Anda di halaman 1dari 5

IMPERFECTIONS OF ACCOUNTING REGULATION

Regulasi pasar akan dibenarkan jika terjadi kegagalan pasar (misalnya dalam kasus barang
publik) atau jika pasar bebas menghasilkan sesuatu yang tidak sesuai dengan tujuan sosial.
Ironisnya, produksi yang diregulasi dan keputusan harga tidak menjawab secara optimal
masaalh yang tidak terselesaikan oleh free market pricing system. Inilah paradoks regulasi.
Ekonom menyimpulkan mustahil menurunkan kebijakan regulasi yang diketahui akan
memaksimalkan kesejahteraan sosial. Ini agaknya kesimpulan yang suram merupakan subyek
dari Arrow yang dikenal dengan Impossibility Theorem. Sekali free market pricing
system ditinggalkan tidak ada jalan untuk menentukan agregat pilihan masyarakat. Jika sistem
harga bekerja, maka agregat pilihan masyarakat diungkapkan melalui
keseimbangan demand dan supply, dan sumber daya yang dialokasikan menyelaraskan harga
pasar. Tidak ada aturan yang dapat dibandingkan pada pasar yang diregulasi, dan untuk alasan
ini, sulit untuk menilai keuntungan pasar diregulasi. Karena paradoks ini, juga mustahil untuk
mengetahui jika regulasi akuntansi menghasilkan kuantitas dan kualitas pelaporan keuangan
yang optimal.
Ekonomi berargumen bahwa barang publik yang ditawarkan pada pasar diregulasi akan over-
produksi. Hal ini bertolak belakang dengan dengan under-produksi pada pasar non-regulasi,
menjadi paradok kedua dari regulasi. Alasan over-produksi adalah demand akan dilaporkan
lebih tinggi (dari sebenarnya) karena pemasok barang publik di bawah aturan dengan normal
disubsidi (bahkan tidak ada biaya). Pengguna melaporkan lebih permintaan dan pilihan real
mereka, karena barang tersebut gratis bagi mereka. Karena informasi akuntansi bersifat barang
bebas, terdapat sebuah bahaya nyata kelebihan produksi informasi akuntansi yang terjadi di
pasar diregulasi. Misalnya pengguna informasi akuntansi, termasuk analis keuangan dapat
berargumen memiliki bisa berinisiatif melakukan permintaan untuk informasi yang gratis
mengenai peruisahaan.
Untuk menentukan kebijakan akuntansi, FASB dapat dengan mudah diperdaya mengenai
tingkat permintaan real untuk kebijakan akuntansi alternatif atau baru, karena pengguna tidak
membayar secara langsung untuk itu. FASB juga harus disadarkan dari masalah kelebihan
produksi informasi atau apa yang disebutstandar overload, terutama yang berdampak lebih
kecil, perusahaan yang tidak terpublikasi. Saat ini, hanya keringanan yang dikecualikan dari
beberapa perusahaan yang secara dekat dari suplemen pengungkapan.
Kecenderungan kelebihan produksi pada pasar diregulais bisa dihindari hanya jika sistem harga
dapat dipaksakan pada barang publik, menciptakan para pembeli yang secara efektif termasuk
yang mengkonsumsi barang tersebut. Televisi kabel adalah sebuah contoh bagaimana
pemaksaan ini dapat diselesaikan dengan sinyal televisi. Kuncinya adalah memperkuat hak
properti atas barang sehingga yang bukan pembeli tidak termasuk ke dalam yang bisa
mengkonsumsi secara gratis. Artinya dalam akuntansi, seharusnya ada arsip laporan
perusahaan yang ada di SEC dan mengenakan bea bagi pengguna yang ingin memperbanyak.
Jika informasi akuntansi dijual, terdapat insentif bagi pengguna untuk tidak melepaskan
informasi pada free riders. Dengan cara ini permintaan riil terhadap informasi dapat ditentukan
dan biaya produksi dapat ditutup kembali dari pengguna riil informasi akuntansi. Sistem arsip
elektronik SEC (EDGAR) merupakan teknologi yang mulai memfasilitasi penciptaan hak properti
atas pelaporan keuangan , dimana pengguna dikenakan bea untuk mengaksesnya.
Sebagai rangkuman, konsekuensi negatif dari regulasi akuntansi yang diterapkan pada barang
publik
Kemungkinan kelebihan alokasi sumber daya sosial kepada produksi dari informasi
akuntansi yang tersedia bebas di masyarakat.
Transfer kesejahteraan dari non-pengguna ke pengguna informasi akuntansi. Transfer
kesejahteraan terjadi karena pengguna memperoleh manfaat dari informasi akuntansi
yang bebas pada saat non-pengguna secara mutlak membayar biaya produksi. Tetapi
juga akan menjadi biaya sosial kalau tidak mengatur pelaporan keuangan, bila terjadi
kegagalan pasar atau apabila tujuan sosial yang diinginkan tidak ditemui pada pasar
bebas
THE REGULATORY PROCESS
Regulasi pada dasarnya adalah sebuah aktivitas politik. Ia tidak dimaksudkan sebagai kecaman
atau mengejutkan karena regulasi menjalankan kepentingan publik. Bagaimanapun, tidak jelas
secara persis apakah pengertian dari kepentingan publik. Karena kesejahteraan tidak dapat
diukur (the Impossible Theorem), tidak ada kriteria untuk menentukan apakah kebijakan yang
akan memaksimalkan kepentingan publik. Konsekuensinya, gagasan kepentingan publik paling
baik dipahami dalam konteks politik dan dengan merujuk kepada kenyataan redistribusi laba
dan kesejahteraan yang dianjurkan. Tidak ada cara untuk menentukan regulasi akuntansi yang
optimal dan regulasi menjadi hasil sebuah proses politik sebagaimana proses ekonomi.
Sikap Dasar Politik dari Regulasi
Tradisi demokrasi di AS dimana setiap due-process merupakan unsur yang penting dalam
proses regulasi. Dalam menyusun kebijakan, sebuah agen regulasi mencoba melibatkan semua
bagian yang terpengaruh oleh deliberasi, hal ini penting untuk menjaga llegitimasi dari proses
regulasi. Dengan kata lain setiap orang yang terpengaruh oleh kebijakan mempunyai
kesempatan memberikan masukan pada proses pembuatan keputusan. Tradisi due-
process kembali pada agen federal, the Interstate Commerce Commission, yang menganjurkan
sebuah metode operasi bagi badan peregulasi (termasuk prinsip due-process) adalah lebih
penting bagi kelangsungan politik sendiri daripada keputusan aktual yang dibuat.
Beberapa anggota profesi akuntansi percaya bahwa penyusunan kebijakan akuntansi adalah
netral dan a-politis. Pandangan yang lebih luas adalah bahwa kebijakan akuntansi tidak dapat
mengelak dari politik karena pada dasarnya adalah negosiasi. Chapter 3 memperlihatkan
kegagalan CAP dan APB sebagai badan peregulasi karena kekurangan struktur politik yang
diperlukan untuk memastikan kelangsungan keberadaannya. Satu hal mereka memiliki
kewajiban yang lemah dalam me-regulasi pelaporan keuangan. Hingga penerbitan ASR 150
tahun 1973, SEC belum secara resmi menguasakan penyusunan standar kepada sektor swasta.
Apa yang terjadi adalah sebuah aliansi informal dimana SEC secara diam-diam menerima
standar akuntansi seperti arsip SEC. Secara berkala SEC tertarik dengan standar yang spesifik.
Kredit pajak investasi dihasilkan dalam situasi seperti itu. Karena aturan ini, otoritas AICPA
untuk me-regulasi sangat lemah.
