Anda di halaman 1dari 7

STUDI KASUS

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN PENGAWASAN PT PLN (PERSERO) MEDAN

DOSEN PENGAMPU RUHILLAH LUBIS, SS.,MM

DI SUSUN OLEH :

NURUL AINI (120106003)

YUSRIANI (120106005)

DORA PUTRI AURIA (120106002)

MUHAMMAD REJA ALFAJAR (120106008)

PRODI MANAJEMEN

SEMESTER III (TIGA)

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUMATERA UTARA


T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala rahmat, hidayah dan karunia-
Nya yang telah memberikan kenikmatan serta kesehatan kepada kita semu sehingga dapat
menyelesaikan studi kasus ini dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan dan Pengawasan PT
PLN (Persero) medan” dengan tepat waktu sebagaimana untuk menyelesaikan tugas Psikologi
Manajerial.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era global ini, manusia dijadikan sebagai subjek dan objek dalam berbagai penelitian
sumber daya manusia terutama di dalam suatu organisasi atau perusahaan. Perusahaan tentu
memiliki kebijakan yang ditunjang oleh nilai bagaimana hubungan antara perusahaan dan
konsumen, antar pegawai, sikap, perilaku maupun hal apa saja yang bisa mempengaruhi
semangat, keterampilan dan skill kerja.

Perhatian yang besar dari pihak manajemen perusahaan sangat diperlukan dalam
pelaksanaan disiplin kerja pegawai, terutama kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin di
dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi tingkat disiplin kerja pegawai. Kepemimpinan
merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mempengaruhi dan mengarahkan sikap maupun
perilaku orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan juga didefinisikan sebagai
suatu kemampuan seseorang dalam mempengaruhi, mengawasi dan mengarahkan para
bawahannya agarmau melakukan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sehingga mampu
memberikan hasil kerja yang baik demi tercapainya tujuan perusahaan.

Proses kepemimpinan memiliki bagian integral seperti pembinaan kebersamaan, dimana


bawahan secara implisit bersedia menerima suatu status superioritas dari pemimpinnya. Terdapat
faktor lain yang juga sangat penting untuk hasil kerja yang baik, yaitu pengawasan. Pengawasan
merupakan faktor yang mempengaruhi disiplin kerja pegawai. Pengawasan merupakan suatu
proses untuk mengetahui, mengoreksi, mengevaluasi sertamengarahkan aktivitas-aktivitas agar
rencana yang telah ditetapkan sebelumnya tidak menyimpang.

Namun demikian, kenyataan di lapangan, terlihat bahwa beberapa pegawai PT. PLN
(Persero) Unit Induk Wilayah Sumatera Utara yang menjadi fokus penelitian ini tidak semuanya
menunjukkan ciri-ciri disiplin, kepemimpinan dan pengawasan yang positif di atas, diantaranya
adalah masih ada pegawai yang tidak tepat waktu dalam memulai kegiatan di dalam perusahaan
dan tidak menggunakan tanda pengenal (badge) saat jam kerja berlangsung.
B. Identifikasi Masalah
1. Disiplin kerja pegawai PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sumatera Utara belum
optimal, hal ini dapat dilihat dari perilaku pegawai masih ada yang tidak tepat waktu
dalam memulai kegiatan di dalam perusahaan dan tidak menggunakan tanda pengenal
(badge) saat jam kerja berlangsung.
2. Kepemimpinan dalam PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sumatera Utara belum
efektif, dikarenakan jadwal pimpinan yang cukup padat baik di dalam maupun di luar
perusahaan yang membuat beberapa pegawai merasa bebas dan menjadi kurang
disiplin.
3. Pengawasan yang dilakukan PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sumatera Utara
belum optimal, dikarenakan kurangnya sikap tegas dari beberapa atasan dalam
memberi sanksi dan teguran kepada pegawai yang masih kurang disiplin. Dan atasan
tidak melakukan pengawasan setiap hari, sehingga membuat beberapa pegawai
tersebut merasa dirinya kurang diawasi.
BAB II

PEMBAHASAN

Sejarah Berdirinya PT PLN (PERSERO)

Berawal di akhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai


ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula dan
pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan sendiri.

Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan- perusahaan Belanda


tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang di awal Perang
Dunia II. Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus
1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan
buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan
Pimpinan KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-
perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden
Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas dibawah Departemen Pekerjaan Umum dan
Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.

Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan
Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas yang
dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu
Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan
Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas diresmikan.

Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17, status Perusahaan Listrik
Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang
Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi
kepentingan umum. Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada
sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN
beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK
dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang.
PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk Perusahaan Perseroan (Persero)
berkewajiban untuk menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum dengan tetap
memperhatikan tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan sesuai dengan Undang-
Undang No. 19/2000.

Kegiatan usaha perusahaan meliputi :

1. Menjalankan usaha penyediaan tenaga listrik yang meliputi kegiatan pembangkitan,


penyaluran, distribusi tenaga listrik, perencanaan dan pembangunan sarana
penyediaan tenaga listrik.
2. Menjalankan usaha penunjang dalam penyediaan tenaga listrik yang meliputi
kegiatan konsultasi, pembangunan, pemasangan, pemeliharaan peralatan
ketenagalistrikan, Pengembangan teknologi peralatan yang menunjang penyediaan
tenaga listrik.
3. Menjalankan kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber
energi lainnya untuk kepentingan penyediaan tenaga listrik, Melakukan pemberian
jasa operasi dan pengaturan (dispatcher) pada pembangkitan, penyaluran, distribusi
dan retail tenaga listrik.
4. Menjalankan kegiatan perindustrian perangkat keras dan perangkat lunak bidang
ketenagalistrikan dan peralatan lain yang terkait dengan tenaga listrik.
5. Melakukan kerja sama dengan badan lain atau pihak lain atau badan penyelenggara
bidang ketenagalistrikan baik dari dalam negeri maupun luar negeri di bidang
pembangunan, operasional, telekomunikasi dan informasi yang berkaitan dengan
ketenagalistrikan

Studi Kasus PT. PLN (PERSERO)

Berdasarkan data penjualan tenaga listrik pada laporan TUL III-09 tahun 2018, realisasi
pendapatan PT PLN (Persero) secara nasional menurun sejak bulan Agustus 2017 sampai
dengan saat ini. Kondisi tersebut terjadi juga pada PT PLN (Persero) Wilayah Maluku
dan Maluku Utara Area Ambon menunjukkan penurunan yang signifikan sejalan dengan
adanya kebijakan pemerintah mencabut subsidi Listrik dari penggunaan daya 900 VA
yang mengakibatkan turunnya nilai jual energi listrik. Penambahan jumlah pelanggan dan
peningkatan penjualan tenaga listrik yang masih besar untuk saat ini dan di masa yang
akan datang.PT PLN (Persero) Wilayah Maluku dan Maluku Utara Area Ambon harus
mampu memperbaiki proses bisnis dalam rangka memenuhi tuntutan kualitas dan
pelayanan kepada pelanggan. Bila kualitas dan pelayanan kepada pelanggan sudah bagus,
maka upaya untuk mendorong pelanggan melakukan Perubahan Daya (PD) ke daya
minimal 1.300 VA akan lebih mudah dilakukan. Karena harga yang lebih mahal harus
dibarengi dengan peningkatan kualitas pelayanan yang lebih baik, termasuk dalam hal
kualitas keandalan tenaga listrik.  PT PLN (Persero) Wilayah Maluku dan Maluku
Utara Area Ambon juga harus mampu mengikuti Perubahan perkembangan teknologi dan
mengupayakan program efisiensi penggunaan BBM.

Anda mungkin juga menyukai