Abstrak
Soil stabilizer polymer hasil campuran lateks polyester tak jenuh Yukalac 157
BQTN-EX dengan lateks pekat karet alam (LPKA), disebut soil stabilizer termoset (SSTS).
Campuran ini homogen pada perbandingan 90/10 dan stabil hingga hari ke 28 penyimpa na n,
dapat digunakan sebagai perekat tanah pasir untuk meningkatkan sifat kekuatannya.
Melalui berinteraksi gugus polar pada polester dengan partikel tanah pasir diprediksi dapat
membentuk komposit yang memiliki sifat mekanis yang tangguh sebagai material jalan.
Hasil uji mekanis komposit tanah yang distabilkan dengan SSTS meningkat hingga
penambahan SSTS 35%. Kuat tekan meningkat hingga penambahan SSTS 25% dan
menurun pada penambahan lebih tinggi . Daya serap air menurun dengan peningkata n
jumlah SSTS. Hasil uji termal terdapat pergeseran puncak dari polyester, SSTS dan
komposit campuran SSTS dengan tanah pasir.
Kata kunci : soil stabilizer, polyester,lateks pekat karet alam, sifat mekanis, material jalan.
Email : sukatikwiryosentono@gmail.com
42
Rekayasa Sipil Volume XIV Nomor 1, April 2017 ISSN : 1858-3695
Soil stabilizer polimer dapat digunaka n untuk stabilisasi tanah pada konstruksi jalan
mengendalikan debu dan erosi tanah karena Penelitian di bidang soil stabilizer
dapat berinteraksi dengan partikel-partike l polimer ini sudah lama dilakukan.. Lateks
tanah dan mengisi pori-pori antar partikel polimer sudah digunakan untuk melapis i
tanah, cepat mengering menjadi lapisan permukaan jalan setapak dengan ketebalan
yang keras dan kenyal sehingga tanah bahan lebih dari 2 inci dapat memberi hasil
menjadi padat dan stabil menyebabkan daya yang baik dan dapat bertahan selama
dukung meningkat. Bahan ini dapat beberapa tahun (Roger Bergnann et al,
digunakan pada areal parkir, proyek 2000). Emulsi polymer dapat digunaka n
perkebunan dan daerah pemukiman, pada kondisi basah (Santoni et al 2003), emuls i
lereng bukit dan bahu jalan untuk Polyvinyl Asetat (PVA) dapat digunaka n
Practices Manual, Temporary Erision Bearing Ratio (CBR) tanah Sub-Grade pada
Management EC-8 SOIL BINDER, 2011). konstruksi jalan (K. Moto et al, 2004),
penggunaan PVA untuk melapisi jalan dan
. Penggunaan soil stabilizer polimer dapat memperbaiki terjadinya alur akibat
untuk perkerasan jalan sudah dilakukan oleh beban lalu lintas (Valencia et al., 2007).
negara-negara maju seperti Jepang, A.Marco da Silva et al, 2010,
Amerika Serikat, dan Eropa (Feldman, menggunakan poliakrilamida (PAM) dalam
1995). Malaysia dan Singapura juga telah penelitiannya untuk mengontrol erosi tanah
menggunakan soil stabilizer polimer untuk dan untuk mengurangi dampak proses
stabilisasi jalan raya dan airport (Wu Dong,
degradasi tanah. Sameer Vyas et al, (2011)
2008). Christopher 2010 melaporkan bahwa menggunakan berbagai jenis polimer untuk
Kanada memiliki sejarah penggunaan soil stabilisasi tanah dispersif. Para peneliti ini
stabilizer polimer yang baik, dan baru-baru telah menggunakan berbagai jenis polimer
ini telah dilakukan percobaan penggunaa n baik polimer alam maupun polimer sintetis,
soil stabilizer polimer di Alberta, namun pada aplikasi sebagai soil stabilizer
43
Rekayasa Sipil Volume XIV Nomor 1, April 2017 ISSN : 1858-3695
relative masih menggunakan satu jenis 2,08 juta ton (International Rubber Study
polimer. Maka dalam hal ini perlu Group = IRSG), sedangkan produksi karet
dikembangkan campuran beberapa polimer dunia telah melebihi permintaan negara
sebagai soil stabilizer. konsumen yang mengakibatkan harga karet
Disisi lain polyester tak jenuh alam cenderung berfluktuasi.
