Anda di halaman 1dari 7

p-ISSN : 2528-3561

Volume VIII, No.4, Oktober 2023 Hal 7116 - 7122


e-ISSN : 2541-1934

Pembuatan Gas Metana Dari Gas Karbon Dioksida


Menggunakan Katalis Ni/Al2O3 Dengan Promotor Logam Fe
Tiara Manda Putri1*, Robert Junaidi2, Anerasari Meidinariasty3
1,2,3
Program Studi Teknologi Kimia Industri, Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang,
Indonesia
*Koresponden email: tiaramanda321@gmail.com

Diterima: 21 September 2023 Disetujui: 28 September 2023

Abstract
Carbon dioxide (CO2) is one of the most critical greenhouse effect causes. One method that can reduce the
problem of global warming is by converting CO 2 and utilizing it into a CO2 hydrogenation reaction into
methane. This research aims to obtain methane gas from CO 2 gas using a Fixed Bed Reactor for the CO 2
methanation process. This research uses Ni/Al2O3 catalyst as support and Fe metal as a promoter with in
situ method by varying the amount of Fe metal promoter up to 1gr - 5gr and time variation of 30 minutes,
45 minutes and 60 minutes. The highest methane gas yield was obtained in sample 15 with more Fe metal
promoter 5 gr (variation 1-5 gr) for 60 minutes (variation 30, 45, and 60 minutes), which amounted to
12.54%. The amount of Fe metal promoter and the length of time used is directly proportional to the
methane gas (CH4) produced. This is because adding Fe as a promoter can increase catalyst activity and
stability, so the catalyst can work well in converting CO 2 into methane thermal gas.
Keywords: carbon dioxide, CO2 methanation, catalyst Ni/Al2O3, promoter Fe, methane

Abstrak
Karbon dioksida (CO2) adalah salah satu penyebab paling penting dari efek rumah kaca. Salah satu metode
yang bisa mengurangi masalah pemanasan global yaitu dengan cara mengubah CO 2 dan memanfaatkannya
menjadi reaksi hidrogenasi CO2 menjadi metana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gas
metana dari gas CO2 menggunakan alat reaktor tipe fixed bed reactor untuk proses metanasi CO2. Pada
penelitian ini menggunakan katalis Ni/Al2O3 sebagai support dan logam Fe sebagai promotor dengan
metode in situ dengan cara memvariasikan jumlah promotor logam Fe hingga 1gr - 5gr dan variasi waktu
30 menit, 45 menit dan 60 menit. Hasil gas metana tertinggi diperoleh pada sampel 15 dengan promotor
logam Fe yang lebih banyak 5 gr (variasi 1-5 gr) selama waktu 60 menit (variasi 30, 45, dan 60 menit) yaitu
sebesar 12,54%. Semakin banyak jumlah promotor logam Fe dan semakin lama waktu penggunaan maka
semakin banyak gas metana (CH4) yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan penambahan Fe sebagai promotor
dapat meningkatkan aktivitas katalis dan stabilitas termal katalis, sehingga katalis dapat bekerja dengan
baik dalam mengonversi CO2 menjadi gas metana.
Kata Kunci: karbon dioksida, metanasi CO2, katalis Ni/Al2O3, promotor Fe, metana (CH4)

1. Pendahuluan
Pemanasan global merupakan salah satu meningkatnya suhu global di permukaan bumi akibat gas
rumah kaca (GRK). Akumulasi gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO 2) di atmosfer merupakan
masalah besar bagi pemanasan global sehingga menimbulkan efek rumah kaca di bumi. Salah satu
penyebab emisi karbondioksida berasal dari proses kalsinasi produksi semen [1]. Perkiraan baru
menunjukkan bahwa emisi global karbon dioksida (CO 2) dari bahan bakar batu bara dan kalsinasi pabrik
semen akan meningkat sebesar 1% pada tahun 2022 menjadi rekor 36,6 miliar ton karbon dioksida [2].
Salah satu teknologi yang dapat mengurangi emisi CO 2 adalah Carbon dioxide Capture and Utilization
(CCU). Teknologi CCU ini mengubah CO2 menjadi senyawa lain seperti, metana melalui reaksi
hidrogenasi [3]. Sebagai alternatif, CO2 yang ditangkap dapat dimanfaatkan dan diubah menjadi bahan
bakar dan bahan kimia, seperti reformasi kering metana untuk produksi syngas, atau hidrogenasi CO 2
menjadi CH4 dan metanol atau alkohol yang lebih tinggi [4].
Konversi karbon dioksida (CO2) menjadi bahan bakar kimia dapat menjadi salah satu metode yang
bisa mengurangi masalah pemanasan global yaitu dengan cara mengubah CO 2 dan memanfaatkannya
menjadi reaksi hidrogenasi CO2 menjadi metana, dimana ini merupakan salah satu solusi alternatif terbaik

7116
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.4, Oktober 2023 Hal 7116 - 71
e-ISSN : 2541-1934

dan dapat mengembangkan teknologi Carbon Dioxide Capture and Utilization (CCU). Gas metana yang
dihasilkan dapat digunakan sebagai Substitute Natural Gas (SNG) untuk bahan bakar.
Metanasi merupakan konversi karbon monoksida dan karbon dioksida menjadi metana melalui
hidrogenasi. Katalis yang biasa digunakan dalam proses metanasi adalah Nikel. Metanasi karbon dioksida
(CO2) merupakan reaksi eksoterm dimana hidrogen dan karbon dioksida (CO 2) bereaksi membentuk
molekul metana dan air sebagai produk sampingan dari reaksi tersebut [5]. Hidrogenasi CO2 menjadi
metana adalah cara yang memungkinkan untuk menggunakan kembali CO2 yang ditangkap, sehingga
mengurangi emisi gas rumah kaca dengan mendaur ulang CO2 [6]. Hidrogenasi selektif CO2, yang dikenal
sebagai metanasi atau reaksi Sabatier, dianggap sebagai alternatif yang layak untuk mengatasi masalah
lingkungan dan energi, di mana CO2 bereaksi dengan hidrogen untuk membentuk metana. Selama rentang
suhu 350°C hingga 400°C, berbagai katalis nikel mencapai konversi CO 2 di atas 90% dengan selektivitas
mendekati 100% [7]. Nikel (Ni) juga merupakan fase aktif yang paling sering dipelajari untuk reaksi
hidrogenasi CO2, didukung oleh material seperti SiO2, Al2O3, TiO2, CeO2 dan ZrO2, serta kombinasi oksida
campuran yang berbeda. Selain nikel, logam mulia (Rh, Ru, Pd, Pt) telah dipelajari sebagai katalis untuk
reaksi metanasi CO2, karena aktivitas katalitiknya yang tinggi, tetapi dari sudut pandang industrialisasi
proses ini, yang lebih menarik adalah logam transisi (Ni, Co, Cu, Fe) karena harganya yang terjangkau [8].
Pada penelitian sebelumnya menggunakan metode sederhana yaitu konversi CO2 menjadi metana
dalam air dengan katalis nanopartikel Ni hasil sintesis secara in situ, dimana air dalam larutan NaOH
digunakan sebagai sumber hidrogen dan logam di bumi (Zn atau Fe) digunakan sebagai agen pereduksi
regeneratif [9]. Hasil yang baik dari 98% metana dengan CO2 atau HCO3 diperoleh pada suhu 300°C dan
katalis nanopartikel Ni yang terbentuk in situ tidak hanya menunjukkan aktivitas katalitik yang unggul
tetapi juga stabilitas [10]. Penelitian tentang metanasi CO2 menggunakan alat sederhana berupa Erlenmeyer
sebagai tempat pengadukan dan hote plate sebagai tempat pemanasnya. Suhu yang digunakan yaitu
±100°C selama 60 menit dengan hasil gas metana sebesar 10,07% dengan konversi CO 2 sebesar 2,70%
[11].
Berdasarkan uraian di atas, beberapa penelitian tersebut menyelidiki metanasi karbon dioksida pada
kisaran suhu 300˚C - 600˚C. Pada temperatur tersebut sering terjadi endapan karbon dan sintering pada
katalis. Kemudian dengan alat yang kurang memadai pada penelitian sebelumnya, penulis memperbaharui
peralatan yang digunakan yaitu menggunakan alat reaktor tipe Fixed Bed Reactor, reaktor ini berbentuk
silinder vertikal yang berfungsi sebagai tempat terjadinya proses metanasi karbon dioksida (CO 2).
Packed Bed Reactor merupakan tipe Fixed Bed Reactor yang berbentuk tabung dipacu dengan
partikel katalis padat. Katalis yang digunakan dalam penelitian ini adalah katalis Ni/Al 2O3 sebagai support
(pendukung) dan logam Fe sebagai promotor dengan bahan baku berupa karbondioksida (CO2) dan NaOH.
Dalam penelitian ini, kami ingin memvariasikan logam Fe sebagai promotor yaitu 1 gr – 5 gr dan variasi
waktu yang digunakan yaitu 30, 45 dan 60 menit. Tujuan pemberian promotor ini adalah untuk mencapai
aktivitas, selektivitas, dan stabilitas yang diinginkan. Promotor dirancang untuk membantu penyangga atau
komponen aktif. Oleh karena itu, logam Fe dipilih sebagai promotor selain harganya yang terjangkau dan
juga sesuai untuk katalis Ni/Al2O3 untuk metanasi CO2.

2. Metode Penelitian
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei – Juni 2023. Penelitian literatur dilakukan dengan
mengumpulkan informasi melalui internet dan jurnal ilmiah.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu gelas kimia, spatula, labu ukur, kaca arloji, batang pengaduk kaca, neraca
analitik, pipet tetes, corong kaca, erlenmeyer, pipa PVC untuk RO (Reverse Osmosis), regulator CO2,
tabung CO2, karet sumbat, pipa PVC transparan, urine bag 2 L, seltip, kabel tis, dan reaktor PFR (tipe Fixed
Bed Reactor). Bahan yang digunakan karbon dioksida (CO2), NaOH, aquadest, katalis Ni/Al2O3, promotor
logam Fe, dan air.
Perangkaian Alat Metanasi CO2
Alat-alat dirangkai untuk mewujudkan alat metanasi CO2, diawali dengan pemasangan alat metanasi
dan menyiapkan tabung gas CO2 yang berisikan 5 kg, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan Regulator
CO2 dan direkatkan menggunakan seltip pada tabung gas CO 2, lalu pipa PVC transparan disambungkan
pada regulator. Setelah itu menyiapkan erlenmeyer 250 ml sebagai wadah larutan NaOH, menyiapkan
kantong urine bag kapasitas 2 liter sebagai penampung produk gas dan menyiapkan seperangkat alat reaktor
tipe Fixed Bed Reactor.

7117
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.4, Oktober 2023 Hal 7116 - 7122
e-ISSN : 2541-1934

Langkah selanjutnya yaitu memasukkan larutan NaOH 3M ke dalam erlenmeyer 250 ml, lalu katalis
Ni/Al2O3 dan Promotor logam Fe sesuai variasi yang telah ditimbang dimasukan ke dalam reaktor tipe
Fixed Bed Reactor, kemudian tutup bagian atas reaktor dan bagian bawah reaktor dengan penutup yang
telah dihubungkan dengan aliran pipa. Kemudian pipa PVC transparan dan pipa RO disambungkan ke laju
alir guna untuk mengatur laju alir CO2 ke reaktor dan juga mengatur suhu yang tertera pada alat reaktor
Fixed Bed Reactor.
Setelah semua katup mengarah ke aliran yang diinginkan dan semua selang dan pengunci kolom
yang terhubung tidak ada yang longgar. Lalu disiapkan kantong kapasitas 2 liter untuk tempat penampung
hasil produk gas, kantong tersebut disambungkan ke pipa PVC dari regulator khusus produk, sebelumnya
kantong penampung tersebut telah dikosongkan udara didalamnya terlebih dahulu. Setelah proses running
selesai didapatlah hasil produk gas yang akan dianalisa menggunakan Multi Gas Detector Analyzer. Untuk
lebih jelasnya, rangkaian alat metanasi (sebelum) dirangkai dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Rangkaian Alat Reaktor tipe Fixed Bed Reactor untuk proses metanasi CO2
Sumber: Peneliti (2023)

