Anda di halaman 1dari 15

Pend id i ka n P a n c asi l a

NAMA : MUHAMMAD FIRZA


KELAS : 2 AB
NPM : 062030501300
DOSEN PENGAMPU: FRANSISCA ULLY MARSHINTA, S.SOS., M.HUM
CATATAN PERBAIKAN REFLEKSI KASUS
BAIQ NURIL

• Kasus ini bermula saat Baiq Nuril dituduh menyebarkan rekaman percakapan telepon dengan
atasannya, Kepala SMAN 7 Mataram, H Muslim. Muslim ditengarai melakukan pelecehan
seksual secara verbal dalam percakapan itu. Tak terima tersebar rekaman percakapan itu,
Muslim mempolisikan Baiq hingga berujung ke pengadilan.

• Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia  Fakultas Hukum Universitas Indonesia (MaPPI


FHUI) dan Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) menilai permasalahan yang menimpa
Nuril ini mengungkap berbagai kelemahan hukum.
TIGA CATATAN YANG PERLU MENJADI PERBAIKAN SEHINGGA PERSOALAN SEPERTI INI TIDAK TERULANG LAGI :

1. 1. Perbaikan tersebut dilakukan mulai dari revisi UU ITE.


Pembaruan hukum acara pidana, hingga evaluasi berkala aparat penegak hukum
untuk menjamin terlindungannya korban kekerasan seksual dalam sistem peradilan
pidana. UU ITE merupakan akar seluruh masalah sehingga perlu segera direvisi.
• 2. Pembaruan KUHAP mutlak diperlukan.

• Pada ketentuan Pasal 21 KUHAP dengan syarat yang wajib dielaborasi oleh setiap
pejabat yang memiliki kewenangan untuk melakukan penahanan, termasuk alasan
kekhawatiran tersangka atau terdakwa akan melarikan diri, merusak atau
menghilangkan barang bukti dan atau mengulangi tindak pidana.
“Dengan begitu penahanan terhadap tersangka atau terdakwa bukanlah hal yang
wajib dilakukan. Sayangnya dengan kewenangan sebesar ini, kontrol dan pengawasan
terhadap penyidik absen dalam KUHAP. Maka, dalam pembaruan KUHAP harus
dilakukan
• 3. Perlindungan perempuan yang berhadapan dengan hukum masih menjadi masalah
dalam sistem peradilan pidana.
• . Menurut catatan MaPPI-FHUI, masih ada beberapa kasus lain, dimana korban yang
seharusnya dilindungi oleh negara justru malah menjadi terpidana dalam kasus lainnya,
semata-semata karena perbuatannya memenuhi unsur kesalahan di dalam suatu undang-
undang.
• Dalam Riset MaPPI FHUI ditemukan bahwa tak jarang dalam kasus-kasus perempuan
sebagai korban. Aparat Penegak Hukum dalam sistem peradilan pidana harusnya mampu
melihat suatu kasus yang melibatkan perempuan secara lebih luas, bahwa kerentanan
perempuan yang erat kaitannya dengan adanya relasi kuasa dalam masyarakat sering
mengakibatkan perempuan yang dalam hal pelaku tindak pidana justru merupakan korban
yang seharusnya dilindungi oleh negara.
• Berkaca dari perjalanan panjang keadilan bagi Baiq Nuril maka MaPPI FHUI dan ICJR
menuntut:
• 1. Pemerintah dan DPR segera mengkonkretakan wacana revisi untuk perbaikan UU ITE,
kesalahan- keselahan UU ITE telah membuat korban yang seharusnya dilindungi justru
dikriminalisasi.
• 2. Pemerintah dan DPR segera melakukan upaya-upaya untuk mendukung pembaruan
hukum acar pidana dalam KUHAP yang cenderung lamban direformasi, ketika sistem
peradilan pidan bergerak begitu cepat.
• 3. Pemerintah, DPR dan Mahkamah Agung dalam kewenangannya masing-masing
secara seksama mengambil langkah-langkah untuk mengevaluasi aparat penegak
hukum untuk menjamin adanya perspesktif perlindungan korban dalam kasus-
kasus yang melibatkan kelompok rentan, seperti perempuan korban kekerasan
seksual.
PERTANYAAN
• 1. Menurut wacana diatas, apa yang dimkasud dengan :
• A. perbuatan inkonstitusional
• B. Bentuk-bentuk perbuatan inkonstitusional
• C. Ciri-ciri perbuatan inkonstitusional

