Percobaan 02
NIM : 10514049
Kelompok :5
Asisten : Ira
LABORATORIUM BIOKIMIA
2017
diatas masukkan 50 L air kran dan aquadest pada masing-masing cawan petri .
kemudian diratakan pada permukaan agar dengan batang L yang telah direndam
dalam etanol dan dipanaskan pada api bunsen.setelah merata , ditutup cawan petri
tersebut dan dibungkus dengan plastik wrap.Dinkubasi selama 24 jam pada suhu 37
.
V. Data pengamatan
Tabel 1 : Foto pengamatan media tumbuh setelah dilakukan inkubasi
Inokulasi dengan
jarum ose pada
cawan petri media
agar (streak)
Inokulasi dengan
jarum ose pada
media cair
Menggunakan
batang L pada cawan
petri media agar
(spread)
VI.Pembahasan
Mikroorganisme memerlukan nutrien pada media tumbuh untuk berkembang.Media
tumbuh yang biasa digunakan berupa media NB (Nutrient brooth) dan NA(Nutrient Agar).
Nutrient brooth berisi 0,3 % beef ekstrak , 0,5 % NaCl , 0,3 % pepton .Pada media agar (NA)
berisi kandungan yang sama dengan NB akan tetapi ditambahkan dengan 2% agar sehingga
pada NA akan berwujud padat sedangkan NB akan berwujud cair.Fungsi dari beef ekstrak
adalah sebagai kandungan karbohidrat sedangkan pepton berfungsi sebagai sumber protein
yang mengandung unsur nitrogen .Garam NaCl berfungsi sebagai ion penyeimbang yang
membantu dalam kegiatan metabolisme dan air yang digunakan untuk menjaga homostatik
dalam sel (Hadietomo,1993).Dalam mempersiapkan media tumbuh harus diperhatikan teknik
sterilisasi yang dilakukan dengan metoda aseptik. Prinsip bekerja dengan metoda aseptik
adalah menghilangkan mikroba pengganggu yang akan mempengaruhi pertumbuhan
mikroorganisme yang diinginkan.Larutan media yang dibuat harus dimasukkan ke dalam
autoklaf, bertujuan agar mikroba yang terkandung dalam larutan media tumbuh dapat mati
dengan adanya uap panas yang ditimbulkan oleh air yang mendidih dalam autoklaf.Pada
pengeporeasian autoklaf digunakan tekanan 15 psi dan suhu 121 .pemilihan suhu ini
didasarkan pada setiap tekanan berbeda, air memiliki suhu didih tertentu.Pada keadaan ini
tekanan yang dipakai adalah 15 psi sehingga suhu yang digunakan adalah 121 agar air
dapat mendidih, sama halnya bila bekerja pada tekanan 1atm maka air akan mendidih pada
suhu 100 ,sehingga suhu autoklaf akan diatur pada suhu tersebut.
dipilih karena bakteri dapat tumbuh dalam waktu 18 jam dan akan sempurna
perkembangannya bila lebih dari 18 jam.Suhu 37 dipakai karena bakteri E coli yang
Setelah dilakukan inkubasi terhadap media tumbuh agar, tidak ditemukan adanya
bintik ataupun garis yang menunjukkan pertumbuhan koloni bakteri sehingga dapat
dipastikan bahwa pembuatan media tumbuh agar, sudah berhasil dilakukan dengan metoda
aseptik yang bebas terhadap mikroorganisme pengganggu.
Selanjutnya, dilakukan pemindahan bakteri dari satu media ke media baru yang
dikenal dengan teknik inokulasi.bakteri yang dipindahkan disebut dengan inokulum.
inokulasi mikroba umumnya menggunakan alat yang disebut sebagai jarum ose yang
berfungsi menginokulasi kultur mikroba serta memindahkan suatu kultur mikroba (koloni)
pada suatu media ke media lainnya. Jarum ose terdiri atas dua macam yaitu loop inoculation
dan needle innoculation. Perbedaanya, loop innoculation sering dipakai untuk memindahkan
bakteri sedangkan needle innoculation dipakai untuk memindahkan spora terutama pada
bahagian hifanya.Selain itu, needle innoculation juga dapat dipakai untuk inokulasi dengan
metoda tusuk.Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni ataupun
inokulasi mikroba antara lain:
1. Metoda streak
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu,
tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan latihan.
Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum
digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawan petri dengan jarum pindah
(lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup
terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni. Cara penggarisan dilakukan pada
medium pembiakan padat bentuk lempeng. Ada beberapa teknik dalam metode
goresan, antara lain:
2. Metoda tebar
Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar dalam cawan petri
(petridish) dengan menggunakan batang kaca yang bengkok (batang L) dan steril.
Inokulasi dengan metodaa tebar memiliki keuntungan karena pertumbuhan koloni
menjadi lebih merata.
3. Metode tuang
4. Metode tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum
ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media.
Selanjutnya, dilakukan pula inokulasi pada media cair dengan menggunakan metoda
aseptik yang sama , perbedaanya hanya terletak pada media tumbuh yang digunakan yaitu
dengan menggunakan media nutrient brooth tanpa menggunakan agar.Setelah proses
inokulasi siap, media dinkubasi pada inkubator selama 24 jam pada suhu 37
sedangkan pada media cair dilakukan inkubasi pada shaker dengan kecepatan 1600 rpm dan
suhu 37 .Perbedaan perlakuan ini disebabkan pada media agar berbentuk padat media
sudah homogen,sedangkan pada media cair ,blarutan media harus selalu homogen sehingga
pertumbuhan bateri semakin optimal.Setalah dilakukan inkubasi , terdapat adanya
kontaminan pada media agar,kontaminan ini dapat disebabkan adanya kontaminan dari udara
yang masuk dan metoda aseptik yang masih kurang baik.Untuk kontaminan yang berasal dari
udara dapat dihindari dengan memakai Laminar Flow dan Biological Cabinet Safety.Kedua
alat ini memiliki prinsip yang sama dimana , udara yang ada pada saat bekerja dalam cabinet
atau kotak selalu dikontrol dengan menyaring udara yang masuk dalam cabinet , sehingga
kontaminan dari udara dapat dihindari.Pada media cair bakteri, dapat tumbuh ditandai
dengan media tumbuh yang keruh setelah inkubasi jika dibandingkan dengan kontrol negatif.
Kekurangan menggunakan media cair adalah tidak dapat membedakan mikroorganisme ada
kontaminan atau tidak, dikarenakan indikator bakteri yang tumbuh hanya dapat dilihat dari
perubahan yang terjadi pada media yang dibandingkan dengan kontrol negatif,sehingga
kemurniannya hanya bisa dilihat dengan bantuan mikroskop.Selain itu ,jika ada kontaminan
sangat sulit memisahkanya secara langsung dan hanya bisa jika mikroorganisme dipindahkan
ke medium agar padat.
Metoda inokulasi lainnya adalah metoda tebar dengan menggunakan batang L.batang
L berfungsi untuk menebarkan mikroorganisme yang ditumbuhkan ke media padat dengan
merata.Mikroorganisme yang akan ditebarkan harus disuspensikan ke dalam larutan sehingga
dapat dinokulasi dengan baik dan merata dengan batang L.Pada percobaan, digunakan sampel
cuplikan dengan air aqua dm dan air kran.Setalah dilakukan inkubasi dengan kondisi yang
sama dengan sebelumnya didapatkan pertumbuhan mikroba yang memiliki morfologi koloni
berbentuk titik putih.Pertumbuhan koloni terbanyak adalah pada air kran.Hal ini
disebabkan,saluran air kran yang tidak dibersihkan dan air yang yang ada pada kran
bahagian mulut kran yang bersentuhan dengan udara kemungkinan besar terdapat mikroba
yang berasal dari udara .Pada aqua dm tumbuh mikroba dikarenakan botol aqua dm yang
digunakan tidak steril dan telah terkontaminasi dengan udara.Hal itulah yang mendasari
mengapa air minum yang berasal dari air mentah (air kran atau air sumur),harus direbus
terlebih dahulu,yakni dengan tujuan agar bakteri yang terdapat didalamnya dapat mati dengan
adanya pemanasan.Aqua dm yang digunakan juga harus di masukkan ke autoklaf sebelum
digunakan dalam percobaan yang menyangkut mikroorganisme supaya kontaminasi dari
mikroorganisme yang tidak diinginkan dapat dihindari.
VII. Kesimpulan
Telah dibuat media padat agar dengan hasil setalah dilakukan inkubasi tidak terdapat
pertumbuhan mikroorganisme.Inokulasi dengan menggunakan jarum ose pada medium agar ,
setelah diinkubasi tedapat mikroorganisme di luar jalur streak, yang menandakan bahwa
terdapat mikroorganisme yang tumbuh selain E coli.Pada medium cair , terjadi adanya
pertumbuhan bakteri setelah dilakukan inkubasi.Aqua dm dan air kran mengandung bakteri
setelah diinokulasi dan di inkubasi pada cawan petri medium agar.
VIII. Daftar Pustaka