Pembuatan Larutan NaOH 3M


Timbang 30 gram Natrium Hidroksida (NaOH), lalu tambahkan aquades dan masukan ke dalam labu
ukur 250 mL sampai tanda batas.
Preparasi Bahan
Menimbang katalis Ni/Al2O3 sebanyak 7 gram dan menimbang logam Fe sebagai Promotor sesuai
variasi yang dibutuhkan yaitu sebanyak 1 gr - 5 gr.
Pembuatan Gas Metana
Proses ini dilakukan di dalam reaktor tipe Fixed Bed Reactor dengan variasi logam Fe sebagai
Promotor yaitu 1 gr – 5 gr dicampur dengan larutan NaOH 3M dengan variasi waktu yang digunakan yaitu
30 menit, 45 menit dan 60 menit dan laju alir CO 2 yang digunakan adalah 0,05 L/min. untuk detailnya,
dapat dilihat pada Gambar 2.
Analisa Kandungan Senyawa Gas
Gas yang dihasilkan dianalisis menggunakan Multi Gas Detector Analyzer yang dapat mengukur
jenis dan kandungan senyawa dalam suatu sampel gas. Sampel yang diinjeksikan ke dalam instrumen ini
akan diubah menjadi fase uap dan akan mengalir melalui kolom kapiler dengan gas pembawa. Pemisahan
senyawa campuran menjadi senyawa tunggal terjadi berdasarkan perbedaan sifat kimia dan waktu yang
dibutuhkan khusus untuk masing-masing senyawa. Untuk detailnya, dapat dilihat pada Gambar 2.

7118
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.4, Oktober 2023 Hal 7116 - 71
e-ISSN : 2541-1934

Menimbang katalis
Ni/Al2O3 dan promotor
logam Fe sesuai variasi

Variasi lama waktu Memasukkan larutan


proses 30,45, dan Proses Metanasi NaOH 3M & Mensetting
60 menit pada saat Karbon Dioksida (CO2) Suhu (60oC)
proses metanasi

Produk Gas Analisa Multi


Metana (CH4) Gas Detector

Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Gas Metana dan Pengujian Gas


Sumber: Peneliti (2023)

3. Hasil dan Pembahasan


Penelitian ini dilakukan proses metanasi karbon dioksida (CO 2) menggunakan alat reaktor tipe Fixed
Bed Reactor yaitu reaktor yang berbentuk tabung silinder yang dipacu dengan partikel katalis padat dengan
reaktan yang mengalir melalui unggun dan dikonversi menjadi produk dengan mengalirkan cairan tersebut
dalam pipa secara berkelanjutan (Continuous), sehingga terjadi kontak langsung antara reaktan atau bahan
baku dengan partikel katalis [12]. Katalis yang digunakan pada penelitian ini yaitu katalis Ni/Al2O3 sebagai
support dan logam Fe sebagai promotor dengan bahan baku berupa karbon dioksida (CO 2) dan NaOH. Pada
penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan promotor logam Fe dan waktu operasi. Variasi promotor
logam Fe yang digunakan yaitu 1 gr - 5 gr dengan variasi waktu yang digunakan yaitu 30, 45 dan 60 menit.
Tujuan pemberian promotor ini adalah untuk menghasilkan aktivitas, selektifitas, dan efek stabilitas yang
diinginkan.
3.1 Hasil
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data mengenai hasil analisis gas yang dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Analisis Produksi Gas Metana (laju alir CO2 0,05 L/min)
Hasil Analisa (%)
Jumlah Promotor Waktu Operasi
No. CO2
Logam Fe (gram) (menit)
CH4 H2 (ppm)
1. 1 3,28 92,24 3,18
2. 2 3,64 91,74 3,32
3. 3 30 3,93 91,21 3,56
4. 4 4,54 90,05 4,11
5. 5 4,84 89,81 4,05
6. 1 5,78 88,64 4,28
7. 2 6,58 87,77 4,35
8. 3 45 7,73 86,73 4,24
9. 4 8,74 84,82 5,14
10. 5 8,95 84,49 5,26
11. 1 9,72 83,63 5,35
12. 2 10,76 82,66 5,28
13. 3 60 11,91 81,87 4,92
14. 4 12,25 81,82 4,63
15. 5 12,54 81,59 4,57
Sumber: Hasil Analisis (2023)
7119
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.4, Oktober 2023 Hal 7116 - 7122
e-ISSN : 2541-1934

3.2 Pembahasan
3.2.1 Pengaruh Variasi Promotor Logam Fe dan Waktu Operasi terhadap Gas CH 4
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pengaruh variasi promotor logam Fe dan variasi
waktu yang digunakan dalam pembuatan gas metana CH4 dari gas karbon dioksida CO2 dapat dilihat pada
Gambar 1 dibawah ini.

14

12

10
Gas CH4 (%)

8
30 menit
6
45 menit
4 60 menit
2

0
1 2 3 4 5
Jumlah Promotor Logam Fe (gr)

Gambar 1. Pengaruh Variasi Promotor Logam Fe dan Waktu Operasi Terhadap Gas CH4
Sumber: Hasil Analisis (2023)

Dari Gambar 1 diatas terlihat bahwa jumlah gas metana CH4 pada waktu 30 menit dengan jumlah
promotor logam Fe 1 gr cenderung lebih kecil yaitu sebanyak 3,28%, pada percobaan selanjutnya gas
metana yang dihasilkan mengalami kenaikan seiring berjalannya waktu yang digunakan dan penambahan
jumlah promotor logam Fe. Hal ini menunjukkan penambahan variasi jumlah promotor logam Fe dan
variasi waktu operasi yang digunakan terhadap gas metana CH 4 berbanding lurus, yang dimana pada
penelitian ini menggunakan variasi jumlah promotor logam Fe yaitu 1 gr sampai 5 gr dengan waktu yang
digunakan yaitu 30, 45 dan 60 menit dan juga kondisi tetap yang digunakan pada penelitian ini yaitu katalis
Ni/Al2O3 sebanyak 7 gram, NaOH 3M, laju alir CO 2 yaitu 0,05 L/min dan suhu yang digunakan ialah 60 oC.
Artinya semakin lama waktu operasi dan jumlah promotor logam Fe maupun kondisi tetap yang digunakan
maka semakin besar pula hasil gas metana yang diperoleh, dapat dilihat pada Gambar 1 gas metana CH4
tertinggi sebesar 12,54% dengan waktu yang diperoleh selama 60 menit dan jumlah promotor logam Fe
yaitu 5 gr. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan menggunakan katalis Ni
dengan kombinasi Al2O3 sebagai support dan logam Fe sebagai Promotor pada suhu rendah dengan
temperatur yang digunakan yaitu 100°C selama waktu 60 menit menghasilkan gas metana sebesar 10,07%
[11].
Katalis Ni/Al2O3 yang dipromosikan dengan logam Fe pada proses metanasi CO 2, hasil penelitian
menunjukkan bahwa penambahan logam Fe dapat meningkatkan aktivitas katalitik dan stabilitas termal
katalis Ni/Al2O3 [13]. Katalis Ni-Fe/Al2O3 menunjukkan kinerja katalitik terbaik karena penambahan logam
Fe mengubah sifat fisik katalis dan meningkatkan jumlah pusat aktif permukaan yang terpapar [14]. Logam
Fe sebagai promotor untuk katalis berbasis Ni dipelajari secara ekstensif. Promotor Fe dirancang untuk
membantu support atau komponen aktif. Salah satu contoh penting dari promosi support adalah untuk
mengendalikan stabilitas. Dengan adanya promotor Fe, support terlindungi dari segala gangguan dan
perubahan jangka panjang. Kebanyakan promotor Fe ditambahkan ke support untuk menghambat aktivitas
yang tidak diinginkan seperti pembentukan kokas [15].
3.2.2 Pengaruh Variasi Promotor Logam Fe dan Waktu terhadap Sisa Gas CO 2
Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat bahwa perbandingan antara variasi jumlah promotor logam Fe
dengan variasi waktu operasi yang digunakan untuk sisa gas CO 2 atau gas CO2 yang tidak bereaksi
mengalami penurunan. Lain hal nya pada Gambar 1 yang dimana semakin banyak jumlah promotor logam
Fe yang digunakan dan semakin lama waktu operasi maka jumlah gas metana meningkat sedangkan pada
Gambar 2 yang dialurkan pada Tabel 1 menunjukkan jumlah sisa gas CO2 yang dihasilkan menurun. Hal
ini berdasarkan pada penelitian [10], bahwa penurunan hasil gas CO2 dengan waktu operasi yang lebih lama
disebabkan CO2 masih tereduksi menjadi CH4 karena katalis nanopartikel Ni sangat aktif mereduksi CO 2

7120
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.4, Oktober 2023 Hal 7116 - 71
e-ISSN : 2541-1934

menjadi metana. Adapun persamaan reaksi keseluruhan reduksi NaHCO 3 menjadi metana dengan promotor
Fe sebagai reduktor dapat dilihat pada persamaan 1 dan 2 di bawah ini:

NaOH + CO2 → NaHCO3 (1)


NaHCO3 + 3Fe + 2H2O → CH4 + Fe3O4 + NaOH (2)

94
92
90
Sisa Gas CO2 (%)

88
86
30 menit
84
45 menit
82
60 menit
80
78
76
1 2 3 4 5
Jumlah Promotor Logam Fe (gr)

Gambar 2. Pengaruh Variasi Promotor Logam Fe dan Waktu Operasi Terhadap Sisa Gas CO2
Sumber: Hasil Analisis (2023)

3.2.3 Pengaruh Variasi Promotor Logam Fe dan Waktu terhadap Gas H 2


Gambar 3 menunjukkan bahwa jumlah gas H2 pada waktu 30 menit nilai H2 yang dihasilkan
mengalami peningkatan seiring bertambahnya promotor Fe, pada waktu 45 menit gas H 2 mengalami naik
turun, sedangkan pada waktu 60 menit gas H 2 yang dihasilkan mengalami penurunan, naik turunnya grafik
dikarenakan kondisi tetap seperti temperatur, konsentrasi NaOH dan juga jumlah katalis Ni/Al 2O3, dimana
temperatur yang digunakan yaitu 60°C. Konsentrasi NaOH sebesar 3M, katalis Ni/Al2O3 yang digunakan
yaitu sebanyak 7 gram dan laju alir CO2 yaitu 0,05 L/min.

5
Gas H2 (ppm)

3 30 menit
45 menit
2
60 menit
1

0
1 2 3 4 5
Jumlah Promotor Logam Fe (gr)
Gambar 3. Pengaruh Variasi Promotor Logam Fe dan Waktu Terhadap Gas H2
Sumber: Hasil Analisis (2023)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dengan menggunakan larutan NaOH 1M
dan katalis Ni, Al sebagai support dan logam Fe sebagai Promotor, dengan temperatur yang digunakan
yaitu 100°C, hasil yang didapat pada gas H2 selama 60 menit mengalami penurunan [11]. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadinya reaksi di dalam tabung reaktor yang mana membentuk gas H 2, namun gas
H2 yang terbentuk ini tidak bereaksi karena kurangnya teradsorpsi gas H 2 oleh nanopartikel Ni. Dapat
diartikan jika katalis Ni/Al2O3 yang digunakan bervariasi, maka hasil gas H2 yang dihasilkan juga semakin
banyak [10].

7121
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.4, Oktober 2023 Hal 7116 - 7122
e-ISSN : 2541-1934

4. Kesimpulan
Persentase hasil gas metana paling banyak yang dihasilkan secara in situ diperoleh pada sampel 15
dengan promotor logam Fe sebanyak 5 gr (variasi 1-5 gram) selama waktu 60 menit (variasi 30, 45, dan 60
menit) yaitu sebesar 12,54%. Semakin banyak jumlah promotor logam Fe dan semakin lama waktu yang
digunakan, maka semakin banyak gas metana (CH 4) yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan penambahan Fe
sebagai promotor dapat meningkatkan aktivitas katalis dan stabilitas termal katalis, sehingga katalis dapat
bekerja dengan baik dalam mengonversi CO2 menjadi gas metana. Berdasarkan hasil dari penelitian
sebelumnya serta dilihat dari grafik CH4 yang berbanding lurus, maka dapat disimpulkan bahwa pada
penelitian ini masih dapat dilanjutkan, namun karena alat yang dirangkai telah mencapai batas optimalnya,
maka kapasitas reaktor yang digunakan tidak cukup untuk menampung katalis dan promotor yang lebih
banyak, serta suhu digunakan juga sudah mencapai maksimum yaitu 60 oC.

5. Referensi
[1] Christhy, A. Sapulete, H. A. Lie, and Y. A. Priastiwi, “Sustainability Beton Metode Life Cycle
Assessment Studi Kasus: Limbah Beton Laboratorium Bahan dan Konstruksi Departemen Teknik
Sipil Universitas Diponegoro Semarang,” 2018.
[2] I. Energy Agency, “Global Energy Review: CO2 Emissions in 2021 Global emissions rebound
sharply to highest ever level,” 2021. [Online]. Available: www.iea.org/t&c/
[3] P. Gao, S. Li, X. Bu, S. Dang, Z. Liu, H. Wang, L. Zhong, M. Qiu , C. yang, J. Cai, W. Wei, Y. Sun
“Direct conversion of CO2 into liquid fuels with high selectivity over a bifunctional catalyst,” Nat
Chem, vol. 9, no. 10, pp. 1019–1024, Oct. 2017, doi: 10.1038/nchem.2794.
[4] K. Stangeland, D. Kalai, H. Li, and Z. Yu, “CO2 Methanation: The Effect of Catalysts and Reaction
Conditions,” in Energy Procedia, Elsevier Ltd, 2017, pp. 2022–2027. doi:
10.1016/j.egypro.2017.03.577.
[5] Y. K. Krisnandi, I. Abdullah, I. B. G. Prabawanta, and M. Handayani, “In-situ hydrothermal
synthesis of nickel nanoparticle/reduced graphene oxides as catalyst on CO2 methanation,” AIP Conf
Proc, vol. 2242, no. June, 2020, doi: 10.1063/5.0007992.
[6] G. Garbarino, F. Pungliese, T. Cavattoni, G. Busca, P. Costamagna “A study of Ni/La-Al2O3
catalysts: A competitive system for CO2 methanation,” Appl Catal B, vol. 248, pp. 286–297, Jul.
2019, doi: 10.1016/j.apcatb.2018.12.063.
[7] J. Martínez, E. Hernandez, S. Alfaro, R. Medina, G. Aguilar, E. Albiter, M. Valenzuela “High
selectivity and stability of nickel catalysts for CO2 Methanation: Support effects,” Catalysts, vol. 9,
no. 1, Jan. 2019, doi: 10.3390/catal9010024.
[8] P. Frontera, A. Macario, M. Ferraro, and P. L. Antonucci, “Supported catalysts for CO2 methanation:
A review,” Catalysts, vol. 7, no. 2. MDPI, Feb. 13, 2017. doi: 10.3390/catal7020059.
[9] S. Tada, S. Ikeda, N. Shimoda, T. Honma, M. Takahashi, A Nariyuki, S. Satokawa “Sponge Ni
catalyst with high activity in CO2 methanation,” Int J Hydrogen Energy, vol. 42, no. 51, pp. 30126–
30134, 2017, doi: 10.1016/j.ijhydene.2017.10.138.
[10] H. Zhong, G. Yao, X. Cui, P. Yan, X. Wang, and F. Jin, “Selective conversion of carbon dioxide
into methane with a 98% yield on an in situ formed Ni nanoparticle catalyst in water,” Chemical
Engineering Journal, vol. 357, pp. 421–427, 2019, doi: 10.1016/j.cej.2018.09.155.
[11] Liza, Yurika Dewi Safitri., “Optimasi Proses Metanasi CO2 Menggunakan Katalis Ni-Fe/Al2O3 pada
Suhu Rendah,” Tugas Akhir. Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya. 2022.
[12] O., Levenspiel., “Chemical Reaction Engineering 3rd,” New York: John Wiley and Sons, Inc.
International Edition. 1999.
[13] Y. Zhan, Y. Wang, D. Gu, C. Chen, L. Jiang, and K. Takehira, “Ni/Al2O3-ZrO2 Catalyst for CO2
Methanation: The Role of γ-(Al, Zr)2O3 Formation,” 2018. [Online]. Available:
http://www.elsevier.com/open-access/userlicense/1.0/
[14] C. Lv, L. Xu, M. Chen, Y. Cui, X. Wen, Y. Li, C. Wu, B. Yang, Z. Miao, X. Hu, Q Shou “Recent
Progresses in Constructing the Highly Efficient Ni Based Catalysts With Advanced Low-
Temperature Activity Toward CO2 Methanation,” Frontiers in Chemistry, vol. 8. Frontiers Media
S.A., Apr. 28, 2020. doi: 10.3389/fchem.2020.00269.
[15] Widi, Restu K., “Pemanfaatan Material Anorganik: Pengenalan dan Beberapa Inovasi di Bidang
Penelitian,” Yogyakarta: Deepublish. 2018.

7122

Anda mungkin juga menyukai