DOI: 10.20527/jstk.v15i1.9706
Submited: December 10, 2020; Revised version accepted for publication: December 23, 2020;
ABSTRAK
Sintesis beads kitosan terikat-silang tripolifosfat (TPP) untuk absorpsi asam humat dengan
penambahan NaHCO3 sebagai porogen telah dilakukan. Dalam penelitian ini dipelajari pengaruh
konsentrasi TPP dan penambahan porogen terhadap stabilitas dan porositas beads kitosan-TPP,
selain itu juga ditentukan pH dan waktu kontak optimum untuk menentukan kapasitas absorpsi kitosan-
TPP terhadap asam humat. Beads kitosan-TPP disintesis dengan meneteskan larutan kitosan 2% (b/v)
ke dalam larutan tripolifosfat. Beads kitosan-TPP dianalisis stabilitasnya pada berbagai pH dan
porositasnya, kemudian dilakukan penentuan kapasitas absorpsinya terhadap asam humat
menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan stabilitas paling tinggi pada
penambahan TPP dengan konsentrasi 0,75% (b/v), dan penambahan NaHCO3 berhasil membuat
beads dengan pori yang lebih besar. Dalam penentuan kapasitas absorpsi asam humat pada beads
kitosan-TPP dilakukan pada pH dan waktu kontak optimum yaitu pada pH 5 selama 24 jam yang terukur
pada λmaks 200 nm dihasilkan absorpsi sebesar 25% atau 4,32 mg/g (asam humat/beads) dan pada
λmaks 400 nm dihasilkan absorpsi 66,57% atau 11,34 mg/g (asam humat/beads).
ABSTRACT
Synthesis of tripolyphosphate-crosslinked chitosan beads with NaHCO3 as a porogen for humic
acid absorption has been done. The aim of this study was to examine the effect of concentration of TPP
and the addition of NaHCO3 as a porogen towards the absorption capacity of tripolyphosphate-
crosslinked chitosan beads for humic acid. TPP-crosslinked chitosan beads were synthesized by
dripping chitosan solution 2% (b/v) into tripolyphosphate solution. TPP-crosslinked chitosan beads were
characterized by their stability, porosity, and humic acid absorption capacity. The results showed that
0.75% TPP have a good stability, and the addition of porogen (NaHCO3) made TPP-crosslinked
chitosan beads have larger pores. The determination of humic acid absorption capacity was carried out
at pH 5 for 24 hours where the humic acid concentration was measured at 200 nm, giving a result of
25% absorption, or an absorption capacity of 4.32 mg/g (humic acid/beads). When the humic acid
concentration was measured at 400 nm, 66.57% of the humic acid was absorbed, giving an absorption
capacity of 11.34 mg/g (humic acid/beads).
dapat menyediakan gugus aktif pada Bahan-bahan yang digunakan serbuk kitosan,
permukaan adsorben sehingga dapat natrium tripolifosfat (E.Merck), asam asetat
berinteraksi dengan molekul adsorbat. glasial (100%) (E.Merck), HCl pekat (37% dan
Menurut Gupta & Shivakumar (2010), natrium ρ=1,19 kg/L (b/v)) (E.Merck), NaOH
bikarbonat merupakan jenis porogen yang (E.Merck), asam humat (Aldrich), Tween-20
baik karena dapat menghasilkan buih pada 100%, NaHCO3, akuades, dan kertas saring
proses polimerisasi sehingga menghasilkan Whatman No. 42.
pori-pori yang besar dan seragam. Semakin
Prosedur Penelitian
besar pori yang terbentuk, maka semakin
besar kemungkinan molekul adsorbat yang Pengaruh konsentrasi TPP terhadap
stabilitas beads Kitosan-TPP
terserap.
Selain itu, penelitian pendahuluan di Sebanyak 5 buah larutan kitosan 2%
laboratorium menunjukkan bahwa buih yang (b/v) dalam 50 mL asam asetat 5% (v/v)
dihasilkan natrium bikarbonat relatif tidak diaduk hingga homogen, ditambahkan 0,5
stabil, sehingga dalam penelitian ini gram NaHCO3 dan diaduk kembali selama ±
buih. Berdasarkan uraian tersebut, maka 20 100% dan diaduk. Larutan kitosan
penelitian tentang sintesis beads kitosan ditambahkan tetes demi tetes ke dalam 100
terikat-silang TPP untuk absorpsi asam humat mL larutan Na-TPP dengan konsentrasi 0,25;
layak untuk dilakukan. Dalam penelitian ini 0,50; 0,75 dan 1,00 % (b/v) pada pH 9,
dipelajari pengaruh konsentrasi TPP dan kemudian didiamkan selama 14 jam. Beads
penambahan porogen terhadap stabilitas dan disaring dan dicuci menggunakan akuades
porositas beads kitosan-TPP, selain itu juga hingga pH netral. Beads yang dihasilkan
ditentukan pH dan waktu kontak optimum dikeringkan dalam oven pada suhu 65oC,
humat. 6, dan 9.
Larutan asam humat 100 ppm variasi pH Masing-masing filtrat diukur absorbansinya
Larutan asam humat 100 ppm dengan berdifusi melewati matriks polimer kitosan dan
50 ml larutan asam humat 100 ppm diambil tersolvasi membentuk gel, gel tersebut
kemudian dengan cepat akan pecah dan Berdasarkan konsentrasi TPP yang
membentuk larutan kental kitosan (Basuki & ditambahkan, hasil penelitian seperti pada
Sanjaya, 2009). Tahap kedua, larutan kitosan Gambar 2 menunjukkan bahwa semakin tinggi
kemudian ditambahkan natrium bikarbonat konsentrasi TPP yang ditambahkan maka
sebagai porogen dan tween-20 sebagai agen akan semakin stabil pula beads kitosan-TPP
penstabil buih, larutan ini kemudian diteteskan yang dihasilkan, hal ini ditunjukkan dengan
menggunakan syringe ke dalam larutan semakin rendahnya persentase kelarutan
tripolifosfat agar terbentuk beads. Menurut beads kitosan-TPP.
Kurniasih et al., (2011), kitosan dapat
berinteraksi dengan TPP membentuk kitosan- 35
30
TPP melalui ikatan intermolekul dan
25
Kelarutan (%)
intramolekul dengan reaksi ionik. Ikat-silang 20 pH 3
yang terjadi antara kitosan dan TPP dapat 15 pH 6
10 pH 9
dilihat pada Gambar 1.
5
CH2OH CH2OH 0
O
H
O
H
O
0 0.25 0.5 0.75 1 1.25
HO P O O
OH H
O
+ OH H Konsentrasi TPP (B/V) %
O
H H H
N H NH3
HO P O
O
H
O HO P O Gambar 2. Grafik hubungan konsentrasi TPP
HO P O O vs persentase kelarutan beads kitosan-TPP.
O HO P O
O
beads kitosan-TPP kembali mengalami
H NH3
penurunan stabilitas yang ditunjukkan dengan
OH
O
H OH
O
menaiknya persentase kelarutan beads
CH2OH
yang lebih besar dibandingkan dengan beads berpengaruh terhadap muatan dari absorben
kitosan-TPP tanpa penambahan NaHCO3. dan absorbat dalam larutan. Larutan asam
Penambahan NaHCO3 dalam jumlah besar humat dibuat menjadi pH 3,5,7 dan 9. Larutan
dapat mengindikasikan jumlah pori yang sebelum dan sesudah absorpsi asam humat
besar, semakin besar pori yang dihasilkan diukur konsentrasinya dengan
maka dimungkinkan banyak gugus aktif spektrofotometer UV-VIS. Hasil penelitian
kitosan yang dapat berikat-silang dengan menunjukkan persentase absorpsi yang
TPP. paling tinggi yaitu pada pH 5. Hal ini sesuai
dengan penelitian Yan & Bai (2005) yang
menyatakan pH optimum adsorpsi asam
humat berkisar pada pH 5-7,5. Hal ini
dikarenakan pada kondisi pH rendah, beads
kitosan-TPP akan banyak mengaktifkan
gugus NH3+ dan gugus RCOO- dari asam
(a) (b)
humat, sehingga memiliki kemungkinan untuk
Gambar 3. Foto mikroskop digital (a) beads membentuk interaksi elektrostatik, sedangkan
kitosan-TPP tanpa penambahan NaHCO3
perbesaran 500x dan (b) dengan pada pH lebih tinggi menunjukkan persen
penambahan NaHCO3 perbesaran 500x absorpsi yang lebih rendah. Ngah et al.,
Penentuan kapasitas absorpsi beads (2003) melaporkan pada pH relatif tinggi
kitosan-TPP terhadap asam humat gugus –NH3+ dari kitosan akan terdeprotonasi
Penentuan kapasitas absorpsi beads menjadi NH2 dan gugus karboksilat pada
kitosan-TPP terhadap asam humat dianalisis asam humat akan terdisosiasi menjadi RCOO-
menggunakan dua panjang gelombang sehingga terjadi tolakan antara gugus –NH2
maksimum pada spektrofotometer UV-Vis. pada kitosan yang terdeprotonasi dengan
Hal ini dikarenakan pada panjang gelombang gugus RCOO- pada asam humat, atau hanya
200 nm mewakili untuk larutan asam humat berikatan secara secara lemah melalui gaya
tidak berwarna dan panjang gelombang 400 dipol-ion.
nm mewakili larutan asam humat yang Penentuan waktu kontak absorpsi
berwarna. Hasil persen absorpsi yang dilakukan untuk mengetahui waktu kontak
didapatkan kemudian diplotkan menjadi optimum yang diperlukan beads kitosan-TPP
isoterm Langmuir dan Freundlich. Penentuan untuk mengabsorpsi asam humat. Waktu
model isoterm dilakukan untuk mengetahui kontak dilakukan pada variasi 1, 2, 4, 6, dan
proses absorpsi asam humat pada beads 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kitosan-TPP. waktu kesetimbangan maksimum absorpsi
Variabel penting pada proses absorpsi asam humat oleh beads kitosan-TPP tercapai
adalah pH dan waktu kontak optimum. pada waktu kontak 24 jam.
Penentuan pH optimum dilakukan karena
Tabel 1. Data perhitungan kapasitas absorpsi beads kitosan-TPP terhadap asam humat dengan
metode UV-Vis pada panjang gelombang 200 nm
Konsentrasi AH
Ce (ppm) Co (ppm) Ca (ppm) Persentase absorpsi (%)
(ppm)
50 43,02 51,38 8,36 16,27
100 81,87 99,08 17,21 17,37
150 114,9 149,33 34,43 23,06
200 174,72 204,56 29,84 14,59
500 374,92 502,38 127,46 25,37
Keterangan : Ce = Konsentrasi zat warna pada saat kesetimbangan (ppm)
Co = Konsentrasi zat warna mula-mula (ppm)
Ca = Konsentrasi zat warna yang tersorpsi (ppm)
Tabel 2. Data perhitungan kapasitas absorpsi beads kitosan-TPP terhadap asam humat dengan
metode UV-Vis pada panjang gelombang 400 nm
Konsentrasi AH
Ce (ppm) Co (ppm) Ca (ppm) Persentase absorpsi (%)
(ppm)
50 31,36 55,65 24,00 43,13
100 102,26 65,18 37,08 36,26
150 119,49 150,72 31,23 20,72
200 136,22 199,91 63,69 31,86
500 167,23 499,54 332,31 66,52
0.8
160
log qe
80 0.0
0.0 1.0 2.0 3.0
y = -0.0849x + 123.25
40 R² = 0.1395 -0.4
0
0 100 200 300 400 500 -0.8
log Ce
Ce
(a) (b)
Gambar 4. Hasil plot isoterm (a) Langmuir dan (b) Freundlich untuk absorpsi asam humat pada
beads kitosan-TPP dengan metode UV-Vis pada panjang gelombang 200 nm
1.2
90
80 1
70
y = -0.0103x + 46.557 0.8 y = 1.0778x - 1.7446
60 R² = 0.5632
R² = 0.0005
Ce/qe
50 0.6
log qe
40
30 0.4
20 0.2
10
0 0
0 50 100 150 200 0 1 2 3
-0.2
Ce Ce
(a) (b)
Gambar 5. Hasil plot isoterm (a) Langmuir dan (b) Freundlich untuk absorpsi asam humat pada
beads kitosan-TPP dengan metode UV-Vis pada panjang gelombang 400 nm
70 70
y = 0.0706x + 25.577
60 R² = 0.535 60
50 50
%absorpsi
%absorpsi
40 40
30 30
20 20 y = 9.5289ln(x) - 8.0243
10 10 R² = 0.2264
0
0
0 100 200 300 400 500
-100 100 300 500
konsentrasi asam humat (ppm) Konsentrasi asam humat (ppm)
(a) (b)
Gambar 6. Hasil plot grafik (a) Linear dan (b) Logaritmik untuk absorpsi asam humat pada beads
kitosan-TPP dengan metode UV-Vis pada panjang gelombang 400 nm
Berdasarkan data dan uraian di atas Anggraeni, B.O.D., Sabarudin, A.B. &
Rumhayati, 2014. Pembuatan Kitosan
dapat disimpulkan penambahan TPP sebagai
Makropori menggunakan Garam Dapur
agen pengikat-silang berpengaruh terhadap dan Aplikasinya terhadap Adsorpsi
Methyl Orange. Student Journal, 1(1),
kestabilan beads kitosan-TPP, semakin besar
pp.1-7.
konsentrasi TPP maka akan semakin
Basuki, B.R. & Sanjaya, I.G.M., 2009. Sintesis
stabilbeads kitosan-TPP namun pada Ikat Silang Kitosan dengan
Glutaraldehid serta Identifikasi Gugus
konsentrasi 1,00% akan menurunkan
Fungsi dan Derajat Deasetilasinya.
kestabilan beads kitosan-TPP, penambahan Jurnal Ilmu Dasar, 10(1), pp.93-101.
porogen (NaHCO3) dalam pembuatan beads Bhumkar, D.R. & Pokharkar., V.B., 2006.
Studies on Effect of pH on Cross-linking
dapat menghasilkan beads dengan pori yang
of Chitosan with Sodium
besar. Kapasitas absorpsi asam humat oleh Tripolyphosphate: A Technical Note.
AAPS Pharmacy Science Technology, 7
beads kitosan-TPP pada kondisi pH 5 selama
(2), pp.1-6.
24 jam yang dianalisis dengan Chiou, M.S. & Li, H.Y., 2003. Adsorption
spekrofotometer Uv-Vis pada panjang behavior of reactive dye in aqueous
solution on chemical cross-linked
gelombang 200 nm sebesar 25,37% atau 4,32 chitosan beads. Chemosphere. 50,
mg asam humat per gram beads kitosan-TPP pp.1095-1105.
dan pada λmaks 400 nm sebesar 66,57% atau Fwu-Long, M., Shin-Shing, S., Sung-Tao, L., &
Tsung-Bi, W., 1999. Kinetic Study of
11,34 mg asam humat per gram beads Chitosan-Tripolyphosphate Complex
kitosan-TPP. Reaction and Acid Properties of the
Chitosan-Tripolyphosphate Gel Beads
Prepared by in-Liquid Curing Method.
Journal of Polymer Physics, 37,
pp.1551-1564.
Gupta, N.V. & Shivakumar, H.G., 2010. Koagulan Alami Campuran (Biji Jagung,
Preparation and Characterization of Biji Kelor dan Biji Semangka). Jom
Superporous Hydrogel as FTEKNIK, 4(2), pp.2-9.
Gastroretentive Drug delivery System
Sugita, P., Wukisari, T., Sjahriza, A., &
for Rosiglitazone maleate. DARU, 18,
Wahyono, D., 2009. Kitosan: Sumber
pp.200-210.
Biomaterial Masa Depan. IPB Press.
Kurniasih, M., Aprilita, N.H., Kartini, I. 2011. Bogor.
Sintesis dan Karaketerisasi Crosslink
Chu, W., Gao, N., Yin, D., & Krasner, S.W.
Kitosan dengan Tripolifosfat pH 3.
2013. Formation and Speciation of Nine
Molekul, 6(1), pp.19-24.
Haloacetamides, An Emerging Class of
Manja, A., 2016. Analisis Dan Karakterisasi, Nitrogenous DBPs, during Chlorination
Kitosan Bead/Manik or Chloramination. Journal of Hazardous
Dengan Ikat Silang Glutaraldehida Materials. 260, pp:806-812.
Sebagai Adsorben Untuk Menurunkan
Yulianti, E. 2017. Kajian Adsorpsi Zat Warna
Kadar Ion Logam Kadmium (Cd2+).
Alizarin-Red-S dan Safranine-O pada
FMIPA USU. Medan.
Adsorben Beads Kitosan Terikat-Silang
Rehansyah, M.A., Edward, H.S., Elystia, S. Tripolifosfat. Skripsi. FMIPA UNLAM.
2017. Penyisihan Zat Organik dan Banjarbaru
Warna Pada Air Gambut dengan
.