Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEWAJIBAN (PENGUKURAN, PENGAKUAN, DAN PENYAJIAN)


Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi
Dosen Pengampu : Siti Khairani, S.E.Ak,M,Si

Disusun Oleh:
Verah Yani (2024210022)
Nufikha Ayu Mawarti (2024210034)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MULTI DATA PALEMBANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Kewajiban (Pengukuran, Pengakuan,
Penyajian)”. Adapun tujuan kami membuat makalah ini untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen mata kuliah Teori Akuntansi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Kami juga
meminta maaf apabila ada kesalahan penulisan atau kata-kata yang kurang berkenaan
dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk kritik dan
saran yang membangun dari berbagai pihak.
Demikianlah pengantar ini kami sampaikan. Semoga makalah kami yang berjudul
“Kewajiban (Pengukuran, Pengakuan, Penyajian)”. ini dapat memberikan manfaat
juga menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.
 
                                                                     

  Hormat Kami,
 
Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL.........................................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................
1.1 Latar Belakang...............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................
1.3 Tujuan.............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kewajiban.....................................................................................
2.2 Karakteristik Kewajiban.................................................................................
2.3 Faktor Muncul Atau Terjadinya Liabilitas Atau Kewajiban..........................
2.4 Pengukuran, Pengakuan, dan Kewajiban.......................................................
BAB III PENUTUP....................................................................................................
3.1 Kesimpulan......................................................................................................
3.2 Saran................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seperti aset, kewajiban merupakan elemen neraca yang akan membentuk
informasi sematik berupa posisi keuangan bila dihubungkan dengan elemen yang
lain yaitu aset dan ekuitas atau pos-pos rinciannya. Kewajiban
merespresentasikan sebagian sumber dana dari aset badan usaha berupa potensi
jasa manfaat fisik dan non-fisik yang memampukannya untuk menyediakan
barang dan jasa. Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai
konsekuensi dari kontrak mengingatatau atau peraturan perundangan. tugas atau
tanggung jawab untuk bertindak atau melakukansesuatu pengorbanan ekonomis
yang harus dilakukan perusahaan karena tindakan atautransaksi sebelumnya.
Pengorbanan ekonomis dapat berbentuk penyerahan utang, aktiva lain jasa-jasa,
atau melakukan pekerjaan tertentu.tindakan atau transaksi sebelumnya itu dapat
berupa uang, barang atau jasa, diakuinya suatu beban atau kerugian.

2.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu kewajiban
2. Apa saja karakteristik dari kewajiban
3. Faktor apa saja yang muncul dari kewajiban atau liabilitas?
4. Bagaimana konsep dari pengukuran, pengakuan dan penyajian dalam
kewajiban?

3.3 Tujuan
1. Menyelesaikan tugas mata kuliah Teori Akuntansi
2. Mengetahui apa itu kewajiban
3. Mengetahui apa saja karakteristik dari kewajiban
4. Mengetahui factor yang muncul pada saat terjadinya kewajiban
5. Mengetahui konsep dari pengakuan, pengukuran dan penyajian kewajiban
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kewajiban


Menurut SFAC (Statements of Financial Accounting Concept) No.3 kewajiban
adalah pengorbanan manfaat ekonomis yang terjadi di masayang akan datang yang
timbul dari kegiatan masa lalu entitas ketika terjadi transfer aktiva atau ketika entitas
menerima jasa dari entitas lain. FASB (Financial Accounting Standards Board)
mendefinisikan kewajiban sebagai pengorbanan manfaat ekonomi masa datang yang
cukup pasti yang timbul dari keharusan sekarang suatu kesatuan usaha untuk
mentransfer aset atau menyediakan / menyerahkan jasa kepada kesatuan lain di masa
datang sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu. Sedangkan menurut IASC
(The International Accounting Standards Committlee) , kewajiban adalah utang saat
ini yang timbul dari kejadian perusahaan di masa lalu yang diharapkan hasilnya
menjadi aliran keluar sumber daya manfaat ekonomi.

2.2 Karakteristik Dasar Kewajiban


a. Suatu objek harus memuat tanggung jawab kepada pihak lain yang
mengharuskan entitas bisnis untuk melunasi, menunaikan atau melaksanakan
tanggung jawab tersebut dengan cara mengorbankan manfaat ekonomisnya di
masa depan untuk dapat dikategorikan sebagai kewajiban. Karakteristik ini
ditambahkan oleh (de Quidt, Fetzer et al. 2015) yang menyatakan bahwa
kewajiban terjadi akibat hubungan antara dua pihak atau lebih.
b. Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu pengorbanan ekonomi masa
datang harus timbul akibat keharusan sekarang. Makna dari sekarang disini
adalah waktu, yaitu tanggal pelaporan keberadaannya. Beberapa keharusan
yang tercakup dalam pengertian kewajiban ini adalah keharusan kontraktual,
keharusan konstruktif, keharusan demi keadilan keharusan bergantung atau
bersyarat. Meskipun secara definisi keharusan-keharusan ini menimbulkan
kewajiban, namun tidak semua kewajiban diakui dalam akuntansi.
c. Kewajiban juga timbul akibat kejadian masa lalu. Kewajiban yang berasal dari
kegiatan konstruktif harus diakui saat ini untuk menjadi dasar pembayaran
kewajiban tersebut dimasa depan.
d. Nilai jatuh tempo telah ditentukan melalui estimasi atas kewajiban, yang
didasarkan pada jumlah kewajiban dan jangka waktu pelunasan kewajiban.
Karakteristik pendukung kewajiban lainnya adalah :
a. Keharusan untuk membayar dalam bentuk kas
b. Identitas terbayar jelas
c. Berkekuatan hukum

2.3 Faktor muncul atau terjadinya liabilitas atau kewajiban


Menurut Kohler (1970) hutang atau liabilitas terjadi karena beberapa faktor berikut
ini:
1. Kewajiban legal / kontrak (contractual liabilities)
Kewajiban legal adalah hutang yang timbul karena adanya ketentuan formal
berupa peraturan hukum untuk membayar kas atau menyerahkan barang (jasa)
kepada entitas tertentu.
2. Kewajiban konstruktif (constructive liabilities)
Kewajiban konstruktif timbul karena kewajiban tersebut sengaja diciptakan
untuk tujuan/kondisi tertentu, meskipun secara formal tidak dilakukan melalui
perjanjian tertulis untuk membayar sejumlah tertentu di masa yang akan
datang.
3. Kewajiban equitable
Kewajiban equitable adalah hutang yang timbul karena adanya kebijakan yang
diambil oleh perusahaan karena alasan moral / etika dan perlakuannya
diterima oleh praktik secara umum.
2.4 Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Kewajiban
Konsep pengakuan, pengukuran dan penilaian kewajiban pada dasarnya sama dengan
konsep aset, yaitu melalui tiga tahapan perlakuan : penangguhan, penelusuran dan
pelunasan.
1. Pengakuan
Menurut Suwardjono 2005 memberikan empat kaidah pengakuan untuk
menunjukkan pengakuan kewajiban yaitu :
a. Adanya dasar hukum
Keberadaan dasar hukum maksudnya terdapat dasar hukum yang
meyakinkan untuk mengakui adanya kewajiban. Dalam hal ini, adanya
faktur pembelian dapat menjadi dasar hukum yang meyakinkan untuk
mengakui kewajiban.
b. Keterterapan konsep dasar konservatisme
Keterterapan konsep dasar konservatisme maksudnya disini berkaitan
dengan keterandalan. Dalam konsep konversatisme kerugian dapat segera
diakui sedangkan untung tidak.
Contohnya :
kewajiban jaminan suku cadang sudah dapat diakui, meskipun belum
terjadi.
c. Ketertentuan substansi ekonomi transaksi.
Ketertentuan substansi ekonomi transaksi berkaitan dengan relevansi
informasi. Utang sewa guna dapat diakui pada saat transaksi meskipun
tidak ada transfer hak milik.
d. Keterukuran nilai kewajiban.
Keterukuran nilai kewajiban maksudnya adalah kewajiban tersebut datang
secara pasti dan nilai rupiahnya dapat diukur.
Kewajiban mengandung arti kemungkinan terjadinya pengorbanan sumber ekonomi
masa depan sejumlah nilai pokok yang harus dilunasi ( Caddy 2000 ). Hendriksen
dan Van Breda (1991) dalam ( Suwardjono 2005 ) menunjukkan waktu pengakuan
kewajiban yaitu :
a. Pada saat penandatanganan kontrak, atau ketika hak dan kewajiban telah
mengikat
b. Bersamaan dengan pengakuan biaya apabila barang dan jasa yang menjadi
penyebab timbulnya biaya kewajiban, sebelumnya belum dicatat sebagai asset
c. Bersamaan dengan pengakuan aset
d. Pada akhir perioda karena penggunaan asas akrual melalui proses
penyesuaian.
Pengakuan Kewajiban menurut FASB dicontohkan pada keadaan – keadaan
kebergantungan rugi (loss contingencies) yang berpotensi memicu pengakuan
kewajiban yaitu:
a. Ketertagihan piutang usaha
b. Keharusan berkaitan dengan jaminan produk dan kerusakan produk
c. Risiko rugi atau kerusakan properitas (fasilitas) kesatuan usaha akibat
kebakaran, ledakan dan bahaya lainnya
d. Ancaman pengambil-alihan aset oleh pemerintah
e. Persengketaan yang memberatkan atau menunggu keputusan
f. Klaim atau pungutan yang telah diajukan / dikenakan atau yang mungkin
(possible) terjadi
g. Risiko rugi akibat bencana yang ditanggung oleh perusahaan asuransi
kerugian dan kecelakaan dan perusahaan reasuransi.
h. Jaminan atas utang pihak lain
i. Perjanjian untuk membeli kembali piutang atau aset yang terkait yang telah
dijual.

2. Pengukuran
Menurut (Suwardjono 2005) dan didukung oleh (Gillman and Hogan 1999)
menyatakan bahwa pengukuran yang paling objektif untuk menentukan kos
kewajiban pada saat terjadinya adalah penghargaan sepakatan (measured
considerations) dalam transaksi tersebut dan bukan jumlah rupiah pengorbanan
ekonomis di masa depan.
Penghargaan ini berlaku untuk kewajiban jangka panjang. Kos penundaan
dianggap tidak cukup material sehingga jumlah rupiah kewajiban yang diakui
akan sama dengan jumlah rupiah pengorbanan sumber ekonomis (kas) masa
depan untuk kewajiban jangka pendek.
Penghargaan sepakatan suatu kewajiban merefleksikan nilai setara tunai atau
nilai sekarang (current value) kewajiban yaitu jumlah rupiah pengorbanan
sumber ekonomi seandainya kewajiban dilunasi pada saat terjadinya. Berikut ini
adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran:
 Kewajiban dalam pembelian kredit
Dalam pembelian aset, pengukuran yang objektif adalah kos tunai atau
kos tunai implisit. Kewajiban juga harus diukur sesuai dengan aset.
 Diskon atau premium utang obligasi
Untuk suatu kontrak dengan pokok pinjaman dan bunga periodik,
pengukuran yang tepat adalah kos tunai implisit.
 Diskon obligasi
Diskon obligasi dilaporkan sebagai pengurang nilai nominal dalam
obligasi di neraca
 Premium obligasi
Premium obligasi sendiri apabila belum diamortisasi merupakan utang.
Kewajiban moneter dan nonmoneter
Kewajiban sendiri dapat bersifat moneter maupun nonmoneter :
a. Kewajiban moneter
Kewajiban moneter merupakan kewajiban yang pengorbanan sumber
ekonomi masa datangnya berupa kas dengan jumlah rupiah dan saat
yang pasti
b. Kewajiban nonmoneter
Kewajiban nonmoneter adalah kewajiban untuk menyediakan barang
dan jasa dengan jumlah dan saat yang cukup pasti yang biasanya timbul
karena penerimaan pembayaran dimuka untuk barang dan jasa tersebut.

