Matematika Bisnis 1
MATEMATIKA BISNIS 1
Oleh : YUSUP, S.Pd. MM
NBM : 871677
No. Kontak : 081381237000
Email : yusup_nani@yahoo.co.id
Blog : http://yussupebiet.blogspot.com
PERBANKAN SYARIAH
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
a. TATA CARA PERKULIAHAN
1. Perkuliahan akan dilakukan dalam 16 kali pertemuan 14 kali Tatap muka dan 2
kali ujian yakni: Ujian Tengah Semester(UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS).
2. Pokok bahasan untuk setiap pertemuan disusun sesuai jadwal. Dan
mendapatkan Hand out
3. Soal-soal yang diberikan setiap pertemuan menjadi tugas yang akan diberikan
Nilai
b. Kriteria Penilaian
• Nilai akhir ditentukan dengan memperhitungkan komponen sebagai berikut:
1. Ujian Tengah Semester (UTS) : 25%
2. Ujian Akhir Semester (UAS) : 35%
3. Tugas : 20%
4. Keaktifan/Absensi : 20%
c.Tema :
1. Konsep-konsep Dasar Matematika Bisnis
2. Persamaan linier dan non linier
3. Terapan fungsi dalam ekonomi
4. Keseimbangan pasar
5. Pengaruh pajak dan subsidi
6. Analisis (fungsi biaya&penerimaan) ,deret
7. Dasar-dasar matriks(penentuan determinan)
8. 8. UTS
9. 9. Limit
10. 10.Eksponen
11. 11.Differensiasi
12. 13.Integral
13. 14.Nilai Maksimum
14. 15.Surplus konsumen dan produsen
15. 16.UAS
1. KONSEP DASAR MATEMATIKA BISNIS
HIMPUNAN
Pengertian Himpunan
Himpunan adalah Kumpulan benda atau objek yang didefinisikan (diterangkan)
dengan jelas
Himpunan dilambangkan dengan huruf kapital misalnya A, B, C, D, …,Z dan objek-
objek dari himpunan itu ditulis diantara dua kurung kurawal dan dipisahkan
dengan tanda koma
Yang dimaksud diterangkan dengan jelas adalah benda atau objeknya jelas mana
yang merupakan anggota dan mana yang bukan anggota dari himpunan itu
Contoh:
A adalah himpunan bilangan asli kurang dari 10
A = { 1,2,3,4,5,6,7,8,9 }
Soal : Nyatakan himpunan berikut dalam bentuk notasi pembentuk himpunan
B adalah bilangan Asli yang lebih dari 3 dan kurang atau sama dengan 15
C adalah bilangan bulat lebih dari atau sama dengan -5 tetapi kurang dari 10
D adalah bilangan ganjil kurang dari 20
• Jawaban :
• 1. B = { x | 3 < x ≤ 15 , x A}
• 2. C = { x | -5 ≤ x < 10 , x B }
• 3. D = { x | x < 20 , x A }
Contoh soal : Nyatakan soal di atas dengan cara mendaftar anggotanya
• Jawaban:
1. B = { x | 3 < x ≤ 15 , x A} = { 4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15 }
2. C = { x | -5 ≤ x < 10 , x B } = { -5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
3. D = { x | x < 20 , x A } = { 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17, 19 }
Banyaknya anggota himpunan A dilambangkan dengan n(A) = 5
Banyaknya anggota himpunan B dilambangkan dengan n(B) = 6
Lambang dibaca “elemen” atau anggota
Lambang dibaca “bukan elemen” atau bukan anggota
Lambang n(A), n(B) disebut bilangan kardinal
Lambang n(A), n(B) disebut bilangan kardinal
Bila kita menganalogikan dalam bisnis Keanggotaan Suatu Himpunan B dan C bila
digabungkan Union maka produk-produk dua buah Toko atau perusahaan akan
bertambah besar,dua buah himpunan B dan C menjadi { -5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2,
3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,10,11,12,13,14,15 } . Dan bila terdapat intersection atau irisan
dari dua buah himpunan maka akan banyak dapat dianalogikan dalam bisnis,contoh
irisan himpunan B dan C adalah { 4,5,6,7,8,9, } maka analoginya adalah bahwa
apabila di dua buah Toko itu produk 4,5,6,7,8,9 salah satu produknya telah terjual
maka produk yang kedua dari anggota irisan tadi masih ada di Toko yang kedua atau
sebaliknya,seharusnya kedua Toko tersebut dapat saling berbagi dan substitusi,inilah
konsep himpunan jika diterapkan dalam bisnis,hal tersebut bisa terjalin apabila
kedua took tersebut dan atau masing-masing Toko ada jaringan ikatan yang kuat
untuk saling bersinergi ada komunikasi dan kerjasama yang intensif,bila kedua Toko
atau lebih beberapa Toko ada jaringan kerja yang menerapkan konsep himpunan
maka ekonomi umat islam akan kuat.
