis, seni kaligrafi, dan seni sastra.

Peninggalan yang paling jelas di bidang bangunan atau arsitektur adalah


bangunan masjid. Masjid-masjid yang berasal dari masa pertumbuhan dan
perkembangan Islam di nusantara antara lain masjid kuno di Demak, masjid Sendang

12
Duwur Agung Kasepuhan di Cirebon, masjid Agung di Banten, dan masjid Nanggroe
Aceh Darussalam

Peninggalan berikutnya di bidang bangunan adalah keraton, di lihat dari corak


bangunannya, tampak bahwa keraton pada masa pertumbuhan agama Islam
merupakan perpaduan antara corak seni Hindu, Islam, dan masyarakat setempat, dari
perpaduan ini menghasilkan corak bangunan yang khas.

Peninggalan selanjutnya adalah makam. Bagian makam yang paling penting


adalah nisan karena nisan merupakan tanda peringatan yang utama. Dari nisan sebuah
makam dapat kita ketahui siapa yang meninggal dan kapan meninggalnya. Oleh
karena itu pada nisan akan di jumpai huruf atau angka. Nisan ada yang di buat dengan
ukir-ukiran dan dihiasi dengan tulisan Arab atau kaligrafi. Dengan demikian pada
masa ini telah berkembang ilmu pengetahuan tentang tulis-menulis Arab (kaligrafi)

Peninggalan seni musik terungkap dari tradisi sekaten, yaitu gamelan yang
dibunyikan pada perayaan gerebeg Maulid Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini masih
terjaga dengan baik pada Keraton Yogyakarta.

Perkembangan seni pahat dapat di lihat dari ukir-ukiran yang terdapat pada
lengkungan dan gerbang masjid, keraton, atau pada nisan. Seni pahat yang
berkembang pada masa perkembangan Islam tidak ada yang berupa patung-patung
karena hal itu bertentangan dengan ajaran Islam.

Peninggalan ilmu pengetahuan dan budaya pada bidang sastra adalah berupa
hikayat, babad, dan syair yang tertulis dengan huruf daerah, ada juga yang
menggunakan huruf Arab. Naskah-naskah yang terkenal antara lain primbon-primbon
abad ke-16 dari sunan Bonang dan syair-syair melayu yang indah dari Hamzah
Fansuri.

2.3 Peranan umat Islam dalam kehidupan bangsa Indonesia

Selama berabad-abad Indonesia mengalami penjajahan. Kekayaan alam yang


melimpah ruah jatuh ke tangan penjaah. Bukan hanya menjajah politik dan ekonomi
bangsa, tetapi juga menjajah hak asasi yang paling mendasar bagi umat Islam, yaitu

13
menjajah paham-paham agama Islam untuk ditukar dengan paham Komunisme,
Liberalisme, dan agama lain.

Atas dasar penindasan tersebut, semangat jihad mulai dikobarkan. Pada abad
ke-17 sampai 19 perlawanan umat Islam sudah nyata digerakkan dan dipelopori
tokoh-tokoh pahlawan Islam, seperti Sultan Agung (Mataram), Sultan Agung
Tirtayarsa dan Kyai Tapa (Banten), Sultan Hasanuddin (Makassar), Teukeu Cik Ditiro
(Aceh), Teuku Imam Bonjol (Minangkabau), dan para kyai di seluruh pondok
pesantren.

Pada waktu Indonesia memproklamirkan kemerdekaan tanggal 17 Agustus


1945, musuh-musuh masih berusaha menggagalkan arti dari proklamasi tersebut.
Untuk itu, Rois Akbar, K.H. Hasyim Asy’ari menyerukan resolusi jihad. Tercetusnya
resolusi jihad membuat para pemuda di kala itu menggabungkan diri ke dalam
pasukan Hizbullah yang dipimpin oleh Zainal Arifin. Kemudian orang Islam yang
awam bergabung ke dalam barisan Sabilillah dibawah pimpinan K.H. Wahab
Hasbullah. Pada waktu revolusi 1945 – 1949, mereka menjadi pengawal revolusi
dengan merebut persenjataan Jepang untuk melawan agresi sekutu.

Namun sangat disayangkan, begitu besarnya kebencian penjajah kepada


muslimin di Indonesia. Snouck Hurgronje, penasihat pemerintah kolonial Belanda
menyampaikan sarannya kepada pemerintah kolonial Belanda (Dutch Islamic Policy)
dengan tujuan mematahkan perlawanan umat Islam. Antara lain Snouck Hurgronje
menyarankan, “yang harus ditakuti pemerintah (pemerintah Belanda) bukanlah Islam
sebagai agama, tetapi Islam sebagai doktrin politik. Biasanya dipimpin small-minority
yang fanatik, yakni ulama yang membaktikan hidupnya terhadap cita-cita Pan
Islamisme. Golongan ulama ini lebih berbahaya kalau pengaruhnya meluas kepada
petani di desa-desa. Karena itu disarankan supaya pemerintah bertindak netral
terhadap Islam sebagai agama dan sebaliknya bertindak tegas terhadap Islam sebagai
doktrin politik.”

Maka para penjajah berhasil melakukan strategi dalam pembuatan naskah


UUD 1945. Ketika para pendiri Republik ini berhasil merumuskan satu gentlement
agreement yang sangat luhur dan disepakati pada tanggal 22 Juni 1945 kemudian
dikenal sebagai Piagam Jakarta (Jakarta Charter). Sesungguhnya Piagam Jakarta
inilah mukadimah UUD ’45 yang pertama.

14
Selanjutnya tanggal 17 Agustus 1945 pada hari Jum’at dan bulan Ramadhan,
Indonesia lahir sebagai negara dan bangsa yang merdeka. Hendaknya disadari oleh
setiap muslim bahwa Republik yang lahir itu adalah sebuah negara yang “berdasarkan
ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari‘at Islam bagi pemeluk –
pemeluknya.”

Namun keesokan harinya tanggal 18 Agustus rangkaian kalimat “dengan


kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya”, itu dihapus,
diganti dengan kalimat: Yang Maha Esa. Inilah awal pengkhianatan terhadap Islam
dan umat Islam.

Dinamika zaman terus berjalan, kini umat Islam Indonesia menjadi umat yang
mayoritas, yaitu 90% dari semua bangsanya, yang seharusnya memiliki arti penting
dalam maju mundurnya kehidupan bangsa ini, sebab umat Islam mempunyai peranan
yang sangat penting dalam usaha mempersatukan bangsa, disini terdapat beberapa
peranan penting umat Islam dalam berbangsa:

 Pada tahun 1960, umat Islam berusaha mencegah gagasan nasakom


dan pada tahun 1965 mengusulkan pembubaran PKI untuk
menyelamatkan pancasila dan kesatuan bangsa.

 Mempelopori penbentukan “front Pancasila” yang kemudian


diteruskan dengan penganiayan G30SPKI sebagai landasan lahirnya
Orde Baru.

 Majelis Ulama Indonesia (MUI) didirikan sehubungan dengan


tugasnya yang utama, yaitu memberikan pertimbangan mengenai
kehidupan beragama kepada pemerintah dan menjadi penghubung
antara pemerintah dengan ulama.

 Untuk memperkuat ideologi Pancasila, umat Islam memajukan


pendidikan umum dan pendidikan agama dalam mencerdaskan bangsa
dan kesadaran bernegara serta memperkokoh persatuan dan kesatuan.

Namun untuk mencapai kesatuan dan kemajuan, umat Islam membentuk


lembaga-lembaga, baik berupa organisasi sosial maupun lembaga – lembaga
pendidikan, seperti :

1. Majelis Ulama Indonesia (MUI)


15
MUI didirikan pada tanggal 26 Juli 1975, pertama kali diketuai
oleh Prof. Dr. Hamka, hingga tahun 1981, kemudian diketuai oleh K.H
Syukri Ghozali (1981 – 1983), setelah beliau wafat digantikan oleh
K.H Hasan Basri (1983 – 1990), kemudian dilanjutkan oleh Prof. KH.
Alie Yafie (1990 – 2000), selanjutnya dipimpin oleh KH. M. Sahal
Mahfudz(2000 – 2005), dan sekarang dipimpin oleh K.H Ahmad
Cholil Ridwan, Lc.

Tujuan utama dari MUI adalah “menjadi penerjemah serta


menyampaikan pikiran-pikiran dan kegiatan pembangunan Nasional
dan daerah kepada masyarakat.

2. Nahdlatul Ulama (NU)

Keterbelakangan baik secara mental, maupun ekonomi yang


dialami bangsa Indonesia, akibat penjajahan maupun akibat
kungkungan tradisi, telah menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk
memperjuangkan martabat bangsa ini, melalui jalan pendidikan dan
organisasi. Gerakan yang muncul 1908 tersebut dikenal dengan
“Kebangkitan Nasional“. Semangat kebangkitan memang terus
menyebar ke mana-mana setelah rakyat pribumi sadar terhadap
penderitaan dan ketertinggalannya dengan bangsa lain. Sebagai
jawabannya, muncullah berbagai organisasi pendidikan dan
pembebasan. Organisasi Nahdlatul Ulama ini bergerak dalam bidang
pendidikan dan dakwah, terutama dalam pembinaan pesantren-
pesantren di berbagai daerah di Indonesia.

3. Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di


Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18
November 1912. Organisasi ini bergerak dalam bidang pendidikan dan
kemasyarakatan.

4. Organisasi Mahasiswa Islam

Organisasi Mahasiswa Islam berkembang sesuai dengan


semakin majunya dunia perguruan tinggi dan semakin banyaknya

16
generasi Islam dari golongan terpelajar, mereka menghimpun diri
dalam wadah organisasi mahasiswa, di antaranya sebagai berikut :

a. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)

b. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)

Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam berdiri


pada tanggal 05 Februari 1947 (14 Rabiul awal 1366 H) di
Yogjakarta oleh Lafran Paile. Organisasi ini bergerak dalam
bidang politik, yang mempunyai tujuan utama, yaitu:
“Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang
bernafaskan Islam dan bertanggung jawab kepada
masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah.”

c. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)

d. KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia)

Organisasi Mahasiswa Muslim yang lahir di era


reformasi yaitu tepatnya KAMMI lahir para ahad tanggal
29 Maret 1998 pukul 13.00 WIB atau bertepatan dengan
tanggal 1 Dzulhijah 1418 H yang dituangkan dalam naskah
Deklarasi Malang.

Anggotanya tersebar di hampir seluruh PTN/PTS


di Indonesia. Selain itu, memiliki cabang juga di Jepang.
KAMMI muncul sebagai salah satu kekuatan alternatif
Mahasiswa yang berbasis mahasiswa Muslim dengan
mengambil momentum pada pelaksanaan Forum
Silahturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FS-LDK) X se-
Indonesia yang diselenggarakan di Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM).

5. Organisasi Pelajar Islam

a. PII (Pelajar Islam Indonesia)

Sebuah organisasi Islam yang didirikan di kota


Yogyakarta pada tanggal 4 Mei 1947. Para pendirinya adalah

17
Yoesdi Ghozali, Anton Timur Djaelani, Amien Syahri dan Ibrahim
Zarkasji.

b. IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah)

c. IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama)

d. IPPNU (Ikatan Putri Nahdlatul Ulama)

e. KAPMI (Kesatuan Aksi Pelajar Muslim Indonesia)

6. Organisasi Islam yang lain

a. GUPPI (Gabungan Usaha Perbaikan Pendidikan Islam)

b. MDI (Majelis Dakwah Islamiyah)

c. MMI (Majelis Muslimin Indonesia)

d. GP. Anshar, IPM, Pemuda Muslim

e. HSBI (Himpunan Seni Budaya Islam)

f. HTI (Hizbut Tahrir Indonesia)

Hizbut Tahrir merupakan organisasi politik, bukan


organisasi kerohanian (seperti tarekat), bukan lembaga ilmiah
(seperti lembaga studi agama atau badan penelitian), bukan
lembaga pendidikan (akademis), dan bukan pula lembaga sosial
(yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan). Politik yang
diemban Hizbut Tahrir adalah politik syar’iyah yaitu pelayanan
terhadap ummat. Syekh Taqiyyuddin An Nabhani adalah pendiri
Hizbut Tahrir. Pendirian Hizbut Tahrir didasarkan pada QS Ali
‘Imran ayat 104, yang berbunyi “Dan hendaklah ada diantara
kamu, segolongan umat yang menyeru kepada yang ma’ruf
(kebaikan) dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah
orang-orang yang beruntung.”

g. FPI (Front Pembela Islam)

FPI dideklarasikan pada 17 Agustus 1998 (atau 24


Rabiuts Tsani 1419 H) di halaman Pondok Pesantren Al Um,
18
Kampung Utan, Ciputat, di Selatan Jakarta oleh sejumlah Habaib,
Ulama, Mubaligh dan Aktivis Muslim dan disaksikan ratusan santri
yang berasal dari daerah Jabotabek. Organisasi ini dibentuk dengan
tujuan menjadi wadah kerja sama antara ulama dan umat dalam
menegakkan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar di setiap aspek
kehidupan.

h. Ikhwanul Muslimin

Ikhwanul Muslimin masuk ke Indonesia melalui jamaah


haji dan kaum pendatang Arab sekitar tahun 1930. Pada zaman
kemerdekaan, Agus Salim pergi ke Mesir dan mencari dukungan
kemerdekaan. Ikhwanul Muslimin memiliki peran penting dalam
proses kemerdekaan Republik Indonesia. Atas desakan Ikhwanul
Muslimin, negara Mesir menjadi negara pertama yang mengakui
kemerdekaan Republik Indonesia, setelah dijajah oleh Belanda.
Dengan demikian, lengkaplah syarat-syarat sebuah negara
berdaulat bagi Republik Indonesia.

