DOSEN PENGAMPUH :
2.Lili Andriani, M. Si
KELOMPOK 9 ( SHIFT 2 4 B )
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................3
2.1 Definisi......................................................................................................8
2.2 Taksonomi.................................................................................................8
2.3 Morfologi..................................................................................................8
2.4 Kandungan Kimia.....................................................................................9
2.5 Pembuatan Simplisia.................................................................................9
3.1 Hasil.......................................................................................................10
3.2 Pembahasan ..........................................................................................11
BAB V PENUTUP...................................................................................13
5.1 Kesimpulan.............................................................................................13
LAMPIRAN ...............................................................................................15
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
3
mencapai (Triticu aestivum) 27-29% serta pada yang tanaman gandum mencapai
28%. Sifat invasi yang kuat dari gulma ini menjadikan sembung rambat sulit
dikendalikan .Serta kualitas produksi tanaman budidaya sehingga perlu
dikendalikan M.micrantha memiliki senyawa alelokimia berupa fenol, flavonoid
dan terpenoid. Senyawa tersebut menghambat pertumbuhan tumbuhan lain
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bioherbisida. Berdasarkan penelitian
Pebriyani, daun M. micrantha dapat mengendalikan gulma menggunakan
herbisida sintetis saat ini lebih banyak diminati karena efektivitasnya yang cepat
terlihat, tetapi penggunaan herbisida sintetis dalam jangka waktu yang panjang
akan mempengaruhi kondisi tanah dan menyebabkan pencemaran lingkungan.
(Dapas,C 2014).
Dimasa kini, pengobatan alami luka menggunakan bahan semakin
berkembang dan popular. Salah satu obat luka alami yang telah dikenal dan
digunakan didusun Nyapa Indah, Berau, Kalimantan Timur adalah Akar Bulou
(Mikania micrantha Kunth). Tumbuhan Akar Bulou (Mmicrantha Kunth)
merupakan jenis tanaman gulma yang dapat tumbuh dengan mudah dan menyebar
cepat. Oleh karena itu, ketersediaannya sangat melimpah sehingga dengan mudah
masyarakat dapat mamanfaatkannya sebagai penyembuh Luka. Berdasarkan
informasi dari pengobat tradisional warga dusun Nyapa Indah, untuk mengobati
luka, daun Akar Bulou diambil sekitar 7 atau 9 lembar dan diasapi. Setelah agak
layu ditempelkan kebagian yang luka. Jumlah daun yang digunakan harus ganjil
dan menyesuaikan dengan ukuran luka yang ada.(Matawali,A 2016)
4
1.2 Rumusan Masalah
1).Senyawa kimia apa saja yang terkandung dalam tanaman Mikania Micrantha?
3). Apa saja manfaat yang dapat di peroleh dari tanaman Mikania Micrantha?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Praktikan dapat mengetahui kandungan dari senyawa metabolit sekunder
dalam tanaman Sembung Rambat (Mikania Micrantha), mampu memberikan
informasi tentang taksonomi maupun morfologi dari batang sembung rambat dan
dapat mengetahui manfaat dari tanaman tersebut.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Mikania micrantha Kunth atau dikenal dengan nama Sembung Rambat,
merupakan salah satu spesies dari famili Asteraceae, dimana tumbuhan ini telah
digunakan sebagai obat tradisional, seperti mengobati gigitan serangga atau
sengatan kalajengking, untuk mengobati penyakit kulit seperti ruam dan gatal-
gatal kulit. (Li et al, 2013)
2.2 Taksonomi
6
American vally, silk vally, kaipu vally, dhritharastra pachadi Kerala dan India,
cheroma, ulam tikus di Malaysia, sembung rambat di Indonesia.
Batang Mikania micrantha tumbuh menjalar berwarna hijau muda, bercabang
dan ditumbuhi rambut-rambut halus. Panjang batang dapat mencapai 3-6 m. Pada
tiap ruas terdapat dua helai daun yang saling berhadapan, tunas baru dan bunga.
Helai daun berbentuk segitiga menyerupai hati dengan panjang daun 4-13 cm dan
lebar daun 2-9 cm. Permukaan daun menyerupai mangkok dengan tepi daun
bergerigi. Bunga tumbuh berwarna putih, berukuran kecil dengan panjang 4.5-6
mm, dan tumbuh dari ketiak daun atau pada ujung tunas. Biji dihasilkan dalam
jumlah besar, berwarna coklat kehitaman dengan panjang 2 mm. Selain itu,
daunnya dapat digunakan untuk mengobati sakit perut, sakit kuning, ditempatkan
di bak air hangat untuk wanita setelah persalinan, demam, rematik, dan penyakit
pernafasan (Chetia, Upadhyaya, & Bora, 2014). Tumbuhan ini juga memiliki
khasiat diantaranya sebagai antitumor, sitotoksik, analgesik, antiinflamasi,
antiproliferatif, dan phytotoxic (Lallianchhunga et al, 2016).
2.4 Kandungan kimia
Mengandung zat aktif dalam bentuk metabolit sekunder diantaranya yaitu
saponin, flavonoid, steroid, tannin, dan terpenoid. Senyawa metabolit sekunder
yang berperan sebagai antibakteri yaitu flavonoid dan tanin.
2.5 Pembuatan simplisia
1. Siapkan bahan (batang sembung rambat) sebanyak 2 kg.
7
3. Lakukan pencucian dengan air.
4. Ukuran batang diperkecil
5. Kemudian dikeringkan,diletakkan diatas alumunium foil ataupun koran
8
BAB III
METODE PENELITIAN
9
b) Bahan
Simplisia batang sembung rambat (Caulis Mikania Micrantha)
Etanol 96%
Etanol 70%
Aquadest, ekstrak sembung rambat
n-heksana
Etil asetat
n-butanol
Pereaksi mayer
HCl 2N pekat
Kloroform
Asam sulfat pekat
FeCl 1%
Pereaksi Dragendorff
Pereaksi liberman burchard
KOH 5%
Gelatin 1%
Vanilin 10%
Serbuk Mg
Silika
3.6 Pembuatan ekstrak
Proses maserasi :
10
4. Pastikan simplisa terendam sempurna
5. Tutup wadah menggunakan alumunium foil
6. Simpan ditempat yang tidak terpapar cahaya dan kering selama kurang lebih
2 hari
7. Setelah 2 hari, pisahkan antara larutan dan simplisia, peras terlebih dahulu
simplisianya kemudian saring
8. Larutan tersebut selanjutnya dikentalkan dengan alat rotary evaporator
selama 3 jam
9. Setelah dirotary, langkah selanjutnya dipanaskan di waterbath sampai
terbentuk ekstrak kental.
10. Ekstrak tersebut akan digunakan pada proses fraksinasi.
Proses Fraksinasi :
1. Siapkan ekstrak dari batang Mikania Micrantha, berat ektrak total 18,06
gram, dibagi dua kemudian ekstrak ditimbang sebanyak 10 gram didalam
cawan penguap.
2. Ekstrak kental sebanyak 10 gram dilarutkan dengan aquadest panas 100ml
didalam botol, kemudian kocok searah sampai ekstrak larut dengan air
panas tersebut.
3. Setelah larut, tambahkan pelarut n-Heksana dalam botol yang berisi ektrak
dan aquadest panas dengan perbandingan 1:1, kocok searah sampai larut.
jangan sampai ada busa.
4. Tutup botol dilobangi dengan paku steroform, kemudian botol
ditelungkupkan didalam gelas beker, tunggu sampai terbentuk endapan (2
fase). Setelah terbentuk endapan, paku yang ada di tutup botol dibuka,
kemudian pisahkan fase bawah. Fase atas dipisahkan dalam botol yang
berbeda.
5. Fase bawah di ukur , kemudian di larutkan kembali dengan pelarut n-
Heksana 1:1. dikocok kembali, lalu ditelungkupkan sampai terbentuk 2 fase,
ulangi pengerjaan ini sampai fase atas berwarna bening.
11
6. Sisa fase bawah dari pelarut diatas, dilarutkan kembali dengan pelarut Etil
Asetat dengan perbandingan 1:1. Dengan pengerjaan yang sama, ulangi
sampai fase atas berwarna bening.
7. Sisa fase bawah dari pelarut Etil Asetat dilarutkan dengan pelarut n-Butanol
dengan perbandingan 1:1. Dengan pengerjaan yang sama, ulangi sampai
fase atas berwarna bening.
8. Fase atas dari setiap pelarut n-heksana, etil asetat, dan n-butanol di rotary
dan di waterbath hingga didapatkan ektrak kental dari masing-masing
pelarut.
9. Ekstrak kental yang didapatkan dimasukkan kedalam vial, kemudian vial
dilapiskan dengan alumunium foil.
12
Proses Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Preparatif :
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1 Simplisia berat ak h ir
Rendemen (%)= x100
berat awal
%
800 gr
x 100% = 40 %
2000 gr
2. Ekstrak bobot akhir
x 100%
simplisia bobot awal
18,06 gr
x100% = 2,25 %
800 gr
3. Ekstrak + bobot awal
x100%
pelarut n- bobot akhir
Heksana
10,2 gr
x 100% = 40,2 %
25,3 gr
4. Ekstrak + 10,2 gr
x100% = 79,6 %
pelarut Etil 12,8 gr
Asetat
Tabel 1: Data perhitungan rendemen
14
Dragendorff
15
Ket : Batang sembung rambat memiliki senyawa metabolit sekunder
4.2 Pembahasan
Golongan senyawa polifenolat dan tanin hasil yang didapatkan negatif ,hal ini
disebabkan karena kesalahan praktikkan maupun reagen yang digunakan, pada
16
senyawa polifenolat hasilnya negatif karena batang sembung rambat tidak
mengandung senyawa tersebut.
Pada golongan senyawa Flavonoid hasil yang didapatkan positif, warna yang
didapatkan kuning kemerahan, hal tersebut sesuai dengan literatur yang didapat.
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
18
DAFTAR PUSTAKA
Chetia, J., Upadhyaya, S., & Bora, D. K. 2014. Research Article Screening of
Phytochemicals, Antioxidant and Antimicrobial Activity of Some Tea Garden
Weeds of Tinsukia, Assam., 26(33), 193–196.
Dapas, C. C., Koleangan, H. S. J., & Sangi, M. 2014. Analisis Senyawa Metabolit
Sekunder dan Uji Toksisitas Ekstrak Batang Bawang Laut ( Proiphys
amboinensis ( L .), 3(2), 144–148
Polakitan, I. R., Leman, M. A., & Fatimawali. 2017. Uji Daya Hambat Ekstrak Daun
Sembung Rambat ( Mikania micrantha ) Terhadap Pertumbuhan
Streptococcus mutans. PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT
Vol. 6 No. 1, 6(1), 1–8.
Matawali, A., Chin, L. P., & Gansau, J. A. 2016. Antibacterial and Phytochemical
Investigations of Mikania micrantha H.B.K. (Asteraceae) From Sabah,
Malaysia, Transactions on Science and Technology. 3(1-2), 244 - 250.
Li, Y., Li, J., Li, Y., Wang, X., & Cao, A. 2013. Antimicrobial Constituents of the
Leaves of Mikania, 8(10).
19
LAMPIRAN
20
Ket : hasil ektrak simplisia
21
Ket : senyawa golongan tanin
22
Ket : hasil pegabungan ekstrak dengan silika di waterbath
Ket : keluarkan pelarut yang telah di kcv, kemudian masukkan kedalam botol
23
Ket :pelarut setelah selesai naik ke atas
24