Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN DIMASA DINASTI ABBASIYAH

Oleh

RAHMAT HIDAYAT
12010216548
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT., karena  atas rahmat, karunia,  dan kuasa-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pendidikan Islam
pada Masa Dinasti Abbasiyah” tanpa ada halangan apapun sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW., para
sahabatnya dan kepada umatnya hingga akhir zaman.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis  menyadari bahwa makalah ini
tidak akan tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai sumber
referensi baik internet maupun buku. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tidak
lupa juga penulis mengucapkan banyak terima kasih atas berbagai sumber
referensi demi tersusunnya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak luput dari
kekurangan. Untuk itu, saran dan kritik konstruktif yang membangun sangat
penulis  harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak
kesalahan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
pada umumnya bagi pembaca.   

Pekanbaru November

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 1
1.3 Tujuan .................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 2
2.1 Pengertian Pendidikan ......................................................................... 2
2.2 Keadaan Pendidikan Pada Masa Bani .................................................. 3
2.3 Tujuan Pendidikan Pada Masa Abbasiyah............................................ 4
2.4 Lembaga Pendidikan Masa Abbasiyah................................................. 5
2.5 Metode Pengajaran Pada Masa Abbasiyah........................................... 8
BAB II PENUTUP ....................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 9
3.2 Saran..................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam rentangan sejarah panjang peradaban Islam, tampilnya Daulah
Abbasiyah sebagai pemegang kekhalifahan yang menggantikan Daulah Umayyah,
ternyata membawa corak baru dalam budaya Islam, terutama dalam bidang
pendidikan.
Pada permulaan masa Abbasiyah, Pendidikan dan pengajaran sangat pesat
diseluruh negara Islam sehingga lahirlah sekolah-sekolah yang tak terhitung
banyaknya, tersebar dari kota-kota sampai desa-desa.
Seiring dengan berjalannya waktu dan adanya pergantian khalifah dari suatu
khalifah ke khalifah lain, pendidikan Islam mulai mengalami kemunduran.
Sebagaimana terlihat pada periodesasi khalifah Abbasiyah yang kemundurannya
terjadi pada periode kedua. Namun demikian, benih-benih kemunduran sudah
terjadi pada periode pertama, hanya karena khalifah ini sangat kuat, benih-benih
tersebut tidak sempat berkembang.
Disamping adanya faktor internal, faktor eksternal juga yang menyebabkan
khalifah Abbasiyah menjadi mundur, masing-masing faktor tersebut tentunya
saling terkait satu sama lain dan tentunya berpengaruh terhadap pelaksanaan
pendidikan Islam didunia.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa maksud dari Pendidikan Islam?
2. Bagaimana keadaan pendidikan pada masa Bani Abbasiyah?
3. Apa tujuan, lembaga, dan metode dari pendidikan pada masa Bani
Abbasiyah?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari pendidikan Islam
2. Untuk mengetahui bagaimana keadaan, tujuan, lembaga dan metode
pembelajaran masa Bani Abbasiyah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan


Pendidikan adalah usaha untuk memanusiakan manusia. Tanpa pendidikan
manusia tidak akan menjadi manusia dalam arti sebenarnya, yaitu manusia yang
utuh dengan segala fungsinya, baik fisik maupun psikis.
Istilah pendidikan pada konteks Islam pada umumnya mengacu kepada
maksud al-tarbiyah, al- ta’dib, al ta’lim. Untuk itu perlu dikemukakan uraian dan
analisis kepada ketiga istilah tersbut.
a. al- Tarbiyah
Istilah penggunaan al- