Disusun Oleh
Kelompok 5 TEP-B
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum kualitas dan kuantitas air berdasarkan latar belakang diatas
ialah sebagai berikut.
1. Memahami dan menganalisis kualitas air dengan parameter kandungan TDS,
TSS, pH, DO, BOD, COD, alkalinitas, kesadahan, zat padat terendap menurut
imhoff, dan kekeruhan pada limbah cair tempe.
2. Membandingkan hasil pengukuran terkait parameter kualitas air dengan baku
mutu limbah cair tempe.
3. Memahami dan menganalisis kuantitas air dengan melakukan pengukuran
debit air di DAS (Daerah Aliran Sungai).
4. Membandingkan metode pengukuran debit menggunakan current meter dan
menggunakan pelampung.
1.3 Manfaat
Manfaat praktikum kualitas dan kuantitas air yaitu sebagai berikut.
1. Mahasiswa dapat memahami dan menganalisis kualitas air dengan parameter
kandungan TDS, TSS, pH, DO, BOD, COD, alkalinitas, kesadahan, zat padat
terendap menurut imhoff, dan kekeruhan pada limbah cair tempe.
2. Mahasiswa dapat membandingkan hasil pengukuran terkait parameter
kualitas air dengan baku mutu limbah cair tempe.
3. Mahasiswa dapat memahami dan menganalisis kuantitas air dengan
melakukan pengukuran debit air di DAS (Daerah Aliran Sungai).
4. Mahasiswa dapat membandingkan metode pengukuran debit menggunakan
current meter dan menggunakan pelampung.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.2 TSS
TSS (Total Suspended Solid) atau total padatan tersuspensi merupakan
materi atau bahan tersuspensi yang menyebabkan kekeruhan air terdiri dari
lumpur, pasir halus serta jasad-jasad renik yang terutama disebabkan oleh kikisan
tanah atau erosi yang terbawa badan air (Effendi, 2003).
2.3 TDS
TDS adalah ukuran dari jumlah material yang dilarutkan dalam air. Bahan
ini dapat mencakup karbonat, bikarbonat, klorida, sulfat, fosfat, nitrat, kalsium,
magnesium,natrium, ion-ion organik, dan ion-ion lainnya. Tingkat tertentu dalam
air ion ini diperlukan untuk kehidupan akuatik. Perubahan dalam konsentrasi
TDS dapat berbahaya karena densitas air menentukanaliran air masuk dan keluar
dari sel-sel organisme. Namun, jika konsentrasi TDS terlalu tinggi atau terlalu
rendah, pertumbuhan kehidupan banyak air dapat dibatasi, dan kematian dapat
terjadi (Efendi,2003).
2.4 PH
Ph atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaaman
atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. pH normal memiliki
nilai 7 sementara bila nilai pH > 7 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa
sedangkan nilai pH< 7 menunjukkan keasaman. pH 0 menunjukkan derajat
keasaman yang tinggi, dan pH 14 menunjukkan derajat kebasaan tertinggi.
Umumnya indicator sederhana yang digunakan adalah kertas lakmus yang
berubah menjadi merah bila keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya
rendah (Alaydrus dan Cordova, 2012).
2.5 Alkalinitas
Alkalinitas merupakan kapasitas penyangga (buffer capacity) terhadap pH
perairan yang terdiri atas anion-anion seperti anion bikarbonat, karbonat, dan
hidroksida, Borat, silikat, fosfat, sulfide, dan amonia dalam perairan yang dapat
menetralkan kation hidrogen. Namun pembentuk alkalnitas yang utama adalah
bikarbonat, karbonat dan hidroksida (Effendi, 2003).
2.6 Kesadahan
Kesadahan dibagi atas dua jenis kesadahan, yaitu kesadahan sementara dan
kesadahan tetap. Air yang mengandung kesadahan kalsium karbonat dan
magnesium karbonat disebut kesadahan karbonat atau kesadahan sementara,
karena kesadahan tersebut dapat dihilangkan dengan cara pemanasan atau dengan
cara pembubuhan kapur. Sementara itu Air yang mengandung kesadahan kalsium
sulfat, kalsium khlorida, magnesium sulfat dan magnesium khlorida, disebut
kesadahan tetap karena tidak dapat dihilangkan dengan cara pemanasan, tetapi
dapat dengan cara lain dan salah satunya adalah proses penukar ion (Marsidi,
2001).
2.7 DO
Oksigen terlarut atau Dissolved Oxygen (DO) merupakan salah satu
parameter mengenai kualitas air. Tersedianya oksigen terlarut didalam air sangat
menentukan kehidupan di perairan tersebut (Prahutama, 2013)
Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad
hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian
menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen
juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses
aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses
difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam
perairan tersebut (Salmin, 2005)
2.8 COD
Chemical Oxygen Demand (COD) merupakan jumlah total oksigen yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi (Lumaela et al,
2013).
2.9 BOD
Kebutuhan oksigen biologi (BOD) didefinisikan sebagai banyaknya
oksigen yang diperlukan oleh organisme pada saat pemecahan bahan organik,
pada kondisi aerobik. Pemecahan bahan organik diartikan bahwabahan organik
ini digunakan oleh organisme sebagai bahan makanan dan energinya diperoleh
dari proses oksidasi (Pescod,1973).
2.10 Kekeruhan
Kekeruhan di dalam air bukan merupakan sifat dari air yang membahayakan
tetapi dapat menimbulkan dampak kekhawatiran terkandungnya senyawa kimia
yang berbahaya bagi makhluk hidup. Kekeruhan disebabkan oleh materi yang
tersuspensi atau tidak larut sehingga berdampak pada organisme di air
(Pramusinto dan Suryono, 2016).
Mulai
Persiapan alat
dan bahan
100 ml Penuangan sampel air ke dalam gelas piala yang Kertas saring
Limbah Tempe terdapat kertas saring dan corong kaca + residu
Mencatat dan
menghitung hasil
praktikum
Selesai
Mulai
Persiapan alat
dan bahan
Selesai
Mulai
Persiapan alat
dan bahan
Selesai
Mulai
Persiapan Alat
dan Bahan
Timbul
Titrasi dengan H2SO4 0,02 N
warna Pucat
Mencatat dan
menghitung hasil
praktikum
Selesai
Mulai
A
A
Selesai
3.3.5 Alkalinitas
MULAI
Perhitungan alkalinitas
berdasarkan formulanya
SELESAI
Selesai
Data DO
Selesai
Siapkan
Siapkan Alat
Alat dan
dan Bahan
Bahan
Masukkan
Masukkan 0,2
0,2 ml
ml sampel
sampel ke
ke botol
botol reagen
reagen
Panaskan
Panaskan menggunakan
menggunakan reaktor
reaktor COD
COD selama
selama 22 Jam
Jam
Dinginkan
Dinginkan
Ukur
Ukur Menggunakan
Menggunakan Spektrofotometer
Spektrofotometer
Data
Data COD
COD
Selesai
Selesai
Siapkan
Siapkan Alat
Alat dan
dan Bahan
Bahan
Tuangkan
Tuangkan sampel
sampel ke
ke botol
botol turbidimeter
turbidimeter sampai
sampai batas
batas yang
yang
ditentukan
ditentukan
Kalibrasi
Kalibrasi alat
alat turbidimeter
turbidimeter dengan
dengan cairan
cairan kalibrasi
kalibrasi
Lakukan
Lakukan pembacaan
pembacaan kekeruhan
kekeruhan limbah
limbah
Catat
Catat nilai
nilai kekeruhan
kekeruhan LCD
LCD
Selesai
Selesai
Siapkan
Siapkan Alat
Alat dan
dan Bahan
Bahan
Tuangkan
Tuangkan 50ml
50ml sampel
sampel ke
ke beaker
beaker glass
glass
Celupkan
Celupkan sensor
sensor multiparameter
multiparameter ke tiap –– tiap
ke tiap tiap sampel
sampel
Lakukan
Lakukan pembacaan
pembacaan
Catat
Catat nilai
nilai hasil
hasil
Selesai
Selesai
Siapkan
Siapkan Alat
Alat dan
dan Bahan
Bahan
Ukur
Ukur Lebar
Lebar dan
dan Kedalaman
Kedalaman sungai
sungai
A
A
Bagi
Bagi menjadi
menjadi 33 bagian
bagian
Siapkan
Siapkan alat
alat Current
Current meter
meter
Ukur
Ukur debit
debit sungai
sungai alat
alat current
current meter
meter
Data
Data Debit
Debit
Selesai
Selesai
Botol
Botol air
air mineral
mineral berisi
berisi pasir
pasir
Cari
Cari bagian
bagian sungai
sungai yang
yang lurus
lurus dan
dan lebarnya
lebarnya hampir
hampir sama
sama
Ukur
Ukur lebar
lebar sungai
sungai lalu
lalu bagi
bagi menjadi
menjadi 33 bagian
bagian
Ukur
Ukur lebar
lebar dan
dan tinggi
tinggi penampang
penampang
Hitung
Hitung kecepatan
kecepatan aliran
aliran debit
debit sungai
sungai
Data
Data Debit
Debit
Selesai
Selesai
BAB 4. PEMBAHASAN
4.1 Pengukuran pH
Tabel 4.1 Data pengamatan pH
Percobaan Rata-
Metode
1 2 3 rata
Multi
parameter 4,7 4,5 4,5 4,6
pH Meter 3,6 3,6 3,6 3,6
Total suspended solid atau padatan tersuspensi total (TSS) merupakan residu
dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal
2µm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid. Pengukuran TSS dilakukan
dengan penyaringan sampel dengan kertas saring 0,45 μm yang kemudian
ditimbang dengan tiga kali pengulangan lalu di rata-rata. Nilai TSS rata-rata pada
limbah cair olahan tempe yaitu 90 mg/l, berarti bahwa dalam 1 liter air limbah
tempe terdapat 90 mg zat yang mengendap. Besarnya nilai TSS pada suatu
larutuan dapat menyebabkan kekeruhan pada larutan tersebut.
4.3 Pengukuran TDS
Tabel 4.3 Data pengamatan TDS
Nilai TDS
Cawan Kering +
Ulangan Ke- Cawan Kering TDS
Filtrat Gravimetri
Meter
1 49315 49956 158
2 49316 49959 159
6433
3 49316 49959 156
Rata-rata 49316 49959 158
4.6 Pengukuran DO
Tabel 4.7 Hasil pengamatan DO
parameter Nilai Baku mutu
Doo 7,15 >2 mg /l
Dari hasil tabel diatas di dapat nilai rata-rata kekeruhan limbah cair tempe
sebesar 45,3 Tingkat kekeruhan dapat disebabkan karena banyaknya material total
padatan terlarut dalam air.
4.10 Pengukuran Total Padatan Terendap
Tabel 4.11 Hasil Pengamatan Total Padatan Terendap
Volume Volume
Sampel
Sampel Lumpur
Limbah 1000 ml 0,1 ml
Tempe
menghasilkan nilai sebesar 0,487 m/s. Dengan data nilai kecepatan aliran rata-rata
dan luas penampang sungai maka dapat dihitung besar debit saluran yaitu sebesar
1,63 m2/s.
.
BAB 5. KESIMPULAN
Alaydrus, M.R. dan Cordova, H. 2012. Rancang Bangun Self Tuning PID
Kontrol pH Dengan Metode Pencarian Akar Persamaan Karakteristik.
JURNAL TEKNIK POMITS. 1(1): 1-6
Lumaela, A.K., Otok, B.W., dan Sutikno. 2013. Pemodelan Chemical Oxygen
Demand (COD) Sungai di Surabaya Dengan Metode Mixed
Geographically Weighted Regression. JURNAL SAINS DAN SENI
POMITS. 2(1):100-105
Permana, R., Kironoto, B.A., dan Istiarto. 2015. A Study Of Channel Water
Current Velocity Meter With Horizontal And Vertical Axis Propeller
Type. Jurnal Potensi. 17(1): 17-22
Prakoso, W. I. 2016. Penurunan Kadar Fe Pada Air Sumur DIII Teknik Kimia
Setelah Melewati Demineralized Water Dengan Metode
Spektofotometri. Laporan Tugas Akhir : Program Diploma Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro
Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (Do) Dan Kebutuhan Oksigen Biologi (Bod)
Sebagai Salah Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan.
Jurnal Oseana. 30(2):21-26