Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) Tarahan adalah salah satu dari sektor
pembangkit Sumatera Bagian Selatan dengan unit operasi 3 dan 4 yang berkapasitas 2 X 100
MW. PLTU ini berlokasi di desa Ranggai Tri Tunggal (desa Tarahan), Kecamatan Katibung,
Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung dan terletak di tepi teluk Lampung yang
berjarak ±15 km dari pusat kota Bandar Lampung ke arah timur dengan lahan seluas ±62,84 Ha
yang digunakan untuk Power Plant, Intake, Discharge dan Base Camp.
Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I : Site Preparation).
Kemudian diteruskan pada tahapan pembangunan sipil yang resmi mulai dilakukan pada tanggal
15 September 2004. Proyek ini dibiayai oleh JBIC ODA LOAN No.IP-486 dengan alokasi
sebesar 6,41 milyar JPY atau 176,97 Juta USD, dana pendamping dari pemerintah RI ( APBN )
senilai 332,85 milyar diluar biaya perolehan tanah dan pekerjaan persiapan. Pembangunan PLTU
Tarahan ini merupakan kebijakan Pemerintah Indonesia yang ditindak lanjuti oleh PT PLN
(Persero) supaya mengembangkan pembangkit listrik non-BBM dengan memanfaatkan batu bara
berkalori rendah. Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar batu bara, PT PLN (Persero)
mengadakan kontrak pembelian dengan PT Bukit Asam supaya menyuplai batu bara untuk
PLTU Tarahan dengan pertimbangan lokasi stockpile batu bara yang berasal dari tambang
terbuka Tanjung Enim berdekatan dengan PLTU Tarahan.
Visi PLTU Tarahan ialah: “Menjadi PLTU Batubara dengan Kinerja Kelas
Dunia” Misi dari PLTU Tarahan ialah:
1. Melaksanakan tata kelola pembangkit kelas dunia didukung oleh SDM profesional.
2. Menyediakan Energi Listrik yang andal dan efisien.
3. Melaksanakan kegiatan pembangkitan yang berwawasan lingkungan.
4. Menjadikan budaya perusahaan sebagai tuntutan di dalam melaksankan tugas.
Logogram
Logotype
Lokasi PLTU Tarahan berlokasi di desa Ranggai Tri Tunggal (desa Tarahan),
Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung dan terletak di tepi
teluk Lampung yang berjarak ±15 km dari pusat kota Bandar Lampung ke arah timur.
Gambar 2.2 Lokasi PLTU Tarahan
Setelah PLTU Tarahan menghasilkan energi listrik, maka listrik akan di salurkan
ke jaringan tranmisi. Listrik yang di hasilkan dengan tegangan 11kV, dengan
menggunakan travo step up maka tegangan 11 kV di naikan ke 150 kV dan disalurkan
melalui tranmisi ke P3BS dan kemudian disalurkan ke pelanggan. Harga jual kwh
produksi dari pembangkit ke P3BS sebesar Rp 877,-/kwh.
Struktur organisasi bagi suatu perusahaan mempunyai peranan yang penting dalam
menentukan dan memperlancar jalannya roda perusahaan. Distribusi tugas, wewenang dan
tanggung jawab serta keselarasan hubungan satu bagian dengan bagian yang lain dapat
digambarkan dalam suatu struktur organisasi. Dengan demikian diharapkan adanya suatu
kejelasan arah dan koordinasi untuk mencapai tujuan perusahaan dan masing-masing
karyawan dapat mengetahui dengan jelas dari mana perintah itu datang dan kepada siapa
harus dipertanggungjawabkan hasil pekerjaannya.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka struktur organisasi yang
digunakan oleh PT PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Sumatera Selatan adalah struktur
organiasasi campuran antara struktur organisasi ini dan fungsional (seperti pada gambar 2.2).
Struktur organisasi ini adalah suatu struktur organisasi dimana wewenang dan kebijakan
pimpinan atau atasan dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi di bawahnya menurut garis
vertikal. Sedangkan struktur organisasi fungsional adalah struktur organisasi di mana organisasi
diatur berdasarkan pengelompokan aktivitas dan tugas yang sama untuk membentuk unit-unit
kerja seperti, enginiring, operasi, pemeliharaan, keuangan, personalia, dan sebagainya yang
memiliki fungsi yang terspesialisasi. Spesialisasi di sini akan memberikan efisiensi kerja yang
lebih tinggi lagi.
Dari Gambar 2.3 dapat dilihat bahwa pimpinan tertinggi dipegang oleh seorang Manager
dan dibantu beberapa Manager Bagian dan Supervisior yang didalamnya telah terlihat batasan-
batasan pertanggungjawaban dari setiap bidang pekerjaan tersebut. Di samping itu, adanya
hubungan antara satu seksi dengan seksi lainnya melalui fungsi masing-masing.
Gambar 2.3 Struktur Organisasi PLTU Tarahan
2.7.2 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Pembagian fungsi dan tugas pokok dari tiap-tiap jabatan pada struktur organisasi
PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Sumatera Selatan di atas adalah sebagai berikut:
1. Manajer Sektor
Adapun tugas pokok dari seorang Manager Sektor antara lain:
a. Mengelola pembangkit listrik dengan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang
ada, serta memastikan kinerja unit yang handal, efisiensi dan dikelola menurut
manajemen operasi.
b. Ketentuan atau peraturan sebagai pedoman pelaksaan tugas.
c. Melakukan inovasi secara berkesinambungan dalam peningkatan kinerja unit
pembangkit.
d. Memantau, menganalisa dan mengevaluasi sistem serta prosedur kerja operasi dan
lingkungan.
e. Meningkatkan kualitas SDM diunit pembangkit melalui pembinaan,pengembangan
dan pelatihan berdasarkan program yang jelas dan tepat guna, sehingga dapat tercapai
SDM yang proaktif.
f. Memastikan sasaran kinerja yang ditetapkan Direksi dapat dicapai dengan baik.
g. Memberikan masukan kepada Direksi mengenai langkah-langkah yang perlu
dilakukan dalam Rencana Strategis Perusahaan (RSP), agar penyelenggaraan
pengoperasian unit pembangkit berlangsung secara berkesinambungan.
h. Melakukan koordinasi dengan pihak luar yang terkait dengan aspek pengolahan
pembangkit, baik pemerintah daerah maupun phak-pihak terkait lainnya.
i. Membuat laporan secara berkala sebagai bahan masukan dan pengambilan keputusan
lebih lanjut.
No Keterangan Jumlah
Orang
1 Manajer Sektor 1
2 Manbag Enjiniring 1
3 Manbag Operasi 1
4 Manbag Pemeliharaan 1
5 Manbag Coal dan Ash 1
Handling
6 Manbag Keuangan, 1
SDM dan Administrasi
Total 6
(Sumber : Bagian Kepegawaian PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Tarahan)
No Keterangan Jumlah
Orang
1 Enjiniring 12
2 Operasi 32
3 Pemeliharaan 35
4 Keuangan , SDM dan 7
Administrasi
5 Coal dan Ash Handling 16
Total 102
(Sumber : Bagian Kepegawaian PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Tarahan)