Yukalac 157 BQTN-EX sebagai polimer Dalam tulisan ini dijelaskan
termoset, merupakan perekat yang baik, pencampuran lateks polyester tak jenuh
memiliki sifat mekanis yang baik, sering Yukalac 157 BQTN-EX dengan LPKA dan
digunakan sebagai bahan perekat pada dijadikan sebagai soil stabilizer. Gugus
pembuatan papan partikel karena dapat polar polyester dengan agregat tanah pasir,
berinteraksi dengan baik dan kompatibel dapat berinteraksi membentuk campuran
dalam campuran bahan yang mengand ung tanah yang memiliki ikatan yang kuat yang
gugus polar pada rantainya (Pasaribu R, memiliki daya dukung yang baik dengan
2006; Ratri Pantoro, 2007). Interaksi antara karakteristik seperti yang diharapkan
gugus polar polyester dengan partikel tanah sebagai material jalan, lapisan permukaan
pasir terjadi Polimer ini dapat dijadikan penahan erosi, dinding waduk maupun
emulsi (lateks) dan berpotensi sebagai arena parkir. Ilustrasi mekanisme proses
bahan soil stabilizer. crossling polyester dan monomer styrene
Salah satu bahan alam hasil utama dengan bantuan katalis MEKP.
Indonesia yang berpotensi sebagai bahan
soil stabilizer adalah latek pekat karet alam
(LPKA). Indonesia merupakan negara
penghasil karet alam terbesar kedua setelah
Thailand. Pada tahun 2000 mencapai 1,56
juta ton, sementara pada thun 2005 telah
mencapai 2,3 juta ton (Kompas 2006).
namun konsumsi karet domestik masih
relatif rendah, pada tahun 2005 negara
berkembang termasuk Indonesia hanya 2,9
Gambar 1. Polyester tak jenuh.
juta ton, sementara AS 1,3 juta ton, China
44
Rekayasa Sipil Volume XIV Nomor 1, April 2017 ISSN : 1858-3695
46
Rekayasa Sipil Volume XIV Nomor 1, April 2017 ISSN : 1858-3695
40
32 Gambar 5 menunjukkan penambahan SSTS
26 29
22
20 14 15 17 pada tanah pasir dapat meningkatkan kuat
tekan dari 5% - 25% dengan nilai kuat tekan
0 yakni 15 – 37,3 kgf/cm2 . Pada 25%
5 10 15 20 S.S.TS
25 30 35 penambahan SSTS nilai kuat tekan
mencapai 3,6 MPa. Kuat tekan komposit
hasil campuran agregat tanah pasir dengan
Gambar 4. Hubungan % soil stabilizer
SSTS ini sudah memenuhi standar SNI 03-
dengan kuat lentur sampel.
6883-2002 yakni kuat tekan tanah yang
Penambahan SSTS juga
distabilkan harus memiliki kuat tekan 2,1 –
meningkatkan kuat lentur lentur sampel
2,8 MPa. Sementara kuat tekan tanah pasir
pada penambahan 5% - 35% yaitu 14 – 31
yang distabilkan dengan SSTP adalah 6,3
kgf/cm2 , hal ini disebabkan polyester
MPa dan dengan SSTS adalah 3,6 MPa. Hal
merupakan perekat yang baik dan juga
ini terjadi karena pori-pori antar agregat
karena adanya pembentukan ikatan antara
tanah pasir telah terisi oleh SSTS dan juga
partikel tanah pasir dengan ujung polar
akibat adanya gaya adhesi antara partikel
bahan soil stabilizer yakni poliester (Samer
agregat dengan soil stabilizer. Disamping
Vyes, 2011).
itu juga karena adanya pembentukan ikatan
47
Rekayasa Sipil Volume XIV Nomor 1, April 2017 ISSN : 1858-3695
kimia antara partikel tanah pasir dan gugus Gambar 6. Penharuh penmbahan soil
stabilizer dengan daya serap air
polar poliester pada SSTS. Adanya ikatan
kimia ini dapat meningkatkan sifat mekanis Dari gambar 6 terlihat bahwa daya
sampel (Samer Vyes, 2011). Secara umum serap air berkurang seiring dengan
penambahan soil stabilizer hingga jumlah peningkatan jumlah soil stabilizer, hal ini
tertentu dapat meningkatkan sifat mekanis karena partikel tanah pasir sangat porous
sampel. Namun pada penambahan pada dan bersifat polar yang memiliki affinitas
jumlah yang lebih besar, peningkatan sifat yang besar terhadap air. Dengan adanya soil
mekanis kurang signifikan (Ali Reza stabilizer akan mengisi poro-pori tanah
Zandieh et al, 2010). pasir dan membentuk ikatan kimia yang
dapat mengurangi gugus polar partikel
Analisis Daya Serap Air tanah pasir. Hal ini tentu akan mengura ngi
Pasir pada umumnya memiliki daya daya serap sampel terhadap air. Daya serap
serap air yang tinggi, hal ini disebabkan air sampel menggunakan SSTS minima l
karena pasir memiliki porousitas yang adalah 6,56% pada penambahan soil
tinggi, penambahan soil stabilizer dapat stabilizer 35%. Soil stabilizer merupakan
mengisi pori-pori antar partikel pasir dan bahan yang tahan terhadap air (water
mengikat partikel tanah pasir. Ikatan kimia resistant), sehingga semakin meningkat
yang terjadi yaitu antara partikel tanah pasir persentase penambahan SSTS dapat
yang mengandung SiO 2 dan soil stabilizer menurunkan daya serap air sampel. Nilai
memiliki gugus polar sehingga dapat daya serap air tanah pasir yang telah
mengurangi daya serap sampel terhadap air. distabilkan dengan SSTS ini hampir
memenuhi standar SNI-03 1969 – 1990.
20.00% Diketahui bahwa nilai daya serap pada
Water Absorb Point
SEM. Berikut adalah hasil foto SEM tanah pori-pori antar partikel tanah pasir ini.
pasir (gbr. 7a). Dari gambar terlihat bahwa Selain dari pada itu bahwa partikel tanah
permukaan butiran partikel tanah pasir pada pasir ini satu sama lain memiliki adhesi dan
skala 1 mm. Dari gambar terlihat adanya gaya ikat yang sangat rendah, sehingga
pori-pori antar partikel tanah pasir, pori-pori memiliki sifat mekanis yang rendah dan
ini diisi oleh udara. daya serap air yang tinggi. Penambahan soil
stabilizer diharapkan dapat mengisi dan
menggantikan posisi udara yang terkurung
di dalam pori-pori antar partikel tanah pasir,
dan juga berperan sebagai perekat (soil
binder) antara partikel tanah pasir, sehingga
dapat meningkatkan sifat mekanis material
tanah pasir.
Penambahan soil stabilizer
memperlihatkan adanya perubahan
Gambar 7. Hasil Foto SEM Pasir pada
perbesaran 2000x. permukaan yang signifikan. Rongga-rongga
tanah pasir yang semula terlihat besar-besar,
setelah adanya soil stabilizer rongga –
rongga tersebut terlihat semakin mengec il,
hal ini diperkirakan karena telah diisi oleh
soil stabilizer dan adanya interaksi kimia
antara molekul polyester dengan partikel
tanah pasir.
Analisis Termal
Gambar 8. Hasil Foto SEM Pasir/25%
SSTS pada perbesaran 2000x. Titik leleh SSTS dan komposit hasil
campuran tanah pasir dengan SSTS
Pemadatan material ini dapat ditentukan dengan metode differentia l
memperkecil pori-pori antar partikel tetapi thermal analysis. Analisis ini dilakukan
adakalanya sebagian udara terkurung dalam berujuan untuk mengetahui perubahan sifat-
49
Rekayasa Sipil Volume XIV Nomor 1, April 2017 ISSN : 1858-3695
sifat material terhadap suhu, yakni suhu Dari gambar 9 dan 10 terlihat ada
leleh, suhu terjadi oksidasi, suhu pergeseran suhu dekomposisi dari SSTS
dekomposisi maupun suhu penguapannya. (polyester + LPKA) 3500 C dan sampel
Pada material teknik perubahan sifat tanah pasir/SSTS menjadi 430 o C. hal ini
terhadap suhu ini sangat penting sebagai karena telah terjadi interaksi antara plyester
pertimbangan pada teknologi proses dengan partikel-partikel NR pada LPKA
maupun pada aplikasinya terutama titik dalam SSTS, dan juga telah terjadi interaksi
lelehnya. gugus C=O ester pada polyester dalam
SSTS dengan gugus polar SiO 2 pada tanah
pasir. Interaksi antara gugus polar pada
polyester dan partikel tanah memnyebabka n
adanya perubahan kekuatan ikatan kimia
yang ada sebelumnya dan hal ini akan
mempengaruhi suhu dekomposisinya
50
Rekayasa Sipil Volume XIV Nomor 1, April 2017 ISSN : 1858-3695
51
Rekayasa Sipil Volume XIV Nomor 1, April 2017 ISSN : 1858-3695