Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

TITRASI ASAM BASA

Di susun oleh:
1. Fuqoh Ngaesudin (2)
2. Indah Shinfiatul (4)
3. Pika Nur Khasanah (10)
4. Riski Dianingsih (12)
5. Septadi (14)

SMA MAARIF NU 1 SOKARAJA


BANYUMAS

TAHUN PELAJARAN 2015/2016


TITRASI ASAM BASA

I. Tujuan
Untuk menentukan konsentrasi HCl dengan titrasi menggunakan larutan NaOH 0,1 M

II. Dasar Teori


A. Titrasi Asam Basa
Titrasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk
menentukan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi
yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi dengan
sejumlah larutan yang dianalisis. Apabila dalan proses
titrasi melibatkan reaksi antara asam dan basa disebut
titrasi asam basa. Konsentrasi suatu asam ditentukan
dengan cara menitrasi asam dengan basa dengan basa yang
telah diketahui kadarnya, begitu pula sebaliknya. Dalam
titrasi asam basa, zat penitrasi disebut sebagai titran,
sedangkan zat yang dititrasi disebut titrat. Titran
merupakan larutan baku yang telah diketahui
konsentrasinya dan ditempatkan di dalam buret. Titrat
Gambar: Rangkaian alat
merupakan zat yang dianalisis dan belum diketahui
titrasi asam basa
konsentrasinya, ditempatkan dalam erlenmeyer yang
berada tepat di bawah buret berisi titran.

B. Titik Ekuivalen
Sebelum proses titrasi berlangsung, ke dalam titrat ditambahkan indikator asam basa untuk
mengetahui titik akhir titrasi. Indikator asam basa akan menunjukkan perubahan warna apabila titik
ekuivalen telah tercapai. Titik ekuivalen adalah keadaan yang secara stoikiometri titran dan titrat
tepat habis bereaksi. Saat titik ekuivalen tercapai, konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa
atau jumlah mol ekuivalen basa yang ditambahkan sama dengan jumlah mol ekuivalen asam yang
dinetralkan. Perubahan warna yang terjadi saat proses titrasi menandakan bahwa titrasi harus
dihentikan. Saat titrasi dihentikan, ini disebut titik akhir titrasi.
Rumus umus titrasi sebagai berikut:
Vasam x [H+] = Vbasa x [OH]
C. Macam-macam titrasi asam basa
Titrasi asam basa dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu titrasi asam kuat-basa kuat, titrasi asam
lemah-basa kuat, dan titrasi basa lemah-asam kuat. Titrasi asam basa dapat digambarkan dengan
sebuah grafik titrasi. Grafik titrasi menyatakan perubahan pH pada proses titrasi. Contoh titrasi asam
kuat-basa kuat terjadi pada larutan HCl dengan larutan NaOH.
Titik terjadi pada pH = 7 saat volume NaOH 25 ml.
Pada saat titrasi berlangsung daerah ekuivalen terjadi
perubahan pH yang cukup drastis. Titik ekuivalen dapat
ditunjukkan dengan indikator fenolftalein.
Persamaan reaksi:
HCl + NaOH NaCl + H2O
Reaksi ionnya:
H+ + OH H2O
III. Alat dan Bahan
IV.Alat dan Bahan :
V. Buret 50 mL Larutan HCl
VI. Erlenmeyer 250 mL Larutan NaOH 0,1 M
VII. Statif dan klem Indikator fenolftalein
VIII. Pipet tetes Akuades
IX. Gelas ukur 50 mL
X. Corong kaca
XI. Botol semprot
XII. Beker glass
XIII.
XIV. Cara kerja
1) Susunlah alat titrasi asam basa seperti gambar di bawah ini

XV.
2) Mengisi buret dengan larutan NaOH 0,1 M tepat sampai garis nol mL dengan bantuan corong kaca
3) Mengisi gelas ukur dengan larutan HCl sebanyak 10 mL lalu masukkan ke dalam erlenmeyer.
Tambahkan 3 tetes larutan indikator fenolftalein ke dalam larutan tersebut
4) Melakukan titrasi dengan meneteskan larutan HCl dari buret secara perlahan sampai terjadi
perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah muda. Penetesan harus dilakukan secara hati-
hati dan erlenmeyer terus-menerus digoyangkan.
5) Menghitung selisih volume semula dengan volume akhir larutan NaOH dalam buret dan catat
hasilnya. Hitung konsentrasi larutan HCl.
XVI.
XVII. Hasil pengamatan
XVIII.
XIX. Volume NaOH 0,1 M yang telah
No
digunakan
.
XX.
XXI. ..... mL
1.
XXII.
XXIII. ..... mL
2.
XXIV.
XXV. ..... mL
3.
XXVI.
XXVII. Perhitungan
a) Hitunglah volume rata-rata larutan NaOH!
b) Hitung konsentrasi larutan HCl!
XXVIII. Penyelesaian :
(10+11+12)
a) Vrata-rata = 3 = 11 mL

b) Konsentrasi larutan HCl


XXIX. V1 . [H+] = V2 . [OH]
XXX. V1 . M1 . i = V2 . M2 . i
XXXI. 10 . M1 = 11 . 0,1
XXXII. M1 = .... M
XXXIII. Pembahasan
XXXIV. Reaksi yang terjadi antara asam klorida dengan natrium hidroksida adalah
XXXV. HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
XXXVI. Pada praktikum titrasi larutan NaOH terhadap larutan HCl digunakan indikator
fenolftalein. Pada saat indikator fenolftalein ditambahkan larutan HCl, warna larutan HCl tetap
bening. Setelah dititrasi dengan larutan NaOH sebanyak 10 mL (percobaan pertama), 11 mL
(percobaan kedua), dan 9 mL (percobaan ketiga) larutan HCl berubah warna dari bening menjadi
merah muda/pink.
XXXVII. Kesimpulan
XXXVIII.Berdasarkan praktikum yang kami lakukan, maka kami menyimpulkan sebagai berikut:
XXXIX. Konsentrasi atau kadar larutan HCl dapat ditentukan melalui proses titrasi asam basa yaitu
dengan mereaksikan HCl (titrat) yang ditambahkan 3 tetes indikator femolftalein dengan larutan NaOH
(titran). Titrasi dihentikan ketika larutan HCl berubah warna dari bening menjadi merah muda. Volume
larutan NaOH yang digunakan dapat dihitung dengan melihat pada alat buret. Kemudian melalui
perhitungan diperoleh bahwa konsentrasi larutan HCl adalah 0,1 M.
XL.
XLI. Daftar purtaka
XLII. Alvachemis.2012.Daya Hantar Listrik Larutan
XLIII. (Online) http://fajri-alchemis.blogspot.com/2012/04/daya-hantar-listrik-larutan.html.
Diakses 24 Januari 2014
XLIV. Candra.2012.Laporan Praktikum Kimia
XLV. (Online) http://candradayanti.blogspot.com/2012/04/laporan-praktikum-kimia.html. Diakses
26 Januari 2014
XLVI. Hakim, Abdul.2011. Percobaan kimia (Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit)
XLVII. (Online) http://sainscamp.blogspot.com/2011/05/percobaan-kimia-larutan-elektrolit-
dan.html. Diakses 27 Januari 2014
XLVIII. Utomo, Galih.2010.Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
XLIX. (Online) http://mediabelajaronline.blogspot.com/2010/03/larutan-elektrolit-dan-non-
elektrolit.html. Diakses 25 Januari 2014
L.
LI.

Anda mungkin juga menyukai