Anda di halaman 1dari 14

Dr.

Gede Mekse Korri Arisena Halaman 1 dari 14

Peranan Himpunan Dan Sistem Bilangan Pada Matematika


Ekonomi

Gede Mekse Korri Arisena


Fakultas Pertanian Universitas Udayana
*Korespondensi: simdos.unud.ac.id

Diserahkan: 18 November 2020

A. PENDAHULUAN

Matematika ekonomi adalah cabang ilmu ekonomi yang tidak berbeda dengan
keuangan Negara atau perdagangan nasional. Matematika ekonomi dapat digunakan
dalam berbagai ilmu lain seperti ekonomi makro maupun ekonomi mikro, keuangan
negara, ekonomi perkotaan, metode kuantitatif dan sebagainya yang membutuhkan alat
analisa dalam pendekatannya. Matematika ekonomi sebenarnya mencakup pengertian-
pengertian, berisi dalil-dalil, dan rumus-rumus serta teknik-teknik penggunaan
matematika dalam pembahasan persoalan ekonomi.

Matematika Ekonomi menggunakan symbol-simbol sesuai dengan variable


ekonominya, misalnya harga (P=price), kualitas (Q=quantity), biaya (Cao
Guang=consumption), dan lain-lain. Pada matematika ekonomi nilai-nilai veriable harus
bernilai positif. Matematika ekonomi tidak mengenal variable yang nilainya negative.
Dengan demikian secara garis nilai-nilai variable ekonomi hanya berlaku pada kwadran
pertama.

Model ekonomi adalah abstraksi tentang hubungan ekonomi untuk


menyederhanakan penanganan masalah-masalah ekonomi yang kompleks. Model
ekonomi di bentuk untuk mempelajari tingkah laku unit-unit ekonomi dalam
hubungannya dengan kegiatan-kegiatan ekonomi, misalnya kegiatan produksi, konsumsi,
dan distribusi barang dan jasa. Bentuk model ekonomi antara lain: fungsi umum
kualitatif, yaitu suatu model ekonomi atau persamaan yang menunjukan perubahan
perilaku sebagai akibat perubahan lain yang ada hubungannya. Misalnya perubahan
perilaku konsumsi sebagai akibat dari pendapatan nasional, atau perubahan permintaan
barang sebagai akibat perubahan harga barang lain.

Eksis, Vol 13, No 1, April 2017


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/54cdac9e205c71b9f19f3c090c55a9ec.pdf
Dr. Gede Mekse Korri Arisena Halaman 2 dari 14

Model table atau grafik, yaitu untuk melengkapi bentuk fungsi umum yang
bersifat kualitatif seringkali dianggap tidak cukup. Ekonomi akan melengkapinya dengan
ilustrasi angka-angka dan dinyatakan dalam bentuk table yang kemudian digambarkan
dalam grafik, fungsi aljabar atau matematis, dalam mebuat model-model aljabar atau
metematis yang penting diperlukan ialah bentuk persamaan (equantion) dengan unsur-
unsur utamanya: variable, konstanta, koefisien, dan parameter.

Variable adalah suatu yang nilainya tetap atau tidak berubah-ubah dalam suatu
masalah tertentu. Konstanta adalah sesuatu yang nilainya tetap atau tidak berubah. Jika
konstanta dengan variable digabungkan menjadi satu, maka angka konstanta yang ada
didepan variable disebut koevisien dari variable tersebut.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa matematika ekonomi adalah


suatu pendekatan yang digunakan dalam ekonomi untuk menganalisis masalah ekonomi
dengan menggunakan symbol-simbol matematis yang disyaratkan dalam suatu
permasalahan ekonomi. Fungsi matematika dalam ekonomi adalah mewakili teori
ekonomi dan menganalisis masalah yang diajukan dalam ekonomi.

Sifat-sifat matematika ekonomi


 Bahasa yang dipergunakan ringkas dan tepat
 Kaya akan dalil-dalil matematis sehingga mempermudah pemakaiannya
 Mendorong kita untuk menyatakan asumsi secara jelas
 Memungkinkan untuk mempergunakan sebanyak variable

kegunaan matematika dalam ekonomi

 Untuk menguji kegunaan teori ekonomi


 Meramalkan gerak perkembangan nilai variable ekonomi
 Membantu menghasilkan model ekonomi
 Merumuskan hubungan variable dalam metematis
 Penyajian masalah ekonomi dengan lebih sempurna
 Alat bantu untuk memprediksi fenomena ekonomi
 Menggambar konsep dengan lugas

Ilmu ekonomi bertujuan untuk dapat membantu pemecahan masalah yang timbul dala
usaha-usaha pengoptimalisasian kemanfaatan atau kegunaan (utility) yang dilakukan
dalam keterbatasan atau kelangkaan.

Eksis, Vol 13, No 1, April 2017


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/54cdac9e205c71b9f19f3c090c55a9ec.pdf
Dr. Gede Mekse Korri Arisena Halaman 3 dari 14

B. URAIAN MATERI

1. HIMPUNAN

Suatu himpunan diartikan sebagai kumpulan atau kelompok suatu obyek atau unsur
yang dirumuskan secara tegas dan dapat dibeda-bedakan. Objek himpunan tersebut
disebut elemen atau unsur. Notasi atau tanda dari suatu himpunan adalah kurung kurawal.
Elemen-elemen himpunan berada dalam kurung kurawal. Contoh : suatu himpunan tiga
kota besar di Jawa yaitu, Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Jadi K ={Jakarta, Bandung,
Surabaya}.

Teori himpunan merupakan teori yang paling dasar bagi cabang ilmu matematika.
Himpunan adalah suatu kumpulan obyek yang berbeda. Obyek ini mungkin merupakan
suatu kelompok bilangan berbeda atau suatu lainnya. Contoh S = {2,3,4,5}. Kedua
dengan gambaran. Hal ini dilakukan karena anggota yang disebutkan terlalu banyak atau
sulit disebut secara satu persatu. Contoh, N = {x | 3 < x <50, x bilangan prima}.

Anggota adalam suatu himpunan dinyatakan dengan symbol ‘∈’ yang dibaca: ‘suatu
lemen dari’. Jadi pada contoh kedua himpunan diatas, apabila termasuk anggota dari
himpunan S maupun N, maka untuk menyatakannya menggunakan lambing ∈, contoh, 4
∈S, 7 ∈ N dan sebagainya. Akan tetapi bila tidak termasuk anggota maka notasi untuk
menyatakan menggunakan lambing ‘∉’

Suatu himpunan mungkin merupakan bagian dari suatu himpunan bagian dari suatu
himpunan lainnya. Sebagai contoh terdapat dua himpunan,

R = {2,3,4,5} dan S = {2,3}.

S dapat dikatakan sebagai himpunan bagian dari R karena setiap anggota (elemen) S
terdapat pada R (termasuk elemen R). secara notasi dapat ditulis S ⊂ R. Jika diperhatikan
bahwa elemen yang terdapat pada himpunan S merupakan himpunan bagian dari R. ini
berarti, pada himpunan R terdiri dari beberapa elemen yang dapat menjadi himpunan
bagian seperti contoh berikut.

R = {{2}, {3}, {4}, {5}, {2,3}, …{2,3,4}, …{2,3,4,5}}

Dari contoh diatas, himpunan R dengan keempat elemennya dapat dianggap


sebagai himpunan bagian dari himpunan R. jadi himpunan R tersebut memenuhi definisi
dari suatu himpunan bagian pada ekstrem lainnya, himpunan bagian R yang terkecil yaitu
himpunan kosong ‘{}’. Secara umum, jika suatu himpunan memiliki elemen, dapat
dibentuk himpunan bagian sebesar 2n dari elemen tersebut.
Eksis, Vol 13, No 1, April 2017
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/54cdac9e205c71b9f19f3c090c55a9ec.pdf
Dr. Gede Mekse Korri Arisena Halaman 4 dari 14

HUBUNGAN DIANTARA HIMPUNAN

Bila dua himpunan dibandingkan satu dengan lainnya, berapa macam kemungkinan
hubungan dapat diselidiki. Bila himpunan S1 dan S2 berisi elemen-elemen yang sama.

