4. Model Ekonomi
Teori ekonomi diperlukan untuk membuat suatu gambaran dari dunia nyata. Karena
kompleknya persoalan ekonomi yang sebenarnya, membuat kita tidak mungkin untuk
menguasai semua hubungan antara suatu variabel ekonomi dengan variabel ekonomi
lainnya. Oleh karena itu kita hanyalah perlu untuk mengetahui gejala ekonomi yang
kita pandang perlu saja. Hubungan suatu variabel dengan variabel lain yang penting
tersebut kita nyatakan dalam model ekonomi
.
5. Unsur Model Matematika
Model matematika hanyalah merupakan suatu kerangka teoritir, jadi tidak ada
alasan mengapa harus matematika tetapi bila model tersebut matematika, biasanya
terdiri dari kumpulan persamaan yang dibuat untuk menggambarkan struktur dari
model. Dengan menghubungkan suatu variabel dengan lainnya dengan cara tertentu,
persamaan ini memberikan bentuk matematika pada suatu kumpulan asumsi analistis.
Kemudian melalui penggunaan operasi matematika yang relevan terhadap persamaan
tersebut, kita dapat membuat suatu pemecahan yang logis dari suatu asumsi tersebut.
Endogenous variabel : variabel yang nilainya berasal dari pemecahan soal mis : profit
maksimum, harga keseimbangan.
Exogenous variabel : variabel yang besarnya diperoleh dari suatu data tertentu.
7. Konstante
Biasanya variabel dikombinasikan dengan suatu angka tertentu. Mis : 7p atau 0,5Y
dst. Angka tersebut disebut konstante. Jadi dengan demikian suatu konstante adalah
besaran yang tidak berubah-ubah. Bila konstante digabungkan dengan variabel, maka
disebut juga koefisien.
8. Parameter
Suatu koefisien tidak selalu berupa angka, tapi bisa juga berupa simbol. Misalnya
kita dapat memberikan simbol a untuk menggantikan suatu konstante tertentu dan
menyatakan ekspresi ap untuk menggantikan 7p dalam suatu model untuk menyatakan
sesuatu yang lebih umum. Untuk menyatakan status khususnya dinamakan parameter.
9. Persamaan
Variabel mungkin dapat berdiri sendiri, tetapi akan tidak menjadi menarik, tanpa
dihubungkan dengan variabel lain melalui suatu persamaan (equation) atau
ketidaksamaan (inequalities). Dalam aplikasi ekonomi kita dapat membedakan 3 jenis
persamaan yaitu :
a. Persamaan definisi (definition equation)
b. Persamaan tingkah laku (behavioral equation)
c. Kondisi keseimbangan (equilibrium condition)
Persamaan tingkah laku : merupakan suatu persamaan yang mana, suatu variabel
tertentu nilainya akan ditentukan dari perubahan nilai variabel lainnya. Ini mungkin
berupa tingkah laku manusia (seperti pola aggregate consumption dalam hubungannya
C = 75 + 10 Q
Di mana :
C = biaya
Q = output / produksi
Nilai dari variabel biayaakan tergantung dari besar output / produksi. Apabila
produksi = 0, maka biaya akan sebesar 75. Bila besar produksi = 1 maka biaya akan
sebesar 85. Dengan perkataan lain, setiap pertambahan produksi 1 unit, akan
mengakibatkan bertambahnya biaya sebesar 10 unit.
HIMPUNAN
PENGERTIAN HIMPUNAN
Himpunan adalah kumpulan dari obyek-obyek tertentu dan antara satu obyek
dengan obyek lainnya dapat dibedakan.
Obyek yang terdapat dalam suatu himpunan dinamakan anggota himpunan. Obyek-obyek
suatu himpunan sangat bervariasi dapat berupa orang-orang tertentu atau benda-benda
tertentu, hurup maupun angka angka tertentu.
Notasi himpunan pada umumnya ditulis dengan hurup-hurup besar A, B,C,....atau
Z. Sedangkan obyek yang menjadi anggota suatu himpunan dilambangkan dengan hurup-
hurup kecil, a, b,c,... atau z.
Anggota himpunan
Jika a merupakan anggota himpunan A maka ditulis a A dan sebaliknya jika a bukan
anggota himpunan A ditulis a A
Sub himpunan
Jika A adalah merupakan sub himpunan B, ditulis A B, maka setiap anggota himpunan A merupakan
anggota himpunan BJika himpunan A sama dengan himpunan B (A=B), berarti bahwa A B dan B
A
OPERASI HIMPUNAN
1. Gabungan (Union) dengan notasi
Gabungan (union) dari himpinan A dan himpunan B, ditulis A B , adalah himpunan
yang beranggotakan obyek-obyek milik A atau milik B.
A B {x; x A atau x B}
A B {x;x A dan x B}
Dalam hal A B , yakni jika himpunan A dan himpunan B tidak mempunyai
satupun anggota yang dimiliki bersama, maka A dan B dikatakan saling asing atau
disjoint
3. Selisih Himpunan
Selisih dari himpunan dan himpunan B, ditulis A – B, adalah himpunan yang
beranggotakan obyek-obyek milik A tetapi bukan obyek milik B.
“Aturan main” dalam pengoperasian himpunan ini akan lebih mudah dengan bantuan
Diagram Venn .
1. X o 1 Contoh : 50 1
2. 0 n 0 Contoh ; 05 0
3. X 1 X Contoh ; 41 4
4. X a . X b X a b Contoh ; 3 2.33 3 2 3 35 243
X a Xa 3 2 32 9
7. ( ) a Contoh : ( ) 2
Y Y 4 4 16
Xa 1 32 1
9. b
X a b b a Contoh ; 3
3 23 3 1
X X 3 3
a 3
10. X b b X a Contoh : 2 4
4 23 4 23 4 8
1 1
12. a
xx a Contoh : 2
33 2
13. a .b x ab
x Contoh : 2 3 9 2.3 9 6 9
a
x x 3 23 3 3
14. a 2
Contoh : 1/ 2 3
2
y
a y
4 4 4 2
Catatan : Pagkat dua pada tanda akar biasanya tidak dicantumkan, sehingga 2
x
,cukup
Dengan dituliskan x saja.
II. LOGARITMA
Logaritma pada hakekatnya merupakan kebalikan dari proses pengakaran. Logaritma
dari suatu bialangan adalah pangkat yang harus dikenakan pada bilangan pokok logaritma
untuk memperoleh bilangan tersebut. Bilangan pokok logaritma tersebut, namakanlah a,
harus positip dan tidak sama dengan satu : Jadi jika a 1 dan a = 1. Dari sekian banyak
kemungkinan bilangan pokok yang ada, lazimnya yang dipakai dalam dalam logaritma
adalah bilangan 10 dan bilangan e ( = 2,718287 ). Berdasarkan jenis bilangan pokok yang
digunakan ini maka dikenal dua macam logaritma. Pertama logaritma persepuluhan atau
logaritma Brigg ( nama penemunya, hidup antara tahun 1560 – 1631 ), yaitu logaritma
dengan bilangan pokok 10. Sedangkan yang lain,logaritma alam atau logaritma Napier
(hidup antara tahun 1550 – 1617 ), yaitu logaritma dengan bilanghan pokok e. Logaritma
Brigg ditulis dengan symbol log, dan logaritma Napier dituliskan dengan symbol ln.
Log dengan bilangan pokok 10 ditulis 10 log dan biasanya cukup ditulis log saja.
Demikian juga log dengan bilangan pokok e, cukup ditulis dengan ln saja.
KAEDAH-KAEDAH LOGARITMA
1000
x a log1000 log100
log
a
4. log log x a log y Contoh : a) 10
y
log10 3 log10 2 3 2 1
b)
12
2
log 12 2 log 3 2 log 2 log 4 2 log 2 2 2
3
1
5. a log x n n a log x Contoh a) 2
log 8 3 13 2 log 8 13 2 log 2 3 13 .3 1
b) 10
log100 10 log10 2 210 log10 2.1 2
1
8. log b b log a atau a log b.b log a 1
a
1
Contoh : a). 10 log 100.100 log10 1 atau 10
log10 2.100 log100 2 2. 12 1
DERET
Deret ialah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur. Bilangan-bilangan yang
merupakan unsur dan pembentuk sebuah deret dinamakan suku. Keteratuan rangkaian
bilangan yang membentuk sebuah deret terlihat pada “pola perubahan” bilangan-
bilangan tersebut dari satu suku ke suku berikutnya.
Dilihat dari banyaknya suku yang membentuknya, deret dibedakan menjadi deret
berhinggga dan deret tak berhingga. Deret berhingga adalah deret yang banyak suku-
sukunya tertentu (terbatas), sedangkan deret tak berhingga adalah deret yang banyak suku-
sukunya tak terbatas. Sedangkan dilihat dari pola perubahan bilangan pada suku-sukunya,
deret bisa di bedakan menjadi deret hitung, deret ukur dan deret harmoni.
1. Deret Hitung
7 Modul Matrikulasi Mata Kuliah Matematika
Contoh : 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, ..............“x”
S1(a) S2 S3 S4 S5 S6 S7 Sn
Jika dilihat contoh di atas, ternyata besarnya selisih antara nilai-nilai dua suku yang
berurutan (b) adalah 5. Suku pertama, yaitu S1 atau a adalah 5. Selanjutnya berturut-turut
dapat dihitung :
S1 = a = 5
S2 = a + b = 5 + 5 = 10
S3 = a + 2b = 5+ 10 = 15
S4 = a + 3b = 5+ 15 = 20
.
.
Sn = a + ( n – 1 ) b
Dengan demikian dapatlah ditarik rumus mengenai deret hitung sebagaimana terurai
dibawah ini.
Besarnya suku ke- n adalah :
Sn = a + ( n – 1 ) b
DERET UKUR
Contoh : 5, 10, 20, 40, 80, 160, 320, ...............”x”
S1(a) S2 S3 S4 S5 S6 S7 Sn
Jika diperhatikan contoh di atas. ternyata besarnya hasil bagi antara nilai-nilai dua suku
yang berurutan (p), yaitu antara suatu suku dengan suku di depannya adalah 2. Suku
pertama, yaitu a atau S1, adalah 5. Selanjutnya berturut-turut dapat dihitung :
S1 = a = 5
S2 = ap = 5 . 2 = 10
S3 = ap2 = 5 . 22 = 20
S4 = ap3 = 5 . 23 = 40
.
Dengan demikian dapatlah ditarik rumus mengenai deret ukur sebagaimana terurai
berikut ini.
Besarnya suku ke - n adalah :
Sn = apn - 1
Deret harmoni tidak dibahas karena penerapan nya di bidang ekonomi tidak pernah
dilakukan.
PENERAPAN EKONOMI
1. Perkembangan Usaha
Di bidang ekonomi, teori deret sering diterapkan dalam kasus-kasus yang menyangkut
perkembangan; seperti misalnya perkembangan produksi, perkembangan biaya produksi,
perkembangan harga atau perkembangan pendapatan. Apabila perkembangan ha—hal
tersebut seirama atau identik dengan pola perubahan nilai-nilai suatu deret, deret hitung
maupun deret ukur, maka dapatlah diperkirakan misalnya dimasa-masa yang akan datang.
Contoh 1 :
Perusahan “A” menghasil suatu produk sebanyak 3000 unit pada bulan pertama
produksinya. Dengan penambahan tenaga kerja dan peningkatan produktivitas, maka
perusahaan mampu menambah produksinya sebanyak 500 unit setiap bulan. Jika
produksinya konstan, berapa unit produk yang dihasilkannya pada bulan ke-5 ? Berapa unit
yang telah dihasilkannya sampai dengan bulan tersebut.
Diketahui a = 3000 ; b = 500 ; n = 5
S5 = 3.000 + (5-1) 500 = 5.000
5
D5 = (3.000 5.000) 20.000
2
Dengan demikian, dalam teori nilai uang , nilai dimasa datang dari suatu jumlah sekarang
adalah :
Rumus mengandung asumsi atau anggapan bahwa bunga dibayarkan satu kali dalam 1
Fn = P ( 1 + i ) n
tahun.
Tetapi jika bunga dibayarkan lebih dari satu kali (misal : m kali) dalam setahun, maka
nilai dimasa depan menjadi :
Contoh 3:
Seorang nasabah meminjam uang di bank sebanyak Rp 5 juta untuk jangka waktu 3 tahun,
dengan tingkat bunga 2 % per tahun. Berapa jumlah seluruh uang yang harus dibayarnya
pada saat pelunasan? Berapa pula jumlah uang yang harus dibayarnya, seandainya bunga
diperhitungkan tiap semester.?
Jawab:
Diketahui : P = 5.000.000 ; n = 3 . i = 0,02
Fn = P (1 + i )n
F3 = 5.000.000 (1 + 0,02 )3 = 5.000.000 (1,061208) = 5.306.040
Jadi pada saat pelunasan,setelah 3 tahun, nasabah tersebut keseluruhan harus
Membayar sebesar Rp5.306.040,--
Contoh 4 :
Tabungan seorang pemuda akan menjadi sebesar Rp159.720,-- tiga tahun yang akan
datang. Jika suku bunga bank yang berlaku 10% per tahun, berapa tabungan pemuda
tersebut pada saat sekarang ini.
Diketahui : F = 159.720 ; n=3 i = 0,10
Fn
P=
(1 i ) n
159.720 159.720
P = 120.000
(1 0,10) 3
1,331
Jadi besarnya tabungan sekarang adalah Rp 120.000,-
SOAL 1:
Seorang nasabah meminjam uang di bank sebanyak Rp 5 juta untuk jangka waktu 3 tahun.
Jumlah seluruh uang yang harus dibayarnya pada saat pelunasan adalah sebesar Rp.
5.306.040. Seandainya bunga diperhitungkan setiap tahun, maka hitunglah besarnya suku
bunga per tahun!
SOAL 2:
Seorang nasabah meminjam uang di bank sebanyak Rp 5 juta. Dengan tingkat bunga 2 %
per tahun, sedangkan jumlah seluruh uang yang harus dibayarnya pada saat pelunasan
adalah sebesar Rp. 5.306.040. Berapa lama jangka waktu pinjaman nasabah tersebut,
seandainya bunga diperhitungkan setiap tahun?