Ikhwanul Muslimin kemudian semakin berkembang di


Indonesia setelah Muhammad Natsir mendirikan partai yang
memakai ajaran Ikhwanul Muslimin, yaitu Partai Masyumi.

i. Persatuan Ummat Islam (PUI)

Organisasi massa Islam di Indonesia yang lahir pada 5 April


1952 di Bogor. Ia lahir dalam kondisi di mana kebanyakan
organisasi di Indonesia kala itu cenderung terpecah belah. PUI lahir
sebagai hasil fusi dua organisasi besar kala itu. Yaitu Perikatan
Ummat Islam (PUI) pimpinan KH Abdul Halim, yang berpusat di
Majalengka, dengan Persatuan Ummat Islam Indonesia (PUII)
pimpinan KH Ahmad Sanusi, yang berpusat di Sukabumi. Ormas
hasil fusi ini kemudian melakukan kegiatannya di sejumlah bidang,
yaitu pendidikan, sosial, kesehatan masyarakat, ekonomi dan
dakwah. Bahkan ormas ini sekarang telah merintis kegiatan di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Sekarang diketuai
oleh KH. Cholid Fadlullah, SH.
19
j. Hidayatullah

Lahir pada saat umat Islam sedang menantikan datangnya


abad XV H yang diyakini sebagai abad Kebangkitan Islam. Tema
pokoknya pada saat itu adalah “Back to Qur’an and Sunnah”.
Hidayatullah adalah sebuah gerakan pemikiran yang mencoba
menerjemahkan slogan tersebut secara lebih konkrit sehingga Al
Qur’an dan As-Sunnah menjadi ‘blue print’ pengembangan
peradaban Islami.

Hidayatullah didirikan pada tanggal 7 Januari 1973/2


Dzulhijjah 1392 H di Balikpapan dalam bentuk sebuah pesantren
oleh Ust. Abdullah Said (alm), kemudian berkembang dengan
berbagai amal usaha di bidang sosial, dakwah, pendidikan dan
ekonomi serta menyebar ke berbagai daerah di seluruh provinsi di
Indonesia. Melalui Musyawarah Nasional I pada tanggal 9 – 13 Juli
2000 di Balikpapan, Hidayatullah mengubah bentuk organisasinya
menjadi organisasi kemasyarakatan (ormas) dan menyatakan diri
sebagai gerakan perjuangan Islam.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan makalah yang telah diuraikan diatas dapat kita ambil
kesimpulan bahwa Islam masuk ke Negara Indonesia sejak tahun 651 M.
Yaitu pada zaman Khalifah Usman bin ‘Affan yang pada waktu itu mengirim
delegasi untuk mengenalkan pemerintahan Islam ke Negeri Cina, namun
dalam perjalanan ke Cina tersebut delegasi singgah di Indonesia dan
mengenalkan kepada penduduk tentang Islam.

Semakin hari dakwah Islam terus berkembang pesat dari sejak dinasti
umayyah yang mendirikan pangkalan dagang di Sumatera. Dari sini terbuka
jalur perdagangan orang-orang Arab ke Indonesia dengan membawa ajaran
Islam. Perkembangan Islam di Indonesia tidak terlepas dari dakwah para wali,
terutama di wilayah Jawa.

Di era modern dakwah Islam terus berkembang. Dengan banyaknya


organisasi-organisasi yang membawa misi dakwah Islam membuat ajaran
Islam terus terjaga. Hal ini berpengaruh terhadap terhadap jumlah pemeluk
Islam. Ajaran Islam yang universal dan sesuai fitrah manusia, sangat mudah
diterima oleh berbagai kalangan masyarakat.

21
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Kuntowijoyo. 1999. Budaya & Masyarakat. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya

Mukti Ali. 1988. Beberapa Persoalan Agama Dewasa Ini. Jakarta: Rajawali

Harun Nasution. 1975. Pembaharuan dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang

Nata, Abuddin. 2001. Peta Keragaman Pemikiran Islam Di Idonesia. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada

Supriyadai, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: CV Pustaka Setia

Yatim, Badri. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

22

Anda mungkin juga menyukai