S1 = {2, 7, a, f} dan S2 = {2, a, 7, f}

Maka S1 dan S2 dikatakan sama ( S1 = S2 ). Catatan orede yang terlihat pada elemen-
elemen himpunan tidak penting. Tetapi, meskipun hanya satu elemen yang berbeda, dan
himpunan menjadi tidak sama.

Himpunan jenis adalah bahwa satu himpunan mungkin merupakan himpunan bagian dari
himpunan lainnya. Lalu kita mempunyai dua himpunan.

S = {1, 3, 5, 7, 9} dan T = {3,7}

Maka T adalah bagian dari S, karena setiap elemen T adalah juga elemen S. pernyataan
yang lebih pasti mengenai hal ini adalah T adalah himpunan bagian dari S jika dan hanya
jika “ x ∈ T” memenuhi “x ∈ S”. dengan menggunakan symbol himpunan ⊂ (berada
dalam) dan ⊃ (termasuk), kita bisa menulis

T⊂S atau S⊃T

Mungkin terjadi bahwa dua himpunan tertentu merupakan himpunan dari masing-
masing himpunan. Bila hal ini terjadi, pasti bahwa kedua himpunan ini sama. Jelasnya,
kita memiliki S1 ⊂ S2 dan S1 ⊃ S2 jika danahnya jika S1 = S2.

Berapa banyak himpunan bagian dapat dibentuk dari lima elemen dalam
himpunan S = {1, 3, 5, 7, 9}? Pertama – tama, setiap elemen “individual” S dapat
merupakan suatu himpunan S yang terdiri seperti {1}, {3} dan sebagainya. Demikian
pula untuk elemen berpasangan, bertiga, berempat, seperti {1, 3}, {1, 5}, ….., {3, 7, 9}
dan sebagainya. Karena itu, himpunan S itu sendiri dengan kelima elemennya, dapat
dianggap himpunan bagian dari himpunan S –setiap elemen S adalah elemen dari S itu
sendiri.

Pada ekstrem lainnya, himpunan bagian S yang terkecil adalah suatu himpunan
yang tidak berisi elemen sama sekali. Himpunan seperti itu disebut himpunan nol atau
himpunan kosong, ditunjukan oleh symbol ∅ atau {}. Alasan mengapa himpunan nol
Eksis, Vol 13, No 1, April 2017
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/54cdac9e205c71b9f19f3c090c55a9ec.pdf
Dr. Gede Mekse Korri Arisena Halaman 5 dari 14

dianggap himpunan dari S adalah sungguh menarik. Jika himpunan nol bukan suatu
himpunan bagian S (∅ ⊄ S), maka ∅ harus berisi paling sedikit satu elemen x sehingga x
∉ S. tetapi karena menurut definisi himpunan nol tidak mempunyai elemen apapun, kita
tidak dapat mengatakan bahwa ∅ ⊄ S karena itu himpunan nol adalah himpunan bagian
S.

JENIS HIMPUNAN DAN DIAGRAM VENN

 Himpunan berhingga dan tak berhingga

Himpunan berhingga adalah suatu himpunan yang jumlah anggotanya dapat dihitung,
sedangkan himpunan yang jumlah anggotanya tidak dapat dihitung disebut himpunan
tak berhingga.

Contoh :

Himpunan berhingga,
B = {x | x Jurusan di FEB Unud}
B = {EP, Manajemen, Akuntansi}
Himpunan tak berhingga
P = {x | x Bilangan Asli}
P = {1, 2, 3, 4 …}

 Himpunan kosong

Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak memiliki anggota.


Notasinya ∅ atau {}

Contoh :

A = {x | x Mahasiswa FEB Unud yang berumur 6 tahun}


B = {y | y Manusia yang berkepala tiga}

 Himpunan semesta dan himpunan bagian

himpunan semesta adalah himpunan yang memuat semua objek atau elemen yang
menjadi perhatian kita.
Notasinya : U atau S

Eksis, Vol 13, No 1, April 2017


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/54cdac9e205c71b9f19f3c090c55a9ec.pdf
Dr. Gede Mekse Korri Arisena Halaman 6 dari 14

Himpunan bagian

Himpunan A merupakan himpunan bagian dari B jika dipenuhi dua syarat yaitu :
1. Setiap anggota himpunan A merupakan anggota himpunan B
2. Paling tidak ada sebuah anggota himpunan B yang bukan merupakan anggota
himpunan A
Notasi : ⊂
Contoh :
S = {x | x mahasiswa unud}
A = {x | x mahasiswa FEB Unud}
B = {x | x mahasiswa jurusan akuntansi FEB Unud}
Himpunan S merupakan himpunan semesta, sedangkan himpunan A dan himpunan B
merupakan himpunan bagian dari himpunan S. demikian juga himpunan A
merupakan himpunan semesta bagi himpunan B. yang dapat dinyatakan dengan :
A⊂S B⊂A
B⊂S B⊂A⊂S

 Komplemen suatu himpunan

Jika S himpunan semesta dan A suatu himpunan yang terkandung dalam S, maka
yang dimaksud dengan komplemen A adalah anggota himpunan S yang bukan
anggota himpunan A.
Notasi komplemen A adalah Ac atau A

Contoh :

A = {1, 2, 3}
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
Maka Ac = {4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}

 Himpunan yang sama

Eksis, Vol 13, No 1, April 2017


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/54cdac9e205c71b9f19f3c090c55a9ec.pdf
Dr. Gede Mekse Korri Arisena Halaman 7 dari 14

Dua himpunan A dan B disebut sama, jika setiap anggota A adalah juga anggota B
dan sebaliknya setiap anggota B juga merupakan anggota dari A.

Notasinya A = B

Contoh :

A = {1, 2, 3} dan B = {4, 3, 2, 1}


Maka A = B

 Himpunan ekivalen (setara)

Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B, jika jumlah anggota himpunan


A sama dengan jumlah anggota himpunan B.

Notasi : A ~ B, jika n(A) = n(B)

Contoh :

A = {a, b, c}
B = {kol, buncis, tepung}
C = {1, 3, 5}

Maka

N (A) = 3
N (B) = 3
N (C) = 3
Jadi A ~ B ~ C

 Jumlah himpunan bagian sesuatu himpunan

Jika himpunan A memiliki anggota sebanyak n atau n(A) = n, maka banyaknya


himpunan bagian dari A adalah 2n.

Contoh :

Perhatikan himpunan A = {a,b,c} → n = 3, maka himpunan A akan memiliki


himpunan bagian sebanyak 23 = 8, yang dapat dirinci sebagai berikut :

Eksis, Vol 13, No 1, April 2017


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/54cdac9e205c71b9f19f3c090c55a9ec.pdf
Dr. Gede Mekse Korri Arisena Halaman 8 dari 14

(1) ∅ ∈ A (3) {b} ∈ A (5) {a, b} ∈ A (7) {b, c} ∈ A


(2) {a} ∈ A (4) {c} ∈ A (6) {a, c} ∈ A (8) {a, b, c} ∈ A

 Diagram venn

Diagram venn adalah diagram yang menunjukan gambaran suatu himpunan atau
gambaran himpunan dalam hubungannya dengan himpunan yang lain.

1. Operasi himpunan

- Operasi gabungan (Union)

Gabungan dari himpunan A dan himpunan B adalah himpunan yang anggota-


anggotanya merupakan anggota A atau B.