Model Ekonomi
Model Ekonomi adalah suatu cara penyederhanaan hubungan antara variabel –
variabel Ekonomi/Bisnis yang satu dengan lainnya yang lebih
kompleks. Penyederhanaan ini merupakan kerangka kasar/umum dari dunia
nyata Ekonomi/Bisnis, dengan harapan dapat memprediksi keadaan
Ekonomi/Bisnis sekarang ini atau dimasa depan.Model Ekonomi ini dapat
berbentuk model Matematika dan non – Matematika. Jika berbentuk model
Matematika maka akan terdiri dari persamaan – persamaan, dengan sejumlah
variabel, konstanta, koefisien atau parameter. Variabel adalah suatu nilai yang
berubah – ubah dalam suatu masalah tertentu. Variabel ini sering dilambangkan
dengan huruf didepan nama variabel tersebut, seperti harga (price)= P, jumlah
yang diminta (quantity) = Q, Biaya (cost ) = C, penerimaan (revenue) = R,
Investasi (Investment) = I, Tingkat suku bunga (interest rate) = i, dan lain –
lain.Variabel dalam Ekonomi/Bisnis ada dua jenis yaitu Variabel Endogen dan
Variabel Eksogen. Variabel Endogen adalah variabel yang penyelesaiannya
diperoleh dari dalam model, sedangkan variabel Eksogen adalah variabel nilainya
diperoleh dari luar model, atau sudah ditentukan berdasarkan data yang ada.
Tapi bisa, terjadi sebaliknya contohnya, dalam analisis penentuan harga dan
jumlah keseimbangan pasar suatu barang tertentu, Variabel P merupakan variabel
endogen, karena nilai variabel P diperoleh dalam model. Tetapi dalam kerangka
penentuan pengeluaran konsumen, variabel P merupakan variabel eksogen karena
variabel P merupakan data konsumen perorangan. Untuk membedakan maka
biasanya variabel Eksogen diberi subskrip 0 pada varaibelnya sedangkan endogen
tidak, misalnya I0 variabel Eksogen.
Konstanta adalah suatu bilangan nyata tunggal yang nilainya berubah – ubah
dalam suatu masalah tertentu. Konstanta ini sama halnya dengan variabel
eksogen karena nilainya sudah tetap berupa data.Jika konstanta dengan variabel
digabungkan menjadi satu, misalnya 5R, 4P, atau 0,3C, maka angka konstanta
yang ada didepan variabel disebut koefisien dari variabel tersebut. Sehingga
dapat juga disebut bahwa koefisisen adalahangka pengali konstan terhadap
variabelnya. Persamaan adalah suatu pernyataan bahwa dua lambang adalah sama,
sedangkan pertidaksamaan adalah suatu pernyataan yang menyatakan bahwa dua
lambang adalah tidak sama. Persamaan biasanya disimbolkan dengan tanda = (dibaca
’sama dengan’), dan pertidaksamaan disimbolkan dengan tanda < (dibaca ’lebih
kecil’), atau > (dibaca ’lebih besar’) atau dapat terjadi pengabungan keduanya.
Di Matematika Ekonomi & Bisnis terdapat 3 jenis persamaan yaitu :
(1) persamaan definisi;
(2) persamaan perilaku;
(3) kondisi keseimbangan.
