Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN SEL MIKROBA

DISUSUN OLEH:

REFI AYU RAHMADINA

(1804020017)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2019
Selasa, 09 April 2019

ACARA 8

PENGUKURAN SEL BAKTERI

A. TUJUAN
1. Agar kita dapat mengetahui dan mengenal bagaimana cara mengisolasi
mikroba sesuai prosedur
2. Agar kita dapat mengetahui teknin pemindahan mikroba atau
mikroorganisme
3. Agar kita dapat mengetahui ciri-ciri dari medium yang di tumbuhi oleh
mikroorganisme

B. DASAR TEORI

Mikrobiologi adalah suatu cabang ilmu biologi yang mempelajari


tentang mikroorganisme dan interaksi mereka dengan organisme lain dan
lingkungannya. (Singleton.2006) Sejarah tentang mikroba dimulai dengan
ditemukannya mikroskop oleh Leeuwenhoek (1633-1723).
Mikroskop temuan tersebut masih sangat sederhana, dilengkapi satu
lensa dengan jarak fokus yang sangat pendek, tetapi dapat menghasilkan
bayangan jelas yang perbesarannya antara 50-300 kali. (Skou dan Sogaard
Jensen. 2007).
Beberapa sifat morfologi bakteri sangat penting dalam hubungannya
dengan pertumbuhannya pada makanan dan ketahanannya terhadap
pengolahan makanan. Sifat-sifat tersebut misalnya bentuk dan
pengelompokan sel, susunan dinding sel, pembetukan kapsul dan
pembentukan edospora, struktur bakteri serta sifat-sifat lainnya termasuk
pembentukan flagella (Fardiaz,1993).
Pada dasarnya dikenal tiga bentuk yang berbeda dari bakteri.
Berdasarkan bentuknya bakteri dibagi menjadi tiga kelompok utama,
yaitu:

1. Kokus
Bakteri ini terdapat dalam beberapa pola atau pengelompokan
sel yang berbeda, dan karena pengelompokan sel yang khusus
ini mungkin merupakan siri dari marga tertentu, maka
pengetahuan tentang pengelompokan ini akan membantu dalam
mengidentifikasikan organisme yang tak dikenal. Beberapa
kokus secara khas hidup sendiri-sendiri, yang hanya dijumpa
dalam pasangan kubus atau rantai panjang, bergantung caranya
membelah diri dan kemudian melekat satu sama lain setelah
pembelahan.
Menurut Fardiaz (1993) bakteri berbentuk bulat (kokus)
dapat dibedakan atas beberapa grup berdasarkan
pengelompokan selnya, antara lain:
a. Diplokokus : sel berpasangan (dua sel)
b. Streptokokus : rangkaian sel yang membentuk rantai
panjang atau pendek
c. Tefrad : empat sel yang membentuk persegi empat d.
Stapilokokus : kumplan sel yang tidak beraturan (seperti
buah anggur)
d. Sarenae : kumpulan sel yang berbentuk kubus yang
terdiri dari delapan sel atau lebih.
2. Basil Basil merupakan bakteri yang bentuknya meyerupai
batang atau silinder. Basilbasil ini sangat beraneka ragam dalam
ukurannya. Beberapa diantaranya menyerupai rokok sigaret.
Bentuk lain (basil yang bebentuk gelondong) dengan ujung-
ujung yang meruncing lebih menyerupai cerutu. Beberapa hasil
panjang dan lebarnya sama dan benutknya lonjong, basil ini
sangat menyerupai kokus, sehingga disebut koo-basil. Tidak
seperi kokus basil membelah dalam satu bidang. Oleh sebab itu,
mungkin teramati sebagai sel tunggal, berpasangan dalam rantai
pendek atau panjang yang berbeda dengan kokus, panjang
rantainya bukan merupakan tanda pengenal (Volk & Whesler.
1998).
Sedangkan menurut Fardiaz (1993) bakteri berbentuk batang
membentuk rantai (streptobasil). Pengelompokan ini pada
beberapa keadaan bukan merupakan sifat morfologinya,
melainkan dipengaruhi oleh tahap pertumbuhan maupun kondisi
kultur.
3. Spiral
Menurut Volk dan Whesler (1998) kelompok ini terdiri atas
keanekaragaman tinggi pada bakteri berbentuk silinder yang
berbentuk tidak lurus seperti basil, melainkan melingkar dengan
berbagai derajat.
Bakteri spiral dibagi menjadi :
a. Vibrio adalah batang yang melengkung menyerupai koma,
kadang-kadang vibrio tumbuh sebagai benang-benang
membelit atau berbentuk huruf S.
b. Spiril (spirilum) adalah spiral atau lilitan yang sebenarnya,
seperti kotrek (pembuka gabus).
c. Spirochaeta yang juga merupakan bakteri berbentuk spiral,
tetapi bedanya dengan spiril dalam hal kemampuannya
mlenturkan dan melkuk-lekukkan tubuhnya sambil bergera.
Gerakan ini dimungkinkan dari kontraksi benang aksial atau
flagel, yang membelit sekitar organisme antara membran
plasma dan dinding sel.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat-Alat
- Mikroskop
- Micrometer skala okuler
- Micrometer skala objektif
2. Bahan
- Gram staining bakteri

D. CARA KERJA
a. Kalibrasi skala okuler terhadap skala objektif
1. Menyiapkan mikroskop binokuler pada meja kerja di laboratorium
2. Memasang mikrometer objektif diatas meja preparat mikroskop
dan mikrometer okuler pada tabung lensa okuler.
3. Mencari fokus diantara lensa okuler dan lensa objektif dengan
menggunakan perbesaran 4x sehingga skalanya dapat terlihat
dengan jelas.
4. Menyejajarkan antara skala pada mikrometer okuler dengan skala
pada mikrometer objekif
5. Menghimpitkan garis ke-0 pada mikrometer objektif dengan garis
yang pertama pada mikrometer okuler.
6. Apabila sudah terlihat jelas maka melakukan perbesaran sampai
perbesaran 40x.
7. Menghitung garis setelah garis ke-0 dan garis pertama dari kedua
mikrometer tersebut.
8. Menghitung nilai skala okuler dengan menggunakan rumus
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑜𝑏𝑗𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓
1 skala okuler = 0,01 x (mm)
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑜𝑘𝑢𝑙𝑒𝑟
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑜𝑏𝑗𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓
1 skala okuler = 10 x (µm)
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑜𝑘𝑢𝑙𝑒𝑟

b. Penentuan Ukuran Bakteri


1. Melepaskan terlebih dahulu mikrometer objektif dari meja preparat
2. Mengganti mikrometer objektif yang telah dilepaskan
menggunakan preparat ulas bakteri
3. Mencari fokus dari preparat tersebut dengan perbesaran yang sama.
4. Menghitung panjang sel dengan menggunakan skala mikrometer
okuler
5. Menghitung lebar menggunakan skala mikrometer okuler dengan
cara memutar tabung lensa okuler sampai mendapatkan posisi yang
pas.
6. Menghitung panjang dan lebar sel yang sebenarnya dengan cara :

Panjang (x) = (x) skala okuler x hasil kalibrasi

Lebar (y) = (y) skala okuler x hasil kalibrasi

E. HASIL PENGAMATAN
a. Penghitungan Hasil Kalibrasi
2
1 skala okuler = 10 x (µm) = 5
4

b. Pengukuran Bakteri
Panjang (x) = (x) skala okuler X hasil kalibrasi

= 1,75 x 5 = 8,75 µm

Lebar (y) = (y) skala okuler X hasil kalibrasi

= 0,25 x 5 = 1,25 µm

F. PEMBAHASAN
Ukuran sel bakteri bervariasi namun tidak melebihi 2 μm. Ukuran sel

bakteri lebih kecil daripada sel khamir dan sel kapang. Oleh karena itu untuk

memperoleh bayangan benda yang jelas pada sel bakteri, pengukuran sel

bakteri dilakukan dengna pembesaran yang kuat (400x/1000x). Dalam

praktikum
Pada saat menghitung nilai skala okuler, menggunakan rumus :

𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑜𝑏𝑗𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓
1 skala okuler = 0,01 x (mm)
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑜𝑘𝑢𝑙𝑒𝑟
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑜𝑏𝑗𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓
1 skala okuler = 10 x (µm)
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑜𝑘𝑢𝑙𝑒𝑟

Pengukuran sel bakteri yang memiliki ukuran yang sangat kecil dan
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, maka digunakan mikroskop
cahaya. Mikroskop cahaya ini juga harus terlebih dahulu di kalibrasi dengan
menggunakan micrometer okuler dengan micrometer objektif.

G. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari praktikum yang saya lakukan dapat


disimpulkan sebagai berikut:

1. sel bakteri menggunakan mikrometer objektif dan mikrometer okuler


diawali dengan melakuakn proses kalibrasi mikrometer okuler terhadap
mikrometer objektif supaya jarak antara garis – garis skala pada
mikrometer okuler dapat diketahui. Dan setelah melakukan kalibrasi
kemudain mengganti mikrometer objektif dengan preparat hasil dari
pewarnaan sel bakteri.
2. Rumus yang digunakan pada pengukuran sel bakteri adalah
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 2 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑚𝑖𝑘𝑟𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑂𝐵
1 skala okuler = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑚𝑖𝑘𝑟𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑂𝐾
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑂𝐵
1 skala OK = 0,01x 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑂𝐾
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑂𝐵
1 skala OB = 10x 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑂𝐾

3. Kalibrasi digunakan untuk pengecekan serta pengaturan akurasi dari alat


ukur dengan membandingkannya dengan tolak ukur. Kalibrasi
dilakukan dengan memastikan antara skala okuler dan skala objektif
sama lurus.
H. DAFTAR PUSTAKA
Singleton,Paul. 2006. Dictionary of Microbiology And Molecular
Biology Third Edition. England: John wiley & Sons Inc
Skou Torben dan Sogaard Jensen Gunnar. 2007. Microbiology. .
England: Forfattern Og Systime
Fardiaz, Srikandi. 1993. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Volk, Swisley A & Margareth F Whceler. 1988. Mikrobiologi Dasar.
Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai