Anda di halaman 1dari 1

Indonesia adalah negara yang memiliki penduduk terbanyak keempat didunia yaitu lebih dari

255 juta jiwa. Berbicara masalah penduduk maka akan berbicara juga masalah energi yang
merupakan salah satu parameter kesejahteraan dan perekonomian. Energi merupakan
kebutuhan manusia yang terus berkembang secara dinamis. Namun bertambahnya kebutuhan
energi ini tidak seimbang dengan ketersediaan cadangan energi fosil dan dampaknya terhadap
kelestarian lingkungan. Adanya permasalahan tersebut mendorong perhatian terhadap energi
alternatif terutama pada sumber energi terbarukan di sektor pertanian atau perkebunan.
Secara lebih sempit lagi pada komoditi utama perkebunan dan pertumbuhan industri
pengolahannya di Indonesia yaitu kelapa sawit. Dari data statistik pada tahun 2014, sebanyak
1600 perusahaan bergerak di pengolahan kelapa sawit dan memproduksi 18,4 juta ton kelapa
sawit. Pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit untuk produksi minyak kelapa sawit
menghasilkan beberapa jenis limbah salah satunya adalah palm oil mill effluent (POME).
Namun, limbah cair kelapa sawit ini menjadi masalah apabila tidak diolah atau diproses
dengan baik. Akan menyebabkan kerusakan lingkungan yang cukup serius karena POME
dapat menghasilakan gas metana. Pelepasan metana dari sistem pengolahan POME
menyumbang hingga 70% dari total emisi gas rumah kaca dalam keseluruhan proses
produksi. Untuk itu, dikembangkan pemanfaatan limbah cair ini sebagai substrat atau bahan
baku pembuatan bio-LNG untuk dimanfaatkan gas metana yang dapat diperoleh dengan
bantuan bakteri-bakteri pengurai. LNG untuk saat ini memang masih belum digunakan secara
komersil dimasyarakat indonesia. Paradigma bisnis LNG saat ini masih beorientasi pada
ekspor. Namun, kementrian energi mulai merintis pemanfaatan gas alam cair (Liquefied
Natural Gas/LNG) untuk bahan bakar bagi sektor transportasi dan rumah tangga yang
diharapkan dapat menekan konsumsi BBM, mengurangi subsidi, dan menghemat devisa
Negara.

Indonesia is a country that 4th position in the worlds for largest population of
more than 255 million people. Talking about the population it will talking of
energy issues, one of the prosperity and economic parameters. Energy is a
human need that grow dynamically. But increasing energy needed was not
balanced with the availability of fossil energy reserves and the impact on the
environment. The existence of these problems encourage attention to alternative
energy primarily on renewable energy sources in agriculture or plantation. More
spesific on primary commodity plantations and the growth of the processing
industry in Indonesia, that palm oil. From the statistic data in 2014, as many as
1600 companies engaged in palm oil processing and producing 18.4 million tons
of palm oil. The processing of fresh fruit bunches of palm oil for the production of
palm oil to produce several types of waste one of which is palm oil mill effluent
(POME). However, the liquid waste palm oil has become a problem if not treated
or processed properly. Will cause environmental damage is quite serious because
POME can produce methane gas. The release of methane from POME treatment
system, contribute up to 70% of total gas emissions in the overall production
process. So, developed the utilization of this liquid waste as a substrate or raw
material for making bio-LNG to exploit methane gas which can be obtained help
of bacteria decomposers. LNG for now it still has not been used commercially
Indonesian society. LNG business paradigm is still oriented on exports. However,
the energy ministry began use of liquefied natural gas (Liquefied Natural Gas /
LNG) for fuel for the transport sector and households are expected to reduce fuel
consumption, reduce subsidies, and the State's foreign exchange.

Anda mungkin juga menyukai