Dari titik pandang regulasi, FASB jauh lebih sukses dari kedua badan terdahulu. Standar yang
disyahkan SEC dalam ASR 150 due-process dipakai sebagai prosedur standar dalam perdebatan
dan pengembangan kebijakan akuntansi. Sebagai sebuah sistem resmi pembuatan keputusan
dengan due-process sangat lamban, tapi inilah sifat dasar dari politik demokrasi. Arrow merujuk
kecenderungan ini sebagai demokratic paralysis. Regulasi di bawah sistem due-process berjalan
lambat, tetapi mencapai konsensus memberi legitimasi pada regulasi. Mekanisme due-
process telah terlembaga dalam struktur organisasi FASB.
Perilaku Regulasi
Capture theory dan life-cycle theory dalam regulasi berargumen bahwa kelompok pada akhirnya
akan teregulasi dan menggunakan proses regulasi untuk memajukan kepentingannya. Jika hal
ini terjadi proses regulasi dipertimbangkan untuk ditangkap. Teori siklus hidup menyatakan
bahwa agen regulasi akan melewati beberapa tahapan yang berbeda. Meskipun dimulai dengan
kepentingan publik, regulasi akan menjadi instrumen untuk melindungi kelompok yang
diregulasi. Bagian yang teregulasi dan agen regulasi akan melihat kepentingan mereka
bertemu. Menjadi sulit bagi pembuat regulasi untuk menjadi independen sejati karena
kelangsungan agen regulasi sendiri tergantung pada seberapa baik kebijakan diterima oleh
kelompok yang teregulasi. Yang sering terjadi, badan peregulasi melindungi kelompok
teregulasi dari persaingan. Perilaku ini diamati pada agen regulasi yang lebih tua sebelum
dideregulasi, misalnya the Interstate Commerce Commission yang mengatur transportasi darat,
the Federal Aviation Agency yang mengatur transportasi udara, dan the Federal
Communications Commissions yang mengatur perizinan radio dan televisi. Perilaku ini pada
kedua sisi, peregulasi dan kelompok yang diregulasi dijelaskan dengan self-interest theory dari
perilaku politik.
Capture theory dan life-cycle theory telah diterapkan dalam regulasi akuntansi. Sejak tahun
1976 sampai 1978 Kongres AS memeriksa dugaan regulasi akuntansi dikangkangi the Big Eight
group KAP. Sebagai auditor yang berkuasa dari perusahaan publik terdaftar, kelompok ini
memiliki kepentingan yang luas dalam permainan kebijakan. Ditambah lagi, sebelum FASB,
regulasi akuntansi terutama dilakukan oleh komite AICPA, yang tidak diragukan lagi sangat
dipengaruhi oleh the big 8. Dengan implementasi independensi FASB, argumen teori capture
banyak kehilangan validitasnya. Pada saat hearing, FASB telah beroperasi beberapa tahun.
Beberapa perubahan dibuat dalam menanggapi hearing Kongres, misalnya restrukturisasi AICPA
untuk mengurangi dominasi the big 8, dan meningkatkan self-regulation oleh AICPA. Tapi
status quo dalam regulasi akuntansi yang masih ada diteliti dengan cermat secara terpisah dari
Kongres karena capture theory dan life-cycle theory sedikit dapat diaplikasikan dalam pelaporan
keuangan. Sejumlah kelompok terpengaruh secara tidak langsung dengan regulasi akuntansi,
menjadi lebih luas dan beragam dari yang ada pada industri yang diregulasi tradisional. Studi
kepatuhan pada FASB ditemukan bahwa the big 8 tidak memiliki kesamaan pandangan dan
kelompok ini tidak mendominasi kebijakan di FASB. Studi ini menyimpulkan pengambilan
keputusan di FASB adalah pluralistik. Auditor dan siapapun yang terpengaruh oleh regulasi
akuntansi serta perusahaan harus mematuhi regulasi, free riders yang menggunakan informasi
secara gratis untuk analisa investasi memiliki kepentingan yang berbeda, dimana tempat bagi
peregulator akuntansi adalah sebuah tempat yang lebih netral daripada industri yang diatur
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai