Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PPnBm
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
Perpajakan 2

Dosen Pengampu:
Susfayetty S.E.,M.Si AK.,CA

Disusun Oleh:

Dona Juniarti : (C1C019139)


Suci Rahmatul Felisya: (C1C019145)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT. yang telah memberikan rahmat


dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul” PPnBM” ini tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk dapat memahami materi mengenai PPnBM dari
mata kuliah PERPAJAKAN 2, dan menambah wawasan baik bagi
pembaca maupun penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata


kuliah Perpajakan 2 yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan dalam mata kuliah ini.Makalah yang
kami buat ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran dari semua pembaca guna menjadi acuan bagi penulis bisa
menjadi lebih baik lagi dimasa mendatang.

Jambi, 21 April 2021

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................2


DAFTAR ISI ..............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1 Latar Belakang .....................................................................................................................4


2 Rumusan Masalah ................................................................................................................4
3 Tujuan ..................................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

1 Pengertian PPnBM ...............................................................................................................5


2 Prinsip PPnBM......................................................................................................................6
3 Tarif Pajak PPnBM ..............................................................................................................6
4 Mekanisme Pemungutan PPnBM ........................................................................................8
5 Cara menghitung PPnBM serta pelaporannya......................................................................9

BAB III PENUTUP


Kesimpulan ..............................................................................................................................10
Saran .......................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................11

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pajak merupakan instrument utama penerimaan Negara, ini terlihat
dari jumlah prosentase dan nilainya mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun. Sejarah terjadinya peraturan pemotongan/pemungutan
mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan perkembangan
ekonomi dari masyarakat suatu negara dan juga berkembangnya negara
tersebut dengan baik dibidang sosial maupun ekonominya.Negara yang
berasal dari pajak tidak menimbulkan risiko,melainkan memberikan
keuntungan karena pungutan pajak ini akan digunakan untuk membiayai
kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup kepentingan pribadi
individu seperti kesehatan masyarakat,pendidikan,kesejahteraan dan
sebagainya.
Pemerintah telah mengatur praktek-praktek perpajakan di Indonesia
melalui Undang-Undang perpajakan termasuk pajak pertambahan nilai
yaitu Undang-Undang No.18 Tahun 2000 tentang perubahan Undang-
Undang No.8 Tahun 1983 mengenai pajak pertambahan nilai barang dan
jasa dan pajak penjualan atas barang mewah yang diubah kembali
dengan Undang-Undang No.42 Tahun 2009.Jasa yang dikenakan pajak
pertambahan nilai dalam hal ini adalah jasa yang dilakukan oleh
pemborong,kontraktor,sub konraktor kepada pihak manapun juga dalam
wilayah RI.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu pengertian PPnBM?
2. Apa itu prinsip PPnBM?
3. Bagaimana Tarif pajak PPnBM?
4. Bagaimana mekanisme Pemungutan PPnBM?
5. Bagaimana cara menghitung PPnBM serta pelaporannya?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui pengertian PPnBM


2. Mengetahui prinsip PPnBM
3. Memahami Tarif pajak PPnBM
4. Mengetahui dan Memahami mekanisme Pemungutan PPnBM
5. Mengetahui dan Memahami cara menghitung PPnBM serta
pelaporannya

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian PPnBM
Berdasarkan undang-undang yang berlaku di Indonesia, Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) merupakan pajak yang
dikenakan pada barang yang tergolong mewah yang dilakukan oleh
produsen (pengusaha) untuk menghasilkan atau mengimpor barang
tersebut dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya.

Karakteristik dalam PPnBM:


1. Pengenaan terhadap PPnBM hanya satu kali yaitu pada saat
penyerahan BKP yang tergolong mewah oleh pengusaha yang
menghasilkan atau pada saat impor.
2. PPnBM tidak dapat dilakukan pengkreditannya dengan PPN
(apabila eksportir mengekspor BKP yang tergolong mewah,
maka PPnBM yang telah dibayar pada saat perolehan dapat
direstitusi).

