Anda di halaman 1dari 16

TEKNIK TENAGA LISTRIK 7

MODUL KULIAH – 7

ALTERNATOR
(GENERATOR SINKRON)

Ir. Eddon M. Moenif, MT


UNI
V E R S IT
A S IS L A M R I
AU
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK UNIV. ISLAM RIAU
PEK
AN B A R U
Jln Kaharuddin Nasution – P. Marpoyan
Pekanbaru – Riau, Telp.0761-25234
A S IS L A M R I
V E R S IT AU
UNI

PEK
AN B A R U KONSTRUKSI GENERATOR
GENERATOR adalah salah satu jenis mesin listrik, menghasilkan
Tenaga Listrik dengan cara memutar bagian rotor.

KONSTRUKSI GENERATOR VAC

1. Kumparan pada stator Slip Ring

2. Kumparan Rotor

EXCITER sebagai sumber


Listrik DC untuk disuplai VDC Sumber Listrik
DC
Rotor
ke kumparan rotor, agar (Exciter)

Kumparan rotor meng-


hasilkan Fluksi magnet ().
Kumparan Rotor

EXCITER, berupa : Stator Kumparan Stator


1. Generator DC (Eksitasi Terpisah)
2. Output Gen.Sinkron (AC) disearahkan
menjadi DC dan dihubungkan ke kumparan
rotor melalui Slip Ring (Eksitasi Sendiri).
A S IS L A M R I
V E R S IT AU
UNI

PEK
AN B A R U KONSTRUKSI GENERATOR
A S IS L A M R I
V E R S IT AU
UNI

PEK
AN B A R U PRINSIP KERJA
Kumparan Rotor diberi
Tegangan DC (VDC) dan
VAC mengalir arus Eksitasi (If),
sehingga menghasilkan
Fluksi magnet (). Kemudian
If Rotor diputar dgn kecepatan
nS Exciter
nr dan ikut memutar fluksi
nr VDC
magnet yang dihasilkan rotor.
Rotor
Medan magnet yang berputar
ini dirasakan oleh kumparan
Stator, sehingga pada kum-
paran stator timbul tegangan
Induksi EAC = VAC
(sesuai Hukum Farraday).
Karena kecepatan putar Rotor (nr) sama dengan kecepatan putar
Fluksi medan magnet (nS) di celah udara (air gap), maka karena
itulah generator ini disebut GENERATOR SINKRON (Alternator)
RANGKAIAN EKIVALEN GENERATOR
A S IS L A M R I
V E R S IT AU
UNI

PEK
AN B A R U

BAGAN IMPEDANSI
RANGKAIAN AC / DC KUMPARAN KAWAT

KUMPARAN
(Dilalui arus)
DC AC

FLUKSI DC FLUKSI AC

INDUKTANSI INDUKTANSI
 d
L  N. L  N.
I di
f=0 f>0
RESISTANSI KAWAT
REAKTANSI REAKTANSI 
XL = 2πf.L = 0 XL = 2πf.L R
A

Rangkaian Stator (AC)


Z = R + jX

Rangkaian Rotor (DC)


Z=R
A S IS L A M R I
V E R S IT AU
UNI

PEK
AN B A R U RANGKAIAN EKIVALEN GENERATOR

Berdasarkan Bagan Impedansi, maka dapat disusun


Rangkaian Stator – Rotor dari Generator sbb.
Rf Ra Xs
If Ia
Exciter

d/dt

Load
n E

Rotor Stator

Putaran Stator = rotor : Tegangan Induksi :

ns  n r 
120 .f
rpm d
……. (1) E  N. volt …….. (2)
p dt
f = frekuensi, Hz N = Jumlah lilitan
p = jumlah kutub  = Fluksi Magnet, Weber
A S IS L A M R I

ANALISA RANGKAIAN GENERATOR


V E R S IT AU
UNI

PEK
AN B A R U

Tegangan Induksi
Rf Ra Xs
If Ia
Exciter d/dt

Load
n E V

Rotor Stator

Perhatikan rangkaian stator, dan gunakan Hukum


Kirchoff untuk mendapatkan persamaan tegangan.
Yaitu sebagai berikut :

E = V + Ia(Ra + jXS) Persamaan Vektor …….. (3)


Keterangan :
V = Tegangan pada terminal Generator (teg.Beban), volt
E = Tegangan Induksi pada kumparan stator, volt
Ia = Arus beban (stator), Amper
Ra= Tahanan Listrik pada kumparan stator, ohm
XS= Reaktansi sinkron pada kumparan stator, ohm
A S IS L A M R I
V E R S IT AU
UNI

PEK
AN B A R U ANALISA RANGKAIAN GENERATOR
Berdasarkan persamaan tegangan (3), maka dapat
dibuat Diagram Vektor tegangan tersebut, yaitu :

E
1. Buat Vektor V ke arah kanan
(arah referensi sudut nol).
V d Reff. Sdt 0o 2. Buat arus Ia tertinggal (lagging)

S
 derajat terhadap V.
a I b I.X
I.R a

3. Buat IaRa sejajar vektor Ia.


4. Buat IaXS Tegak lurus IaRa
5. Tarik garis dari sumbu V dan Ia
I.R a

b ke ujung vektor IaXS, sehinga


diperoleh Vektor E.

Perpanjang vektor IaXS dan vektor Ia dengan garis putus-putus


dan bertemu pada suatu titik yang membentuk sudut siku-siku,
Sehingga diperoleh segitiga siku-siku dengan sisi-sisi sbb.
-Sisi siku-siku : (a + IaRa) dan (b + IaXS)
-Sisi Miring :E
A S IS L A M R I
V E R S IT AU
UNI

PEK
AN B A R U ANALISA RANGKAIAN GENERATOR

Perhatikan segitiga kecil yang dibentuk oleh Ia dan V,


dan gunakan aturan Trigonometri, yaitu :

E (a/V) = Cos, a = V Cos


V d Reff. Sdt 0o (b/V) = Sin, b = V Sin

S
a I b I.X
Perhatikan segitiga besar, dan
I.R a

Gunakan Hukum Phhytagoras :


E2 = (a + IaRa)2 + (b + IaXS)
I.R a

E2 = (VCos + IaRa)2 + (Vsin + IaXS)2


Maka, Tegangan Induksi yang dibangkitkan oleh kumparan
Stator adalah :

………… (4)
E  ( V.Cos  I a R a )  ( V.Sin  I a Xs )
2 2
A S IS L A M R I
V E R S IT AU
UNI

PEK
AN B A R U ANALISA RANGKAIAN GENERATOR

Sudut Daya Rotor (d)


Perhatikan Segitiga berikut ini :
 V Sin  I XS 
Tan (  d )   
E

V d Reff. Sdt 0o  V Cos  I R a 



S
a I b I.X
I.R a

1 
V Sin  I XS 

(  d )  Tan  
 V Cos  I R a 
I.R a

Maka Sudut daya Rotor (d) :

1 
V Sin  I XS 
……………………….…… (5)
d  Tan    
 V Cos  I R a 
A S IS L A M R I
V E R S IT AU
UNI

PEK
AN B A R U ANALISA RANGKAIAN GENERATOR
Daya dan Torsi
Dari persamaan tegangan induksi (3), diperoleh
Persamaan Arus sebagai berikut :

EV Ra<< XS, maka Ra dapat diabaikan.


Ia  Persamaan rubah ke dalam penulisan
R a  jX S
Polar.

Ed  V0  Ed V0 


Ia    j  
jX S  SX X S 

 E(Cosd  jSin d ) V(Cos 0  jSin 0) 


Ia   j   
 X S X S 
 E Sin d  jE Cosd jV   E Sin d  E Cosd V  
Ia      j    
 XS XS   XS  XS XS  
A S IS L A M R I
V E R S IT AU
UNI

PEK
AN B A R U ANALISA RANGKAIAN GENERATOR
 E Sin d  E Cosd V  
Ia    j    
 XS  XS XS  
Komponen Real (aktif) arus Stator (beban) :
E Sind ……………………………………… (a)
Ia 
XS
Komponen Imajiner (reaktif) arus Stator (beban) :

  E Cos d V   ……………..… (b)


I a    j    
  XS XS  
Daya Aktif (watt) yang dihasilkan generator :
P = V Ia Cos ……………………….…..………... (c)
Masukan persamaan (a) ke persamaan (c)

VE
P Sind , Watt ……………………………………….. (6)
XS
A S IS L A M R I
V E R S IT AU
UNI

PEK
AN B A R U ANALISA RANGKAIAN GENERATOR
Daya Reaktif (VAr) yang dihasilkan generator :
P = V Ia Sin ……………………………………... (d)
Masukan persamaan (b) ke persamaan (d)

 V 2 V E Cosd 
Q  j   , VAr …………………….... (7)
 Xs XS 

Torsi Generator :
P P
T  ……………………………….. (e)
 2(nr / 60)
Masukan persamaan (6) ke persamaan (e)

60 V E …………………………………. (8)
T Sind
( 2 n r ) X S
A S IS L A M R I
V E R S IT AU
UNI

PEK
AN B A R U HUBUNGAN PARAMETER GENERATOR

AVR M
V
B
V A
R
E
Rotor Air Gap ΔV
B
Vf If  d/dt E Stator
A
M
W N
Katup
n f
BB

Speed
control

Bila MVAR beban naik, maka Tegangan (V) turun dan dirasakan oleh AVR.
Kemudian AVR memberikan respon ke Exciter untuk menaikan Vf sehingga
If dan fluksi juga naik, maka tegangan E naik yang diikuti kembali naiknya V.

Bila MW beban naik, mengakibatkan frekuensi f turun dan dirasakan oleh


Speed control. Kemudian speed control memberikan respon ke katub
Bahan bakar untuk memperbesar bukaan, sehingga bahan bakar masuk ke
Ruang bakar semakin besar. Akibatnya putaran n naik dan frekuensi f naik kembali
A S IS L A M R I
V E R S IT AU
UNI

PEK
AN B A R U LATIHAN -1

Diketahui suatu generator sinkron 3-phasa, daya 1250 kVA.


Tahanan kumparan stator (Ra) = 4 ohm per-phasa dan
Reaktansi sinkron (XS) = 50 ohm per-phasa. Putaran rotor
3000 rpm.Generator bekerja melayani beban-penuh pada
Tegangan 400 volt, frekuensi 50 Hz dengan faktor daya
(pf) 0,8 lagging.

Tentukan :
a. Tegangan Induksi per-phasa yang dihasilkan oleh
kumparan Stator untuk kondisi pembebanan tersebut.
b. Sudut daya rotor (d)
c. Daya Aktif (P, Watt) yang dihasilkan generator
d. Torsi Poros Generator

Anda mungkin juga menyukai