Anda di halaman 1dari 8

BIOTEKNOLOGI KONVENSIAL

PEMBUATAN TAPAI SINGKONG

DISUSUN OLEH:
1. Visca meisa kurnia saputri
2. Sabrina mega oktariani
3. Nafisa absa kurniawan
4. Ahmad hambali
5. M. Hafiz hilimi

KELAS: X.7

SMA NEGERI 15 PALEMBANG


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
BAB I
LATAR BELAKANG

A. PENDAHULUAN

Bioteknologi konvensional terbagi menjadi dua, yaitu bioteknologi konvensional dan


bioteknologi modern. Bioteknologi modern pada umumnya berhubungan dengan
manipulasi atau rekayasa materi genetik. Rekayasa genetika adalah proses modifikasi
atau manipulasi sekuens materi genetik suatu organisme. Bioteknologi modern kita
kenal dengan teknik yang melibatkan rekayasa genetika sehingga menghasilkan DNA
rekombinan dan organisme transgenik yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan
produk yang diinginkan seperti bayi tabung, hormon, antibiotik, dan vaksin. Pada
prinsipnya, bioteknologi modern merupakan pemanfaatan bagian dari mikroorganisme
dengan melibatkan teknologi modern.
Bioteknologi konvensional memanfaatkan mikroorganisme secara utuh dan tidak
bisa diproduksi dalam jumlah yang sangat besar. Oleh karena itu, meskipun produk
bioteknologi konvensional bisa diproduksi secara massal melalui pabrik, tetapi tidak
bisa diproduksi dalam jumlah besar, karna faktor mikroorganisme tadi Selain itu,
bioteknologi konvensional juga dilakukan tanpa adanya fertilisasi, tetapi menggunakan
teknik fermentasi.
Fermentasi ini sendiri memiliki beberapa prinsip. Dengan melakukan proses
fermentasi, maka akan terjadi perubahan sifat substrat dan senyawa kompleks terpecah
menjadi senyawa yang lebih sederhana. Selain itu, fermentasi juga menghasilkan
senyawa asam dan gas, perubahan sifat dan senyawa baru inilah yang merupakan hasil
dari proses bioteknologi. Salah satu contoh produk pangan bioteknologi konvensional
yang paling sering kita jumpai di sekitar kita adalah tapai. Tapai ini dapat di buat dari
berbagai bahan sumber karbohidrat seperti singkong, ketan, sukun dan lain lain.
Untuk membuat tapai di butuhkan singkong dan ragi. Singkong adalah adalah perdu
tropis dan subtropis tahunan dari suku Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai
makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Singkong
mengandung sumber mineral yang cukup banyak seperti kalsium, fosfor, mangan, zat
besi, dan kalium. Mineral ini di perlukan untuk perkembangan, pertumbuhan, dan
menjalankan fungsi jaring tubuh. Kalsium di perlukan untuk menjaga Kesehatan tulang
dan gigi.
Ragi atau fermen merupakan zat yang dapat menyebabkan fermentasi. Ragi biasanya
mengandung mikroorganisme yang melakukan fermentasi dan media biakan bagi
mikroorganisme tersebut. Mikroorganisme yang digunakan di dalam ragi umumnya
terdiri atas berbagai bakteri dan fungi (khamir dan kapang), yaitu Rhizopus,
Aspergillus, Mucor, Amylomyces, Endomycopsis, Saccharomyces, Hansenula
anomala,, Lactobacillus, Acetobacter, dan sebagainya.

B. TUJUAN

Mengamati penggunaan ragi dalam proses fermentasi pada ubi kayu.


BAB II
TINJAU PUSTAKA

1. Ubi kayu

Ubi kayu (Manihot Esculenta Crantz) berasal dari daerah tropika sekitar Amerika
Tengah dan Amerika Selatan. Bangsa Spanyol membawa ubi kayu dari Amerika
Utara ke Filipina antara abad ke-16 dan ke-17, dan yang berkembang di Indonesia
sebagian besar berasal dari Filipina (Van Der Eng 1998). Meskipun ubi kayu bukan
tanaman asli Indonesia, tetapi telah berkembang luas di hampir seluruh wilayah.
Ubi kayu terbukti berperan penting sebagai penyangga pangan bagi masyarakat
pedesaan di Pulau Jawa pada jaman colonial, dan saat ini berperan penting dalam
sistem perekonomian Indonesia, khususnya sebagai bahan baku berbagai industri
pangan dan non-pangan untuk keperluan dalam negeri maupun ekspor. Ubi kayu
memiliki Akar berwarna putih kekuningan, panjang akar 30cm, panjang rambut
akar 50cm, termasuk tumbuhan dikotil, akar menggembung berisi cadangan
makanan. Permukaan batang berwarna coklat, dalam batang berwarna putih
kekuning-kuningan, memiliki diameter selebar 2-4cm, batangnya beruas-ruas.