Batasan suatu barang termasuk BKP yang tergolong mewah adalah:


1. Bahwa barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan
pokok
2. Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu
3. Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat
berpenghasilan tinggi
4. Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status
5. Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral
masyarakat, serta menggangu ketertiban masyarakat, seperti
minuman alkohol.

PPnBM dikenakan atas:


1. Penyerahan BKP yang tergolong mewah yang dilakukan oleh
PKP yg menghasilkan BKP yang tergolong mewah tersebut di
dalam Daerah Pabean dalam kegiatan usaha/pekerjaannya
2. Impor BKP yang tergolong mewah oleh siapapun PPnBM
merupakan pungutan tambahan disamping PPN. PPnBM hanya
dikenakan 1 kali pada waktu penyerhan BKP yang tergolong
mewah oleh pengusaha yang menghasilkan atau pada waktu
impor.

5
Pengertian umum dari Pajak Masukan tidak dikenal pada
PPnBM, sehingga PPnBM yang telah dibayar tidak dapat
dikreditkan dengan PPnBM yng terutang.

2. Prinsip dan Pemungutan PPnBM

Pertimbangan mengapa pemerintah Indonesia menganggap bahwa PPnBM


sangatlah penting untuk diterapkan:

 Agar tercipta keseimbangan pembebanan pajak antara konsumen


yang berpenghasilan rendah dan konsumen yang berpenghasilan
tinggi
 Untuk mengendalikan pola konsumsi atas Barang Kena Pajak yang
tergolong mewah
 Perlindungan terhadap produsen kecil atau tradisional
 Mengamankan penerimanaan negara

Prinsip Pemungutan Pajak Penjualan atas Barang Mewah ialah hanya 1


(satu) kali saja, yaitu pada saat:

 Penyerahan oleh pabrikan atau produsen Barang Kena Pajak yang


tergolong mewah
 Impor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah
Pemungutan pajak barang mewah ini sama sekali tidak memperhatikan
siapa yang mengimpor maupun seberapa sering produsen atau pengusaha
melakukan impor tersebut (lebih dari sekali atau hanya sekali saja).

3. Tarif Pajak PPnBM

1. Tarif PPnBM adalah serendah-rendahnya 10% dan paling tinggi


75%. Perbedaan kelompok tarif tersebut didasarkan pada
pengelompokan BKP yang tergolong mewah yang atas
penyerahannya dikenakan juga PPnBM. Pengelompokan PPnBM ini
ditetapkan dengan PP.
2. Atas ekspor BKP yang tergolong mewah dikenakan pajak
dengan tarif 0%. PPnBM adalah pajak yang dikenakan atas
konsumsi BKP yang tergolong mewah di dalam Daerah Pabean.
BKP yang tergolong mewah yang diekspor atau dikonsumsi di luar
Daerah Pabean, dikenakan PPnBM 0%. PPnBM yang telah dibayar
atas perolehan BKP yang tergolong mewah yang diekspor tersebut
dapat diminta kembali.

Contoh PPnBM yakni pajak yang berlaku untuk barang-barang


yang tergolong mewah seperti mobil, perhiasan, apartemen, rumah
town house, pesawat udara, dan sejumlah barang mewah impor.

6
Kelompok BKP yang tergolong mewah yang berupa kendaraan
bermotor yang dikenakan PPnBM dengan tarif sebesar:
1. 10%
a. Kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10-15 orang termasuk
pengemudi dengan motor bakar cetus api atau diesel dengan semua
kapasitas isi silinder
b. Kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 orang
termasuk pengemudi selain sedan&station wagon, dengan motor
bakar cetus api/diesel dengan sistem 1 gandar penggerak
(4x2),dengan kapasitas isi silinder tidak lebih dari 1500 cc.

2. 20%
a. Kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 orang
termasuk pengemudi selain sedan/station wagon,dengan motor bakar
nyala api/nyala kompresi (diesel), dengan sistem 1 gandar penggerak
(4x2), dengan kapasitas isi silinder 1500 cc – 2500 cc.
b. Kendaraan bermotor dengan kabin ganda dalam bentuk
kendaraan bak terbuka/bak tertutup, dengan penumpang lebih dari 3
orang termasuk pengemudi, dengan motor bakar cetus api/nyala
kompresi (diesel), dengan sistem 1 gandar penggerak (4x2) atau 2
gandar penggerak (4x4), dengan semua kapasitas silinder, dengan
massa total tidak lebh dari 5 ton.

3. 30%, adalah kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang


dari 10 orang termasuk pengemudi berupa:
a. Kendaraan bermotor sedan/station wagon dengan motor bakar
cetus api atau diesel dengan semua kapasitas isi silinder sampai
dengan 1500 cc b. Kendaraan bermotor selaain sedan/station wagon
dengan motor bakar cetus api atau diesel dengan sistem 2 gandar
penggerak (4x4), dengan kapasitas isi silinder sampai dengan 1500
cc.

4. 40% adalah kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang


dari 10 orang termasuk pengemudi berupa:
a. Kendaraan bermotor selain sedan/station wagon dengan motor
bakar cetus api, dengan sistem 1 gardar penggerak (4x2), dengan
kapasitas isi silinder lebih dari 2500 cc – 3000 cc
b. Kendaraan bermotor dengan motor bakar cetus api berupa
sedan/station wagon dan selain sedan/station wagon dengan sistem 2
gardar (4x4) dengan kapasitas silinder 1500 cc – 3000 cc
c. Kendaraan bermotor dg motor bakar nyala diesel, berpa
sedan/station wagon dan selain sedan/station wagon dengan sistem 2
gandar penggerak (4x4), dengan kapasitas isi silinder 1500 cc – 2500
cc.

5. 50%, adalah semua jenis kendaraan khusus yang dibuat untuk


golf

7
6. 60%:
a. Kendaraan bermotor beroda dua dengan kapasitas isi silinder
250 cc – 500 cc.
b. Kendaraan khusus yang dibuat untuk perjalanan di atas salju, di
pantai, di gunung

7. 75%:
a. Kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 orang
termasuk pengemudi, dengan motor cetus api, berupa sedan/station
wagon dan selain sedan/station wagon dengan sistem 1 gandar
penggerak (4x2) atau dengan sistem 2 gandar penggerak (4x4)
dengan kapasitas isi s1 b. Kendaraan bermotor untuk pengangkutan
kurang dari 10 orang termasuk pengemudi, dengan motor bakar
nyala kompresi (diesel), berupa sedan/station wagon dan selain
sedan/station wagon dengan sistem 1 gandar penggerak (4x2) atau
dengan sistem 2 gandar penggerak (4x4) dengan kapasitas isi silinder
lebih dari 2500 cc
c. Kendaraan bermotor roda 2 dengan kapasitas isi silinder lebih
dari 500 cc
d. Trailer, semi trailer dari tipe caravan, untuk perumahan atau
kemah dan lain-lain.

4. Mekanisme Pemungutan PPnBM


Secara umum, mekanisme pemungutan PPnBM terbagi menjadi dua:

1. Mekanisme pemungutan PPnBM oleh PKP penjual kepada PKP


pembeli
2. Mekanisme pemungutan PPnBM oleh pemungut PPN/PPnBM
Mekanisme pemungutan PPnBM oleh pemungut PPN/PPnBM, yakni
bendaharawan Pemerintah, badan, atau instansi pemerintah yang
ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk memungut, menyetor, dan
melaporkan pajak yang terutang oleh PKP atas penyerahan BKP
kepada pemungut PPN/PPnBM, terdiri atas tiga yakni:

1. Mekanisme pemungutan PPN oleh bendaharawan pemerintah dan


Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
2. Mekanisme pemungutan PPN oleh pemegang kuasa/izin atau
kontraktor.
3. Mekanisme pemungutan PPN oleh Badan Usaha Milik Negara
(BUMN).

