DI SUSUN OLEH :
YUSRIANI (120106005)
PRODI MANAJEMEN
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala rahmat, hidayah dan karunia-
Nya yang telah memberikan kenikmatan serta kesehatan kepada kita semu sehingga dapat
menyelesaikan studi kasus ini dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan dan Pengawasan PT
PLN (Persero) medan” dengan tepat waktu sebagaimana untuk menyelesaikan tugas Psikologi
Manajerial.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era global ini, manusia dijadikan sebagai subjek dan objek dalam berbagai penelitian
sumber daya manusia terutama di dalam suatu organisasi atau perusahaan. Perusahaan tentu
memiliki kebijakan yang ditunjang oleh nilai bagaimana hubungan antara perusahaan dan
konsumen, antar pegawai, sikap, perilaku maupun hal apa saja yang bisa mempengaruhi
semangat, keterampilan dan skill kerja.
Perhatian yang besar dari pihak manajemen perusahaan sangat diperlukan dalam
pelaksanaan disiplin kerja pegawai, terutama kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin di
dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi tingkat disiplin kerja pegawai. Kepemimpinan
merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mempengaruhi dan mengarahkan sikap maupun
perilaku orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan juga didefinisikan sebagai
suatu kemampuan seseorang dalam mempengaruhi, mengawasi dan mengarahkan para
bawahannya agarmau melakukan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sehingga mampu
memberikan hasil kerja yang baik demi tercapainya tujuan perusahaan.
Namun demikian, kenyataan di lapangan, terlihat bahwa beberapa pegawai PT. PLN
(Persero) Unit Induk Wilayah Sumatera Utara yang menjadi fokus penelitian ini tidak semuanya
menunjukkan ciri-ciri disiplin, kepemimpinan dan pengawasan yang positif di atas, diantaranya
adalah masih ada pegawai yang tidak tepat waktu dalam memulai kegiatan di dalam perusahaan
dan tidak menggunakan tanda pengenal (badge) saat jam kerja berlangsung.
B. Identifikasi Masalah
1. Disiplin kerja pegawai PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sumatera Utara belum
optimal, hal ini dapat dilihat dari perilaku pegawai masih ada yang tidak tepat waktu
dalam memulai kegiatan di dalam perusahaan dan tidak menggunakan tanda pengenal
(badge) saat jam kerja berlangsung.
2. Kepemimpinan dalam PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sumatera Utara belum
efektif, dikarenakan jadwal pimpinan yang cukup padat baik di dalam maupun di luar
perusahaan yang membuat beberapa pegawai merasa bebas dan menjadi kurang
disiplin.
3. Pengawasan yang dilakukan PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sumatera Utara
belum optimal, dikarenakan kurangnya sikap tegas dari beberapa atasan dalam
memberi sanksi dan teguran kepada pegawai yang masih kurang disiplin. Dan atasan
tidak melakukan pengawasan setiap hari, sehingga membuat beberapa pegawai
tersebut merasa dirinya kurang diawasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan
Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas yang
dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu
Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan
Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas diresmikan.
Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17, status Perusahaan Listrik
Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang
Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi
kepentingan umum. Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada
sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN
beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK
dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang.
PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk Perusahaan Perseroan (Persero)
berkewajiban untuk menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum dengan tetap
memperhatikan tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan sesuai dengan Undang-
Undang No. 19/2000.
Berdasarkan data penjualan tenaga listrik pada laporan TUL III-09 tahun 2018, realisasi
pendapatan PT PLN (Persero) secara nasional menurun sejak bulan Agustus 2017 sampai
dengan saat ini. Kondisi tersebut terjadi juga pada PT PLN (Persero) Wilayah Maluku
dan Maluku Utara Area Ambon menunjukkan penurunan yang signifikan sejalan dengan
adanya kebijakan pemerintah mencabut subsidi Listrik dari penggunaan daya 900 VA
yang mengakibatkan turunnya nilai jual energi listrik. Penambahan jumlah pelanggan dan
peningkatan penjualan tenaga listrik yang masih besar untuk saat ini dan di masa yang
akan datang.PT PLN (Persero) Wilayah Maluku dan Maluku Utara Area Ambon harus
mampu memperbaiki proses bisnis dalam rangka memenuhi tuntutan kualitas dan
pelayanan kepada pelanggan. Bila kualitas dan pelayanan kepada pelanggan sudah bagus,
maka upaya untuk mendorong pelanggan melakukan Perubahan Daya (PD) ke daya
minimal 1.300 VA akan lebih mudah dilakukan. Karena harga yang lebih mahal harus
dibarengi dengan peningkatan kualitas pelayanan yang lebih baik, termasuk dalam hal
kualitas keandalan tenaga listrik. PT PLN (Persero) Wilayah Maluku dan Maluku
Utara Area Ambon juga harus mampu mengikuti Perubahan perkembangan teknologi dan
mengupayakan program efisiensi penggunaan BBM.