SOAL 3:
Seorang nasabah meminjam uang di bank sebanyak Rp 5 juta untuk jangka waktu 3 tahun.
Jumlah seluruh uang yang harus dibayarnya pada saat pelunasan adalah sebesar Rp.
5.307.600. Seandainya bunga diperhitungkan tiap semester, maka hitunglah besarnya suku
bunga per tahun!
SOAL 4:
Seorang nasabah meminjam uang di bank sebanyak Rp 5 juta. Dengan tingkat bunga 2 %
per tahun, sedangkan jumlah seluruh uang yang harus dibayarnya pada saat pelunasan
adalah sebesar Rp. 5.307.600. Berapa lama jangka waktu pinjaman nasabah tersebut,
seandainya bunga diperhitungkan tiap semester.?
Jenis-jenis Fungsi
Fungsi dapat digolongkan mejadi dua jenis yaitu fungsi aljabar dan fungsi non aljabar.
Fungsi aljabar :
- Fungsi Linier Bentuk umum : y = ax + b
-
Fungsi Kwadrat Bentuk Umum : y = ax2 + bx + c
-
Fungsi kubik Bentuk Umum : y = ax3 + bx2 + cx + d
-
Fungsi pangkat n Bentuk umum : y = xn
Fungsi non aljabar
- Fungsi logaritma Bentuk umum : y = alogx
y = 2x + 1
5-
4-
3-
2-
1-
0 x
1 2
b. Dengan menggunakan identitas penting dari fungsi.
Ada dua ciri dari fungsi linier yaitu :
1. Dilihat dari nilai koefisien arah (a)
Jika a positif maka grafik bergerak dari kiri bawah ke kanan atas
sebaliknya jika a negatif maka grafik bergerak dari kiri atas ke kanan
bawah.
2. Jika nilai x = 0, maka grafik berpotongan dengan y
jika y = 0, maka grafik akan berpotongan dengan x
Dalam penggambaran fungsi linier, yang digunakan adalah ciri yang kedua.
y
Contoh : Diketahui fungsi y = x + 2
x=0 y=2
y=0 x = -2 y=x+2
2-
1-
! x
-2 0
X 0 1 2 3 4
Y 8 5 4 5 8
8-
7-
6-
5-
4-
3-
2-
1-
! ! ! ! !
0 1 2 3 4
b. Dengan menggunakan identitas penting dari fungsi kwadrat.
Identitas tersebut adalah sebagai berikut :
Bentuk umum y = ax2 + bx + c
1. Jika x = 0 maka y = c
2. Jika y = 0 maka ax2 + bx + c = 0 berarti terdapat dua titik potong yaitu:
b b 2 4ac
x1.2 =
2a
y
12-
-
10-
-
8-
-
6-
-
4-
-
2-
1-
! ! ! ! ! ! ! ! ! ! x
-1 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3
4y –12 = 2x – 4 4y = 2x + 8 y = 0,5 x + 2
b. Cara kedua : Fungsi kwadrat dapat dibentuk jika diketahui satu titik koordinat
tertentu A (x1,y1) dan titik ekstremnya P (h,k). Pembentukan persamaannya
menggunakan formula (persamaan) y = a (x – h )2 + k.
Contoh : Bentuklah fungsi kwadrat yang melalui titik A( 3,5) ddengan titik ekstrem
P (2,4).
Penyelesaian : Diketahui A (3,5) dan P (2,4)
Persamaan : y = a (x – h)2 + k
5 = a (3 – 2)2 + 4
5 = a (12)+ 4 a=1
Persamaan : y = a (x – h )2 + k
y = 1(x – 2)2 + 4 y = x2 – 4x + 4 + 4
y = x2 – 4x + 8
fd
fs
E
Pe
Q
Qe
15
fd
fs
7 E
3
Q
0 8 15
Contoh 2:
Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan Q = 19 – P2 dan fungsi
penawarannya adalah Q = -8 + 2P2. Tentukan titik keseimbangan pasar terhadap barang
tersebut.
Penyelesaian :
E fd = fs 19 – P2 = -8 + 2P2 27 = 3P2 P2 = 9 P=3
2 2
fd Q = 19 – P Q = 19 – (3 ) Q = 10
Jadi E(10, 3)
Cara pemecahan keseimbangan pasar jika terdapat pajak dan subsidi adalah sama
seperti yang sebelumnya. Pajak atau subsidi menyebabkan harga jual yang ditawarkan oleh
produsen beerubah, ini dicerminkan oleh berubahnya fungsi penawaran, sehingga harga
keseimbagan dan jumlah keseimbangan yang tercipta dipasar pun berubah. Pajak
menyebabkan harga naik (P naik) dan berarti jumlah keseimbangan menurun (Q menurun).
Sebaliknya subsidi menyebabkan harga turun ( P turun) dan jumlah keseimbangan naik (Q
naik ).
