PENDAHULUAN
OPERASI MANAJER
4b INVESTOR
PERUSAHAAN KEUANGAN
4a
3
B. LAPORAN KEUANGAN
Dalam melaksanakan fungsinya, manajer keuangan tidak dapat terlepas dari
instrument utama, baik untuk keperluan pembelanjaan (financing) maupun dalam
rangka alokasi dana untuk operasi perusahaan. Melalui Laporan keuangan, manajer
dapat melihat kondisi keuangan perusahaan saat itu, apakah dalam keadaan sehat
secara finansial atau tidak. Demikian pula, dapat dievaluasi kinerja manajemen
periode yang telah lalu (hasil operasi perusahaan).
Mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan
sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Kondisi keuangan
suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan.
Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi tentang prestasi perusahaan
di masa lampau dan dapat memberikan petunjuk untuk penetapan kebijaksanaan di
masa yang akan datang (biasanya dalam bentuk neraca dan L/R).
Bentuk skontro
PT X
Neraca
Per ……
Aktiva Pasiva
Aktiva lancar Hutang lancar
(current assets) (current liabilities)
Operating assets Modal asing
Aktiva tetap Hutang jangka panjang
(fixed assets) (long term debt)
Aktiva Pasiva
Aktiva lancar Hutang lancar M
Kas/Bank xx Hutang dagang xx
esin
Surat berharga xx Hutang wesel xx
Piutang usaha xx Hutang pajak xx
Persediaan barang xx
Jika
Biaya dibayar dimuka xx Hutang jangka
panjang xx untuk
Aktiva tetap Hutang obligasi xx
dijual
Mesin/peralatan xx Hutang bank
Gedung xx Persedi
Tanah xx Modal sendiri xx
aan
Modal saham xx
Penyertaan modal xx Cadangan xx barang
xx Laba ditahan (R/E) xx
(invent
ory)
Gedung
Kendaraan
Tanah Jika untuk dipakai perusahaan Aktiva tetap
Xx
b. Ratio Leverage
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang apabila
perusahaan dibubarkan/dilikuidasi.
Total Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang atas Modal Sendiri)
Total Debt Total Hutang
Equity/Net worth Modal Sendiri
Long Term Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang Jangka Panjang atas Modal
Sendiri)
Long Term Debt Hutang Jangka Panjang
Equity Modal Sendiri
Total Debt to Total Assets (Rasio Total Hutang atas Total Aktiva)
Total Debt Total Hutang
Total Assets Total Aktiva
Long Term Debt to Total Assets (Rasio Hutang Jangka Panjang atas Total
Aktiva)
Long Term Debt Hutang Jangka Panjang
Total Assets Total Aktiva
d. Ratio Profitabilitas
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
Gross Profit Margin (Rasio Laba Kotor)
Sales – Cost Of Good Sold Laba Kotor
Sales Penjualan
Return On Assets
EAT Laba Bersih
Total Assets Total Asset
Contoh Soal
Berdasarkan ratio industri di bawah ini susunlah neraca proforma dan tentukan pula
estimasi penjualan serta harga pokok penjualannya.
Data financialnya adalah sebagai berikut :
a. Long Term Debt to Net Worth 0,5
b. Total Assets Turnover 2,5 x
c. Average Collection Period 18 hari
d. Inventory Turnover 9 x
e. Gross Profit Margin 10%
f. Acid Test Ratio 1
g. Current Liabilities Rp 1.000.000,-
h. Common Stock = Rp 1.000.000,-
i. R/E Rp 1.000.000,-
I tahun = 360 hari
Solusi :
a. Long Term Debt to Net Worth = 0,5
Long Term Debt
= 0,5
Net Worth
Neraca
R/L
Penjualan Rp 10.000.000,-
HPP (COGS) Rp 9.000.000,-
Gross Profit Margin Rp 1.000.000,-
Untuk melakukan analisis, hal penting yang perlu dipersiapkan adalah penggolongan
biaya menjadi 2 jenis yaitu :
1. Biaya tetap (fixed cost)
Merupakan jenis biaya yang tidak dipengaruhi perubahan volume kegiatan
/produksi sampai dengan kapasitas tertentu.
Contoh: Gaji pegawai, depresiasi, biaya sewa, biaya asuransi.
2. Biaya variabel (variable cost)
Adalah biaya yang berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan
Contoh : Biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, komisi penjualan.
VC
BEP
FC
Rugi
π = TR – TC
π = EBIT
TR = P x Q
TC = FC + VC
FC
BEP (unit) =
P – VC
B. ANALISIS LEVERAGE
Leverage berasal dari kata lever yang artinya pengungkit, leverage diartikan sebagai
daya ungkit/kekuatan untuk menaikkan/meningkatkan.
Kriteria efisiensi
DOL ≥ 1
DFL ≥ 1
DCL (Degree of Combined Leverage) ≥ 1
Model Analisis
1. Analisis statis (satu periode)
Q (P – VC)
Degree of Operating Leverage (DOL) =
Q (P – VC) – FC
Yaitu suatu analisis untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan volume
penjualan mempengaruhi EBIT.
Q (P – VC) – FC
Degree of Financial Leverage (DFL) =
Q (P – VC) – FC – I
Yaitu suatu analisis yang mengetengahkan sampai seberapa jauh perubahan EBIT
mempengaruhi perubahan EPS/EAT.
Q (P – VC)
Degree of Combined Leverage (DCL) =
Q(P – VC) – FC – I
Atau = DOL x DFL
Yaitu suatu analisis untuk mengetahui sejauh mana perubahan volume penjualan
mempengaruhi perubahan EPS.
% ∆ EPS
DFL =
% ∆ EBIT
% ∆ EPS
DCL =
% ∆ Sales
PT. Purnama Jaya menghadapi masa resesi karena adanya over supply pengalaman
masa lalu adalah sbb:
Volume penjualan adalah 5 juta meter
Harga jual per meter adalah Rp 5.000
VC Rp 3.000 per meter
Perusahaan setiap tahun menanggung fixed cost untuk kantor dan gaji pegawai
sebesar Rp 3.000 juta, pemasaran Rp 500 juta, penyusutan Rp 1.750 juta dan pajak
diketahui 40%.
Pertanyaan:
a. Bila seluruh kebutuhan pembelanjaan dipenuhi oleh modal sendiri, maka hitunglah
sampai seberapa jauh perusahaan harus mentargetkan volume penjualan dimana
perusahaan tidak menderita kerugian?
b. Bila struktur modal perusahaan adalah:
Hipotek (8%) Rp 2.000 juta
Obligasi (9%) Rp 1.000 juta
Saham biasa 100.000 lbr Rp 6.000 juta
Laba ditahan Rp 1.000 juta
Total Rp 10.000 juta
Berapa volume penjualan yang harus ditargetkan agar berbagai beban FC dapat
terpenuhi?
c. Bila pemilik/pemegang saham menuntut rate of return dari modal sendiri sebesar
12% after tax, Berapakah target volume penjualan?
d. Tentukan DOL, DFL dan DCL serta EPS!
3. PT MoChin Indonesia yang bergerak dalam perakitan kendaraan roda dua berupaya
untuk meningkatkan efisiensi perusahaan, baik dengan cara cost cutting maupun
cost saving. Berdasarkan analisis yang mendalam, General manager mengusulkan
kepada Dewan Direksi untuk melakukan hal – hal sebagai berikut:
Melakukan modernisasi peralatan pabrik dan rasionalisasi tenaga kerja secara
efektif
Cara diatas akan menurunkan biaya variabel sebesar 20%, sehingga harga jual
dapat diturunkan sebesar 10% yang akan meningkatkan volume penjualan.
Pendahuluan.
Kebijaksanaan pengadaan bahan baku (raw material) merupakan bagian dari
kepentingan beberapa manajer dalam suatu perusahaan. Seperti manajer pengadaan,
manajer produksi dan manajer keuangan.
Besar kecilnya persediaan tergantung pada beberapa faktor, antara lain;
1) Lead Time, atau lamanya masa tunggu dari saat bahan baku dipesan sampai tiba
digudang. Semakin lama masa tunggu, semakin besar persediaan yang harus
disediakan yang menyebabkan tingginya biaya persediaan.
2) Frekuensi penggunaan bahan selama satu periode. Semakin tinggi frekuensi
pembelian, semakin kecil persediaan pada periode tersebut.
3) Daya tahan bahan baku. Daya tahan yang rendah jika tidak diimbangi dengan
teknologi penyimpanan yang tepat, akan menimbulkan penurunan kualitas bahan
yang disimpan, sehingga perusahaan tidak berani menyimpan dalam jumlah besar.
Model EOQ.
Model EOQ merupakan cara pendekatan dalam analisis persediaan yang paling banyak
digunakan.
Ada dua dasar keputusan dalam model pendekatan ini:
1. Berapa jumlah bahan mentah yang harus dipesan pada saat dibeli kembali
(Replenishment Cycle).
2. Kapan harus dilakukan pembelian kembali (Reorder Point).
Asumsi yang dipakai dalam analisis EOQ ini adalah :
a. Jumlah kebutuhan bahan harus sudah ditetapkan secara pasti untuk satu periode.
b. Penggunaan bahan selalu pada tingkat yang konstan secara kontinyu.
c. Pesanan persis diterima pada saat tingkat persediaan diatas safety stock.
d. Harga bahan konstan selama periode tersebut.
Biaya Persediaan.
Ada dua macam biaya yang diigunakan sebagai dasar perhitungan EOQ yaitu Ordering
Cost dan Carrying Cost.
Carrying Cost.
Jenis biaya ini bersifat variabel terhadap jumlah persediaan yang dibeli. Jenis baya
ini antara lain;
a. Sewa gudang.
b. Biaya pemeliharaan barang di dalam gudang.
c. Biaya Modal (bunga) yang tertanam dalam persediaan.
d. Pajak.
e. Asuransi.
f. Biaya absolescence (keusangan).
Besar kecilnya Carrying Cost dapat diperhitungkan dengan dua cara yaitu:
1. Berdasarkan persentase tertentu dari nilai persediaan rata-rata (dalam rupiah).
2. Berdasarkan biaya per unit barang yang disimpan (dari jumlah rata-rata).
Rumusan EOQ
EOQ = √ 2.R.S
C
Dimana :
EOQ = Jumlah pesanan yang ekonomis.
R = Biaya pesanan per kali pesanan
C = biaya penyimpanan / unit
S = Penggunaan / kebutuhan bahan selama satu periode.
Contoh Soal
Data PT Arogan untuk tahun 2010 sebagai berikut
- Perkiraan pemakaian bahan baku per tahun sebesar 19.000 unit
- Persediaan awal bahan baku sebesar 3.000 unit
- Harga beli bahan per unit Rp 10.000,
- Biaya pesan tiap kali pesan Rp 1000.000,-
Diminta
a. Tentukan pembelian paling ekonomis (EOQ) dan frekuensi pembelian
b. Jika diketahui lead time 2 minggu, persediaan minimal (safety stock) 500 unit
1 tahun = 50 minggu, hitunglah Re Order Point (ROP)!
Solusi :
a. Pembelian setahun = (pemakaian setahun + Persd akhir) – Persd Awal
= 19,000 +2,000 - 3,000 = 18,000
Latihan Soal
PT.Kencana Raya merencanakan akan menghasilkan 176.500 unit produk jadi
dalam satu tahun . setiap unit memerlukan 8 kg bahan baku dengan harga bahan
baku Rp.40,-/kg. Persediaan awal bahan baku ini sebanyak 12.000 kg dengan
persediaan akhir yang diinginkan hanya 40.000 kg. Biaya pemesanan Rp.15.000
per pesanan dan biaya penyimpanan 30 % dari nilai rata-rata persediaan.
Berdasarkan data tersebut , maka :
a. Berapa jumlah pesanan/pembelian yang paling ekonomis dan frekuensi
pembelian?
b. Jika safety stock ditentukan sama dengan kebutuhan untuk 1 bulan, berapakah
besarnya safety stock tersebut ?
c. Jika untuk pemesanan diperlukan lead time 3 minggu , berapakah reorder
pointnya ? (asumsi 1 tahun = 50 minggu )
d. Berikan saran saudara apabila perusahaan ditawari potongan harga sebesar 4
% , jika perusahaan mau membeli minimal 100.000 kg per pesanan. Apakah
sebaiknya potongan tersebut diterima atau tetap membeli dalam jumlah yang
ekonomis
Example :
1. Laporan keuangan PT ABC untuk tahun 2009 & 2008 sebagai berikut :
PT ABC
Neraca
Per 31 Desember
(dalam jutaan rupiah)
Keterangan 2009 2008 Keterangan 2009 2008
Kas Rp 1.400,- Rp 1.200,- Ht Dng 2.000,- 3.000,-
Effek Rp 1.000,- Rp 1.400,- Ht Wesel 2.400,- 2.000,-
Piutang Rp 2.000,- Rp 2.400,- Obligasi (10%) 12.000,- 9.000,-
Barang dng Rp 5.200,- Rp 4.400,- Modal saham 10.000,- 10.000,-
Mesin Rp 10.000,- Rp 8.000,- Laba ditahan 3.600,- 2.000,-
Akum. Depr Rp (1.200),- Rp (800),- Surplus modal 2.000,- 2.000,-
Bangunan Rp 8.000,- Rp 8.000,-
Akum. Depr Rp (1.800),- Rp (1.200),- Total hutang + 32.000,- 28.000,-
Tanah Rp 7.400,- Rp 4.600,- modal
Total Aktiva Rp 32.000,- Rp 28.000,-
Selama tahun 2009 laba bersih setelah pajak (EAT) Rp 3.000.000.000,- dan
pembayaran deviden Rp 1.400.000.000,-
a. Susunlah laporan sumber dan penggunaan dana dalam arti kas
b. Susunlah laporan sumber dan penggunaan dana dalam arti modal kerja
Solusi :
Laporan sumber dan penggunaan dana dalam arti kas
Kewajiban -
Hutang dagang Rp 2.000,- Rp 3.000,- (-) 1.000
Hutang wesel Rp 2.400,- Rp 2.000,- (+) - 400
Obligasi Rp 12.000,- Rp 9.000,- (+) - 3.000
Modal saham Rp 10.000,- Rp 10.000,- - -
Laba ditahan Rp 3.600,- Rp 2.000,- (+) - 1.600
Surplus modal Rp 2.000,- Rp 2.000,- - -
Total hutang + Modal Rp 32.000,- Rp 28.000,-
6.800 6.800
PT ABC
Sumber Penggunaan
EAT Rp 3.000,- Deviden Rp 1.400,-
= Rp 1.400,-
Atau
Rp 5.000,-
Deviden Rp 1.400,-
PT ABC
Penggunaan Sumber
Aktiva lancar
Kewajiban Lancar
2.000 1.200
Ber(+) MK 800
2.000 2.000
Sumber Penggunaan
EAT Rp 3.000,- Deviden Rp 1.400,-
Rp 7.000,- Rp 7.000,-
Latihan Soal
PT Bahana mempunyai laporan keuangan 2 tahun terakhir sebagai berikut :
Neraca
Per 31 Desember
(dalam ribuan rupiah)
Aktiva 200A 200B Hutang & Modal 200A 200B
Kas Rp 50.000,- Rp 30.000,- Hutang dagang Rp 200.000,- Rp 0,-
Piutang dagang Rp 150.000,- Rp 220.000,- Hutang wesel Rp 50.000,- Rp 80.000,-
Persediaan Rp 120.000,- Rp 150.000,- Hutang gaji Rp 20.000,- Rp 20.000,-
Aktiva tetap(net) Rp 500.000,- Rp 550.000,- Hutang pajak Rp 30.000,- Rp 50.000,-