• A. Perbuatan Inkonstitusional adalah sebuah kejahatan dalam berbangsa dan bernegara, ketidaktundukan terhadap
aturan sebagai orde dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta ketidakpatuha terhadap konstitusi nasional yang
sudah diakui.
• B. Bentuk perbuatan inkonstitusional adanya aksi massa atau people power yang berujung rusuh dan merugikan
banyak pihak.
• C. 1. Melanggar apa yang menjadi isi konstitusi atau melanggar aturan dan norma yang telah ditetapkan di dalam
konstitusi
2. Menyalahgunakan konstitusi untuk kepentingan pribadi atau kelompok, ataupun untuk memperkaya diri sendiri
( korupsi).
3. Bagian dari kejahatan berbangsa dan bernegara.
• 2. Menurut saudara apakah perbedaan isi dari 4 wacana diatas ?

Menurut saya dari 4 wacana diatas tidak ada perbedaan yang signifikan, namun yang
menjadi pembeda adalah isi dari wacana tersebut membahas bentuk-bentuk perbuatan
inkonstitusional, people power dan referendumdat.
• 3. Pada wacana 1 mengapa dikatakan bahwa people power merupakan perbuatan
inkonsitusional?

• People power merupakan perbuatan inkonstitusional karena


bertujuan mengarah pada penggulingan pemerintahan yang sah,
Tindakan ini dapat dijatuhi sanksi hukum karena pada dasarnya
pergantian pemerintah yang sah hanya dapat dilakukan melalui
mekanisme konstitusi.
• 4. Pada wacana 2 mengapa dikatakan bahwa referendum merupakan perbuatan
inkonstitusional?

• Karena Pakar Hukum, Indrayanto Seno Adji yang mengatakan


pernyataan dan ajakan melakukan referendum( untuk memisahkan diri
dari NKRI ) adalah jelas bertentangan, melanggar UU dan itu sifatnya
Inkonstitusional
• 5. Pada wacana 3 uraikan secara rinci hal-hal berikut ini :
a. A. Mengapa polri wajib melakukan tindakan tegas terhadap peristiwa 22 Mei?
b. b. Mengapa peristiwa 22 Mei dianggap melanggar UU ITE?

a. A. Karena aksi unjuk rasa pada 22 Mei lalu berujung rusuh. Aksi ini merupakan
tindakan inkonstitusional, sehingga jajaran Polri memang sepantas nya untuk
melakukan tindakan tegas. Selain menangkap para pelaku kerusuhan, Polri juga
berkewajiban untuk mengusut dan mengungkap penanggung jawab aksi itu.
b. Karena peristiwa 22 Mei terlihat bahwasanya pelaku atau oknum-oknum dibalik
kerusuhan tersebut menggunakan media daring untuk memprovokasikan melalui berita
hoax yang mereka buat. Ia didakwa telah menyebar kebencian atau permusuhan karena
telah mengirim pesan yang berbau sentiment suku,agama,ras dan antargolongan.
• 6. Pada wacana 3, apakah kasus Bai Nuril termasuk perbuatan Inkonstitusional?

• Menurut pendapat saya , kasus Baiq Nuril merupakan tindakan Inkonstitusional


karena beberapa pihak menggagap kasus ini mengungkap kelemahan hukum.
Korban yang seharusnya dilindungi oleh Negara justru menjadi terpidana dalam
kasus lainnya, semata-mata karena perbuatannya memenuhi unsur kesalahan di
dalam suatu Undang-Undang
SIMPULAN

• Perbuatan Inkonstitusional dapat dikategorikan sebagai kejahatn berbangsa dan


bernegara. Perbuatan Inkonstitusional dapat dilihat dari kasus Baiq Nuril pada wacana 3,
kasus yang di alami Baiq Nuril adalah sebagian kecil kasus yang dialami seorang dalam
mempertahankan dirinya dari perlakuan buruk orang lain atau dalam kasusnya adalah
pelechan seksual. Seharusnya Baiq Nuril dilindungi dan bukan dijadika tersangka oleh
Negara atas perbuatannya melindungi diri sesuai dengan UU No.31 Tahun 2014 tentang
Perlindungan saksi dan Korban.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai