Anda di halaman 1dari 33

ASAS-ASAS PEMUNGUTAN PAJAK

Pertemuan 2
Agenda:
• Asas Pemungutan Pajak

• Teori Pembenaran Pemungutan Pajak

• Syarat Pembuatan Undang - Undang Pajak

• Stelsel Pemungutan Pajak


Asas Pemungutan Pajak

Dalam buku An Inquiry into the Nature and


Causes of the Wealth of Nations yang ditulis oleh
Adam Smith pada abad ke-18 mengajarkan
tentang Asas-Asas Pemungutan Pajak yang
dikenal dengan nama The Four Cannons atau The
Four Maxims.
John Adam Smith lahir di Kirkcaldy, Skotlandia pada
tanggal 5 Juni 1723 - meninggal di Edinburgh, Skotlandia
pada tanggal 17 Juli 1790 pada umur 67 tahun. Seorang
filsuf berkebangsaan Skotalandia yang menjadi pelopor
ilmu ekonomi modern.

Bukunya yang terkenal merupakan buku pertama yang menggambarkan sejarah


perkembangan industri dan perdagangan di Eropa serta dasar-dasar perkembangan
perdagangan bebas dan kapitalisme.
Menerangkan bahwa kekayaan bangsa-
bangsa ditentukan oleh jumlah seluruh
nilai produksi barang dan jasa yang
dapat diperjual-belikan.

Kesimpulan:
Bahwa negara yang punya sedikit
emas tetapi sangat produktif adalah
negara yang lebih baik kaya dalam
jangka panjang daripada negara yang
Diterbitkan pada tanggal 9 Maret 1776
punya banyak emas tetapi tidak
produktif.
Asas Pemungutan Pajak
The Four Cannons atau The Four Maxims menguraikan
4 asas, yaitu:

1. Asas Equality

2. Asas Certainty

3. Asas Convinience of Payment

4. Asas Economic of Collections (Efficiency)


Asas Pemungutan Pajak
1. Asas Equality
Merupakan asas keseimbangan dengan kemampuan
atau asas keadilan.

Pemungutan pajak yang dilakukan oleh suatu negara harus sesuai dengan
kemampuan dan penghasilan si Wajab Pajak. Selain itu, Negara juga tidak
diperbolehkan bertindak diskriminatif terhadap Wajib Pajak.
Asas Pemungutan Pajak
2. Asas Certainty
Merupakan asas kepastian hukum.
Dimana semua pungutan pajak harus berdasarkan dengan UU, sehingga
bagi yang melanggar akan dikenakan sanksi hukum.
Dalam asas ini, kepastian hukum yang diutamakan adalah mengenai Subjek
Pajak, Objek Pajak, Tarif Pajak dan Ketentuan mengenai Pembayaran Pajak
Asas Pemungutan Pajak
3. Asas Convinience of Payment
Merupakan asas pemungutan pajak yang tepat
waktu.
Pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling baik bagi Wajib Pajak, yaitu
saat yang yang paling dekat dengan saat diterimanya
penghasilan/keuntungan yang dikenakan pajak.
Asas Pemungutan Pajak
4. Asas Economic of Collections (Efficiency)
Merupakan asas efisien atau asas ekonomis.

Pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat dan seefisien mungkin,


jangan sampai biaya pemungutan pajak lebih besar dari penerimaan
pajak itu sendiri.
Apakah suatu negara dibenarkan untuk
memungut pajak dari rakyatnya ?
Teori Pembenaran Pemungutan Pajak
Terdapat 5 teori yang mendasari adanya
pemungutan pajak:
1. Teori Asuransi

2. Teori Kepentingan

3. Teori Daya Pikul

4. Teori Kewajiban Mutlak atau Teori Bakti

5. Teori Daya Beli


Teori Pembenaran Pemungutan Pajak
1. Teori Asuransi
Negara mempunyai tugas untuk melindungi
warganya dari segala kepentingannya baik
keselamatan jiwa maupun keselamatan harta
bendanya.
Teori Pembenaran Pemungutan Pajak
2. Teori Kepentingan
Pembayaran pajak mempunyai hubungan dengan
kepentingan individu yang diperoleh dari
pekerjaan negara. Semakin banyak individu yang
menikmati jasa dari pekerjaan pemerintah, maka
semakin besar juga pajaknya.
Teori Pembenaran Pemungutan Pajak
3. Teori Daya Pikul
Pemungutan pajak harus sesuai dengan kekuatan
membayar dari Wajib Pajak (individu), jadi
tekanan semua pajak harus sesuai dengan daya
pikul Wajib Pajak dengan memerhatikan pada
besarnya penghasilan dan kekayaan, juga
pengeluaran belanja Wajib Pajak tersebut.
Teori Pembenaran Pemungutan Pajak
Prof. W.J. de Langen Mr.A.J. Cohen Stuart
Daya Pikul adalah besarnya Daya Pikul diumpamakan
kekuatan seseorang untuk sebagai sebuah jembatan,
dapat mencapai pemuasan yang pertama-tama harus
kebutuhan setinggi- dapat memikul bobotnya
tingginya setelah dikurangi sendiri sebelum dicoba
oleh kebutuhan primer untuk dibebani dengan
(biaya hidup yang sangat beban yang lain.
mendasar).
Setahun Sebulan

PTKP berdasarkan Untuk Diri Pegawai Rp54.000.00 Rp 4.500.000


Peraturan Menteri Tambahan untuk pegawai Rp 4.500.000 Rp.375.000
Keuangan Nomor yang kawin
101/PMK.010/2016 Tambahan untuk setiap Rp 4.500.000 Rp.375.000
tentang Pajak anggota keluarga sedarah
dan keluarga semenda
Penghasilan ditegaskan dalam garis keturunan
bahwa: lurus, serta anak angkat
yang menjadi tanggungan
sepenuhnya, max 3 orang

Kepada Orang Pribadi


sebagai Wajib Pajak
diberikan pengurangan Tambahan bagi istri Rp54.000.00 Rp 4.500.000
bekerja yang pekerjaannya
berupa PTKP. tidak ada hubungannya
dengan pekerjaan suami
Teori Pembenaran Pemungutan Pajak
4. Teori Kewajiban Mutlak atau Teori Bakti

Negara mempunyai hak mutlak untuk memungut


pajak dan rakyat harus membayar pajak sebagai
tanda baktinya.
Teori Pembenaran Pemungutan Pajak
5. Teori Daya Beli

Mengambil daya beli dari rumah tangga


masyarakat untuk rumah tangga negara dan
kemudian memelihara hidup masyarakat untuk
membawanya ke arah tertentu.
Apa saja syarat yang harus dipenuhi dalam
pembuatan peraturan pajak agar dipandang
adil?
Syarat Pembuatan Undang-Undang Pajak
Syarat yang harus dipenuhi adalah:

1. Syarat Keadilan

2. Syarat Yuridis

3. Syarat Ekonomis

4. Syarat Finansial
Syarat Pembuatan Undang-Undang Pajak
1. Syarat Keadilan
Syarat pemungutan pajak pada umumnya harus adil dan merata yaitu
dikenakan kepada Orang Pribadi sebanding dengan kemampuannya
untuk membayar (ability to pay) pajak tersebut dan sesuai dengan
manfaat yang diterimanya.
Syarat Keadilan dibagi menjadi 2, yaitu:

• Keadilan Horizontal • Keadilan Vertical


Wajib Pajak yang mempunyai Wajib Pajak yang mempunyai
kemampuan membayar (gaya kemampuan membayar (gaya
pikul) sama harus dikenakan pikul) tidak sama harus
pajak yang sama. dikenakan pajak yang tidak
sama.
Syarat Pembuatan Undang-Undang Pajak
2. Syarat Yuridis
Yaitu pemungutan pajak harus berdasarkan UU
karena bersifat dapat memaksa, serta hak dan
kewajiban Wajib Pajak maupun petugas pajak
harus diatur di dalamnya.
Syarat Pembuatan Undang-Undang Pajak
3. Syarat Ekonomis
Yaitu pungutan pajak harus menjaga
keseimbangan kehidupan ekonomis dan jangan
sampai mengganggu kehidupan ekonomis dari
Wajib Pajak.
Syarat Pembuatan Undang-Undang Pajak
4. Syarat Finansial
Sesuai dengan fungsi pajak sebagai sumber
penerimaan negara, maka biaya yang dikeluarkan
untuk pemungutan/penetapan pajak hendaknya
lebih kecil dari penerimaan pajak agar ada
penerimaan yang masuk ke kas negara/daerah.
Stesel Pajak

Stelsel merupakan suatu cara untuk menghitung


besarnya pajak yang harus dibayarkan oleh Wajib
Pajak.
Stelsel Pemungutan Pajak
Dalam pemungutan pajak, khususnya pajak
penghasilan dikenal 3 macam stelsel pajak, yaitu:

1. Riel Stelsel (Stelsel Nyata)

2. Fictieve Stelsel (Stelsel Fiktif)

3. Stelsel Campuran
Stelsel Pemungutan Pajak
1. Riel Stelsel (Stelsel Nyata)
• Dalam stelsel nyata pengenaan pajak didasarkan
pada penghasilan yang sebenarnya dari Wajib
Pajak.

• Pemungutan pajak dengan sistem ini dilakukan


pada akhir tahun pajak setelah penghasilan dari
Wajib Pajak diketahui.
Stelsel Pemungutan Pajak
1. Riel Stelsel (Stelsel Nyata)
• Kelemahan: • Kelebihan:
Pemungutan pajak baru dapat Besarnya pajak yang dipungut
dilakukan pada akhir tahun sesuai dengan besarnya pajak
pajak/periode pajak, padahal yang sesungguhnya terutang
pemerintah membutuhkan karena pemungutan pajak
penerimaan pajak ini untuk dilakukan setelah tutup buku,
membiayai pengeluaran sehingga penghasilan yang
sepanjang tahun dan tidak sesungguhnya telah diketahui.
hanya pada akhir tahun saja.
Stelsel Pemungutan Pajak
2. Fictieve Stelsel (Stelsel Fiktif)
• Pada stelsel fiktif, pengenaan pajak didasarkan
pada suatu anggapan (fiksi).

• Anggapan yang dimaksud disini dapat bermacam-


macam, tergantung peraturan perpajakan yang
berlaku. Contohnya adalah anggaran pendapatan
tahun berjalan.
Stelsel Pemungutan Pajak
2. Fictieve Stelsel (Stelsel fiktif)
• Kelemahan: • Kelebihan:
Besarnya pajak yang dipungut Pemungutan pajak sudah
belum tentu sesuai dengan dapat dilakukan pada awal
besarnya pajak yang tahun pajak/periode pajak,
sesungguhnya terutang karena karena berdasarkan pada
pemungutan pajak dilakukan suatu anggapan, sehingga
berdasarkan suatu anggapan penerimaan pajakk oleh
bukan penghasilan yang pemerintah ini untuk
sesungguhnya. membiayai pengeluaran
sepanjang tahun dan tidak
hanya pada akhir tahun saja.
Stelsel Pemungutan Pajak
3. Stelsel Campuran
• Merupakan kombinasi antara stelsel nyata dengan
stelsel fiktif.

• Pada awal tahun, perhitungan pajak menggunakan


stelsel fiktif.
Pada akhir tahun, perhitungan pajak menggunakan
stelsel nyata.
Stelsel Pemungutan Pajak
3. Stelsel Campuran
• Kelemahan: • Kelebihan:
Adanya tambahan pekerjaan Pemungutan pajak sudah
administrasi karena dapat dilakukan pada awal
perhitungan pajak dilakukan tahun pajak, dan besarnya
dua kali, yaitu pada awal dan pajak yang dipungut sesuai
akhir tahun pajak atau periode dengan besarnya pajak yang
pajak. sesungguhnya terutang karena
dilakukan penghitungan
kembali pada akhir tahun
pajak setelah penghasilan yang
sesungguhnya diketahui.

Anda mungkin juga menyukai