Atas dasar persyaratan ini, tidsk mugkin terdapat dua titik keseimbangan pasar bagi
suatu kurva permintaan dan penawaran. Hal itu terjadi walaupun mungkin terdapat dua titik
potong dari fungsi permintaan dan penawaran.
Contoh 1:
Diketahui fungsi permintaan suatu barang adalah x = -2p + 12. Fungsi penawaran barang
tersebut adalah X = 2p – 3 dimana X adalah variabel kuantitatif barang dan p adalah variabel
harga barang. Maka, carilah titik keseimbangan pasar dari barang itu.
Jawab:
Kurva permintaan barang tersebut dapat digambarkan dengan mencari titik potong fungsi
dengan sumbu x dan p. Titik potong fungsi dengan sumbu x, bila p = 0 sehingga x = 12, jadi
titiknya (12,0). Sedangkan, titik potong fungsi dengan sumbu p, bila x = 0, sehingga -2p + 12
= 0 p = 6, jadi titiknya (0,6).
Kurva penawaran barang ini digambarkan dengan bantuan titik potong fungsi dengan
sumbu x dan p. Titik potong fungsi dengan sumbu x, jika p = 0, sehingga x = -3, jadi titiknya (-
3, 0). Sedangkan titik potong fungsi dengan sumbu p, bila X = 0, sehingga 2p – 3 = 0, maka p
= 11/2. Jadi, titiknya (0,11/2). Grafik fungsi atau kurva permintaan dan penawaran barang
dapat dilihat pada gambar 4.13. Titik keseimbangan pasar barang ini adalah pada titik
perpotongan kurva permintaan dan penawaran. Hal ini diperoleh dengan cara:
D : x = -2p + 12 -2p + 12 = 2p - 3
S : x = 2p – 3 4p = 15
P = 33/4
maka x = 41/2.
Jadi, titik keseimbangan pasar pada E (41/2, 33/4).
(41/2, 33/4) s : x = 2p -3
E
D : x = -2p + 12
x
-3 12
Gambar 4.13. keseimbangan Pasar
Contoh 2:
3 x +4
Diketahui fungsi permintaan suatu barang adalah D : p = dan fungsi penawaran
2 x−1
barang tersebut adalah p = 2x + 1 dimana x adalah variabel kuantitas barang dan p adalah
variabel harga barang. Maka, carilah titik keseimbangan pasar dari barang itu.
Jawab:
Kurva permintaan barang dapat digambarkan dengan mencari titik potong fungsi dengan
sumbu x dan p, serta asimtot datar dan tegak dari fungsi tersebut. Titik potong fungsi
permintaan dengan sumbu p adalah pada x = 0, maka p = -4. Jadi, pada titik (0,-4), dan titik
potong fungsi dengan sumbu x adalah pada p = 0, maka 3x + 4 = 0 sehingga x = 11/3, jadi,
pada titik (11/3,0). Sementara itu, asimtot datar jika x = ~, maka x = 1/2. Penggambaran
grafiknya dengan bantuan tabel.
X 1/2 1 2 3 5 6 ~
Kurva penawaran barang ini digambarkan dengan bantuan titik potong dengan sumbu x dan
p. Titik potong fungsi penawaran dengan sumbu p bila x = 0, maka p = 1, jadi, titiknya (0,1).
Sedangkan, titik potong fungsi penawaran dengan sumbu x bila = 0, maka 2x + 1 = 0,
sehingga x = -1/2, jadi, titiknya (-1/2,0). Grafik fungsi atau kurva permintaan dan penawaran.
p
S : p = 2x + 1
4 E (1,55 ; 4,10)
3 x +4
D:p=
2 x−1
3
2
as datar
-1 1 2 3 4
as tegak
Barang tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.14. Titik keseimbangan pasar barang adalah
pada titik perpotongan yang memenuhi persyaratan kurva permintaan dan penawaran, yang
diperoleh dengan cara:
3 x +4
D.p =
2 x−1
3 x +4
=2 x +1
2 x−1
3x + 4 = 4x2 – 1
4x2 – 3x – 5 = 0
3± √ 9−80 3± √ 89 3± 9,43
X1,2 = = =
8 8 8
12, 43
X1 = =¿1,55 maka p = 4,10
8
−6 , 43
X2 = = -0,80 maka p = -0,60 (tidak memenuhi syarat).
8
D. Perpajakan (Taxation)
Pajak merupakan pungutan yang ditarik oleh pemerintah terhadap wajib pajak, tanpa
mendapatkan wajib pajak, tanpa mendapatkan balas jasa langsung. Pajak yang dipungut
oleh pemerintah dapat bersifat pajak langsung dan pajak tidak langsung. Pajak langsung
merupakan pajak yang dipungut secara langsung dari wajib pajak seperti pajak kekayaan,
pajak pendapatan, pajak perseroan. Pajak tidak langsung merupakan pajak yang dipungut
pemerintah secara tidak langsung dari wajib pajak, tetapi melalui wajib pungut yang
kemudian menyetorkan pajak kepada pemerintah, seperti pajak penjualan dan pajak
tontonan.
Dalam pembahasan masalah perpajakan, yang ditekankan adalah pajak pajak tidak
langsung yang berupa pajak penjualan. Dengan dibebankannya pajak penjualan, harga yang
ditawarkan oleh si penjual (penawar) pada suatu tingkat jumlah/kuantitas tertentu akan
bertambah sebesar pajak yang dibebankan. Jadi, pengaruh pajak terhadap keseimbangan
pasar mengikuti asumsi-asumsi berikut ini.
P S1
S
E1
P1 E
P0
t
P2 D
X
X2 X1 X0
Contoh:
Jawab:
a. Titik keseimbangan pasar sebelum pajak dapat diperoleh dengan mencari titik
perpotongan yang memenuhi persyaratan kurva-kurva permintaan dan
penawaran, yaitu:
D : p = 12 – 2x
12 – 2x = 3 + X
S:p=3+X 3x = 9
X = 3, maka p = 6
Jadi, titik keseimbangan pasar sebelum pajak adalah pada E (3,6)
b. Titik keseimbangan pasar sesudah pajak dapat diperoleh dengan mencari titik
perpotongan yang memenuhi persyaratan kurva-kurva permintaan dan
penawaran sesudah pajak, yaitu:
D : p = 12 – 2x
12 – 2x = 5 + x
S1 : p = 5 + x 3x = 7
X = 21/3, maka p = 71/3
Jadi, titik keseimbangan pasar sesudah pajak adalah pada E (21/3, 71/3).
c. Untuk menggambarkan grafik fungsi atau kurva permintaan dan penawaran,
dapat dilakukan dengan bantuan titik-titik potong fungsi tersebut dengan sumbu
x dan p. Titik potong fungsi permintaan dengan sumbu x adalah p = 0, maka x = 6,
jadi titiknya (6,0). Sedangkan, titik potong fungsi ini dengan sumbu p adalah bila x
= 0, maka p = 12, jadi titiknya (0,12). Titik potong berfungsi penawaran sebelum
pajak dengan sumbu x adalah bila p = 0, maka x = -3, jadi titiknya (-3, 0), dan titik
potong fungsi ini dengan sumbu p adalah bila x = 0, maka p = 3, jadi titiknya (0,
3). Sedangkan, titik potong fungsi penawaran sesudah pajak dengan sumbu x
adalah bila p = 0, maka x = -5, jadi titiknya (-5, 0) dan titik potong fungsi ini
dengan sumbu adalah bila x = 0, maka p = 5, jadi titiknya (0, 5). Grafiknya dapat
dilihat pada Gambar 4.18.
12 P
S1
D
S
E1
x
-5 -3 1 2 3 4 5 6
2. Pajak Persentase
Pajak persentase adalah pajak yang dikenakan terhadap suatu barang tertentu. Pajak
tersebut diperhitungkan sebesar persentase (%) yang tetap dari hasil
penerimaannya. Contohnya pajak penjualan. Dalam hal ini pajak persentase
dinyatakan dengan tanda “r”. Dengan adanya pajak persentase sebesar “r”, maka
harga yang ditawarkan oleh si penjual (penawar) akan naik sebesar 1% dari harga
penjualan semula. Dilihat dari pengaruh pajak persentase ini, jika x adalah variabel
kuantitas dan r adalah pajak per persentase, fungsi penawaran akan bergerak ke atas
sebesar r%. Hal ini terjadi untuk setiap tingkat jumlah/kuantitas yang ditawarkan.
Dalam bentuk fungsi penawaran sebelum pajak adalah p = f(x), fungsi penawaran
sesudah pajak adalah p1 = f(x) (1 + r) = p (1 + r). Grafik fungsi atau kurva penawaran
sebelum dan sesudah pajak dapat dilihat pada Gambar 4.21.
S1
P
r%
E1
P1 S
P0 E
X
Gambar 4.21. Keseimbangan Pasar sebelum dan Sesudah Pajak
Berdasarkan gambar ini, terlihat bahwa harga penawaran sebelum pajak pada
tingkat kuantitas X0 adalah sebesar P0, sedangkan harga penawaran sesudah pajak
pada tingkat kuantitas X0 tersebut adalah sebesar pr = p0 + r.p0 = p0 (1 + r) dimana r
adalah persentase pajak yang dikenakan.
Pengaruh pajak terhadap titik keseimbangan pasar juga dapat dilihat pada
Gambar 4.21. Dari gambar ini terlihat bahwa apabila fungsi permintaan adalah D : p
= g (x) dan fungsi penawaran sebelum pajak adalah S : p = f(x), maka titik
keseimbangan pasarnya adalah E (x0 . p0). Sedangkan keseimbangan pasar sesudah
pajak adalah E1 (x1 ; p1) dimana (x1 ; p1) merupakan titik perpotongan dari fungsi
permintaan D : P = g(x). Fungsi penawaran sesudah pajak S1 : p = f(x) (1 + r).
Dalam bentuk umum yang lain, fungsi penawaran yaitu x = f(p), maka, fungsi
penawaran sesudah pajak dapat dipecahkan dengan menggunakan p dalam bentuk
yang mudah. Dengan demikian, dengan bentuk fumgsi terdahulu:
P1 = f(x) (1 + r) = p (1 + r)
Maka diperoleh:
Jadi, jika fungsi penawaran sebelum pajak adalah S : x = f (p), fungsi penawaran
sesudah pajak adalah
Besarnya pajak per sentase yang diuraikan diatas dapat disamakandengan pajak
per unit untuk suatu tingkat kuantitas tertentu, yaitu:
E. subsidi
Subsidi merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada produsen/supplier
terhadap produk yang dihasilkan atau dipasarkannya. Besarnya subsidi yang diberikan
biasanya tetap untuk setiap unit barang yang dihasilkan atau dipasarkan. Notasi besarnya
subsidi untuk tiap unit barang yang dihasilkan atau dipasarkannya dinyatakan dengan s.
Dengan adanya subsidi, fungsi penawaran akan turun atau bergeser ke bawah,
sedangkan fungsi permintaan tetap. Dengan adanya subsidi sebesar s, tingkat harga yang
ditawarkan oleh si penjual (penawar) akan turun sebesar s untuk setiap
tingkat/jumlah/kuantitas yang ditawarkan. Pengaruh subsidi sebesar s, jika x adalah variabel
kuantitas, sedangkan p adalah variabel harga dan s adalah subsidi perunit kuantitas, fungsi
penawaran akan bergeser kebawah sebesar s untuk setiap tingkat jumlah/kuantitas yang
ditawarkan. Dalam bentuk fungsi penawaran sebelum subsidi adalah p = f(x), maka fungsi
penawaran sesudah subsidi adalah p = f(x) – s.
Grafik fungsi atau kurva penawaran sebelum dan sesudah subsidi dapat dilihat pada gambar
4.25. Dalam gambar ini terlihat bahwa harga penawaran sebelum subsidi pada timgkat
kuantitas x2 adalah sebesar p2, sedangkan harga penawaran sesudah subsidi pada tingkat
kuantitas x2 tersebut adalah sebesar p2 – s.
S
E S1
P0
P1
E1
S
X0 X1
Gambar 4.25. kurva Permintaan dan Penawaran Sebelum dan Sesudah Subsidi.
Pengaruh subsidi terhadap titik keseimbangan pasar juga dapat dilihat pada Gambar 4.25.
Terlihat bahwa bila fungsi permintaan adalah D : p = f(x), dan fungsi penawaran sebelum
subsidi adalah S : p = f(x), titik keseimbangan pasarnya adalah E (X 0 ; P0). Sedangkan, titik
keseimbangan pasar sesudah subsidi adalah pada E1 (x1 ; p1) merupakan titik perpotongan
dari fungsi permintaan D : p = f(x) dan fungsi penawaran sesudah subsidi yaitu S : p 1 = f(x) –
s.
Dalam bentuk umum yang lain, fungsi penawaran yaitu x = f(p), maka fungsi penawaran
sesudah subsidi dapat dipecahkan dengan menggunakan p dalam bentuk yang mudah.
Berdasarkan bentuk fungsi penawaran terdahulu, didapatkan p 1 = f(x) – s dan bila diolah,
diperoleh p1 + s = f(x).
Dengan mensubstitusikan kedalam bentuk fungsi x = f(p), maka didapatkan fungsi
penawaran sesudah subsidi yaitu S1 : x1 = f(p1 + s). Jadi, jika fungsi penawaran sebelum
subsidi adalah S : x = f(p), fungsi penawaran sesudah subsidi adalah S1 : x1 = f (P1 + s).