Aktiva lainnya Rp 80.000,- Rp 50.000,- Obligasi Rp 0,- Rp 150.000,-
Modal saham Rp 200.000,- Rp 260.000,-
Laba ditahan Rp 400.000,- Rp 440.000,-
Total Aktiva Rp 900.000,- Rp 1.000.000,- Total Hutang & Modal Rp 900.000,- Rp 1.000.000,-
Diminta :
Susunlah laporan sumber dan penggunaan dalam dalam :
a. Arti kas
b. Arti modal kerja
Pendahuluan
Tujuan pengaturan kas adalah untuk memaksimumkan “Cash Availability”. Perusahaan
harus segera bisa memanfaatkan kas yang diperoleh , “menunda” pemakaian kas, tanpa
mengorbankan reputasi perusahaan.
Ada berbagai cara, seperti dengan concentration banking, atau dengan lock box system.
Kedua cara itu prinsipnya untuk mempercepat pemanfaatan kas.
Kelebihan kas yang sifatnya sementara bisa diinvestasikan untuk berbagai kesempatan
jangka pendek. Salah satu alternatif yang tersedia adalah surat berharga, suatu
kesempatan investasi yang paling mudah untuk dirubah kembali menjadi kas.
Contoh Soal:
PT Zamrud mempunyai data sebagai berikut :
1. Rata-rata umur persediaan 80 hari, umur piutang dagang 60 hari dan umur utang
dagang 50 hari
2. Taksiran pengeluaran kas tiap tahunnya Rp 18,000,000.00.
3. Taksiran biaya kesempatan (opportunity cost) untuk kas sebesar 7%.
Diminta :
a. Hitunglah siklus kas dan tingkat perputaran kas apabila 1 tahun = 360 hari.
b. Kas minimum yang harus dimiliki perusahaan.
Jawab :
Siklus kas = (rata-rata persediaan + rata-rata piutang)- rata-rata utang
= (80 hari + 60 hari) – 50 hari = 90 hari
Perputaran Kas = I tahun : siklus Kas
= 360 hari : 90 hari = 4 X
Kas Minimum = Pengeluaran kas : perputaran Kas
= 18,000,000.00: 4 = Rp 4500,000.00
c. Atas dasar kondisi di atas, hitunglah penghematan kas yang terjadi, apabila
perusahaan mengurangi umur persediaan sebesar 10 hari, menambah umur
hutang menjadi 65 hari, dan memperpanjang umur piutang sebesar 15 hari.
Penghematan kas = (kas miminum awal – kas minimum setelah
kebijakan) x opportunity cost
Piutang dagang terbentuk karena perusahaan menjual produnya secara kredit. Penjualan
kredit ini ditempuh dengan harapan agar bisa memperoleh volume penjualan yang lebih
tinggi dibandingkan bila menjual secara tunai.
Peningkatan penjualan akan meningkatkan laba perusahaan, juga meningkatkan
beberapa biaya yang ditanggung perusahaan. Pertama adalah kemungkinan piutang
yang tidak terbayar, kedua perusahaan akan memerlukan dana yang lebih besar,
dimana setiap dana mempunyai biaya. Karena itu perusahaan harus memeperoleh
tambahan manfaat yang lebih besar dari tambahan biaya (pengorbanannya), agar
pembentukan piutangnya dapat dipertanggung jawabkan.
Pemikiran seperti itulah yang mendasari apakah suatu kebijakan akan dilaksanakan atau
tidak.
ANGGARAN KAS
1. Pengantar
Kas mempunyai kedudukan sentral dalam usaha menjaga kelancaran operasi
perusahaan. Jumlah kas yang memadai sangat penting bagi kelancaran usaha
sehari-hari maupun bagi keperluan menunjang pelaksanaan keputusan-
keputusan strategis berjangka panjang, seperti usaha penelitian dan
pengembangan, usaha perluasan kapasitas dan sebagainya.
KREDITUR
JASA LAIN YANG DIGUNAKAN
PEMILIK
PEMERINTAH
Arus fisik masuk terjadi pada saat perusahaan membeli berbagai faktor produksi
yang dibutuhkannya, dan sebagai gantinya terjadi arus kas keluar pada saat
perusahaan membayar harga faktor produksi yang digunakannya dalam proses
produksi.
Arus fisik keluar terjadi pada saat perusahaan berhasil menjual produknya pada
pembeli/konsumen, sebagai gantinya terjadi arus kas masuk pada saat pembeli
membayar harga produk yang dibelinya.
Saldo kas pada akhir suatu periode (bulanan/triwulan/tahunan) akan sama dengan
saldo kas awal ditambah seluruh penerimaan dikurangi seluruh pengeluaran yang
terjadi pada periode bersangkutan.
Apabila penerimaan melebihi pengeluarannya, maka saldo kas akhir akan meningkat.
Sebaliknya bila pengeluarannya melebihi penerimaan, maka saldo kas akhir
menurun, bahkan mungkin terjadi defisit kas.
Example :
PT D2 N R merencanakan kegiatan usaha untuk tahun 2008. Data yang dimiliki
sebagai berikut:
1. Rencana penjualan : 70% tunai.
Januari 90.000
Februari 85.000
Maret 85.000
Triwulan II 250.000
Triwulan III 230.000
Triwulan IV 300.000
2. Penyisihan piutang tak tertagih sebesar 1% dari penjualan kredit (dibulatkan
dalam puluhan).
3. Perkiraan tagihan sesudah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih adalah 75%
pada bulan penjualan; 15% sebulan berikutnya; 10% pada 2 bulan berikutnya.
Untuk penjualan triwulan adalah 90% pada triwulan penjualan, dan sisanya 10%
pada triwulan berikutnya.
4. Saldo awal tahun 2008 adalah :
- Piutang 20.000 (ditagih 5.000 pada triwulan II; 7.000 pada triwulan IV).
7. Berbagai pembelian:
Januari 14.500
Februari 16.500
Maret 15.200
Triwulan II 46.400
Triwulan III 39.300
Triwulan IV 48.500.
8. Anggaran expenses (termasuk biaya penyusutan sebesar 4.500 tiap bulannya)
Januari 70.900
Februari 67.700
Maret 70.100
Triwulan II 200.600
Triwulan III 174.600
Triwulan IV 212.000
9. Pengeluaran lainnya :
a. Polis asuransi Juni 750
b. Pajak kekayaan Februari 400
Buatlah :
1) Anggaran penagihan piutang
2) Anggaran penerimaan kas
3) Anggaran pengeluaran kas
4) Anggaran kas sementara
5) Apabila saldo kas minus, akan meminjam sebesar kekurangannya dengan bunga
18% setahun.
6) Anggaran kas akhir
Penyelesaian :
Penjualan tunai dan penjualan kredit
Tahun
Waktu Jumlah Triwulan II Triwulan III Triwulan IV berikutnya
pinjaman pinjaman
Mrt/Apr Apr/Mei Mei/Juni Juni/Juli Juli/Agt Agt/Sept Sept/Ok Okt/Nov Nov/Des Des/Jan
April Rp10.500,- - 172,5 172,5 172,5 172,5 172,5 172,5 172,5 172,5 172,5