Anda di halaman 1dari 6

SIFAT TERMAL HASIL PERTANIAN

LAPORAN PRAKTIKUM

Diajukan guna memenuhi tugas praktikum Teknik Pasca Panen Hasil Pertanian

Oleh:
Kelas A

Kelompok 1

Siti Sofiyah NIM 191710201006


Novendra Fernandia A. NIM 191710201051
Tarisa Salsabilla NIM 191710201082

LABORATORIUM ENJINIRING HASIL PERTANIAN


JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
BAB 1. DATA HASIL PENGUKURAN

1.1 Tabel Hasil Pengukuran

Berdasarkan praktikum data hasil pengukuran dan perhitungan sifat termal


bahan pangan dapat diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 1.1 Sifat Termal Berdasarkan Berat

Sifat Termal
Buah Berat (g)
Panas spesifik (MJ/m³.K) Difusivitas Panas (mm²/S)

Jeruk 109,27 3,911 3,915 3,913 0,314 0,319 0,3165

Jambu 169,88 3,961 3,967 3,964 0,139 0,141 0,14

Tabel 1.2 Sifat Termal Berdasarkan Sifat Viskostitas

Sifat Termal
Bahan cair Sifat Viskositas
Konduktivitas Panas ( W/m. K)

Saos Tinggi 0,461 0,466 0,471 0,466

Sirup Rendah 0,548 0,544 0,542 0,545


BAB 2. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Hubungan antara berat dan sifat termal bahan hasil pertanian (buah)

180
160
140
120
100 Berat (g)
80
60 Panas spesifik (MJ/m³.K)
40
20
0
Jeruk Jambu

Hubungan antara berat dan panas spesifik adalah berbanding lurus, karena
semakin berat sutau bahan hasil pertanian maka akan semakin tinggi pula nilai
panas spesifiknya. Sedangkan hubungan antara berat dan difusivitas panas adalah
berbanding terbalik. Semakin berat bahan hasil pertanian maka semakin kecil nilai
difusivitas panasnya. Sampel buah jambu memiliki berat paling tinggi yaitu
sebesar 169,88 g dengan panas spesifik sebesar 3,964 (MJ/m³.K) dan difusivitas
panas sebesar 0,14 (mm²/S).

Gambar 1. Hubungan antara berat dan panas spesifik pada buah


180
160
140
120
100 Berat (g)
80 Difusivitas Panas
60 (mm²/S)
40
20
0
Jeruk Jambu
Gambar 2. Hubungan antara berat dan difusivitas panas pada buah

2.2 Definisi, Fungsi, dan Manfaat Panas Spesifik dan Difusivitas Panas

Panas spesifik (Cp) bahan pangan adalah jumlah panas yang dibutuhkan
untuk meningkatkan temperature satu satuan kuantitas bahan pangan sebesar satu
derajat dikali bobot produk dikali perubahan temperatur yang diinginkan (Jassin ,
2014), berfungsi untuk memahami salah satu metode penentuan panas spesifik
bahan hasil pertanian dan bermanfaat untuk menentukan besarnya panas spesifik
bahan hasil pertanian. Difusivitas panas dapat diartikan sebagai laju pada saat
panas terdifusi keluar dari bahan. Distribusi suhu pada suatu bahan dalam kondisi
tidak mantap telah dirumuskan oleh persamaan umum Fourier (Yagua and
Moreira, 2011) sebagai berikut : ∂T/∂t = α∇2T, berfungsi menentukan kecepatan
distribusi panas dalam bahan hasil pertanian, bermanfaat untuk mengalirkan panas
dan memindahkan panas terhadap kapasitasnya untuk menyimpan panas.

0.56 2.3 Hubun


0.54
gan
0.52
0.5 antara
Konduktivitas Panas
0.48 (W/m. K)
0.46
0.44
0.42
Saos Sirup

Viskositas Bahan Cair dengan Sifat Termalnya

Gambar 3. Konduktivitas Panas


Hubungan viskovitas bahan cair dengan sifat termalnya adalah berbanding
terbalik. Hal ini dikarenakan jika nilai viskovitas bahan cair tinggi maka semakin
rendah nilai sifat termal atau konduktivitas panasnya. Bahan yang memiliki nilai
viskovitas paling tinggi adalah saos dengan nilai konduktivitas panasnya 0,466
(W/m. K).

2.4 Definisi, Fungsi, dan Manfaat Konduktivitas Panas

Konduktivitas panas adalah sifat termal suatu benda untuk merambatkan


panas dalam suatu unit waktu melalui luas penampang tertentu yang diakibatkan
oleh adanya perbedaan suhu. Untuk bahan hayati, besarnya nilai konduktivitas
panas (k) banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti struktur sel/fisik,
komposisi kimia bahan, dan kandungan air. Variasi nilai konduktivitas panas
bahan hayati lebih besar dibandingkan bahan non-hayati (Jangam and Mujumdar,
2010), berfungsi untuk menunjukkan seberapa cepat kalor mengalir dalam bahan
tertentu dan mengetahui hubungan konduktivitas panasnya, bermanfaat untuk
mengalirkan panas dan mengetahui konduktivitas panasnya.

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan praktikum sifat termal hasil pertanian


dapat disimpulkan bahwa:

1. Hubungan antara berat dan sifat-sifat termal berbanding terbalik.

2. Panas spesifik adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk meningkatkan


temperature bahan pangan, berfungsi untuk memahami salah satu metode
penentuan panas spesifik bahan hasil pertanian dan bermanfaat untuk
menentukan besarnya panas spesifik bahan hasil pertanian.

3. Difusivitas panas dapat diartikan sebagai laju pada saat panas terdifusi keluar
dari bahan, berfungsi menentukan kecepatan distribusi panas dalam bahan
hasil pertanian, bermanfaat untuk mengalirkan panas dan memindahkan panas
terhadap kapasitasnya untuk menyimpan panas.
4. Hubungan viskovitas bahan cair dengan sifat termalnya adalah berbanding
terbalik.

5. Konduktivitas panas adalah sifat termal suatu benda untuk merambatkan


panas dalam suatu unit waktu melalui luas penampang tertentu yang
diakibatkan oleh adanya perbedaan suhu, berfungsi untuk menunjukkan
seberapa cepat kalor mengalir dalam bahan tertentu, bermanfaat untuk
mengalirkan panas.

DAFTAR PUSTAKA

Jangam S.V. and A.S. Mujumdar. 2010. Basic concepts and definitions. Di dalam:
Jangam SV, C.L. Law and A.S. Mujumdar, (Eds). Drying of Foods,
Vegetables and Fruits. Singapore.
http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JSTI/article/download/893/725
[Diakses pada tanggal 30 Mei 2020].
Jassin, Ernawati. 2014. Kajian Eksperimental Nilai Konduktivitas Termal Panas
dan Panas Spesifik Beberapa Jenis Ikan.
Yagua, C.V. and R.G. Moreira. 2011. Physical and thermal properties of potato
chips during vacuum frying. Journal of Food Engineering 104: 272–283.
http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JSTI/article/download/893/725
[Diakses pada tanggal 30 Mei 2020].

Anda mungkin juga menyukai