Anda di halaman 1dari 4

A.

Investasi pada Intrumen Ekuitas


1. Intrumen Ekuitas
PSAK 50 (revisi 2014) mendefinisikan instrument ekuitas sebagai setiap kontrak yang
memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya.
Investasi pada instrument ekuitas mencerminkan kepemilikan atas saham yang diterbitkan oleh
entitas lain. Pihak yang menerbitkan saham disebut investee sedang pihak yang memperoleh
kepemilikan saham disebut investor.
Sebagai salah satu bentuk intrument ekuitas, saham memberikan imbal balik yang
merupakan hak investor berupa dividen. Selain itu, investor juga memiliki hak suaru yang
memungkinkan investor untuk mempengaruhi kebijakan perusahaan. Besarnya pengaruh investor
atas kejadian perusahaan berbanding lurus dengan jumlah kepemilikan saham. Pada umumnya
kepemilikan saham di atas 50% memberikan pengaruh dominan atau pengendalian signifikan
investor atas kebijakan yang diambil investee.
2. Investasi saham
Tedapat berbagai kemungkinan dalam transaksi kepemilikan saham investee oleh investor.
Sebagai contoh bila perusahaan A membeli saham perusahaan B, maka terdapat 3 kemungkinan
perlakuan akuntansi untuk 3 situasi :
a. Bila pembelian saham oleh A tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perusahaan
B, maka A akan mengelompokkannya sebagai trading atau available for sale securities dan
perlakuan akuntansinya tunduk kepasa SAK 50 dan 55 (dicatat dengan nilai wajar fair value –
nya). Secara umum pembelian saham di bawah 20% dianggap tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan. (Yang terbaru tentang pengelompokkan investasi bisa dilihat di PSAK 71)
b. Bila pembelian saham oleh A mempunyai pengaruh signifikan terhadap perusahaan B, maka A
akan menggunakan metode wquity / ekuitas untuk mencatat investasi saham tersebut. Secara
umum pembelian saham antara 20% - 50% dianggap mempunyai pengaruh yang signifikan
c. Bila pembelian saham oleh A dimaksudkan untuk mengendalikan atau menguasai perusahaan B,
maka A harus menyusun laporan konsolidasi. Dalam laporan keuangannya tersendiri yang
disajikan sebagai tambahan atas laporan konsolidasian, A harus mencatat investasi saham
tersebut dengan metode cost atau mengikuti PSAK 55 (sebagai available for sale securities).
Pembelian saham di atas 50% dianggap dapat mengontol / menguasai perusahaan melalui
voting. Dalam situasi seperti ini terjadi hubungan induk – anak perusahaan.
Bila A dan B (investor) bersama – sama mengendalikan C (investee), disebut sebagai joint venture /
ventura bersama, maka baik A maupun B menggunakan metode ekuitas.
3. Entitas aosiasi (Associated Company)
Paragraf 3 PSAK 15 mendefinisikan entitas asosiasi sebagai suatu entitas, termasuk entitas
non korporasi seperti persekutuan, dimana investor mempunyai pengaruh yang signifikan dan bukan
merupakan entitas anak ataupun bagian partisipasi dalam ventura bersama. Yang dimaksud dengan
pengaruh signifikan adalah kemampuan atau kekuasaan untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan kebijakan keuangan dan operasional investee.
Keberadaan pengaruh yang signifikan oleh investor umumnya dibuktikan dengan satu atau
lebih cara berikut ini :
a. Keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisaris atau organ setara di investee
b. Partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termasuk partisipasi dalam pengambilan
keputusan tentang dividen atau distribusi lainnya
c. Adanya transaksi yang material antara investor dengan investee
d. Pertukaran personel manajerial, atau
e. Penyediaan informasi teknis pokok
Untuk menentukan adanya pengaruh yang signifikan, keberadaan hak suara potensial (waran,
opsi, convertible securities) yang dapat dieksekusi pada saat pembelian saham, harus diperhitungan.
B. Metode Pencatatan Atas Investasi Saham
1. Metode Biaya Dan Nilai Wajar (Cost dan Fair Value Method)
Perolehan saham yang tidak menimbulkan adanya pengaruh yang signifikan dicatat dengan
menggunakan metode cost atau metode fair value. Ketika tidak terdapat harga kuotasioan di pasar,
saham akan dicatat menggunakam metode cos. Sedangkan kalau tedapat harga kuotasioan, saham
dicatat menggunakan nilai wajar. Saham akan dikelompokkan ke dalam fair value through profit or
loss (Tranding securities) atau fair value through other comprehensive income (Available for sale).
Perbedaan di antara keduanya terletak pada perlakuan akuntansi untuk kenaikan atau penurunan
nilai wajar di akhir periode pelaporan. Kenaikan / penurunan nilai wajar trading securities disajikan
sebagai laba / rugi dalam Laporan Laba Rugi, sedangkan kenaikan / penurunan nilai wajar available
for sale securities disajikan sebagai other comprehensive income.
Metode biaya mengakui investasi sebesar biaya perolehannya. Pada periode selanjutnya,
investasi juga tetap diakui sebesar biaya perolehannya. Investasi akan berubah jika terdapat
penjualan, pembelian ataupun penurunan nilai. Pembagian dividen oleh investee tidak menambah
besaran investasi. Dividen yang diterima akan dibukukan sebagai pendapatan dividen.
Pada metode nilai wajar, investor juga akan mengakui investasi sebesar biaya perolehannya.
Secara umum perlakuan akuntansi pada metode nilai wajar sama dengan perlakuan akuntansi pada
metode biaya. Perbedaan antara metode biaya dan nilai wajar adalah pada pengakuan nilai investasi
pengakuan awal. Nilai investasi pada periode selanjutnya (setelah pengakuan awal) akan diakui
sebesar nilai wajarnya.
2. Metode Ekuitas (Equity Method)
Menurut PSAK 15 par 16, investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan
metode ekuitas, kecuali ketika investas tersebut diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai
dengan PSAK 58. Yang dimaksud dengan metode ekuitas menurut PSAK 15 par 3 adalah metode
akuntansi dimana investasi pada awalnya diakui sebesar biaya perolehannya dan selanjutnya
disesuaikan dengan perubahan net aset investee setelah pembelian saham.
Pada saat nilai ekuitas entital asosiasi meningkat maka nilai investasi juga akan meningkat
secara proporsional sesuai besaran kepemilikan. Nilai investasi juga akan menurun jika terdapat
penurunan nilai ekuitas entitas asosiasi. Bagian investor atas laba atau rugi investee diakui dalam
laporan laba atau rugi investor. Penerimaan distribusi dari investee (dividen) mengurangi nilai
tercatat investasi.
Penyesuaian terhadap nilai tercatat investasi juga dilakukan jika terdapat perubahan dalam
proporsi bagian investor atas investee yang timbul dari pendapatan komprehensif lain (other
comprehensive income) investee. Perubahan tersebut termasuk perubahan yang timbul dri revaluasi
aset tetap dan selisih penjabaran mata uang asing. Bagian investor atas perubahan tersebut diakui
dalam pendapatan komprehensif lain (other comprehensive income) investor.
Metode ekuitas sering disebut sebagai konsolidasi satu baris karena konsolidasi akun – akun
neraca diwakili dalam satu akun “Investment in S”, sedangkan konsolidasi akun – akun laporan laba
rugi diwakili oleh “Income from S”.

3. Alokasi dan Anortisasi Selisih Biaya Perolehan Investasi


Dalam transaksi perolehan investasi dapat terjadi imbalan yang diberikan (biaya perolehan)
investasi berbeda dengan proporsi nilai wajar net aset yang diperoleh atau nilai tercatat ekuitas. Bila
terdapat selisih antara imbalan yang diberikan (harga perolehan) dengan nilai aset neto teridentifikasi
yang diperoleh, maka selisih tersebut dialokasikan dnegan cara sebagai berikut :
a) Dialokasikan ke berbagai akun yang nilai tercatat dan nilai wajarnya berbeda
b) Bila masih terdapat selisih, dialokasikan ke goodwill
Alokasi aset teridentifikasi maupun liablitias yang diambil alih harus dilakukan secara
proporsional terhadap persentase kepemilikan. Dalam hal terdapat nilai aset neto yang diperoleh lebih
besar daripada imbala, maka timbul goodwill negatif dan akan diakui sebagai keuntungan pada tahun
berjalan oleh investor. Goodwill dalam metode ekuitas tidak tampak dalam akun tersendiri, melainkan
ada di dalam akun Investment in S.
Alokasi terhadap aset teridentifikasi akan bernilai positif jika wajarnya lebih tinggi dibandingkan
dengan nilai tercatatnya dan sebaliknya. Alokasi terhadap liabilitas yang diambil alih akan bernilai
negatif jika nilai wajarnya lebih tinggi apablia dibandingkan dengan nilai tercatatnya.
Setelah selisih harga perolehan dan aset neto yang diperoleh dialokasikan, maka berikutnya hasil
alokasi tersebut kemudian diamortisasi terhadap aset dan / atau liabilitas dengan umur manfaat yang
dapat diidentifikasi (depreciable). Amortisasi dilakukan agar nilai investasi investor pada akhirnya akan
sama dengan % kepemilikan dikalikan dengan nilai buku ekuitas investee.
Amortisasi daikui oleh investor dan berpengaruh terhadap nilai dan pendapatan investasi.
Amortisasi dilakukan dengan cara mendebet atau mngkredit pendapatan dari investee (Income from S)
dan mengkredit atau mendebet investasi pada investee (Investment in S) dengan jumlah yang sama.
Dengan eliminasi ini, selisih harga perolehan dengan aset neto yang diperoleh suatu saat akan habis,
sehingga saldo akun Investment in S di dalam bukunya P akan sama dengan % kepemilikan P dikalikan
dengan stockholdes` equity S.
Goodwill tidak diamortisasikan, tetapi tiap akhir periode dinilai kembali, karena goodwill yang
membentuk nilai tercatat investasi dalam entitas asosiasi tidak diakui secara terpisah, maka tidak
dilakukan pengujian secara terpisah dengan menerapkan persyaratan pengujian penurunan nilai
goodwill sesuai PSAK 48. Sebagai gantinya seluruh nilai tercatat investasi diuji penurunan nilai
berdasarkan PSAK 48 sebagai suatu aset tunggal dengan membandingkan recoverable amount dengan
nilai tercatatnya.

4. Transfer Aset Antara Investor dan Investee


Dalam hubungan bisnis antara investor dan investee seringkali terjadi transaksi di antara investor
dan investee. Transaksi tersebut dapat berupa jual beli aset ataupun jasa yang menghasilkan keuntungan
atau kerugian. Transaksi yang terjadi dengan investor sebagai penjual dan investee sebagai pembeli
disebut sebagai transaksi hulu (downstream). Sebalinya, jika dalam transaksi investee yang bertindak
sebagai penjual dan investor yang menjadi pembeli, maka disebut transaksi hilir (upstream). PSAK 15
par 19 menyatakan bahwa laba atau rugi yang dihasilkan dari transaksi antara investor dan investee
(upstream / downstreamatau dari hilir / hulu) diakui dalam laporan keuangan investor hanya sebesar
bagian investor lain dalam entitas asosiasi. Bagian investor atas laba atau rugi entitas asosiasi yang
dihasilkan dari transaksi – transaksi ini dieliminasi.

5. Interim Acquisition
Bila pembelian saham dilakukan tidak di awal tahu, maka perhitungan profit dari
investee dan amortisasi selisih harga perolehan atas nilai tercatat / nilai wajar dimulai pada
tanggal pembelian.

6. Investasi Melalui Kepemilikan Bertahap


Seorang investor mungkin memiliki pengaruh yang signifikan melalui beberapa tahap investasi.
Misalnya per 1 Januari 2016 A memiliki saham di B sebanyak 10% dan menggunakan metode cost
untuk investasi tersebut. Setahun kemudian A membeli lagi 15% saham B, sehingga total
kepemilikannya menjadi 25% dan diasumsikan A mempunyai pengaruh yang signifikan. Pada saat A
sudah mempunyai 25% kepemilikan saham, A harus mengguunakan metode ekuitas sehingga akun
investasi dan retained earning yang sebelumnya metode cost harus disesuaikan.
7. Penjualan Kepemilikan Saham pada Entitas Asosiasi (Sale of an equity interest)
Investor mengehntikan penggunaan metode ekuitas sejak tanggal investor tidak lagi memiliki
pengaruh signifikan atas entitas asosiasi dan kemudian mencatat sisa investasinya berdasarkan PSAK
55. Investor mengukur investasi yang tersisa pada entitas pada nilai wajarnya. Investor mengakui dalam
laporan laba rugi setiap selisih antara nilai wajar yang tersisa dan hasil pelepasan sebagian kepemilikan
pada entitas asosiasi dengan jumlah tercatat investasi pada tanggal hilangnya pengaruh signifikan.

8. Pembelian Saham Langsung dari Perusahaan, Bukan dari Pemegang Saham (Stock purchases
directly from the investee)
Bila investor membeli saham langsung dari perusahaan, bukan dari bursa atau pemegang saham,
maka hal itu akan menambah jumlah saham yang beredar dan mempengaruhi % perolehan saham.

9. Perusahaan Asosiasi dengan Saham Preferen (Investee corporation with preferred stock)
Jika entitas asosiasi menerbitkan saham preferen kumulatif uang dimiliki oleh pihak lain selain
investor dan diklasifikasikan sebagai ekuitas, maka investor menghitung bagiannya atas laba atau rugi
investee setelah penyesuaian atas dividen atas saham tersebut, terlepas apakah dividen tersebut telah
diumumkan atau belum.

10. Nilai Tercatat Investasi Negatif Pada Metode Ekuitas


Nilai tercatat investasi pada entitas aosiasi tidak boleh negatif akibat pengakuan bagian rugi
entitas asosiasi. Jika nilai tercatat investasi menjadi nol atau negatif akibat bagian terhadap rugi entitas
asosiasi sama dengan atau melebihi kepentingannya pada entitas asosiasi, maka investor menghentikan
pengakuan bagiannya atas rugi lebih lanjut. Setelah kepentingan entitas dikurangkan menjadi nol,
tambahan kerugian dicadangkan.
Jika entitas asosiasi kemudian hari mencatatkan laba, maka investor mulao mengakui bagiannya
atas laba tersebut setelah bagiannya atas laba tersebut melebihi bagian atas rugi yang belum diakui
(cadangkan).

Anda mungkin juga menyukai