P E S I S I R
01 PENDAHULUAN 03 METODE
02 PERMASALAHAN 04 KESIMPULAN
1 PENDAHULUAN
Air merupakan sumber daya alam yang memiliki peranan penting dalam kehidupan
makhluk hidup baik manusia, tumbuhan, hewan dan organisme lainnya. Sebagai sumber air minum
masyarakat, air harus memenuhi beberapa aspek yang meliputi kuantitas, kualitas dan kontinuitas.
Berdasarkan hal tersebut, dibutuhkan solusi atau upaya agar dapat meningkatkan kualitas air tanpa
adanya pencemaran dari kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan pencemaran.
kepadatan terlarut total (Total Dissolved Solid, TDS) yang terkandung dalam air
terproduksi berkisar antara 3.000 – 300.000 ppm, yang didominasi oleh ion-ion natrium dan klorida.
Untuk kegiatan industri migas di on-shore (darat), air terproduksi dengan konsentrasi TDS tinggi jika
dibuang langsung ke sungai dapat menimbulkan masalah bagi kehidupan hewan dan tumbuhan
disekitarnya dan juga dapat menimbulkan korosi pada pipa-pipa logam yang ada. Berdasarkan PP
No. 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air disebutkan
bahwa konsentrasi residu terlarut (TDS) yang diijinkan adalah 1.000 ppm
2 PERMASALAHAN
• Salah satu faktor yang menjadi penyebab permasalahan lingkungan yaitu banyaknya pembuangan limbah
yang tidak memperhatikan lingkungan sehingga terjadi pencemaran yang tinggi terhadap lingkungan.
Limbah tersebut dapat berasal dari perumahan penduduk atau domestik, industri yang tidak bertanggung
jawab, pertanian, pertambangan, pariwisata dan kegiatan lainnyaa yang mengahsilkan gas berbahaya. Salah
satu faktor abiotik yang dapat tercemar akibat kehadiran limbah yang tidak diinginkan oleh lingkungan
adalah sumberdaya air. Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah akan berdampak negatif
terhadap faktor biotik maupun faktor abiotik. Salah satu faktor abiotik yang dapat tercemar akibat
kehadiran limbah yang tidak diinginkan oleh lingkungan adalah sumberdaya air.
3 METODE
Tentu saja kandungan kimia air terproduksi berbeda-beda di setiap daerah, namun di beberapa tempat
air terproduksi mengandung senyawa seperti minyak yang tidak dapat dipisahkan dari air dan logam berat seperti
Cd, Hg, As, Cr, Cu, dll. , Pb, Ni, Zn, dan bahan kimia organik seperti fenol. Misalnya saja komposisi kimia air hasil
ekstraksi salah satu sawah di Kalimantan Timur mengandung TDS dengan konsentrasi 4667 ppm dan konduktivitas
9,36 ms/cm, salinitas 3205 dan pH air 7,72 (Supriyadi et al., 2001). Pengukuran pH, konduktivitas, salinitas, dan
konsentrasi TDS air limbah produksi primer di wilayah Minas dan Riau tidak berbeda nyata dengan wilayah
Kalimantan bagian timur (Tabel 1). Dengan mengatur konsentrasi TDS pada air limbah yang dihasilkan, dapat
diketahui hubungan antara pengaruh konsentrasi TDS dan pH terhadap proses pertukaran kation.
KESIMPULAN
Resin penukar kation efektif dalam mengurangi konsentrasi TDS dalam air limbah produksi sebesar 70-
97% ketika konsentrasi TDS <100%. 5.000 ppm, kondisi larutan netral (pH= 7). Semakin tinggi
konsentrasi TDS pada air limbah yang dihasilkan maka semakin cepat pula waktu pertukaran kationnya.
TERIMA KASIH