LINIER
ANALISIS LABA-RUGI DAN TITIK IMPAS
(BEP)
DISUSUN OLEH :
ALDI HERMAWAN (111231373 )
PEMBAHASAN
01 02 03 04
Fungsi Penerimaan
Fungsi penerimaan adalah fungsi yang menggambarkan hubungan antara jumlah barang yang dijual
dengan penerimaan yang diperoleh dari penjualan tersebut.
Fungsi penerimaan dapat digunakan untuk menganalisis perilaku perusahaan dalam hal menentukan
harga jual dan jumlah barang yang akan diproduksi dan dijual.
Keterangan:
• TR = Total Revenue
RUMUS FUNGSI PENERIMAAN TR = P × Q • Q = Jumlah Barang yang di Produksi/ di jual
• P = Harga Barang per unit
CONTOH SOAL
Pak Joko mempunyai 50 kg Jagung. Jika harga Jagung Rp 5000/kg. Berapa uang yang akan
Didapatkan oleh pak Joko ?
PENYELESAIAN : Maka :
TR = P × Q
Diketahui : TR = 5000 × 50
TR = 250.000
Q = 50 kg
P = Rp 5000/kg Jadi, Uang yang didapatkan pak Joko
Sebesar Rp 250.000
02
Fungsi Biaya
Fungsi biaya adalah fungsi yang menggambarkan hubungan antara jumlah barang yang diproduksi dengan
biaya yang dikeluarkan untuk memproduksinya. Fungsi biaya dapat digunakan untuk menganalisis
perilaku perusahaan dalam hal menentukan jumlah barang yang akan diproduksi dan dijual.
• Biaya tetap (Fixed Cost) adalah biaya yang tidak berubah seiring dengan perubahan jumlah barang yang
diproduksi.
• Biaya variabel (Variable Cost) adalah biaya yang berubah seiring dengan perubahan jumlah barang yang
diproduksi.
RUMUS FUNGSI
BIAYA
Keterangan : Keterangan :
MENGHITUNG LABA/RUGI
Laba atau rugi adalah selisih antara pendapatan dan biaya yang diperoleh oleh suatu
perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Jika pendapatan lebih besar dari biaya, maka
perusahaan tersebut memperoleh laba. Sebaliknya, jika biaya lebih besar dari pendapatan,
maka perusahaan tersebut mengalami rugi.
Keterangan: Kemungkinan:
RUMUS LABA/RUGI
• L/R = Laba atau Rugi • Jika TR < TC = Rugi
• TC = Biaya Total ( Total Cost ) • Jika TR > TC = Laba
L/R = TR - TC • TR = Total Revenue • Jika TR = TC maka Titik Impas ( BEP )
CONTOH SOAL
Suatu produk dihasilkan 200 unit dengan biaya tetap total Rp 25.000,- dan biaya variabel per unit
Rp 400,- , Jika di pasar harga per unit adalah Rp 500,- maka apa yang terjadi?
PENYELESAIAN :
P = Rp 500,-/unit
Diketahui : Q = 200 unit
TR = P × Q
TFC = Rp 25.000,- TR = 500 × 200
TVC = Q × VC TR = 100.000
TVC = 200 × 400
TVC = 80.000 L/R = TR - TC
L/R = 100.000 - 105.000
TC = TFC + TVC L/R = - 5000 ( RUGI )
TC = 25.000 + 80.000
TC = 105.000 Jadi Produk tersebut mengalami kerugian sebesar
Rp 5000,-
04
TITIK IMPAS
BREAK EVENT POINT ( BEP )
Titik impas atau break event point (BEP) adalah suatu titik di mana total pendapatan sama dengan
total biaya sehingga perusahaan tidak menghasilkan keuntungan atau kerugian. Dengan kata lain,
titik impas terjadi ketika total pendapatan dari penjualan sama persis dengan total biaya produksi.
Keterangan:
RUMUS TITIK IMPAS ( BEP ) TR = TC • TR = Total Revenue
• TC = Biaya Total ( Total Cost )
CONTOH SOAL
Seorang pedagang nasi goreng diketahui harus mengeluarkan komponen biaya variabel sebesar
Rp 5000,-/porsi dan biaya tetap Rp 700.000,-/bulan. Berapa porsi nasi goreng yang harus dijual
perbulan untuk mencapai BEP, Jika harga nasi goreng per porsi Rp 10.000,-
PENYELESAIAN :
TR = TC
Diketahui : P × Q = TFC + TVC
P × Q = TFC + ( Q × VC )
VC = Rp 5000,-/porsi 10.000 × Q = 700.000 + ( Q × 5000 )
10.000Q = 700.000 + 5000Q
TFC = Rp 700.000,-/bulan 10.000Q - 5000Q = 700.000
5000Q = 700.000
P = Rp 10.000,-/porsi Q = 700.000/5000
Q = 140