Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Tegal, 2023
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 3
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 3
1.4 Manfaat....................................................................................................... 4
BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................. 5
2.1 Pengertian Opini Akuntan Publik ................................................................ 5
2.2 Tahapan Opini Akuntan Publik ................................................................... 6
2.3 Jenis – Jenis Opini Akuntan Publik ............................................................. 6
2.4 Laporan Audit Bentuk Buku .......................................................................10
BAB III. PENUTUP ........................................................................................16
3.1 Kesimpulan .................................................................................................16
3.2 Saran...........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................17
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
auditor yaitu independensi (Surtikanti, 2020). Tugas utama dari seorang
auditor selain melaksanakan audit adalah memberikan opini yang sesuai
dengan pedoman yaitu harus didasarkan pada sikap kompetensi,
profesionalisme, tidak memihak atau independensi dan juga objektif
(Mayasari, 2011).
Menurut Tobing (2004) opini audit adalah suatu laporan yang
diberikan oleh auditor terdaftar yang menyatakan bahwa pemeriksaan
telah dilakukan sesuai dengan norma atau aturan pemeriksaan akuntan
disertai dengan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang
diperiksa. Auditor dalam memberikan pendapatnya mengenai laporan
keuangan perusahaan berdasarkan pada standar auditing yang memuat
empat standar pelaporan, Standar Pelaporan keempat dalam SPAP (IAI,
2001) mengatakan bahwa laporan auditor harus memuat suatu pernyataan
pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau asersi
bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan, jika pendapat secara
keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan,
dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan
auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit
yang dilaksanakan, jika ada dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh
auditor
Independensi adalah pertimbangan yang bersifat objektif, atau tidak
memihak yang dimiliki oleh auditor dalam menyatakan pendapatnya
berdasarkan pertimbangan fakta yang ada
(Priyansari, 2015). Independensi berarti keadaan bebas dari pengaruh,
tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain.
Independensi juga berarti kejujuran dalam diri auditor dalam
mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak
memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan masalah
(Mulyadi (2013:26-27).
Fenomena yang terjadi sehubungan dengan opini auditor di Indonesia
adalah kasus yang terjadi pada Pertamina Trading Limited (Petral). Anak
perusahaan pertamina itu memperoleh opini wajar tanpa pengecualian dari
2
Kantor Akuntan Publik Price Waterhouse Coopers (PwC) Singapura yang
telah selesai diaudit oleh PwC pada 16 Januari 2015. Anggota Tim
Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas, Agung Wicaksono, mengatakan
dalam pertemuan dengan Pertamina Energy Tranding Ltd (Petral) pada
Rabu, 17 Desember 2014 terungkap persoalan dalam bisnis Petral yang
belum selesai. Menurut Agung, Petral tidak mengetahui identitas pemilik
perusahaan pemenang lelang pegadaan minyak yang selama ini bekerja
sama dengan mereka. Petral selama ini menjadi treding arm atau entitas
yang bertugas menangani jual-beli produk minyak Pertamina. Belakangan,
perusahaan yang bermarkas di Singapura ini menjadi sorotan karena
dituding sebagai sarang mafia yang memburu rente dari impor minyak.
Petral pun dituding tidak transparan dalam menyelenggarakan impor.
(tempo.co)
Akuntan Publik dalam merumuskan suatu opini atas laporan keuangan
berdasarkan evaluasi atas kesimpulan yang ditarik bukti audit yang
diperoleh (SA 700.6). Bukti audit merupakan informasi yang digunakan
oleh auditor untuk kesimpulan yang menjadi dasar opini audit, mencakup
informasi yang terkandung dalam catatan akuntansi yang mendasari
laporan keuangan dan sumber lainnya (Denies Priantinah, 2014:134).
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penyusunan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui tentang Opini Akuntan Publik dan tahapannya
2. Mengetahui jenis – jenis Opini Akuntan Publik
3
1.4 Manfaat
Setelah membaca makalah dengan judul “Opini Akuntan Publik”
diharapkan :
1. Dapat menambah khasanah pengetahuan atau sebagai kajian ilmiah
khususnya yang berhubungan dengan Opini Akuntan Publik
2. Menjadi bahan acuan bagi penulis dan pembaca
3. Sebagai masukan bagi akademisi dalam rangka meningkatkan
pengetahuan tentang Opini Akuntan Publik
4. Sebagai sumber data atau informasi untuk pengembangan penulisan
makalah selanjutnya.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2.2 Tahapan Opini Akuntan Publik
Seorang auditor tentu harus harus melakukan tahapan sebelum
memberikan opini pada audit yang dilakukannya. Karena sebuah tahapan
dalam opini auditor akan berpengaruh pada kesimpulan yang telah diambil
berdasarkan laporan keuangan.
Selain itu tahap demi tahap yang dilakukan seorang auditor wajib
dilakukan untuk menghasilkan tingkat ketelitian serta pengaruh dari opini
auditor nantinya bagi perusahaan.
Beberapa tahapan tersebut harus diperhatikan dalam melaksanakan
opini audit. Hal tersebut berdasar kepada Arens Et al Tahun 2018:132,
yaitu:
1. Adanya perencanaan serta perancangan sebuah pendekatan dalam
melakukan audit.
2. Lakukan pengujian pengendalian serta transaksi yang dilakukan.
3. Adanya pelaksanaan sebuah prosedur analitik dan pengujian secara
terperinci terhadap saldo pelaporan keuangan.
4. Tahap penyelesaian serta diterbitkannya laporan audit.
6
Dengan kata lain, laporan keuangan akan mendapatkan opini wajar
tanpa pengecualian jika memenuhi kondisi seperti berikut:
Bukti audit yang dibutuhkan telah terkumpul secara mencukupi
dan auditor telah menjalankan tugasnya sedemikian rupa,
sehingga ia dapat memastikan kerja lapangan telah ditaati.
Telah mengikuti standar umum yang telah disepakati.
Laporan keuangan yang di audit disajikan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang umum berlaku di Indonesia dan
ditetapkan secara konsisten pada laporan-laporan sebelumnya.
Demikian pula penjelasan yang mencukupi telah disertakan
pada catatan kaki dan bagian-bagian lain dari laporan
keuangan.
Tidak terdapat ketidakpastian yang cukup berarti (no material
uncertainties) mengenai perkembangan di masa mendatang
yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya atau dipecahkan
secara memuaskan.
Opini wajar tanpa pengecualian dapat dimodifikasi menjadi opini
wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan (modified
unqualified opinion) ketika auditor harus menambah suatu paragraf
penjelasan dalam laporan auditnya. Keadaan yang membuat
modifikasi ini, apabila terjadi seperti:
1. Ada keraguan dari auditor atas konsep going concern perusahaan /
entitas.
2. Kurang konsisten perusahaan dalam menerapkan prinsip atau
standar akuntansi yang digunakan.
3. Auditor ingin menekankan suatu hal.
7
Hal-hal yang memengaruhi munculnya opini wajar dengan
pengecualian adalah:
Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya
pembatasan lingkup audit yang material tetapi tidak
memengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan.
Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan
dari prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berdampak
material tetapi tidak memengaruhi laporan keuangan secara
keseluruhan. Penyimpangan tersebut dapat berupa
pengungkapan yang tidak memadai, maupun perubahan dalam
prinsip akuntansi.
Ada beberapa kondisi yang mengharuskan seorang auditor memberikan
opini wajar dengan pengecualian, diantaranya yaitu :
1. Klien membatasi ruang lingkup audit
2. Kondisi-kondisi yang ada diluar kekuasaan klien ataupun auditor
menyebabkan auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit
penting
3. Laporan keuangan tidak disusun berdasarkan standar akuntansi
keuangan
4. Ketidakkonsistenan penerapan standar akuntansi keuangan yang
digunakan dalam menyusun laporan keuangan
8
dan arus kas perusahaan klien. Hal ini disebabkan karena laporan
keuangan tidak disusun berdasar standar akuntansi keuangan.
Selain itu opini tidak wajar disebabkan karena ruang lingkup auditor
dibatasi sehingga bukti kompeten yang cukup untuk mendukung opininya
tidak dapat dikumpulkan. Jika laporan keuangan diberi opini tidak wajar
oleh auditor maka informasi yang disajikan klien dalam laporan
keuangan sama sekali tidak dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai
oleh pemakai informasi keuangan untuk pengambilan keputusan.
Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan opini dengan opini
tidak wajar adalah pendapat tidak wajar ini diberikan dalam keadaan
auditor mengetahui adanya ketidakwajaran dalam laporan keuangan
klien, sedangkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat (no
opinion) karena ia tidak cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran
laporan keuangan auditan atau karena ia tidak independen dalam
hubungannya dengan klien.
9
Adanya beberapa pendapat dari auditor diambil dari pendapat
auditor independen yang lain.
Tidak ada aturan jelas laporan keuangan sehingga bisa
menyimpang dari Standar Akuntansi Keuangan.
Terjadinya pengaruh dari ketidakpastian keadaan masa yang akan
datang serta hasil yang tidak terprediksi.
10
Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen.
Kalimat di atas menegaskan bahwa tanggung jawab atas laporan
keuangan terletak di tangan manajemen.
Tanggung jawab kami adalah menyatakan … berdasarkan auditor
kami.
Kalimat di atas secara khusus menunjukkan tanggung jawab
auditor. Auditor berperan untuk melaksanakan audit dan menyatakan
pendapat berdasarkan temuan-temuan.
b. Paragraf Ruang Lingkup
Paragraf ruang lingkup menguraikan sifat dan lingkup audit.
Paragraf ruang lingkup audit menunjukkan dengan jelas sifat yang
dilakukan dan menunjukkan beberapa keterbatasan audit. Kalimat
dalam paragraf ini adalah :
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang
berlaku umum.
Kalimat ini menjelaskan bahwa auditor telah memenuhi standar
yang digunakan. Namun, sumber standar apakah berasal dari AICPA
atau standar yang bersifat spesifik tidak disebutkan.
Standar tersebut mengharuskan kami … audit agar memperoleh
keyakinan yang memadai … laporan keuangan bebas dari salah
saji material
Kalimat di atas menunjukkan dua keterbatasan penting suatu audit,
yaitu : pemberitahuan bahwa auditor hanya mencari keyakinan yang
memadai saja, bukan keyakinan yang absolut dan memperkenalkan
konsep mateialitas.
Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-
bukti yang mendukung … laporan keuangan.
Kalimat di atas menunjukkan lebih jauh sifat audit.
Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi … estimasi
signifikan … penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan.
Kalimat di atas menyebutkan bahawa auditor menggunakan
pertimbangan dalam menilai dan mengevaluasi respresentasi laporan
11
keuangan manajemen dan juga menunjukkan bahwa laporan keuangan
tidak seluruhnya disadarkan fakta.
Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar yang memadai
untuk menyatakan pendapat.
Kalimat di atas mengatakan bahwa hanya dasar yang memadai saja
yang diperlukan untuk memberikan pendapat.
c. Paragraf Pendapat
Paragraf pendapat memenuhi (opinion paragraph) memenuhi
empat standar pelaporan. Kalimat paragraf pendapat dijelaskan
sebagai berikut.
Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di
atas …
Dalam menafsirkan arti dan pentingnya kalimat ini, hendaknya
disimpulkan bahwa pendapat tersebut dinyatakan oleh orang atau
orang-orang yang professional, berpengalaman, dan ahli. Bagian
kedua dari kalimat tersebut berkaitan dengan laporan keuangan yang
disebutkan dalam paragraf pendahuluan: sehingga judul setiap laporan
tidak diulang kembali. Pernyataan pendapat memenuhi keempat
standar pelaporan.
… menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material …
posisi keuangan
… hasil usaha dan arus kas …
Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan kepercayaan
auditor bahwa laporan keuangan mancapai tujuan yang ditetapkan
dengan menyajikan secara wajar posisi keuangan (neraca) entitas,
hasil usaha (laporan rugi-laba dan laporan laba ditahan), serta arus kas
(laporan arus kas).
… sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum …
Kalimat ini memenuhi setandar pelaporan pertama yang
menyatakan bahwa laporan harus menunjukkan apakah laporan
keuangan disusun sesuai dengan GAAP.
Standar pelaporan kedua dan ketiga mensyaratkan komentar dalam
laporan auditor hanya jika terdapat ketidakkonsistenan dalam
penerapan GAAP atau manajemen gagal mengungkapkan sesuatu
12
yang wajib diungkapkan. Oleh karena itu, dengan tidak adanya
komentar atas hal ini dalam laporan auditor, dapat disimpulkan bahwa
kedua standar pelaporan tersebut telah terpenuhi.
d. Laporan standar dengan bahasa penjelasan
Karakteristik berbeda yang ada dalam kategori jenis laporan ini
adalah bahwa paragraf pendapat tetap menyatakan pendapat wajar
tanpa pengecualian (unqualified), karena laporan keuangan sesuai
dengan GAAP. Namun terdapat beberapa kondisi yang mengharuskan
auditor menambahkan paragraf penjelasan (explanatory paragraph)
atau bahasa penjelasan lain pada laporan standar. Biasanya informasi
penjelasan diletakkan ada paragraf penjelasan yang mengikuti
paragraf pendapat.
Kategori kedua penyimpangan dari laporan standar adalah apabila
terjadi salah satu kondisi berikut ini :
Laporan standar mengandung penyimpangan yang material dan
GAAP.
Auditor tidak mampu mandapatkan bukti kompeten yang cukup
berkenaan dalam satu atau lebih asersi manajemen, sehingga
tidak memiliki dasar yang memadai untuk memberikan pendapat
wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan secara
keseluruhan.
Dalam hal ini, auditor akan menyatakan salah satu pendapat dari jenis
pendapat berikut ini :
Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
Pendapat tidak wajar (adverse opinion)
Menolak memberikan pendapat (disclaimer of opinion)
13
mengharuskan auditor untuk menyatakan suatu pendapat menegnai
apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai prinsip akuntansi
tersebut. Istilah “standar akuntansi keuangan di Indonesia” adalah
suatu istilah teknis akuntansi yang mencakup konvensi, aturan, dan
prosedur yang diperlukan untuk membatasi praktik akuntansi yang
berlaku umum di wilayah tertentu pada saat tertentu. Standar
pelaporan pertama akan terpenuhi dengan cara mengungkapkan dalam
laporan auditor apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai
dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.
b. Konsistensi Penerapan Standar Akuntansi Keuangan
Standar pelaporan kedua (standar konsistensi) berbunyi : “Laporan
auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistensian penerapan
prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode
berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut
dalam periode sebelumnya.”
Tujuan standar konsistensi adalah untuk memberikan jaminan
bahwa jika daya banding laporan keuangan di antara dua periode
dipengaruhi secara material oleh perubahan prinsip akuntansi, auditor
akan mengungkapkan perubahan tersebut dalam laporannya. Standar
pelaporan secara tersirat mengandung arti bahwa auditor puas bahwa
daya banding laporan keuangan di antara dua periode dipengaruhi
secara material oleh perubahan prinsip akuntansi dan bahwa prinsip
akuntansi tersebut telah diterapkan secara konsisten diantara dua atau
lebih periode akuntansi baik karena (1) tidak terjadi perubahan
prinsip, atau (2) terdapat perubahan prinsip akuntansi atau metode
penerapannya, namun dampak perubahan prinsip akuntansi terhadap
daya banding laporan keuangan tidak material.
Perbandingan laporan keuangan suatu entitas di antara beberapa
periode dapat dipengaruhi oleh (a) perubahan akuntansi, (b) kesalahan
dalam laporan keuangan yang diterbitkan sebelumnya, (c) perubahan
penggolongan, dan (d) peristiwa atau transaksi yang sangat berbeda
dengan yang dipertanggungjawabkan dalam pelaporan keuangan yang
disajikan dalam periode sebelumnya.
14
Perubahan dalam prinsip akuntansi yang mempunyai pengaruh
material atas laporan keuangan memerlukan penjelasan dalam laporan
auditor independen dengan cara menambahkan paragraf penjelasan.
c. Pengungkapan Memadai Dalam Laporan Keuangan
Standar pelaporan ketiga berbunyi : “Pengungkapan informatif
dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali
dinyatakan lain dalam laporan auditor.”
Penyajian laporan keuangan sesuai dengan standar akutansi
keuangan di Indonesia mencakup dimuatnya pengungkapan informatif
yang memadai atas hal-hal material. Hal-hal tersebut mencakup
bentuk, susunan, dan isi laporan keuangan, serta catatan atas laporan
keuangan, yang meliputi, sebagai contoh, istilah yang digunakan,
rincian yang dibuat, penggolongan unsur dalam laporan keuangan, dan
dasar-dasar yang digunakan untuk menghasilkan jumlah yang
dicantumkan dalam laporan keuangan.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan standar professional akuntan publik seksi 508, opini auditor
dikelompokkan ke dalam lima jenis, yaitu :
1. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
2. Opini Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
3. Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion)
4. Opini Tidak Menyatakan Pendapat (Disclaimer of Opinion)
5. Opini Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelasan
(modified unqualified opinion)
Dalam menerbitkan laporan audit, auditor harus memenuhi empat standar
pelaporan yang ditetapkan dalam standar auditing yang berlaku umum.
1. Paragraf pendahuluan
2. Paragraf ruang lingkup
3. Paragraf pendapat
4. Laporan standar dengan bahasa penjelasan
3.2 Saran
Auditor dalam mengaudit suatu laporan harus memperhatikan opini
atau pendapat tentang laporan yang sudah diaudit. Pendapat tersebut
sangat penting karena opini merupakan informasi utama yang dapat
diinformasikan kepada pemakai informasi tentang apa yang dilakukan
auditor dan kesimpulan yang diperolehnya.
Dalam mengeluarkan pendapat, seorang auditor sangat
mempertaruhkan kredibilitas sebagai seorang auditor. Jika terdapat
kesalahan dalam mengeluarkan pendapat terdapat sanksi yang sangat
tegas.
16
DAFTAR PUSTAKA
17