5. Cara Menghitung PPnBM serta Pelaporannya

8
Cara Menghitung PPnBM

PPnBM Terutang = Tarif PPnBM x DPP A

PPnBM Bukan Kredit Pajak PPnBM yang sudah dibayar pada waktu
perolehan/ impor BKP yang tergolong mewah, tidak dapat
dikreditkan dengan PPN maupun dengan PPnBM. PPnBM hanya
dipungut pada tingkat penyerahan oleh PKP yang menghasilkan
BKP yang tergolong mewah. Sehingga PPnBM bukan merupakan
Pajak Masukan sehingga tidak dapat dikreditkan.

Pelaporan pajak barang mewah ini harus segera dilakukan paling


lama pada akhir bulan berikutnya setelah tanggal faktur dibuat.

Contoh Soal:
 Harga jual kendaraan bermotor Rp 500.000.000,- (termasuk PPN 10%

dan PPnBM 20%). Uang muka diterima pada tanggal 10 Agustus


2009 sebesar Rp 200.000.000,-
Kendaraan akan diserahkan tanggal 20 September 2009 dengan
kekurangan bayar sebesar Rp 300.000.000,-
Jawab:
PPN dan PPnBM teutang dan harus dipungut:
a.       Pada saat diterima uang muka tanggal 10 Agustus 2009 PPN yang
terutang= 10/30 x 200.000.000,- = Rp 14.000.000,- dan harus
dilaporkan pada SPT Masa PPN bulan Agustus 2009. PPnBM yang
terutang 20/30 x Rp 200.000.000,- = 30.000.000,- dan harus
dilaporkan pada SPT Masa PPnBM bulan Agustus 2009.
b.      PPN yang terutang = 10/30 x Rp 300.000.000,- = Rp 21.000.000,-
dan harus dilaporkan pada SPT Masa PPN bulan September
2009.PPnBM yang terutang 20/130 x Rp 300.000.000,- = Rp
45.000.000,- dan harus dilaporkan pada SPT Masa PPnBM bulan
Agustus 2009.

BAB III

9
PENUTUP

1.Kesimpulan

PPnBM merupakan jenis pajak yang merupakan satu paket dalam


Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai yang hanya dikenakan pada saat
penyerahan BKP Mewah oleh pabrikan (pengusaha yang menghasilkan) dan
pada saat impor BKP Mewah. PPN tergolong sebagai pajak yang obyektif,
karena penekanannya mula-mula kepada obyeknya terlebih dahulu, baru
kemudian kepada subyeknya.

PPnBM dikenakan atas:


1. Penyerahan BKP yang tergolong mewah yang dilakukan oleh PKP
yg menghasilkan BKP yang tergolong mewah tersebut di dalam Daerah
Pabean dalam kegiatan usaha/pekerjaannya
2. Impor BKP yang tergolong mewah oleh siapapun PPnBM
merupakan pungutan tambahan disamping PPN. PPnBM hanya
dikenakan 1 kali pada waktu penyerhan BKP yang tergolong mewah
oleh pengusaha yang menghasilkan atau pada waktu impor.

2.Saran

Diharapkan pada pambaca makalah ini dapat dengan mudah memahami


materi yang berkaitan dengan PPnBM. Dan diharapkan juga kepada
pembuat makalah selanjutnya agar lebih mengembangkan pembahasan
tentang perpajakan yang telah kami buat.

DAFTAR PUSTAKA

10
Pajak.Mekanisme pemungutan PPnBM oleh PKP dan pemungut
PPnBM.Diunduh dari https://www.online-pajak.com/tentang-ppn-
efaktur/mekanisme-pemungutan-ppnbm.Diakses pada 21 April 2021.
Pajak.Pajak Penjualan atas Barag Mewah(PPnBM).Diunduh dari
https://www.online-pajak.com/seputar-efaktur-ppn/pajak-penjualan-atas-
barang-mewah-ppnbm .Diakses pada 21 April 2021.
Mardiasmo, 2016. Perpajakan. Yogyakarta : Andi Offset

Priantara, Diaz, 2012.Perpajakan Indonesia. Edisi 2, Jakarta: Mitra Wacana


Media

11

Anda mungkin juga menyukai