3. Penilaian
Jika pengukuran mengacu pada penentuan nilai keharusan sekarang pada saat
terjadinya, penilaian mengacu pada penentuan nilai keharusan sekarang pada
setiap saat terjadinya kewajiban sampai dilunasinya kewajiban. Makin
mendekati saat jatuh tempo, nilai kewajiban akan makin mendekati nilai
nominal. Jadi, penilaian kewajiban pada saat tertentu adalah penentuan jumlah
rupiah yang harus dikorbankan seandainya pada saat tersebut kewajiban harus
dilunasi.
Atribut Penilaian Menurut FASB
 Nilai pasar sekarang (current market value)
 Nilai pelunasan neto (net settlement value)
 Nilai diskunan aliran kas masa datang (discounted value of future cash
flows)
Basis (atribut) penilaian
a. Harga pasar sekarang
Berbagai kewajiban yang melibatkan komoditas dan surat-surat berharga.
Contoh pos yang terpaut :
Kewajiban penerbit opsi sebelum jangka opsi habis dan beberapa
kewajiban pedagang efek.
b. Nilai pelunasan neto
Berbagai kewajiban yang melibatkan jumlah rupiah yang cukup pasti tetap
waktu pelunasannya tidak cukup pasti.
Contoh pos yang terpaut :
Utang usaha, utang garansi dan utang wesel jangka pendek.
c. Nilai diskunan aliran kas masa datang
Kewajiban moneter jangka panjang jumlah rupiah maupun saat
pembayaran cukup pasti.
Contoh pos yang terpaut :
Utang obligasi, dan utangwesel jangka panjang.
Penilaian kewajiban setiap saat dalam periode dari saat pengakuan sampai
pelunasan. Penentuan jumlah rupiah pengorbanan ekonomis (keharusan
sekarang) setiap saat seandainya pada saat tersebut kewajiban harus dilunasi.
Penentuan nilai pelunasan sekarang (NPS)

4. Pelunasan
Pelunasan adalah tindakan atau upaya yang sengaja dilakukan oleh
kesatuan usaha sehingga bebas dari kewajiban tersebut. Pelunasan biasanya
pemenuhan secara langsung kepada pihak yang berpiutang. Pelunasan
menjadikan kewajiban tersebut hapus, tiada atau lenyap secara langsung.
Beberapa kewajiban menjadi batal atau kesatuan usaha menjadi bebas dari
kewajiban lantaran penghapusan seluruhnya / sebagian, kompromi,
penimbulan / pengakuan kewajiban baru / pengganti, pengambilalihan
kewajiban oleh pihak lain atau restrukturisasi utang. FASB menentukan
kriteria lenyapnya suatu kewajiban sebagai berikut :
a. Debitor membayar / melunasi kreditor dan bebas dari semua keharusan
yang berkaitan dengan utang.
b. Debitor telah dibebaskan secara hukum dari statusnya sebagai penanggung
utang baik keputusan pengadilan maupun oleh kreditor dan dapat
dipastikan bahwa debitor tidak akan diharuskan melakukan pembayaran di
masa datang yang berkaitan dengan utang.
c. Debitor menaruh kas atau aset lainnya yang tidak dapat ditarik kembali
dalam suatu perwakilan yang semata-mata digunakan untuk pelunasan
pembayaran bunga serta pokok suatu pinjaman tertentu dan sangat kecil
kemungkinan bagi debitor untuk diharuskan lagi melakukan pembayaran
di masa datang yang berkaitan dengan pinjaman tersebut.
Kriteria pelenyapan kewajiban menurut SFAS No.76 (pararaf 3) :
a. Transfer aset (finansial atau nonfinansial) sebagai pemenuhan tugas atau
keharusan
b. Dibebaskan secara yuridis
c. Pengambil-alihan oleh pihak lain (obligor lain)
d. Pembentukan dana pelunasan sampai titik pembebasan substantif

5. Penyajian
Secara umum, kewajiban disajikan dalam neraca atas dasar urutan dari
yang paling likuid seperti pada penyajian aset. PSAK No. 1 (pasal 39)
menegaskan bahwa layaknya aset lancar yang disajikan menurut likuiditas,
sementara kewajiban disajikan menurut urutan masa jatuh temponya. Secara
klasifikasi, kewajiban jangka pendek disajikan lebih dahulu daripada
kewajiban jangka panjang. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan
pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi likuiditas kewajiban
perusahaan.
Dari segi urutan perlindungan dan jaminan (sequence of protection), utang
yang dijamin pada umumnya disajikan lebih dahulu untuk menunjukkan
bahwa dalam hal terjadi likuidasi utang ini harus dibayar lebih dahulu. Dan
juga dari sudut urutan perlindungan, kewajiban disajikan lebih dahulu
daripada ekuitas.
PSAK No. 1 juga menyatakan bahwa semua kewajiban yang tidak
memenuhi kriteria sebagai kewajiban jangka pendek harus diklasifikasikan
sebagai kewajiban jangka panjang. Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai
suatu kewajiban jangka pendek jika diperkirakan akan diselesaikan dalam
jangka waktu satu siklus operasi perusahaan atau jatuh tempo dalam jangka
waktu dua belas bulan dari tanggal neraca.
Menurut PSAK No.1 (paragraf 4), kewajiban dapat diklasifikasikan sebagai
kewajiban lancar apabila :
a. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi
perusahaan
b. Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca
Sedangkan dalam (paragraf 47) kewajiban berbunga jangka panjang tetap
diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang walaupun akan jatuh
tempo dalam 12 bulan apabila :
a. Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua
belas bulan
b. Perusahaan bermaksud membiayai kembali kewajibannya dengan
pendanaan jangka panjang
c. Maksud tersebut pada nomor didukung dengan perjanjian pembiayaan
kembali atau penjadwalan kembali pembayaran yang resmi disepakati
sebelum laporan keuangan disetujui
Kriteria tersebut diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu
siklus normal operasi perusahaan, atau jatuh tempo dalam jangka waktu
dua belas bulan dari tanggal neraca.

 Penyajian Kewajiban Lancar


Dalam praktek, kewajiban lancar biasanya dicatat dalam catatan akuntansi
dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada nilai penuh jatuh temponya.
Karena singkatnya periode waktu yang terlibat, yang sering kali kurang dari
satu tahun. Akun kewajiban lancar biasanya disajikan sebagai klasifikasi
pertama dalam kelompok kewajiban dan ekuitas pemegang saham di neraca.
Dalam kelompok kewajiban lancar akun - akun itu dapat dicantumkan
menurut jatuh temponya, dalam jumlah yang menurun, atau menurut prefensi
likuiditasnya.
 Penyajian Hutang Jangka Panjang
Perusahaan yang mempunyai banyak terbitan hutang jangka panjang dalam
jumlah besar seringkali hanya melaporkan satu akun dalam neraca dan
mendukungnya dengan komentar serta skedul dalam catatan yang
menyertainya. Pengungkapan catatan umumnya berisi dari kewajiban, tanggal
jatuh tempo, suku bunga, provisi penarikan, pembatasan yang dilakukan oleh
kreditor, dan aktiva yang disepakati atau digadaikan sebagai jaminan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kewajiban mempunyai tiga karakteristik utama yaitu pengorbanan manfaat
ekonomimasa datang, menjadi keharusan sekarang dan timbul akibat transaksi
ataukejadian masalampau$engertian kewajiban merupakan bayangan cermin
pengertian aset. Transaksi atau kejadian masa lalu menimbulkan penguasaan
sekarang perolehan manfaat ekonomik masa datanguntuk aset sedangkan untuk
kewajiban hal tersebutmenimbulkan keharusan sekarang pengorbanan manfaat
ekonomik masa datang
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/13569509/Teori_Akuntansi_Bab_6_Konsep_Kewajiban
https://www.academia.edu/34949714/
MAKALAH_KEWAJIBAN_TEORI_AKUNTANSI

Anda mungkin juga menyukai