2. Ragi

Ragi sesungguhnya adalah sejenis makhluk hidup bersel satu, atau biasa disebut
mikroorganisme. Ragi termasuk dalam golongan fungi, satu golongan dengan
jamur. Ragi salah satu bahan kue ataupun roti, ragi memiliki fungsi untuk
memfermentasi karbohidrat dan menghasilkan CO2 (karbon dioksida) dan
menciptakan alkohol dalam tepung. Tak hanya digunakan untuk membuat kue
atau roti, ragi juga bisa untuk membuat makanan yang lain seperti acar, tempe,
tape, dan bir.

3. Fermentasi

Fermentasi atau peragian adalah proses produksi energi dalam sel dengan keadaan
anaerobik yang menghasilkan perubahan biokimia organik melalui aksi enzim.
Fermentasi merupakan suatu proses perubahan kimia pada suatu substrat organik
melalui aktivitas enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme (Suprihatin, 2010).
Proses fermentasi dibutuhkan starter sebagai mikroba yang akan ditumbuhkan
dalam substrat. Fermentasi adalah proses alami ketika mikroorganisme seperti
ragi dan bakteri mengubah karbohidrat, seperti pati dan gula, menjadi alkohol
atau asam.
4. Manfaat dari tapai

1.) Menghangatkan tubuh.


2.) Sumber energi.
3.) Mengurangi jerawat.
4.) Sumber probiotik.
5.) Baik untuk otot dan saraf.
6.) Baik untuk sistem pencernaaan.
7.) Mencegah anemia.
8.) Meredakan gejala irritable bowel syndrome.
BAB III
EKSPERIMEN

A. Pengeluaran

• 1 Kg ubi kayu = 3.000


• 1 bungkus ragi = 5.000
• 1 ikat daun pisang = 5.000

B. Alat

• Baskom
• Tampah
• Kukusan
• Wadah Tupperware
• Pisau
• Talenan
• Ulekan
• Garpu
• Piring

C. BAHAN

• 1kg singkong
• 2 keping ragi tapai
• Beberapa Daun pisang

D. CARA KERJA
1. Pilihlah ubi kayu yang segar, kemudian kupas ubi kayu,
2. Potonglah ubi kayu sesuai selera,
3. Cucilah ubi kayu hingga bersih,
4. Masukkan ubi kayu kedalam kukusan, lalu Kukuslah ubi kayu selama 25 menit,
5. Angkatlah ubi kayu lalau diamkan ubi kayu hingga dingin,
6. Tumbuk ragi sampai halus,
7. Baluri ubi kayu dengan ragi yang sudah di tumbuk,
8. Lapisi wadah untuk tape dengan daun pisang,
9. Masukkan ubi kayu yang telah di baluri ragi kedalam wadah,
10. Tutup wadah ubi kayu dengan daun pisang hingga tidak ada celah,
11. Diamkan selama kurang lebih 3 hari.

https://youtu.be/otf8w0K8paQ
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A. Hasil pengamatan

Sebelum diberi ragi tekstur singkong keras, rasa hambar dan tidak beraroma. Setelah
diberi ragi tekstur berubah menjadi lunak dan berair. Rasa tapai menjadi lebih manis
dan aroma agak menyengat.
Proses pembuatan tapai tersebut menggunakan jamur Saccaromyces cereviceae.
Pembuatan tapai merupakan contoh kegiatan bioteknologi tradisional.

B. Setelah 3 hari di diamkan


Setelah 3 hari didiamakan yang tadinya tekstur ubi keras menjadi lembut, dan
memiliki rasa yang manis karna Fermentasi atau peragian. produksi energi dalam sel
dengan keadaan anaerobik yang menghasilkan perubahan biokimia organik melalui
aksi enzim.

C. Proses fermentasi pada tapai


Proses fermentasi pada tapai singkong dimulai dengan pengubahan Pati dalam
singkong oleh enzim amilase yang di keluarkan oleh mikroba menjadi maltosa. Maltosa
dapat dirombak menjadi glukosa oleh enzima maltase. Gulkosa oleh enzim zimase di
rombak menjadi alkohol.

D. Rasa
1. Manis
2. Sedikit asam

E. Disebabkan karena
Dan pada akhirnya rasa tapai menjadi manis dan sedikit asam disebabkan karena
manis tersebut diperoleh akibat enzim amilase mengubah pati pada singkong menjadi
gula sederhana.
(Ubi sebelum di fermentasi) (Hasil ubi setelah di fermentasi)

(Scan untuk melihat proses pembuatan tape)


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan pembuatan tape yaitu:


Pembuatan tape dilakukan dengan memanfaatkan bioteknologi konvensional
dengan menggunakan ragi tape (Saccharomyces cereviceae). Proses yang terjadi
pada pembuatan tape yaitu proses fermentasi.

B. Saran

Dalam membuat tape singkong sebaiknya menggunakan singkong yang empuk


agar hasil tape nantinya lebih enak dan tidak terlalu berserat.

Demikian laporan hasil praktikum pembuatan tape singkong. Dalam membuat


tape singkong sebenarnya mudah. Hanya saja dibutuhkan ketelitian dan kebersihan
agar perfermentasian tape berjalan dengan maksimal. Karena jika tidak, tape dapat
menjadi asam.

Anda mungkin juga menyukai