Persamaan definisi adalah suatu bentuk kesamaan di antara duapernyataan yang
mempunyai arti yang sama. Misalkan, Pendapatan Nasional Bruto (Gross National
Product – GNP) adalah penjumlahan dari pengeluaran konsumsi (C), Investasi (I),
Pengeluaran Pemerintah (G), dan Ekspor neto (X – M). Dapat dirumuskan sebagai
berikut :GNP = C + I + G + (X – M) (0.1.1) Persamaan (0.1.1) tidak dapat diartikan
sebagai hubungan fungsional (lihat seperti butir 2). Dengan kata lain, GNP
bukan fungsi dari Konsumsi (C), Investasi (I), Pengeluaran (G), Ekspor (X), dan
Import (M), hanya merupakan kesamaan, dimana jika ruas kanan tanda sama
dengan ditambah atau dikurangi, pada satu atau beberapa variabel maka
ruas kiri tanda juga ikut berubah bertambah atau berkurang nilainya.
(2) Persamaan perilaku adalah suatu persamaan yang
menunjukkan perubahan perilaku suatu variabel sebagai akibat dari
perubahan variabel lainnya yang saling berhubungan. Persamaan ini
dapat diterapkan pada perilaku manusia, misalnya perubahan
perilaku pola konsumsi secara keseluruhan karena perubahan
pendapatan Nasional atau perilaku bukan manusia, misalnya perubahan
biaya total dari suatu perusahaan akibat perubahan jumlah
produksi. Persamaan ini selalu dibuat asumsi – asumsi tertentu
mengenai pola perilaku dari suatu variabel yang diteliti. Contoh berikut ini :
TC = 100 + 25Q (0.1.2)TC = 150 + Q (0.1.3)dimana, TC = Biaya Total Q = Jumlah
Produksi
Kedua persamaan bentuknya berbeda dengan asumsi produksinya berbeda,
pada persamaaan (0.1.2) biaya tetap 100 kemudian biaya variabelnya juga
berbeda dimana meningkat secara konstan sebesar 25 jika terjadi
pertambahan 1 unit produksi sedangkan pada persamaan (0.1.3) biaya tetap 150,
dan biaya variabelnya meningkat secara progresif jika terjadi
pertambahan sebesar 1 unit produksi. Jika suatu konstanta yang digabungkan
dengan variabelnya mislanya aR, bP, atau dC, maka simbol a, b, d ini menyatakan
suatu bilangan konstanta tertentu, tetapi belum ditetapkan nilainya, maka nilai
a, b, d dapat menunjukkan bilangan berapa saja. Nilai a, b, d adalah suatu
konstanta yang masih bersifat variabel, yang disebut dengan Konstanta
Parameter atauparameter saja. Sehingga parameter didefiniskan sebagai suatu
nilai tertentu yang dalam suatu masalah tertentu dan mungkin akan menjadi nilai
yang lain pada suatu masalah lainnya.
(3) Kondisi keseimbangan adalah suatu persamaan yang menggambarkan
prasyarat untuk pencapaian keseimbangan (equilibrium). Dua kondisi
keseimbangan yang paling terkenal dalam ilmu Ekonomi adalah :
Model Kondisi Keseimbangan Pasar,Qd = Qs (jumlah yang diminta = jumlah yang
ditawarkan)
Model Kondisi Keseimbangan Pendapatan Nasional,S = I (tabungan = investasi)
Sistem Bilangan Riil
Dari persamaan Matematika, yang terdiri dari variabel – variabel dan konstanta.
Variabel dan konstanta ini mempunyai nilai – nilai seperti bilangan/angka.
Bilangan yang sering digunakan dalam Ilmu Ekonomi, adalah bilangan Riil (R) yang
terdiri atas yaitu bilangan Rasional (Q) dan bilangan Irrasional (I). Bilangan
Rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai pecahan, sedangkan
bilangan Irrasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan sebagai pecahan
dan memilki bentuk desimal yang terdiri atas untaian numeral yang tak berhingga
yang tidak memperlihatkan pola berulang, seperti ::√2, e, . Bilangan
Rasional, terdiri atas bilangan Bulat dan bilangan Pecahan. Sdangkan bilangan
Bulat terbagi atas bilangan Bulat Positif, Nol, dan Bulat Negatif.
Konsep Himpunan dan Fungsi
Himpunan adalah kumpulan dari obyek – obyek yang berbeda. Obyek ini mungkin
berupa kelompok bilangan – bilangan atau sesuatu kelompok lainnya. Misalnya
sekelompok bilangan bulat yang terdiri dari 1 sampai 100. obyek – obyek ini
disebut elemen – elemen.
Jika himpunan yang mempunyai elemen – elemen bilangan yang terbatas maka
dapat disebut himpunan terbatas, sedangkan himpunan yang mempunyai elemen
– elemen bilangan yang tidak terbatas disebut himpunan tidak terbatas.
D = { x| 3 < x < 9},
Jika dua himpunan dipasangkan elemen – elemennya secara berurutan menurut
aturan tertentu, maka dapat dikatakan bahwa kedua himpunan itu mempunyai
relasi.
Jika untuk setiap nilai X tertentu yang berhubungan dengan satu dan hanya satu
nilai Y, maka Y dikatakan sebagai fungsi dari X. Hubungan atau relasi dapat
dinotasikan sebagai Y = f(x).
2.PERSAMAAN LINIER NON LINIER
Sebuah persamaan linier dapat dibentuk melalui beberapa macam cara,
tergantung pada data yang tersedia. Berikut ini dicontohkan empat macam cara
yang dapat ditempuh untuk membentuk sebuah persamaan linier, masing-masing
berdasarkan ketersediaan data yang diketahui. Keempat cara yang dimaksud
adalah :
Cara dwi-koordinat
Dari dua buah titik dapat dibentuk sebuah persamaan linier yang memenuhi kedua titik
tersebut. Apabila diketahui dua buah titik A dan B dengan koordinat masing-masing (x1,y1)
dan (x2,y2),maka rumus persamaan liniernya adalah :
Contoh Soal:
Misalkan diketahui titik A(2,3) dan titik B(6,5), maka persamaan liniernya:
4y -12 = 2x – 4, 4y = 2x+ 8 , y = 2 + 0,5 x
Cara koordinat-lereng
Apabila diketahui sebuah titik A dengan koordinat (x1,y1) dan lereng garisnya b,
maka persamaan liniernya adalah (y-y1) = m(x-x1) Contoh Soal : Andaikan
diketahui bahwa titik A(2,3) dan lereng garisnya adalah 0,5 maka persamaan
linier yang memenuhi kedua persamaan kedua data ini adalah : (y-y1) = m(x-x1)
Cara penggal-lereng
Sebuah persamaan linier dapat pula dibentuk apabila diketahui penggalnya
pada salah satu sumbu (a) dan lereng garis (b) yang memenuhi persamaan
tersebut, maka persamaan liniernya adalah : y=ax+b ; a = penggal, b = lereng
Contoh Soal :
Andaikan penggal dan lereng garis y =f (x) masing-masing adalah 2 dan 0,5,
maka persamaan liniernya adalah : y=2+5x
Cara dwi-penggal
Sebuah persamaan linier dapat pula dibentuk apabila diketahui penggal garis
pada masing-masing sumbu, yaitu penggal pada sumbu vertikal (ketika x = 0) dan
penggal pada sumbu horisontal ( ketika y = 0), maka persamaan liniernya adalah
: Y= a - ( ( a/c ) x ) ; a = penggal vertikal, c = penggal horisontal
SISTEM PERSAMAAN LINEAR
Persamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang menyatakan
hubungan sama dengan dan hanya memiliki satu variabel berpangkat satu. Bentuk
umum persamaan linear satu variabel adalah ax + b = c, dengana,b,c R dan a 0
Persamaan linear dua variabel adalah persamaan yang mengandung dua variabel
dengan pangkat masing-masing variabel sama dengan satu. Bentuk umum
persamaan linear dua variabel adalah ax + by = c, dengan a,b,c R
dan a 0, b 0
Metode Grafik
Perhatikan dua sistem persamaan dua variabel
Solusi dari sistem ini adalah himpunan pasangan terurut yang merupakan solusi dari kedua
persamaan.Grafik garis menunjukkan himpunan penyelesaian dari masing-masing
persamaan dalam sistem. Oleh karena itu, perpotongan kedua garis adalah gambar dari
penyelesaian sistem.Solusi dari sistem adalah
Korelasi Linear:
If semua titik (X,Y) pd diagram pencar mendekati bentuk garis lurus.
Korelasi Non-linear:
If semua titik (X,Y) pd diagram pencar tidak membentuk garis lurus.
Persamaan Ketergantungan Linier dan Ketidakkonsistenan
Bila kedua persamaan mempunyai kemiringan (slope) yang sama, maka
gambarnya akan terdapat dua kemungkinan yaitu:
1. Kedua garis adalah sejajar dan tidak mempunyai titik potong, sehingga
tidak ada penyelesaian. Kedua persamaan ini disebut sebagai sistem
persamaan linier yang tidak konsisten
2. Kedua garis akan berhimpit, sehingga penyelesainnya dalam jumlah
yang tidak terbatas. Kedua persamaan ini disebut sebagai sistem
persamaan linier yang tergantung secara linier
Pertidaksamaan
Pertidaksamaan satu variabel adalah suatu bentuk aljabar dengan
satu variabel yang dihubungkan dengan relasi urutan.
Bentuk umum pertidaksamaan :
dengan A(x), B(x), D(x), E(x) adalah suku banyak (polinom) dan B(x) ≠ 0, E(x) ≠ 0
dengan A(x), B(x), D(x), E(x) adalah suku banyak (polinom) dan B(x) ≠ 0, E(x) ≠ 0
Contoh 1 : Tentukan suku ke-8 dan ke-20 dari barisan –3, 2, 7, 12, .... ?
Jawab:
–3, 2, 7, 12, … Suku pertama adalah a = –3 dan bedanya b = 2 – (–3) = 5.
Dengan menyubstitusikan a dan b, diperoleh : Un = –3 + (n – 1)5.
Suku ke-8 : U8 = –3 + (8 – 1)5 = 32. Suku ke-20 : U20 = –3 + (20 – 1)5 = 92.
Contoh :
Ketidakbebasan Linear
Suatu himpunan vektor v1, . . . , v2 dikatakan tidak bebas secara linear jika salah
satu diantaranya dapat dinyatakan sebagai kombinasilinear dari vektor sisanya.
Ruang Vektor
Keseluruhan vector-vektor yang dihasilkan oleh berbagai kombinasi linear dari 2
vektor bebas u dan v merupakan ruang vector yang berdimansi dua.
Konsep jarak antara dua titik vector
Jika u dan v berhimpitan, jaraknya nol (untuk u = v) Jika kedua titik berbeda,
jarak u ke vdan vke u dinyatakan oleh bilangan nyata positif yang sama. Jarak
antara u dan v tidak pernah lebih dari jarak u ke w ditambah w ke v.Jika sebuah
ruang vector memenuhi tiga sifat diatas, maka disebutruang matriks
Matriks Identitas dan Matriks Nol
Matriks Nol: Matriks di mana semua unsur nilainya nol
Matriks Identitas: Matriks di mana elemen-elemen pada diagonal utamanya
masing-masing adalah satu, sedangkan elemen-elemen yang lain adalahnol.
Sifat Matriks Identitas dan Matriks Nol
Jika A = matriks berukuran n x n : I . A = A . I = A A + 0 = 0 + A = A
A.0=0.A=0
Contoh : a11 a12 0 0 a11 a12
A + 0 = a21 a22 + 0 0 = a21 a22
Invers : Jika A adalah sebuah matriks persegi dan jika sebuah matriks B yang
berukuran sama bisa didapatkan sedemikian sehingga AB = BA = I, maka A
disebut bisa dibalik dan B disebut invers dari A.