Notasinya : A ∪ B = {x | x ∈ A atau x ∈ B}

Contoh 1 :

A = {3, 4, 6, 7}
B = {4, 6, 8, 9}
Maka A ∪ B = {3, 4, 6, 7, 8, 9}

Diagram Venn-nya, dapat dinyatakan sebagai berikut :

Contoh 2 :

C = {a, b, c}
D ={1, 2, 3}
Maka C ∪ D = {1, 2, 3, a, b, c}

Diagram Venn-nya, dapat dinyatakan sebagai berikut :

- Operasi irisan (interaksi)

Irisan dari himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya merupakan


anggita A dan sekaligus juga anggota B.

Eksis, Vol 13, No 1, April 2017


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/54cdac9e205c71b9f19f3c090c55a9ec.pdf
Dr. Gede Mekse Korri Arisena Halaman 9 dari 14

Notasinya A ∩ B = {x | x ∈ A dan x ∈ B}, jika A ∩ B = ϕ , dikatakan A dan B


saling lepas.

Contoh 1 :

A = {a, b, c}
B = {a, b, d}
Maka A ∩ B = {a, b}

Diagram Venn-nya, dapat dinyatakan sebagai berikut :

Contoh 2;

P = {1, 2, 3}
Q = {1, 2, 3, 4, 5}
Maka P ∩ Q = {1, 2, 3}

Diagram Venn-nya, dapat dinyatakan sebagai berikut :

- Operasi selisih

Selisih antara himpunan A dan himpunan B, adalah suatu himpunan yang


anggotanya semua anggota A akan tetapi bukan anggota B.
Notasinya : A – B = {x|x ∈ A dan x ∉ B}

Contoh ;
A = {5,6,7,8}
B = {1,3,5,7}
Maka A – B = {6,8}

- Operasi Tambah

Jumlah antara himpunan A dan himpunan B adalah himpunan yang anggota-


anggotanya himpunan A atau anggota himpunan B, tetapi bukan anggota
irisan himpunan A dan himpunan B.
Notasinya :
A + B = {x|x ∈ A atau x ∉ B, dan x ∉ (A ∩ B)}
= { x|x ∈ (A ∪ B) dan x ∉ (A ∩ B)}

Contoh :
A = {a,b,c,d,e}
Eksis, Vol 13, No 1, April 2017
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/54cdac9e205c71b9f19f3c090c55a9ec.pdf
Dr. Gede Mekse Korri Arisena Halaman 10 dari 14

B = {d,e,f,g}

2. Hukum – hukum operasi himpunan

- Hukum komutatif

A∪B=B∪A
A∩B=B∩A

- Hukum asosiatif

(A ∪ B) ∪ C = A ∪ (B ∪ C)
(A ∩ B) ∩ C = A ∩ (B ∩ C)

- Hukum distributif

A ∪ (B ∩ C) = (A ∪ B) ∩ (A ∩ C)
A ∩ (B ∩ C) = (A ∩ B) ∪ (A ∩ C)

- Hukum De Morgan
(A ∪ B)C = AC ∩ BC
(A ∩ B)C = AC ∪ BC

- Hukum idemopten

A∪A=A
A∩A=A

- Hukum kelengkapan
a. ϕ C = S
b. SC = ϕ
c. ¿AC)C = A
d. A ∪ AC = ϕ
e. A ∪ AC = S

3. Sifat – sifat lain dari operasi himpunan

- Sifat relektif :A⊂A


- Sifat Transitif : A ⊂ B dan B ⊂ C ⇒ A ⊂ C
- Sifat anti simetris : A ⊂ B dan B ⊂ C ⇒ A ⊂ B
- Sifat penyerapan : A ⊂ (A ∩ B) = A
Eksis, Vol 13, No 1, April 2017
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/54cdac9e205c71b9f19f3c090c55a9ec.pdf
Dr. Gede Mekse Korri Arisena Halaman 11 dari 14

: A ⊂ (A ∪ B) = A

2. SISTEM BILANGAN

Bilangan dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya bilangan bulat, bilangan asli,
bilangan cacah, bilangan prima, bilangan rasional, bilangan irrasional, dan bilangan
komplek.

