Anda di halaman 1dari 3

Konsep Penerimaan dan Laba Maksimum

1. Penerimaan Total atau Total Revenue (TR)


Penerimaan total adalah keseluruhan penerimaan yang diterima produsen dari hasil penjualan barang
dan/atau jasa. Penerimaan total dapat dihitung dengan rumus berikut.
TR = Q × P
Keterangan:
TR = penerimaan total
Q = jumlah produk yang dihasilkan
P = harga jual produk

2. Penerimaan Rata-Rata atau Average Revenue (AR)


Penerimaan rata-rata adalah penerimaan rata-rata produsen atas hasil penjualan setiap barang atau
jasa. Penerimaan rata-rata dapat dihitung dengan rumus berikut.

TR TR P×q
AR = atau  AR = = =P
Q Q Q
Keterangan:
AR = penerimaan rata-rata
TR = penerimaan total
Q = jumlah produk yang dihasilkan

3. Penerimaan Marginal (Marginal Revenue = MR)


Penerimaan marginal (marginal revenue) adalah tambahan penerimaan yang disebabkan tambahan
jumlah produk yang dijual. Rumus menghitung penerimaan marginal sebagai berikut.

∆TR
MR =
Q

Keterangan:
MR = Biaya marginal (Marginal Revenue)
TR = Penerimaan total (Total Revenue)
Q = Kuantitas (jumlah produk terjual)
∆ = Perubahan

Contoh soal:
Jam tangan yang mampu dijual oleh Pak Tio sebanyak 120 unit dengan penerimaan total sebesar
Rp24.000.000,00. Pada periode sebelumnya, Pak Tio mampu menjual jam tangan sebanyak 90 unit dengan
penerimaan total Rp20.100.000,00. Berapa penerimaan marginal yang diterima Pak Tio atas penjualan
jam tangan sebanyak 120 unit?
Pembahasan:
Diketahui:
Q1 = 90
Q2 = 120
Q = Q2 – Q1
= 120 – 90
Q = 30
TR1 = Rp20.100.000,00
TR2 = Rp24.000.000,00
TR = TR2 – TR1
= Rp24.000.000,00 – Rp20.100.000,00
TR = Rp3.900.000,00
Ditanya: MR?
Jawaban:
∆TR 3.900.000
MR = = = 130.000
Q 30
Jadi, penerimaan marginal Pak Tio sebesar Rp130.000,00.

4. Break Even Point (Titik Impas)


Langkah sebelum menghitung keuntungan maksimum, produsen harus dapat menentukan titik impas
(break event point). Titik impas (break even point/BEP) adalah suatu titik yang menunjukkan perusahaan tidak
memperoleh laba atau menderita kerugian. Dengan demikian, sebuah perusahaan mengalami break even point
jika total revenue (TR) = total cost (TC). Rumus menghitung BEP sebagai berikut.

TFC
BEP (Q) =
P − AVC

Keterangan:
TFC = Biaya tetap total (Total Fixed Cost)
P = Harga jual per unit/satuan (Price)
AVC = Biaya variabel rata-rata setiap unit/satuan (Average Variable Cost)
Q = Jumlah output atau produk yang dihasilkan

Contoh soal
Usaha ikat pinggang kulit milik Pak Hasan dalam proses produksinya memerlukan biaya tetap total (TFC) sebesar
Rp15.000.000,00 dan biaya variabel rata-rata (AVC) setiap ikat pinggang kulit Rp25.000,00. Harga jual ikat pinggang
kulit setiap unit Rp75.000,00. Berapa jumlah ikat pinggang yang harus diproduksi jika Pak Hasan ingin mencapai titik
impas (break even point)?
Pembahasan:
TFC
BEP (Q) =
P − AVC

15.000.000
  BEP =
75.000 − 25.000

15.000.000
  BEP =
50.000

    BEP = 300
Jadi, usaha ikat pinggang kulit milik Pak Hasan memperoleh titik impas jika memproduksi ikat pinggang
sebanyak 300 unit. Usaha tersebut akan memperoleh keuntungan jika memproduksi ikat pinggang lebih dari
300 unit. Usaha akan mengalami kerugian jika memproduksi kurang dari 300 unit.

5. Laba atau Rugi


Kegiatan ekonomi seorang produsen tidak hanya berhenti pada konsep titik impas. Produsen akan selalu
memaksimalkan laba dan meminimalkan kerugian. Oleh karena itu, produsen harus mengerti konsep laba atau
rugi dalam sebuah perusahaan. Rumus menghitung laba atau rugi sebagai berikut.
TR = P × Q
 TC = TFC + TVC
 Laba atau Rugi = TR – TC
 Laba atau Rugi = (P × Q) – (TFC + TVC)
Keterangan:
TR = Penerimaan total (Total Revenue)
TC = Biaya total (Total Cost)
P = Harga jual per unit/satuan (Price)
Q = Jumlah barang yang terjual
TFC = Biaya tetap (Total Fixed Cost)
TVC = Biaya variabel (Total Variable Cost)
Laba = TR > TC
Laba = TR > TC
6. Laba Maksimum
Penghitungan laba atau rugi memudahkan produsen untuk mengetahui prospek perusahaan ke depan.
Untuk lebih memaksimalkan laba, ada kondisi tertentu yang harus dipenuhi. Coba Anda ingat materi konsep
biaya marginal (MC) dan penerimaan marginal (MR). Misalnya, seorang produsen akan meningkatkan produksi
dalam rangka meningkatkan laba tentu akan mengeluarkan biaya marginal. Produsen mungkin akan menambah
peralatan atau pegawai baru. Meskipun demikian, jika penerimaan marginal lebih kecil daripada biaya marginal,
penambahan peralatan dan pegawai baru tidak akan meningkatkan keuntungan.
Pendapatan bersih yang diterima produsen atau penjual, yaitu selisih antara penerimaan (R) dengan
biaya (C) yang dikeluarkan. Pendapatan bersih tersebut diharapkan menjadi laba (L) bagi produsen.
Produsen bertujuan memperoleh laba maksimum. Laba maksimum dapat dihitung dengan persamaan
berikut.

L = R’ – C’ = 0 atau R’ = C’

R’ adalah penerimaan marginal (MR), sedangkan C’ adalah biaya marginal (MC). Jadi, laba maksimum
dapat diperoleh jika marginal revenue (MR) sama dengan marginal cost (MC).

Anda mungkin juga menyukai