Substitusikan variabel x = 3 ke dalam salah satu persamaan awal, misal pers (3)
3x – 2y = 7
3(3) – 2y = 7
-2y = 7 – 9 = -2
y=1
Jadi himpunan penyelesaian dari sistem persamaan tersebut adalah (3,1)
10.PENYIMPANGAN EKSPONEN
Aturan I = xm x xn = xm+n Contoh : x3 x x4 = x7 Aturan II : xm / xn = xm-
n Contoh : x4 / x3 = x
11.DIFERENSIAL
Differensial membahas tentang perubahan suatu fungsi sehubungan
dengan perubahan kecil dalam variabel bebas fngsi yang bersangkutan.
Sebagaimana diketahui analisis dalam bisnis dan ekonomi sangat akrab dengan
perubahan, penentuan tingkat maksimum dan minimum
Elastisitas Permintaan dan Penawaran
Konsep keofisien elastisitas secara umum dapat didefinisikan sebagai perubahan
persentase suatu variabel terikat sebagai akibat adanya perubahan persentase
suatu variabel bebas Elastisitas permintaan perubahan persentase jumlah yang
diminta oleh konsumen sebagai akibat adanya perubahan persentase pada harga
barang itu sendiri dan variabel – variabel bebas lain yang mempengaruhinya
secara parsial
Elastisitas penawaran : perubahan persentase jumlah yang ditawarkan oleh
produsen sebagai akibat adanya perubahan persentase pada harga barang itu
sendiri dan variabel – variabel bebas lain yang mempengaruhinya secara parsial.
Elastistias terdiri dari tiga macam :
1. Elastisitas harga dari permintaan
2. Elastisitas silang dari permintaan
3. Elastisitas pendapatan dari permintaan
Elastisitas penawaran hanya ada satu yaitu elastisitas harga dari penawaran
13.INTEGRAL
Kebalikan dari differensial yaitu suatu konsep yang berhubungan dengan
proses penemuan suatu fungsi asal apabila turunan atau derivatifnya
diketahui.
Jika f adalah fungsi kontinyu,∫) f(x dx=( ) +F x C Dengan
catatan F’(x) = f(x)
Contoh
Jika f ‘ (x) = 2x – 5, tentukanlah f(x)
Jika f ‘ (x) = 2x – 5, tentukanlah f(x) yang melewati titik (2,20)
Jika MC = x + 100, dan ketika x = 100 biaya total adalah $40.000,-
tentukanlah fungsi biaya totalnya (TC)
Jika MR = 50.000 – x, dan pendapatan total adalah 0 apabila tidak ada produk
yang terjual, tentukanlah fungsi pendapatan totalnya.
14.NILAI MAKSIMUM
Dalam ilmu ekonomi kita mengenal tentang maksiminasi dan minimasi dengan
istilah umum optimasi, yang berarti “mencari yang terbaik” . Akan tetapi hal
ini berbanding terbalik karena istilah tersebut tidak memiliki kaitannya
dengan matematika murni. Oleh karena itu, istilah kolektif untuk maksimum
dan minimum sebagai konsep matematik ialah nilai ekstremum, yang berarti
nilai ekstrem . Maksimum absolut pasti merupakan maksimum relatif atau
salah satu titik akhir fungsi . Jadi, bila kita mengetahui semua maksimum
relatif, maka kita hanya perlu memilih yang terbesar dan membandingkannya
dengan titik akhir guna menentukan maksimum absolute. Selanjutnya, nilai-
nilai ekstrem yang dipertimbangkan akan merupakan ekstrem relatif atau ekstrem
lokal, kecuali bila ditentukan lain.
Uji Derivatif-Pertama
Derivatif pertama adalah turunan pertama suatu fungsi. Misal fungsi
y=f(x), maka f’(x) digunakan dalam mencari nilai ekstrem.