Fungsi Biaya , Fungsi Penerimaan dan Keuntungan, kerugian serta Titik Pulang
Pokok (Break Even Point).
a. Fungsi Biaya
Biaya total (Total Cost) yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan dalam operasi
bisnisnya terdiri dari biaya tetap (Fixed Cost) dan biaya variabel (Variable Cost). Secara
matematis Fungsi biaya adalah sebagai berikut:
FC = k
VC = f(Q) = aQ
c. Fungsi Penerimaan
Penerimaan sebuah perusahaan dari hasil penjualan barangnya merupakan fungsi dari
jumlah barang yang terjual atau diproduksinya. (Total Revenue) adalah merupakan
hasil kali jumlah barang yang tejual dengan harga jual perunit barang tersebut. Secara
matematis Penerimaan total adalah sebagai berikut : R = F(Q) = Q x P
Hubungan antara biaya total dan penerimaan total serta keuntungan, kerugian dan pulang
pokok secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut :
C, R
R
C
Laba
VC
BEP
Rugi
FC=k
Contoh:
Biaya total yang dikeluarkan perusahaan ditunjukkan oleh persamaan
C = 20.000 + 100 Q dan penerimaan totalnya R = 200 Q.
-
Pada tingkat produksi berapa unit perusahaa ini dalam posisi pilang pokok
-
Apa yang terjadi jika ia memproduksi sebanyak 300 unit.
Penyelesaian :
Pulang pokok : R = C
200 Q = 20.000 + 100 Q
100 Q = 20.000
Q = 200
Jika Q = 300
R = 200 ( 300) = 60.000
C = 20.000 + 100 (300)
C = 50.000
Keuntungan : R – C = 60.000 – 50.000 = 10.000
2. Penerimaan Perusahaan Jaya hasil penjualannya sebesar Rp 1,2 miliar pada tahun
kelima dan sebesar Rp 1,8 miliar pada tahun ke tujuh. Apabila perkembangan
penerimaan perusahaan tersebut konstan dari tahun ke tahun, berapakah perkembangan
penerimaannya per-tahun, berapakah penerimaannya pada tahun pertama, dan pada
tahun keberapa penerimaannya mencapai Rp 2,7 miliar?
3. Tuan “A” mendepositokan uangnya pada suatu bank sebesar Rp 5.000.000,00. Selama
6 tahun, menurut penjelasan pihak Bank uang Tuan “A” setelah 6 tahun adalah menjadi
Rp 8.500.000,00.
a. Tuan “A” minta tolong pada saudara untuk menghitung tingkat bunga deposito
bank tersebut, jika bunga diperhitungkan setahun sekali
b. Berapa jumlah uang Tuan “A” keseluruhan setelah 6 tahun jika tingkat bunga bank
sebesar 14% per tahun dan bunga diperhitungkan 3 kali per tahun?
5. Biaya tetap yang dikeluarkan suatu perusahaan sebesar Rp 3.150.000,00. Harga jual per
unit barang Rp 4.500,00. Biaya produksi adalah 30% dari penerimaan.
Ditanya:
a. Fungsi total cost, fungsi penerimaan
b. Berapa produk yang harus diproduksi agar perusahaan tersebut dalam posisi BEP
c. Apa yang terjadi jika produksi sebanyak 1.500 unit
d. Gambarkan kurvanya
Contoh : Jika diketaui fungsi y = x 2 – x , cari tunan fungsi tersebut dengan proses
penarikan limit dari kuosien diferensinya , dimana x 0.
y = x2 – x
y + y = ( x x) 2 ( x x)
y + y = x 2 2 xx x 2 x x
y = x 2 2 xx x 2 x x -y
y = x 2 2 xx x 2 x x - x 2 x
y 2 xx x 2 x y
y = 2 xx x 2 x ; ; 2 x x - 1
x x x
y
Limit Limit 2 x x - 1
x
x 0 x 0
y
Limit 2 x 0 1 = 2x – 1.
x
x 0
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa notasi dari turunan fungsi dapat ditulis
sebagi berikut :
6. Logaritma biasa
dy 1
a. Jika y = log x maka log e
dx x
dy 1 du
b. Jika y = log u dimana u = f(x) maka . log e
dx u dx
Contoh : y = log (4x + 1 )
dy 1 4
.4 log e log e
dx ( 4 x 1) ( 4 x 1)
7. Logaritma naturalis
dy 1
a. Jika y = ln x maka
dx x
dy 1 du
b. Jika y = ln u dimana u =f(x) maka .
dx u dx
Contoh 1 : y = ln x3
y = 3 ln x
dy 1 3
3.
dx x x
Contoh 2: y = ln8 x2
y = ln 8 + 2 ln x
dy 1 2
0 2.
dx x x
8. Diferensial logaritma
Penurunan beberapa fungsi tertentu dapat lebih mudah dilakukan jika fungsi tersebut
didalam bentuk logaritma. Cara penurunan dengan mengubah bentuk fungsi menjadi
bentuk logaritma dinamakan diferensial logaritma. Pada umum banyak digunakan pada
fungsi berbentuk eksponen.
Misalnya y = xx , fungsi ini bisa dirubah menjadi bentuk logaritma.
ln y = x ln x
1 dy 1
. x. ln x.1
y dx x
1 dy
. 1 ln x
y dx
dy
x x (1 ln x )
dx
Fungsi kubik ( Fungsi pangkat tiga): Titik Ekstreem dan titik belok
Bentuk Umum : y = ax3 + bx2 + cx + d
a. Untuk mengetahui titik ekstreem syaratnya y’ = 0
b. Untuk mengetahui apakah titik ekstreem tersebut maksimum atau minimum
adalah sebagai berikut :
-
Jika turunan kedua atau y’’< 0 maka titiknya adalah maksimum
-
Jika turunan kedua atau y’’ > 0 maka titik tersebut adalah minimum
c. Untuk mengetahui titik belok yaitu y’’ = 0
Contoh: Jika y = x2 – 4x + 8
maka y’ = 2x – 4 dan y’’ = 2 > 0
Karena y’’ lebih besar dari 0 maka titik ekstreemnya adalah minimum. Untuk mencari titik
ekstreemnya yaitu : y’ = 0 atau 2x-4 = 0 ; x = 2 dan y = x2 – 4x + 8
y = 22 – 4.2 + 8
y=4
Jadi titik ekstreemnya adalah (2,4)
8 y
y’
2,4
28 Modul Matrikulasi Mata Kuliah Matematika
4
2 y’’
0 x
2
1 3
Contoh : Jika y = x 3x 2 8 x 5 , maka y’ = x2 – 6x + 8 dan y’’ = 2x – 6
3
Mencari titik ekstreem :
Syaratnya y’ = 0 ; berarti x2 – 6x + 8 = 0
(x – 2)(x – 4) = 0 diperoleh x1=2 dan x2 = 4
Untuk x = 2, maka y’’ = 2.2 – 6 = -2 < 0 ( titik maksimum)
Untuk x = 4, maka y’’ = 2.4 – 6 = 2 > 0 ( titk minimum)
1 3
Untuk x1 = 2 maka y = (2 ) 3(2) 2 8( 2) 5 1,67 ; titik maksimum(2; 1,67)
3
1
Untuk x2 = 4 maka y = (4 3 ) 3(4) 2 8(4) 5 0,33 ; titik minimum (4; 0,33)
3
Mencari titik belok ; y’’ = 0 ; berarti 2x – 6 = 0 maka diperoleh x = 3
1 3
Jika x = 3 maka y = (3 ) 3(3) 2 8(4) 5 1 berarti titik belok (3,1)
3
4. Biaya Marjinal
Biaya marjinal ( marginal cost/MC) ialah biaya tambahan yang dikeluarkan untuk
menghasilkan satu unit tambahan output.
Secara matematis , jika fungsi total cost adalah C = f(Q), dimana C adalah total cost
dan Q adalah jumlah output, maka biaya marjinal (marginal cost).
dC
MC = C’ = dQ
5. Penerimaan Marjinal (Marginal Revenue/MR)
Penerimaan marjinal adalah penerimaan tambahan yang diperoleh berkenaan adanya
tambahan satu unit tambahan output yang diproduksi atau terjual.
Secara matematis , jika fungsi penerimaan total adalah R = f(Q), dimana R adalah total
revenue dan Q adalah jumlah output, maka penerimaan marjinal (marginal Revenue).
dR
MR = R’ = dQ
6. Produk Marjinal (Marginal Product/MP)
Produk marjinal adalah out put tambahan yang dihasilkan dari adanya penggunaan satu
unit input.
Secara matematis , jika fungsi produk total adalah P = f(X), dimana P adalah total
product dan X adalah jumlah input, maka produk marjinalnya (marginal Product).
dP
MP = P’ =
dX
7. Utilitas Marjinal (marginal utility/MU)
Utilitas marjinal adalah utilitas tambahan yang diperoleh konsumen berkenaan adanya
satu unit tambahan output yang dikonsumsinya. Secara matematis, jika fungsi utilitas
total U = f(Q), dimana U adalah utilitas total dan Q adalah jumlah barang yang
dU
dikonsumsi, maka utilitas marjinalnya : MU = U’ = dQ
8. Keuntungan Maksimum
18
= 0,441
41
Karena ed < 1 maka sifat permintaan barang tersebut adalah inelastis.
2. Elastisitas penawaran
Hitunglah elastisitas penawaran suatu barang pada tingkat harga P = 10 dan pada tingkat
penawaran Q = 193, jika fungsi penawarannya Q = -50 + 3 P2.
dQ P P 6P 2
es = . 6 P.
dP Q ( 50 3P ) (50 3P 2 )
2
6.10 2 600
- Untuk es pada P = 10 = 2,4
( 50 3.10 ) 250
2
-
Pada Q = 193, maka 193 = -50 + 3P2 diperoleh P = 9 selanjutnya
6P 2 6.9 2
es = 2,5
(50 3P 2 ) (50 3.9 2 )
3. Elastisitas Produksi
Andaikan fungsi produksi suatu barang dapat dinyatakan dengan
P = 3 X2 – 2X3. P melambangkan output dan X melambangkan input. Hitunglah elastisitas
produksinya pada tingkat penggunaan input sebanyak 4 unit dan 10 unit.
dP X X
P = 3 X2 – 2X3 , . (6 X 6 X 2 ).
dX P (3 X 2 X 3 )
2
10 5400
Untuk X = 10 ep = (6.10 – 6.102). 3,2
(3.10 2 2.10 3 ) 1700
y
0 dan
x
y
0
z adalah syarat yang diperlukan aagar fungsinya mencapai titik ekstrim. Guna
Syarat di atas
mengetahui apakah titik ekstrim tersebut merupakan titik maksimum atau titik minimum
diperlukan syarat kedua yaitu :
y : y2 0y dan y 0
2 2
Minimum, 2jika
Dalam hal dan 2 2 , tak dapat ditegaskan mengenai nilai ekstrimnya. Untuk kasus
x 2 xz z 2
ini diperlukan penyelidikan dan pengujian lebih lanjut.
Contoh :
Selidiki apakah titik ekstrim dari fungsi betikut ini marupakan titik maksimum ataukah
titik minimum : y = -x2 + 12x – z2 + 10Z –45.
y
2 x 12 0 -2x + 12 = 0 x=6
x
y
2 x 10 0 - 2z + 10 = 0 z=5
z
y = - (62) + 12(6) – (5)2 +10(5) – 45 = 16
2 y 2
y
20 dan 20 hal ini berarti nilai y = 16 adalah titik
x 2
z 2
maksimum.
Contoh :
Biaya total yang dikeluarkan sebuah perusahaanyang memproduksi dua macam barang, a
dan b, ditunjukan oleh persamaan C = Q a2 + 3Qb2 + Qa.Qb. Harga jual masing-masing
barang per unit adalah Pa = 7 dan Pb = 20. Hitunglah berapa unit masing-masing barang
harus diproduksi agar keuntungannya maksimum dan besarnya
keuntunganmaksimumtersebut.
Ra = Qa.Pa = 7 Qa
R = Ra + Rb = 7 Qa + 20 Qb
Rb = Qb.Pb = 20 Qb
= R – C = 7Q + 20 Qa b - Qa2 – 3 Qb - Qa.Qb
MATRIKS
Matrik adalah kumpulan bilangan yang tersusun secara teratur berdasarkan baris
dan kolom. Banyaknya baris dan kolom menunjukkan ukuran atau dimensi dari suatu
matrik. Bilangan-bilangan yang tersusun didalam suatu matrik dinamakan unsur atau
elemen. Unsur-unsur suatu matrik yang tersusun dalam baris dan kolom dibatasi oleh
antara dua tanda kurung yaitu kurung biasa atau ( ) atau antara dua tanda kurung siku [ ].
Kesamaan matriks
Dua buah matrik dikatakan sama, jika kedua martrik tersebut mempunyai baris dan
kolom yang sama dan semua unsur-nsur yang terkandungnya di dalamnya sama.
Contoh .
A= 1 3 5 B= 1 3 5 A sama dengan B (A = B )
-1 4 7 -1 4 7
2 -4 4 2 -4 4
Operasional matrik
1. Penjumlahan Antara Matriks
Dua buah matriks dapat dijumlahkan, jika kedua matiks tersebut mempunyai ukuran
yang sama dan matriks hasil penjumlahan juga akan berukuran sama.
Contoh :
A= 1 4 6 B= 2 -1 3 =C 3 3 9
-2 3 1 2 4 -1 0 7 0
Am x n x Bn x p = Cm x p
Contoh :
A= 1 4 5 x B= 4 3 = C=. 23 29
2 3 1 1 4 14 20
3 2
Contoh : A = 1 2 4
-1 3 5
2 -4 0
2. Matrik Diagonal
Matri digonal adalah suatu matrik dimana unsur-unsur digonal utamanya adalah bilangan
konstan dan unsur-nsur lainnya bilangan nol.
Contoh. A = 1 0 0
0 3 0
0 0 2
3. Matrik Identitas
Matrik Identitas adalah suatu matrik dimana unsur-unsur diagonal utamanya adalah
bilangan satu dan unsur-unsur lainnya bilangan nol. Matriks yang mempunyai diagonal
adalah matriks yang mempunyai jumlah baris dan kolom yang sama.
