Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penulis memaparkan mengenai topik yang diangkat menjadi masalah secara
menarik sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi saat ini.
Menyertakan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terkait
topik yang diangkat dari referensi- referensi terbaru dan menganalisis
kekurangan-kekurangan dari upaya yang telah ada tersebut. Pada paragraf
terakhir memuat penjelasan tentang solusi yang ditawarkan dari hasil karya
tulis yang telah dibuat.
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah berisi pernyataan yang akan dijawab melalui penulisan
karya tulis ilmiah tersebut.
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penlisan karya tulis, disesuaikan dengan
rumusan masalah
1.4 Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dari penulisan karya tulis serta dampak secara luas
terhadap pengembangan dan pemanfaatan IPTEK di masyarakat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bagian kajian pustaka memberikan uraian yang jelas terhadap topik atau
permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Tinjauan pustaka ini berisikan
konsep-konsep atau teori-teori yang terkait dengan masalah yang dikaji .

BAB III
METODE PENULISAN
Pada proses pembuatan bioetanol fuel grade menggunakan teknologi adsorbsi dan
pervaporasi, digunakan tahapan sebagai berikut :
Mulai

Perancangan Membran
PVA-Kitosan :
Perancangan
pengendalian sensor
suhu PT100
Perancangan modul
rangkaian dimmer
Perancagan controller
PID
Perancangan perangkat
Gagal
Uji Elektrik

Studi Literatur

Desain Sistem :
Perhitungan tinggi kolom
distilasi
Perhitungan jumlah plate
Perhitungan dimensi
tangki distilasi
Perhitungan kolom
adsorbsi dan dehidrasi

Pembuatan Membran
Adsorbsi ZSM 5:
Peparasi Bahan
Sintesa ZSM 5 dengan
kaolin

Gagal
Uji Membran

Berhasil

Perancangan Mekanik :
Heater element, kolom distilasi,
kolom adsorbsi, bak pendingin
pompa vakum, pipa spiral, tangki
umpan, tangki distilat, arduino
controller

Berhasil

Uji Pemurnian
Crude Bioetanol

Analisa Data dan Pembahasan


Kesimpulan
Selesai
Gambar 2.1 Pembuatan bioetanol menggunakan teknologi adsorbsi-pervaporasi
Metodologi
2.1. Bahan
Residu Padi ( Jerami ), H2SO4, HCl 2M, Ca(OH)2, Na2SO3, PVA, Kitosan, Asam
Asetat, Agen Silang Glutaraldehyde.
2.2 Alat yang Digunakan
4

5
3

2
8
7

Gambar 2.4. Alat pemurnian dengan proses distilasi dan adsorbsi


Sumber : Dokumen Pribadi
Keterangan Gambar
1 = Tangki Umpan
3 = Kolom Distilasi Fraksinasi
5 = Kondensor Spiral
7 = Arduino Controller

2 = Tangki Distilasi
4 = Kolom Adsorbsi
6 = Pompa Vakum
8 = Tabung Distillat

Gambar 2.4. Alat pemurnian dengan proses pervaporation menggunakan


membran PVA-Kitosan
2.3 Prosedur Penelitian

Tahap pembuatan membran adsorbsi dan pervaporasi :

Pembuatan sintesa ZSM-5 dari Kaolin


Preparasi dilakukan dengan menambahkan kaolin ke dalam larutan NaOH
sambil diaduk menggunakan magnetic stirer. Kemudian LUDOX ditambahkan
perlahan

dilanjutkan penambahan akuades. Penambahan dilakukan sambil

terus dilakukan pengadukan. Pengadukan dilakukan hingga homogen pada


suhu ruang selama 2 jam. Kemudian TPABr ditambahkan perlahan ke dalam
campuran sambil terus dilakukan pengadukan hingga homogen selama 6 jam.
Pemeraman dilakukan selama 12 jam pada suhu ruang. Campuran dipindahkan
ke reactor autoclave setelah diperam dan dipanaskan pada suhu 175C selama
5 hari. Setelah kristalisasi hidrotermal, padatan dan cairan dipisahkan dengan
centrifuge dan dicuci dengan akuades sampai pH = 7 (netral). Padatan yang
diperoleh dikeringkan pada suhu 110C selama semalam.
Pembuatan Membran PVA-Kitosan
PVA (3% w) dilarutkan dalam air pada suhu 90oC. Setelah tercampur, chitosan
(2% w) ditambahkan pada larutan PVA polimer. Setelah 30 menit, 50 ml
larutan asam asetat (1,5 % w) ditambahkan di PVA / larutan polimer chitosan.
Ketika pencampuran selesai , agen silang glutaraldehyde ditambahkan ke dalam
larutan polimer. Campuran larutan membran ditungkan ke permukaan metil
metakrilat. Lalu membran dikeringkan dan kemudian siap untuk digunakan
[14].
Hidrolisis
Residu padi berupa jerami sebanyak 1 kg yang sudah dikeringkan dimasukkan
dalam reaktor hidrolisis yang dilengkapi dengan pengukur tekanan dan
ditambahkan larutan H2SO4 dengan perbandingan 1:6 b/v. Proses hidrolisis
dilakukan pada suhu yang divariasikan antara 100-130oC selama waktu 15 60
menit dan menggunakan larutan H2SO4 konsentrasi 0,5 1% . Hidrolisat
selanjutnya dianalisis kadar gula dengan metode Nelson-somogy. Kadar gula
yang diperoleh digunakan sebagai dasar perhitungan yield gula.
Fermentasi.
Pertama menambahkan Ca(OH)2 pada sampel hidrolisat hingga pH mencapai
10,1 dan menambahkan 1 g/L Na2SO3. Selanjutnya dipanaskan pada suhu 450C
selama 1 jam sambil diaduk. Kemudian menurunkan kembali pH hingga

mencapai 6,8 dengan cara menambahkan HCl 2 M. Menyaring endapan,


kemudian mengukur volume hidrolisat hasil penyaringan untuk difermentasi.
Kemudian masukkan hidrolisat yang telah melewati penyaringan pada proses
detoksifikasi ke dalam tangki fermentasi. Memasukan bakteri Clostridium
acetobutylicum sebanyak 5% (v/v) ke dalam tangki fermentasi. Mencampur
sampel hidrolisat dengan bakteri Clostridium acetobutylicum dengan cara
pengadukan selama 15 menit menggunakan automatic shaker. Menutup dengan
rapat sampel hidrolisat agar tidak ada udara maupun cahaya yang masuk dan
dibiarkan selama 72 jam.
Proses Pemurnian Biobutanol
Pada tahap pertama pemurnian pertama, proses distilasi digabung dengan
dehidrasi dan dilakukan secara simultan dalam sistem vakum dengan
menggunakan lima kolom tipe plate ( diameter x tinggi = 20 cm x 200 cm ) dan
satu kolom dehidrasi (diameter x panjang = 12 cm x 50 cm) yang berisi zeolit
ZSM 5, sedangkan kondensor yang dibuat adalah berbentuk spiral dengan ukuran
tebal 5 cm dan panjang 15 cm sesuai gambar 2.4. Setpoint suhu pada proses
distilasi dan dehidrasi sebesar 180C dengan pengaturan tekanan sebesar 0,05 atm
yang dikontrol oleh sistem arduino. Pemanasan dalam proses ini menggunakan
heater element sebanyak 4 buah dengan daya masing masing 300 Watt. Pada
proses ini kadar bioetanol yang dihasilkan mencapai 90-95 %.

Pada tahap

pemurnian kedua, proses yang digunakan adalah dengan membran pervaporasi


selulosa asetat dan alginat sesuai Gambar 2.5 pada lampiran 2. Umpan bioetanol
hasil distilasi dan adsorbsi dengan kadar 90-95 % sebanyak 1 liter dimasukkan
pada kolom umpan melalui feed charge. Heating Bath dipanaskan sampai suhu
umpan 350C dan tekanan pada sisi permeat diatur pada 5 cmHg. Setelah
temperatur umpan tercapai, umpan dialirkan dengan menyalakan feed pump, serta
membuka kran yang ada pada kolom umpan. Setelah kondisi operasi tercapai,
proses diamati selama 1 jam kemudian dianalisa hasil permeat dan retentat.

3.6 Analisis

Analisis dilakukan terhadap hasil dari pengujian sehingga dapat ditentukan


kondisi optimum yang diperlukan dalam proses pemurnian biobutanol high grade
meliputi kadar awal biobutanol yang dibutuhkan, waktu distilasi dan massa zeolit
ZSM 5 yang optimal dalam menyisihkan kandungan air dalam biobutanol. Kadar
biobutanol diukur dengan menggunakan Gas Chromatoghrapy (GC)

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada pembahasan penulis menyampaikan hasil analisis permasalahan sesuai
dengan data yang didapat serta kajian teori yang telah ditelaan dengan berbagai
kemungkinan, serta pembahasan hasil untuk menjawab pertanyaan penelitian yang
telah dirumuskan sebelumnya.
masalah atau gagasan yang kreatif.

Sehingga menghasilkan model pemecahan

BAB V
PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran yang direkomendasikan.
1) Kesimpulan
2) Saran .

DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka berisi daftar referensi yang digunakan dalam penulisan. Penulisan
daftar pustaka untuk buku formatnya adalah nama pengarang, tahun terbit, judul
buku, kota terbit, dan nama penerbit. Penulisan daftar pustaka untuk jurnal ditulis
dengan nama penulis, tahun, judul tulisan, nama jurnal, volume, dan nomor

halaman. Penulisan daftar pustaka yang diperoleh dari internet ditulis alamat
website-nya dan waktu aksesnya (tanggal dan jam).

LAMPIRAN
Lampiran 1
Mulai

Sensor
Rmin=
100 Ohm

Rmax=215,5 Ohm
Rangkaian
Jembatan
Wheatstone
Penguat
AD620

Vout max=0,436V

Voutmin=0V
Sampling suhu
lalu dirata-rata

Masukkan suhu
larutan

Vout=5V

Vout RPS=
OV

Desimal ADC=1023
ADC

Error = SP suhuPV suhu

Kontroller
PID

Desimal
ADC=
1023

Nilai Suhu

Gambar 2.3 Diagram Blok Sensor Suhu PT100


Keluaran:
elemen pemanas

SP=READ
_ADC

End

Gambar 2.2 Diagram Alir Pemrograman Suhu

Lampiran 2

Gambar 2.5. Skema alat pervaporasi menggunakan membran selulosa asetatalginat

Anda mungkin juga menyukai