Anda di halaman 1dari 10

C.

keseimbangan Pasar (Market Equilibrium)


Seperti yang telah kita ketahui, “pasar” adalah pertemuan antara pembei (peminta) dan
penjual (penawar), baik dalam pengertian langsung maupun tidak (secara komunikatif).
Sementara itu, “harga pasar” adalah harga yang terjadi pada titik keseimbangan pasar, yaitu
titik pertemuan permintaan dan penawaran. Dengan begitu, titik keseimbangan pasar
(market equilibrium) ditentukan oleh titik perpotongan antara kurva permintaan dan kurva
penawaran. Dalam menentukan titik keseimbangan pasar suatu barang atau jasa, perlu
diperhatikan syarat-syarat yang perlu dipenuhinya. Adapun syarat-syarat titik keseimbangan
pasar adalah:

1. Titik keseimbangan pasar hanya berlaku untuk nilai-nilai yang positif.


2. Titik keseimbangan pasar hanya berlaku untuk titik yang memenuhi ketentuan bagi kurva
permintaan dan kurva penawaran.

Atas dasar persyaratan ini, tidsk mugkin terdapat dua titik keseimbangan pasar bagi
suatu kurva permintaan dan penawaran. Hal itu terjadi walaupun mungkin terdapat dua titik
potong dari fungsi permintaan dan penawaran.

Contoh 1:

Diketahui fungsi permintaan suatu barang adalah x = -2p + 12. Fungsi penawaran barang
tersebut adalah X = 2p – 3 dimana X adalah variabel kuantitatif barang dan p adalah variabel
harga barang. Maka, carilah titik keseimbangan pasar dari barang itu.

Jawab:

Kurva permintaan barang tersebut dapat digambarkan dengan mencari titik potong fungsi
dengan sumbu x dan p. Titik potong fungsi dengan sumbu x, bila p = 0 sehingga x = 12, jadi
titiknya (12,0). Sedangkan, titik potong fungsi dengan sumbu p, bila x = 0, sehingga -2p + 12
= 0  p = 6, jadi titiknya (0,6).

Kurva penawaran barang ini digambarkan dengan bantuan titik potong fungsi dengan
sumbu x dan p. Titik potong fungsi dengan sumbu x, jika p = 0, sehingga x = -3, jadi titiknya (-
3, 0). Sedangkan titik potong fungsi dengan sumbu p, bila X = 0, sehingga 2p – 3 = 0, maka p
= 11/2. Jadi, titiknya (0,11/2). Grafik fungsi atau kurva permintaan dan penawaran barang
dapat dilihat pada gambar 4.13. Titik keseimbangan pasar barang ini adalah pada titik
perpotongan kurva permintaan dan penawaran. Hal ini diperoleh dengan cara:

D : x = -2p + 12 -2p + 12 = 2p - 3

S : x = 2p – 3 4p = 15

P = 33/4

maka x = 41/2.
Jadi, titik keseimbangan pasar pada E (41/2, 33/4).

(41/2, 33/4) s : x = 2p -3
E

D : x = -2p + 12

x
-3 12
Gambar 4.13. keseimbangan Pasar

Contoh 2:

3 x +4
Diketahui fungsi permintaan suatu barang adalah D : p = dan fungsi penawaran
2 x−1
barang tersebut adalah p = 2x + 1 dimana x adalah variabel kuantitas barang dan p adalah
variabel harga barang. Maka, carilah titik keseimbangan pasar dari barang itu.

Jawab:

Kurva permintaan barang dapat digambarkan dengan mencari titik potong fungsi dengan
sumbu x dan p, serta asimtot datar dan tegak dari fungsi tersebut. Titik potong fungsi
permintaan dengan sumbu p adalah pada x = 0, maka p = -4. Jadi, pada titik (0,-4), dan titik
potong fungsi dengan sumbu x adalah pada p = 0, maka 3x + 4 = 0 sehingga x = 11/3, jadi,
pada titik (11/3,0). Sementara itu, asimtot datar jika x = ~, maka x = 1/2. Penggambaran
grafiknya dengan bantuan tabel.

X 1/2 1 2 3 5 6 ~

p ~ 7 31/3 23/5 22/7 21/9 11/2


x 1/2 0 -11/3 -2 -3 ~

p ~ -4 0 2/5 5/7 11/2

Kurva penawaran barang ini digambarkan dengan bantuan titik potong dengan sumbu x dan
p. Titik potong fungsi penawaran dengan sumbu p bila x = 0, maka p = 1, jadi, titiknya (0,1).
Sedangkan, titik potong fungsi penawaran dengan sumbu x bila = 0, maka 2x + 1 = 0,
sehingga x = -1/2, jadi, titiknya (-1/2,0). Grafik fungsi atau kurva permintaan dan penawaran.
p

S : p = 2x + 1

4 E (1,55 ; 4,10)
3 x +4
D:p=
2 x−1
3

2
as datar

-1 1 2 3 4

as tegak

Gambar 4.14. Keseimbangan Pasar

Barang tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.14. Titik keseimbangan pasar barang adalah
pada titik perpotongan yang memenuhi persyaratan kurva permintaan dan penawaran, yang
diperoleh dengan cara:
3 x +4
D.p =
2 x−1

3 x +4
=2 x +1
2 x−1

S.p = 2x + 1 3x + 4 = (2x + 1) (2x – 1)

3x + 4 = 4x2 – 1

4x2 – 3x – 5 = 0

3± √ 9−80 3± √ 89 3± 9,43
X1,2 = = =
8 8 8

12, 43
X1 = =¿1,55  maka p = 4,10
8

−6 , 43
X2 = = -0,80  maka p = -0,60 (tidak memenuhi syarat).
8

Jadi titik keseimbangan pasar barang adalah pada E (1, 55 ; 4, 10).

D. Perpajakan (Taxation)
Pajak merupakan pungutan yang ditarik oleh pemerintah terhadap wajib pajak, tanpa
mendapatkan wajib pajak, tanpa mendapatkan balas jasa langsung. Pajak yang dipungut
oleh pemerintah dapat bersifat pajak langsung dan pajak tidak langsung. Pajak langsung
merupakan pajak yang dipungut secara langsung dari wajib pajak seperti pajak kekayaan,
pajak pendapatan, pajak perseroan. Pajak tidak langsung merupakan pajak yang dipungut
pemerintah secara tidak langsung dari wajib pajak, tetapi melalui wajib pungut yang
kemudian menyetorkan pajak kepada pemerintah, seperti pajak penjualan dan pajak
tontonan.

Dalam pembahasan masalah perpajakan, yang ditekankan adalah pajak pajak tidak
langsung yang berupa pajak penjualan. Dengan dibebankannya pajak penjualan, harga yang
ditawarkan oleh si penjual (penawar) pada suatu tingkat jumlah/kuantitas tertentu akan
bertambah sebesar pajak yang dibebankan. Jadi, pengaruh pajak terhadap keseimbangan
pasar mengikuti asumsi-asumsi berikut ini.

1. Dalam pasar persaingan murni (pure competition), permintaan konsumen hanya


tergantung pada harga, sehingga fungsi permintaan tidak berubah.
2. Produsen menyesuaikan kurva penawarannya untuk harga baru yang telah termasuk
pajak yang dikenakan.
3. Pajak dari t unit uang dikenakan terhadap setiap unit dari jumlah yang dihasilkan.
Dalam pembahasan mengenai perpajakan ini kita membedakan pajak yang dikenakan
terhadap suatu barang tertentu atas pajak per unit dan pajak persentase.

1. Pajak per unit


Pajak per unit adalah pajak yang dikenakan terhadap suatu barang tertentu.
Besarnya pajak tersebut ditentukan dalam jumlah uang yang tetap untuk setiap unit
barang yang dihasilkan. Dilihat dari pengaruh pajak perunit, jika x adalah variabel
kuantitas, sedangkan p adalah variabel harga per unit kuantitas, dan t adalah pajak
perunit kuantitas, fungsi penawaran akan bergeser keatas sebesar t untuk setiap
tingkat jumlah/kuantitas yang ditawarkan. Dalam bentuk fungsi penawaran, maka
fungsi penawaran sebelum pajak adalah p = f (x), maka fungsi penawaran sesudah
pajak adalah p = f(x) + t.
Grafik fungsi atau kurva penawaran sebelum dan sesudah pajak dapat dilihat pada
gambar 4.17. Berdasarkan gambar ini, terlihat bahwa harga penawaran sebelum
pajak pada tingkat kuantitas X2 adalah sebesar P2. Sementara itu, harga penawaran
sesudah pajak pada tingkat kuantitas X2 tersebut adalah sebesar P2 + t.
Pengaruh pajak terhadap titik keseimbangan pasar juga dapat dilihat pada Gambar
4.17. Terlihat bahwa apabila fungsi permintaan adalah D : p = g (x) dan fungsi
penawaran sebelum pajak adalah S : p = f(x), titik keseimbangan pasarnya adalah E
(x0 , p0). Sementara itu, titik keseimbangan pasar sesudah pajak adalah E 1 (x1, p1)
dimana (x1, p1) merupakan titik perpotongan fungsi permintaan, D : p = g (x) fungsi
penawaran sesudah pajak S1 : P1 = (x) + t.

P S1

S
E1
P1 E

P0
t

P2 D

X
X2 X1 X0

Gambar 4.17. keseimbangan Pasar Sebelum dan Sesudah Pajak.


Dalam bentuk umum yang lain, fungsi penawaran yaitu x = f (p), maka fungsi
penawaran yaitu x = f (p), maka fungsi penawaran sesudah pajak dapat dipecahkan
dengan menggunakan bentuk yang mudah. Dengan demikian, dengan bentuk fungsi
terdahulu p1 = f (x) + t, maka diperoleh p 1 – t = f (x). Selanjutnya, hasil tersebut kita
substitusikan ke dalam x = f (p), maka didapatkan fungsi penawaran sesudah pajak
adalah x1 = f (p1 – t). Jadi, apabila fungsi penawaran sesudah pajak adalah S : x = f (p),
fungsi penawaran sesudah pajak adalah S : x = f (p), fungsi penawaran sesudah pajak
adalah S1 : x1 = f(p1 – t).

Contoh:

Diketahui fungsi permintaan suatu barang adalah p = 12 – 2x dan fungsi penawaran


barang tersebut adalah p = 3 + x dimana x adalah variabel kuantitas dan p adalah
variabel harga dari barang tersebut. Apabila terhadap barang ini dikenakan pajak
yaitu sebesar t = 2 maka tentukan:

a. Titik keseimbangan pasar sebelum pajak;


b. Titik keseimbangan pasar sesudah pajak;
c. Gambar grafik fungsi atau kurva permintaan dan penawaran sebelum dan
sesudah pajak.

Jawab:

a. Titik keseimbangan pasar sebelum pajak dapat diperoleh dengan mencari titik
perpotongan yang memenuhi persyaratan kurva-kurva permintaan dan
penawaran, yaitu:
D : p = 12 – 2x
12 – 2x = 3 + X
S:p=3+X 3x = 9
X = 3, maka p = 6
Jadi, titik keseimbangan pasar sebelum pajak adalah pada E (3,6)
b. Titik keseimbangan pasar sesudah pajak dapat diperoleh dengan mencari titik
perpotongan yang memenuhi persyaratan kurva-kurva permintaan dan
penawaran sesudah pajak, yaitu:
D : p = 12 – 2x
12 – 2x = 5 + x
S1 : p = 5 + x 3x = 7
X = 21/3, maka p = 71/3

Jadi, titik keseimbangan pasar sesudah pajak adalah pada E (21/3, 71/3).
c. Untuk menggambarkan grafik fungsi atau kurva permintaan dan penawaran,
dapat dilakukan dengan bantuan titik-titik potong fungsi tersebut dengan sumbu
x dan p. Titik potong fungsi permintaan dengan sumbu x adalah p = 0, maka x = 6,
jadi titiknya (6,0). Sedangkan, titik potong fungsi ini dengan sumbu p adalah bila x
= 0, maka p = 12, jadi titiknya (0,12). Titik potong berfungsi penawaran sebelum
pajak dengan sumbu x adalah bila p = 0, maka x = -3, jadi titiknya (-3, 0), dan titik
potong fungsi ini dengan sumbu p adalah bila x = 0, maka p = 3, jadi titiknya (0,
3). Sedangkan, titik potong fungsi penawaran sesudah pajak dengan sumbu x
adalah bila p = 0, maka x = -5, jadi titiknya (-5, 0) dan titik potong fungsi ini
dengan sumbu adalah bila x = 0, maka p = 5, jadi titiknya (0, 5). Grafiknya dapat
dilihat pada Gambar 4.18.

12 P

S1
D
S
E1

x
-5 -3 1 2 3 4 5 6

2. Pajak Persentase
Pajak persentase adalah pajak yang dikenakan terhadap suatu barang tertentu. Pajak
tersebut diperhitungkan sebesar persentase (%) yang tetap dari hasil
penerimaannya. Contohnya pajak penjualan. Dalam hal ini pajak persentase
dinyatakan dengan tanda “r”. Dengan adanya pajak persentase sebesar “r”, maka
harga yang ditawarkan oleh si penjual (penawar) akan naik sebesar 1% dari harga
penjualan semula. Dilihat dari pengaruh pajak persentase ini, jika x adalah variabel
kuantitas dan r adalah pajak per persentase, fungsi penawaran akan bergerak ke atas
sebesar r%. Hal ini terjadi untuk setiap tingkat jumlah/kuantitas yang ditawarkan.
Dalam bentuk fungsi penawaran sebelum pajak adalah p = f(x), fungsi penawaran
sesudah pajak adalah p1 = f(x) (1 + r) = p (1 + r). Grafik fungsi atau kurva penawaran
sebelum dan sesudah pajak dapat dilihat pada Gambar 4.21.
S1

P
r%
E1
P1 S

P0 E

X
Gambar 4.21. Keseimbangan Pasar sebelum dan Sesudah Pajak

Berdasarkan gambar ini, terlihat bahwa harga penawaran sebelum pajak pada
tingkat kuantitas X0 adalah sebesar P0, sedangkan harga penawaran sesudah pajak
pada tingkat kuantitas X0 tersebut adalah sebesar pr = p0 + r.p0 = p0 (1 + r) dimana r
adalah persentase pajak yang dikenakan.

Pengaruh pajak terhadap titik keseimbangan pasar juga dapat dilihat pada
Gambar 4.21. Dari gambar ini terlihat bahwa apabila fungsi permintaan adalah D : p
= g (x) dan fungsi penawaran sebelum pajak adalah S : p = f(x), maka titik
keseimbangan pasarnya adalah E (x0 . p0). Sedangkan keseimbangan pasar sesudah
pajak adalah E1 (x1 ; p1) dimana (x1 ; p1) merupakan titik perpotongan dari fungsi
permintaan D : P = g(x). Fungsi penawaran sesudah pajak S1 : p = f(x) (1 + r).

Dalam bentuk umum yang lain, fungsi penawaran yaitu x = f(p), maka, fungsi
penawaran sesudah pajak dapat dipecahkan dengan menggunakan p dalam bentuk
yang mudah. Dengan demikian, dengan bentuk fumgsi terdahulu:

P1 = f(x) (1 + r) = p (1 + r)
Maka diperoleh:

Selanjutnya hasil tersebut di substitusikan ke dalam x = f (p), maka diperoleh fungsi


penawaran sesudah pajak, yaitu:

Jadi, jika fungsi penawaran sebelum pajak adalah S : x = f (p), fungsi penawaran
sesudah pajak adalah

Besarnya pajak per sentase yang diuraikan diatas dapat disamakandengan pajak
per unit untuk suatu tingkat kuantitas tertentu, yaitu:

E. subsidi
Subsidi merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada produsen/supplier
terhadap produk yang dihasilkan atau dipasarkannya. Besarnya subsidi yang diberikan
biasanya tetap untuk setiap unit barang yang dihasilkan atau dipasarkan. Notasi besarnya
subsidi untuk tiap unit barang yang dihasilkan atau dipasarkannya dinyatakan dengan s.
Dengan adanya subsidi, fungsi penawaran akan turun atau bergeser ke bawah,
sedangkan fungsi permintaan tetap. Dengan adanya subsidi sebesar s, tingkat harga yang
ditawarkan oleh si penjual (penawar) akan turun sebesar s untuk setiap
tingkat/jumlah/kuantitas yang ditawarkan. Pengaruh subsidi sebesar s, jika x adalah variabel
kuantitas, sedangkan p adalah variabel harga dan s adalah subsidi perunit kuantitas, fungsi
penawaran akan bergeser kebawah sebesar s untuk setiap tingkat jumlah/kuantitas yang
ditawarkan. Dalam bentuk fungsi penawaran sebelum subsidi adalah p = f(x), maka fungsi
penawaran sesudah subsidi adalah p = f(x) – s.

Grafik fungsi atau kurva penawaran sebelum dan sesudah subsidi dapat dilihat pada gambar
4.25. Dalam gambar ini terlihat bahwa harga penawaran sebelum subsidi pada timgkat
kuantitas x2 adalah sebesar p2, sedangkan harga penawaran sesudah subsidi pada tingkat
kuantitas x2 tersebut adalah sebesar p2 – s.

S
E S1
P0
P1
E1
S

X0 X1

Gambar 4.25. kurva Permintaan dan Penawaran Sebelum dan Sesudah Subsidi.
Pengaruh subsidi terhadap titik keseimbangan pasar juga dapat dilihat pada Gambar 4.25.
Terlihat bahwa bila fungsi permintaan adalah D : p = f(x), dan fungsi penawaran sebelum
subsidi adalah S : p = f(x), titik keseimbangan pasarnya adalah E (X 0 ; P0). Sedangkan, titik
keseimbangan pasar sesudah subsidi adalah pada E1 (x1 ; p1) merupakan titik perpotongan
dari fungsi permintaan D : p = f(x) dan fungsi penawaran sesudah subsidi yaitu S : p 1 = f(x) –
s.
Dalam bentuk umum yang lain, fungsi penawaran yaitu x = f(p), maka fungsi penawaran
sesudah subsidi dapat dipecahkan dengan menggunakan p dalam bentuk yang mudah.
Berdasarkan bentuk fungsi penawaran terdahulu, didapatkan p 1 = f(x) – s dan bila diolah,
diperoleh p1 + s = f(x).
Dengan mensubstitusikan kedalam bentuk fungsi x = f(p), maka didapatkan fungsi
penawaran sesudah subsidi yaitu S1 : x1 = f(p1 + s). Jadi, jika fungsi penawaran sebelum
subsidi adalah S : x = f(p), fungsi penawaran sesudah subsidi adalah S1 : x1 = f (P1 + s).

Anda mungkin juga menyukai