Contoh : A = 1 0 0
0 1 0
0 0 1
4. Matriks Transpos
Matriks Transpos adalah merupakan matrik putaran yang berasal dari matriks lainnya,
dimana matrik asal tersebut unsur-unsurnya diputar, baris diputar menjadi kolom dan
kolom diputar menjadi baris. Transpos dari matriks Amxn (aij) adalah A’ n x m = (a’ji).
A= 1 3 4 A’ = 1 2 3
2 5 6 3 5 5
3 5 1 4 6 1
5. Matrik Invers
Matrik invers adalah matrik bujur sangkar A yang apabila dikalikan dengan matrik
inversnya A-1, maka akan menghasilkan matrik identitas (AA-1 = I).
Contoh :
4 3 4/27 1/27 0 1
Matrik berukuran 2 x 2
Matrik A = a11 a12 , Determinan A atau Det.A = a11. a22 - a21. a12
a21 a22
Contoh :
Diketahui A = 1 3 : Det.A = (1).(4) – (3).(-2)
-2 4 = 10
4 5 6
a11 a12 a13 a11 a12 Det.A atau A = ( 1 + 2 + 3 ) – ( 4 + 5 + 6 )
Misal matrik A = a11 a12 a13 MA = m11 m12 m13 KA = k11 k12 k13
a21 a22 a23 m21 m22 m23 k21 k22 k23
a31 a32 a33 m31 m32 m33 k31 k32 k33
Untuk m11 adalah minor dari unsur a11, yang merupakan determinan dari sisa
matrik dan diperoleh dengan jalan menghilangkan baris ke-1 dan
kolom ke-1. atau m11 = a22 a23 dan k11 = (-1)1+1. m11
a32 a33
Untuk m12 adalah minor dari unsur a12, yang merupakan determinan dari sisa
matrik dan diperoleh dengan jalan menghilangkan baris ke-1 dan
kolom ke-2. atau m12 = a21 a23 dan k12 = (-1)1+2. m12
a31 a33
Untuk m13 adalah minor dari unsur a13, yang merupakan determinan dari sisa
matrik dan diperoleh dengan jalan menghilangkan baris ke-1 dan
kolom ke-3. atau m13 = a21 a22 dan k13 = (-1) 1+3.m13
a31 a32
Contoh :
Misal matrik A = 1 3 2
2 3 4
4 3 1
ADJOIN MATRIKS
Adjoin dari suatu matrik adalah merupakan tranpos dari matrik kofaktornya.
Misal matrik A = 1 3 2 KA = -9 14 -6
2 3 4 3 -7 9
4 3 1 6 0 -3
Adjoin A = (KA)’ = -9 3 6
14 -7 0
-6 9 -3
Invers Matrik
Adjoin. A 1
A-1 = . Adjoin. A
Det. A Det.a
Contoh :
Misal matrik A = 1 3 2 Det.A = 21 dan KA = -9 14 -6
2 3 4 3 -7 9
4 3 1 6 0 -3
Adjoin A = (KA)’ = -9 3 6
14 -7 0
-6 9 -3
Adjoin. A 1
A-1 = . Adjoin. A
Det. A Det.a
Contoh :
Jika diketahui tiga persamaan linear sebagai berikut :
Persamaan I : X1 + 3 X2 + 2X3 = 13
Persamaan II : 2X1 + 3X2 + 4X3 = 20
Persamaan III : 4X1 + 3X2 + X3 = 13
Dari data di atas , berapakah nilai X1, X2 dan X3 yang dapat memenuhi ketiga
persamaan tersebut.
Dari ketiga persamaan tersebut dapat dibentuk persamaan dalam bentuk matrik yaitu
sebagai berikut :
A X Y
1 3 2 x1 13
2 3 4 x x2 = 20 AX = Y X = A 1 .Y
4 3 1 x3 13
X = A 1 .Y atau A-1 . Y = X
-9/21 3/21 6/21 13 X1
14/21 -7/21 0 x 20 = X2
-6/21 9/21 -3/21 13 X3
X1 = (-9/21)(13) + (3/21)(20) + (6/21)(13) = -117/21 + 60/21 + 78/21 =21/21= 1
Dengan metode Cramer nilai X1, X2 dan X3 dengan cara sebagai berikut :
Det. A1
X1 = Det.A1 adalah determinan yang berasal dari matrik A, dimana
Det. A
kolom pertama matrik A, unsur-unsurnya diganti dengan X 2 =
Det. A2
unsur –unsur matrik y.
Det. A
Det.A2 adalah determinan yang berasal dari matrik A, dimana
Det. A3
X3 = kolom kedua matrik A, unsur-unsurnya diganti dengan
Det. A
unsur –unsur matrik y.
De t.A3 adalah determinan yang berasal dari matrik A, dimana
kolom ketiga matrik A, unsur-unsurnya diganti dengan
unsur –unsur matrik y.
Contoh :
A X Y
1 3 2 x1 13
2 3 4 x x2 = 20 AX = Y
4 3 1 x3 13