1. Bilangan bulat adalah hasil bagi antar dua bilangan yang hasilnya bulat termasuk nol.
Jika himpunan bilangan bulat dilambangkan B, maka, B = {….-5, -4, -3, -2, -1, 0, 1,
2, 3, 4, 5, ...}

2. Bilangan asli adalah bilangan – bilangan bulat positif. Jika himpunan bilangan asli
dilambangkan A, maka, A = {1, 2, 3, 4, 5,…}

3. Bilangan cacah adalah bilangan asli dan nol (0). Jika himpunan bilangan cacah
dilambangkan C = {0, 1, 2, 3, 4, 5,…}

4. Bilangan prima adalah bilangan asli yang besarnya tidak sama dengan 1, dan hanya
habis dibagi oleh dirinya sendiri dan hanya habis dibagi oleh 1. Jika himpunan
bilangan prima dilambangkan dengan P, maka, P = {2, 3, 5, 7, 9, 11, 13}

a
5. Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai dengan a dan b
b
bilanagan bulat dari b ≠ 0. Jika himpunan bilangan rasional dilambangkan dengan Q,
a
maka, Q = {x|x = , a dan b bulat dan b ≠ 0}.
b
Contoh:
Q = {2, 3, 4, 5, 6}
Q = {-4, -3, -2, -1, 0}

a
6. Bilangan irrasional adalah bilangan yang tidak dapat dituliskan sebagai
dengan a
b
dan b bilangan bulat b ≠ 0. Jika himpunan bilangan irrasional dilambangkan Q C,
maka, QC = { x|x Real dan x ∉ Q}
Contoh:
QC = {√ 3, √ 5, √ 7, √ 1
QC = { π , 2 π ,3 π }
QC = {log 5, log 6, log 7}

Eksis, Vol 13, No 1, April 2017


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/54cdac9e205c71b9f19f3c090c55a9ec.pdf
Dr. Gede Mekse Korri Arisena Halaman 12 dari 14

7. Bilangan komplek adalah sebuah bilangan yang berbentuk a + b i dengan a dan b


bilangan – bilangan real dan “i” adalah lambing dari suatu bilangan yang bersifat
bahwa, kuadratnya sama dengan -1, jadi i2 = -1. Jika himpunan bilangan komplek
dilambangkan dengan K, maka, K = {a + b.i, b adalah bilangan real dan I = √−1}.
Contoh:
K = {5 + 2i, 5 – 2i, 4 + 8i,….}

Seluruh bagian seperti 1, 2, 3…. Disebut bilangan bulat positif, ini adalah bilangan
yang paling sering digunakan dalam menghitung. Lawannya bilangan negative -1, -2, -
3… disebut bilangan bulat negative, ini dapat dipergunakan misalnya untuk menunjukan
temperature dibawah nol (dalam derajat). Dilain pihak, bilangan 0 (nol) bukan positif dan
bukan negative serta mempunyai arti sendiri (unik).

Tentu saja, bilangan bulat tidak menampung semua kemungkinan bilangan, misalnya
2 5 7
untuk pecahan seperti , , dan yang apabila diletakan pada penggaris, akan terletak
3 4 3
1
pada bilangan bulat. Kita juga memiliki bilangan-bilangan pecahan negative seperti -
2
2
dan - . Bilangan ini bersama-sama dikelompokan menjadi himpunan seluruh bilangan
3
pecahan (set off all integers).

Semua bilangan pecahan ditunjuk sebagai perbandingan antara dua bilangan


irrasional yakni bilangan-bilangan yang ditunjuk sebagai pertandingan dua bilangan
bulat, jadi pecahan memenuhi untuk penandaan bilangan rasional . tetapi bilangan bulat,
adalah juga bilangan rasional, karena setiap bilangan bulat n dapat ditunjukan sebagai
perbandingan n/1. Himpunan seluruh bilangan bulat dan seluruh himpunan bilangan
rasional (disini berarti ratio-nal).

Satu contoh, misalnya √ 2 = 1,4142…. Adalah bilangan decimal yang tidak berulang
dan tidak berakhir. Lainnya adalah konstanta istimewa π = 3,1415… (menunjukan
perbandingan keliling setiap lingkaran terhadap diameternya), yang juga decimal tidak
berulang dan tidak berakhir, sebagai ciri seluruh bilangan irrasional.

sistem bilangan (number sistem) adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu
item fisik. Sistem bilangan yang banyak dipergunakan oleh manusia adalah sistem
bilangan decimal, yaitu sistem bilangan yang menggunakan 10 macam syimbol untuk
mewakili suatu besaran. Sistem ini banyak digunakan karena manusia mempunyai 10 jari
untuk dapat membantu perhitugan.

Eksis, Vol 13, No 1, April 2017


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/54cdac9e205c71b9f19f3c090c55a9ec.pdf
Dr. Gede Mekse Korri Arisena Halaman 13 dari 14

C. PENUTUP

Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dalam pembuatan makalah ini, diantaranya
adalah :
1. Himpunan adalah kumpulan benda atau objek – objek atau lambang – lambang yang
mempunyai arti yang dapat di definisikan dengan jelas mana yang merupakan
anggota himpunan dan mana bukan anggota himpunan.
2. Jenis – jenis terdiri dari himpunan bagian, himpunan kosong, himpunan semesta,
himpunan sama.
3. Himpunan dapat ditulis dengan menyebutkan semua anggota
4. Operasi pada himpunan terdiri dari gabungan, irisan, selisih dsb
5. System Bilangan pun di bagi beberapa bagian.
Matematika sangat berperan dalam kehidupan manusia sehari – hari semua
membutuhkan ilmu matematika.dalam statistic ekonomi, matematika berguna untuk
memahami rumus statistic, seperti rumus untuk menghitung jumlah, rata-rata, presentase,
dan berbagai nilai koefisien. Dan juga memahami metode perkiraan seperti least square
method dan maximum likelihood yang memerlukan pengetahuan mengenai diferensial
yang berguna untuk membuat suatu fungsi maksimum atau minimum. Dan juga
memahami analisis regresi dalam melihat pengaruh perubahan suatu variable terhadap
variable lainnya.

Eksis, Vol 13, No 1, April 2017


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/54cdac9e205c71b9f19f3c090c55a9ec.pdf
Dr. Gede Mekse Korri Arisena Halaman 14 dari 14

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan.1989.Matematika Ekonomi.Rajawali.Jakarta Utara


Assauri,Sofjan. 2013. MatematikaEkonomi. Rajawali Pers. Jakarta
Chiang, Alpha C. 1983. Dasar-Dasar Matematika Ekonomi. Jakarta: Erlangga
Mulyono, Sri. 2017. Matematika Ekonomi dan Bisnis. Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana
Media
Supranto,J. 1987. Matematika untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: FE UI
Sessu A. 2014. Pengantar Matematika Ekonomi. PT Bumi Aksara. Jakarta
Teguh, Muhamad. 2016. Matematika Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Tjokroprajitno,vSoeheroe. 1994. Matematika Ekonomi. Fakultas Ekonomi Bisnis
Universitas Indonesia. Jakarta-Indonesia
Wijaya, Andi. 2014. Matematika Ekonomi I.Mitra Wacana Media.Jakarta
Wirawan, Nata.2003. Cara Mudah Memahami Matematika Ekonomi Edisi Keempat.Denpasar:
Keraras Emas
Wirawan, Nata. 2014. Matematika Ekonomi Edisi Kelima. Denpasar: Keraras Emas
Wismantara, Dasi Astawa.2013. Matematika Ekonomi dan Bisnis. Denpasar:
Universitas Pendidikan Nasional

Eksis, Vol 13, No 1, April 2017


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/54cdac9e205c71b9f19f3c090c55a9ec.pdf

Anda mungkin juga menyukai