Uji derivatif pertama untuk ekstrem relatif. Jika derivatif pertama pada
fungsi f(x) pada x=x0 adalah f’(x0) = 0, maka nilai fungsi x0,f’(x0) merupakan
a. Maksimum relatif jika f’(x) berubah tanda dari positif ke negatif
dari sebelah kiri titik x0 ke sebelah kanannya
b. Minimum relatif jika f’(x) berubah tanda dari negatif ke positif dari
sebelah kiri titik x0 ke sebelah kanannya
c. Tidak maksimum maupun minimum relatif bila f’(x) mempunyai
tanda yang sama baik sebelah kiri maupun sebelah kanan titik x0
d. Syarat Orde Pertama :
e. Jika diketahui fungsi z=f(x), kita dapat menulis
diferensialdz= f’(x) dx
f. Kondisi derivatif orde pertama “f’(x) = 0” dapat diubah
dalam kondisi diferensial orde pertama ; “dz = 0 untuk sembarang
nilai dx yang tidak nol”.
g. Syarat Orde Kedua :
h. Syarat cukup orde kedua untuk titik ekstrem z adalah,
dalam istilah derivatif, f”(x) < 0 (untuk suatu maksimum) dan f”(x) > 0
(untuk suatu minimum) pada titik stasioner.
i. d2x d(dz) = d[f’(x) dx]
j. = [df’(x)] dx
k. =[f”(x) dx] dx = f”(x) dx2
Syarat Diferensial versus Syarat Derivatif
Secara lebih spesifik, syarat orde nilai pertama(nilai dz yang sama dengan nol)
dan syarat orde kedua (untuk d2x negatif atau positif) dapat digunakan dengan
validitas yang sama untuk semua kasus yang diberikan dengan umgkapan
“untuk sembarang nilai dx yang tidak sama dengan nol” yang harus
dimodifikasi untuk menggambarkan perubahan jumah variabel pilihan. Suatu
fungsi 2 peubah memiliki nilai maksimum relatif pd titik (xo, yo) jika terdapat
lingkaran berpusat di (xo, yo) s.d.h utk setiap (x, y) di dlm lingkaran dan f
memiliki nilai maksimum mutlak di (xo, yo) bila utk semua titik (x, y) di
domain f Jika f memiliki nilai ekstrim relatif pada titik (xo, yo) dan bila
turunan parsialnya ada pada titik tsb maka fx (xo , yo ) = 0 dan f y (xo , yo ) =
0
Misal f fungsi 2 peubah dg turunan parsial orde 2 kontinu dalam beberapa
lingkaran pada titik kritis (xo, yo) dan misalkan D = f xx (xo , yo ) f yy (xo , yo
)− f xy 2 (xo , yo )
a. Jika D > 0 dan f xx (xo , yo ) > 0 , maka f punya minimum relative
b. Jika D > 0 dan f xx (xo , yo ) < 0 ,maka f punya maksimum relatif
c. If D < 0 , maka f memiliki titik pelana (a saddle point)
d. If D = 0 , maka tdk ada kesimpulan yg dpt digambarkan
15.SURPLUS KONSUMEN
Surplus konsumenadalah selisih antara harga yang konsumen bersedia untuk
membayarnya dengan harga aktual yang dibayarkan. Diketahui, fungsi
permintaan dan fungsi penawaran suatu perusahaan adalah sebagai berikut :
p = 5 – 2q dan p = 1 + 2q Berdasarkan kondisi tersebut
a. Berapakah nilai surplus konsumen pada kondisi ekuilibrium?
b. Berapakah nilai surplus produsen pada kondisi ekuilibrium?
Contoh : Diketahui, fungsi permintaan dan fungsi penawaran
suatu perusahaan adalah sebagai berikut : qd= p 2 – 40p + 400 qs=
10p Berdasarkan kondisi tersebut, tentukanlah besarnya surplus konsumen
pada kondisi keseimbangan.
6 komentar:
1.
1.
Ade Ridwan Nugraha21 Februari 2016 23.41
2.
3.
ahmad fauzi eko14 November 2016 07.29
4.
5.
► 2018 (3)
► 2017 (17)
► 2016 (12)
▼ 2015 (13)
o ► Desember (2)
o ► Oktober (2)
o ► September (2)
o ► Mei (1)
o ▼ Maret (4)
Layanan Prima
Tekstual dan Kontekstual
Pendidikan holistik
Matematika Bisnis 1
o ► Januari (2)
► 2014 (21)
► 2013 (4)
Mengenai Saya
Yusup Ebiet
Lihat profil lengkapku