A. PENDAHULUAN
Matematika ekonomi adalah cabang ilmu ekonomi yang tidak berbeda dengan
keuangan Negara atau perdagangan nasional. Matematika ekonomi dapat digunakan
dalam berbagai ilmu lain seperti ekonomi makro maupun ekonomi mikro, keuangan
negara, ekonomi perkotaan, metode kuantitatif dan sebagainya yang membutuhkan alat
analisa dalam pendekatannya. Matematika ekonomi sebenarnya mencakup pengertian-
pengertian, berisi dalil-dalil, dan rumus-rumus serta teknik-teknik penggunaan
matematika dalam pembahasan persoalan ekonomi.
Model table atau grafik, yaitu untuk melengkapi bentuk fungsi umum yang
bersifat kualitatif seringkali dianggap tidak cukup. Ekonomi akan melengkapinya dengan
ilustrasi angka-angka dan dinyatakan dalam bentuk table yang kemudian digambarkan
dalam grafik, fungsi aljabar atau matematis, dalam mebuat model-model aljabar atau
metematis yang penting diperlukan ialah bentuk persamaan (equantion) dengan unsur-
unsur utamanya: variable, konstanta, koefisien, dan parameter.
Variable adalah suatu yang nilainya tetap atau tidak berubah-ubah dalam suatu
masalah tertentu. Konstanta adalah sesuatu yang nilainya tetap atau tidak berubah. Jika
konstanta dengan variable digabungkan menjadi satu, maka angka konstanta yang ada
didepan variable disebut koevisien dari variable tersebut.
Ilmu ekonomi bertujuan untuk dapat membantu pemecahan masalah yang timbul dala
usaha-usaha pengoptimalisasian kemanfaatan atau kegunaan (utility) yang dilakukan
dalam keterbatasan atau kelangkaan.
B. URAIAN MATERI
1. HIMPUNAN
Suatu himpunan diartikan sebagai kumpulan atau kelompok suatu obyek atau unsur
yang dirumuskan secara tegas dan dapat dibeda-bedakan. Objek himpunan tersebut
disebut elemen atau unsur. Notasi atau tanda dari suatu himpunan adalah kurung kurawal.
Elemen-elemen himpunan berada dalam kurung kurawal. Contoh : suatu himpunan tiga
kota besar di Jawa yaitu, Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Jadi K ={Jakarta, Bandung,
Surabaya}.
Teori himpunan merupakan teori yang paling dasar bagi cabang ilmu matematika.
Himpunan adalah suatu kumpulan obyek yang berbeda. Obyek ini mungkin merupakan
suatu kelompok bilangan berbeda atau suatu lainnya. Contoh S = {2,3,4,5}. Kedua
dengan gambaran. Hal ini dilakukan karena anggota yang disebutkan terlalu banyak atau
sulit disebut secara satu persatu. Contoh, N = {x | 3 < x <50, x bilangan prima}.
Anggota adalam suatu himpunan dinyatakan dengan symbol ‘∈’ yang dibaca: ‘suatu
lemen dari’. Jadi pada contoh kedua himpunan diatas, apabila termasuk anggota dari
himpunan S maupun N, maka untuk menyatakannya menggunakan lambing ∈, contoh, 4
∈S, 7 ∈ N dan sebagainya. Akan tetapi bila tidak termasuk anggota maka notasi untuk
menyatakan menggunakan lambing ‘∉’
Suatu himpunan mungkin merupakan bagian dari suatu himpunan bagian dari suatu
himpunan lainnya. Sebagai contoh terdapat dua himpunan,
S dapat dikatakan sebagai himpunan bagian dari R karena setiap anggota (elemen) S
terdapat pada R (termasuk elemen R). secara notasi dapat ditulis S ⊂ R. Jika diperhatikan
bahwa elemen yang terdapat pada himpunan S merupakan himpunan bagian dari R. ini
berarti, pada himpunan R terdiri dari beberapa elemen yang dapat menjadi himpunan
bagian seperti contoh berikut.
Bila dua himpunan dibandingkan satu dengan lainnya, berapa macam kemungkinan
hubungan dapat diselidiki. Bila himpunan S1 dan S2 berisi elemen-elemen yang sama.
Maka S1 dan S2 dikatakan sama ( S1 = S2 ). Catatan orede yang terlihat pada elemen-
elemen himpunan tidak penting. Tetapi, meskipun hanya satu elemen yang berbeda, dan
himpunan menjadi tidak sama.
Himpunan jenis adalah bahwa satu himpunan mungkin merupakan himpunan bagian dari
himpunan lainnya. Lalu kita mempunyai dua himpunan.
Maka T adalah bagian dari S, karena setiap elemen T adalah juga elemen S. pernyataan
yang lebih pasti mengenai hal ini adalah T adalah himpunan bagian dari S jika dan hanya
jika “ x ∈ T” memenuhi “x ∈ S”. dengan menggunakan symbol himpunan ⊂ (berada
dalam) dan ⊃ (termasuk), kita bisa menulis
Mungkin terjadi bahwa dua himpunan tertentu merupakan himpunan dari masing-
masing himpunan. Bila hal ini terjadi, pasti bahwa kedua himpunan ini sama. Jelasnya,
kita memiliki S1 ⊂ S2 dan S1 ⊃ S2 jika danahnya jika S1 = S2.
Berapa banyak himpunan bagian dapat dibentuk dari lima elemen dalam
himpunan S = {1, 3, 5, 7, 9}? Pertama – tama, setiap elemen “individual” S dapat
merupakan suatu himpunan S yang terdiri seperti {1}, {3} dan sebagainya. Demikian
pula untuk elemen berpasangan, bertiga, berempat, seperti {1, 3}, {1, 5}, ….., {3, 7, 9}
dan sebagainya. Karena itu, himpunan S itu sendiri dengan kelima elemennya, dapat
dianggap himpunan bagian dari himpunan S –setiap elemen S adalah elemen dari S itu
sendiri.
Pada ekstrem lainnya, himpunan bagian S yang terkecil adalah suatu himpunan
yang tidak berisi elemen sama sekali. Himpunan seperti itu disebut himpunan nol atau
himpunan kosong, ditunjukan oleh symbol ∅ atau {}. Alasan mengapa himpunan nol
Eksis, Vol 13, No 1, April 2017
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/54cdac9e205c71b9f19f3c090c55a9ec.pdf
Dr. Gede Mekse Korri Arisena Halaman 5 dari 14
dianggap himpunan dari S adalah sungguh menarik. Jika himpunan nol bukan suatu
himpunan bagian S (∅ ⊄ S), maka ∅ harus berisi paling sedikit satu elemen x sehingga x
∉ S. tetapi karena menurut definisi himpunan nol tidak mempunyai elemen apapun, kita
tidak dapat mengatakan bahwa ∅ ⊄ S karena itu himpunan nol adalah himpunan bagian
S.
Himpunan berhingga adalah suatu himpunan yang jumlah anggotanya dapat dihitung,
sedangkan himpunan yang jumlah anggotanya tidak dapat dihitung disebut himpunan
tak berhingga.
Contoh :
Himpunan berhingga,
B = {x | x Jurusan di FEB Unud}
B = {EP, Manajemen, Akuntansi}
Himpunan tak berhingga
P = {x | x Bilangan Asli}
P = {1, 2, 3, 4 …}
Himpunan kosong
Contoh :
himpunan semesta adalah himpunan yang memuat semua objek atau elemen yang
menjadi perhatian kita.
Notasinya : U atau S
Himpunan bagian
Himpunan A merupakan himpunan bagian dari B jika dipenuhi dua syarat yaitu :
1. Setiap anggota himpunan A merupakan anggota himpunan B
2. Paling tidak ada sebuah anggota himpunan B yang bukan merupakan anggota
himpunan A
Notasi : ⊂
Contoh :
S = {x | x mahasiswa unud}
A = {x | x mahasiswa FEB Unud}
B = {x | x mahasiswa jurusan akuntansi FEB Unud}
Himpunan S merupakan himpunan semesta, sedangkan himpunan A dan himpunan B
merupakan himpunan bagian dari himpunan S. demikian juga himpunan A
merupakan himpunan semesta bagi himpunan B. yang dapat dinyatakan dengan :
A⊂S B⊂A
B⊂S B⊂A⊂S
Jika S himpunan semesta dan A suatu himpunan yang terkandung dalam S, maka
yang dimaksud dengan komplemen A adalah anggota himpunan S yang bukan
anggota himpunan A.
Notasi komplemen A adalah Ac atau A
Contoh :
A = {1, 2, 3}
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
Maka Ac = {4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
Dua himpunan A dan B disebut sama, jika setiap anggota A adalah juga anggota B
dan sebaliknya setiap anggota B juga merupakan anggota dari A.
Notasinya A = B
Contoh :
Contoh :
A = {a, b, c}
B = {kol, buncis, tepung}
C = {1, 3, 5}
Maka
N (A) = 3
N (B) = 3
N (C) = 3
Jadi A ~ B ~ C
Contoh :
Diagram venn
Diagram venn adalah diagram yang menunjukan gambaran suatu himpunan atau
gambaran himpunan dalam hubungannya dengan himpunan yang lain.
1. Operasi himpunan
Notasinya : A ∪ B = {x | x ∈ A atau x ∈ B}
Contoh 1 :
A = {3, 4, 6, 7}
B = {4, 6, 8, 9}
Maka A ∪ B = {3, 4, 6, 7, 8, 9}
Contoh 2 :
C = {a, b, c}
D ={1, 2, 3}
Maka C ∪ D = {1, 2, 3, a, b, c}
Contoh 1 :
A = {a, b, c}
B = {a, b, d}
Maka A ∩ B = {a, b}
Contoh 2;
P = {1, 2, 3}
Q = {1, 2, 3, 4, 5}
Maka P ∩ Q = {1, 2, 3}
- Operasi selisih
Contoh ;
A = {5,6,7,8}
B = {1,3,5,7}
Maka A – B = {6,8}
- Operasi Tambah
Contoh :
A = {a,b,c,d,e}
Eksis, Vol 13, No 1, April 2017
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/54cdac9e205c71b9f19f3c090c55a9ec.pdf
Dr. Gede Mekse Korri Arisena Halaman 10 dari 14
B = {d,e,f,g}
- Hukum komutatif
A∪B=B∪A
A∩B=B∩A
- Hukum asosiatif
(A ∪ B) ∪ C = A ∪ (B ∪ C)
(A ∩ B) ∩ C = A ∩ (B ∩ C)
- Hukum distributif
A ∪ (B ∩ C) = (A ∪ B) ∩ (A ∩ C)
A ∩ (B ∩ C) = (A ∩ B) ∪ (A ∩ C)
- Hukum De Morgan
(A ∪ B)C = AC ∩ BC
(A ∩ B)C = AC ∪ BC
- Hukum idemopten
A∪A=A
A∩A=A
- Hukum kelengkapan
a. ϕ C = S
b. SC = ϕ
c. ¿AC)C = A
d. A ∪ AC = ϕ
e. A ∪ AC = S
: A ⊂ (A ∪ B) = A
2. SISTEM BILANGAN
Bilangan dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya bilangan bulat, bilangan asli,
bilangan cacah, bilangan prima, bilangan rasional, bilangan irrasional, dan bilangan
komplek.
1. Bilangan bulat adalah hasil bagi antar dua bilangan yang hasilnya bulat termasuk nol.
Jika himpunan bilangan bulat dilambangkan B, maka, B = {….-5, -4, -3, -2, -1, 0, 1,
2, 3, 4, 5, ...}
2. Bilangan asli adalah bilangan – bilangan bulat positif. Jika himpunan bilangan asli
dilambangkan A, maka, A = {1, 2, 3, 4, 5,…}
3. Bilangan cacah adalah bilangan asli dan nol (0). Jika himpunan bilangan cacah
dilambangkan C = {0, 1, 2, 3, 4, 5,…}
4. Bilangan prima adalah bilangan asli yang besarnya tidak sama dengan 1, dan hanya
habis dibagi oleh dirinya sendiri dan hanya habis dibagi oleh 1. Jika himpunan
bilangan prima dilambangkan dengan P, maka, P = {2, 3, 5, 7, 9, 11, 13}
a
5. Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai dengan a dan b
b
bilanagan bulat dari b ≠ 0. Jika himpunan bilangan rasional dilambangkan dengan Q,
a
maka, Q = {x|x = , a dan b bulat dan b ≠ 0}.
b
Contoh:
Q = {2, 3, 4, 5, 6}
Q = {-4, -3, -2, -1, 0}
a
6. Bilangan irrasional adalah bilangan yang tidak dapat dituliskan sebagai
dengan a
b
dan b bilangan bulat b ≠ 0. Jika himpunan bilangan irrasional dilambangkan Q C,
maka, QC = { x|x Real dan x ∉ Q}
Contoh:
QC = {√ 3, √ 5, √ 7, √ 1
QC = { π , 2 π ,3 π }
QC = {log 5, log 6, log 7}
Seluruh bagian seperti 1, 2, 3…. Disebut bilangan bulat positif, ini adalah bilangan
yang paling sering digunakan dalam menghitung. Lawannya bilangan negative -1, -2, -
3… disebut bilangan bulat negative, ini dapat dipergunakan misalnya untuk menunjukan
temperature dibawah nol (dalam derajat). Dilain pihak, bilangan 0 (nol) bukan positif dan
bukan negative serta mempunyai arti sendiri (unik).
Tentu saja, bilangan bulat tidak menampung semua kemungkinan bilangan, misalnya
2 5 7
untuk pecahan seperti , , dan yang apabila diletakan pada penggaris, akan terletak
3 4 3
1
pada bilangan bulat. Kita juga memiliki bilangan-bilangan pecahan negative seperti -
2
2
dan - . Bilangan ini bersama-sama dikelompokan menjadi himpunan seluruh bilangan
3
pecahan (set off all integers).
Satu contoh, misalnya √ 2 = 1,4142…. Adalah bilangan decimal yang tidak berulang
dan tidak berakhir. Lainnya adalah konstanta istimewa π = 3,1415… (menunjukan
perbandingan keliling setiap lingkaran terhadap diameternya), yang juga decimal tidak
berulang dan tidak berakhir, sebagai ciri seluruh bilangan irrasional.
sistem bilangan (number sistem) adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu
item fisik. Sistem bilangan yang banyak dipergunakan oleh manusia adalah sistem
bilangan decimal, yaitu sistem bilangan yang menggunakan 10 macam syimbol untuk
mewakili suatu besaran. Sistem ini banyak digunakan karena manusia mempunyai 10 jari
untuk dapat membantu perhitugan.
C. PENUTUP
Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dalam pembuatan makalah ini, diantaranya
adalah :
1. Himpunan adalah kumpulan benda atau objek – objek atau lambang – lambang yang
mempunyai arti yang dapat di definisikan dengan jelas mana yang merupakan
anggota himpunan dan mana bukan anggota himpunan.
2. Jenis – jenis terdiri dari himpunan bagian, himpunan kosong, himpunan semesta,
himpunan sama.
3. Himpunan dapat ditulis dengan menyebutkan semua anggota
4. Operasi pada himpunan terdiri dari gabungan, irisan, selisih dsb
5. System Bilangan pun di bagi beberapa bagian.
Matematika sangat berperan dalam kehidupan manusia sehari – hari semua
membutuhkan ilmu matematika.dalam statistic ekonomi, matematika berguna untuk
memahami rumus statistic, seperti rumus untuk menghitung jumlah, rata-rata, presentase,
dan berbagai nilai koefisien. Dan juga memahami metode perkiraan seperti least square
method dan maximum likelihood yang memerlukan pengetahuan mengenai diferensial
yang berguna untuk membuat suatu fungsi maksimum atau minimum. Dan juga
memahami analisis regresi dalam melihat pengaruh perubahan suatu variable terhadap
variable lainnya.
DAFTAR PUSTAKA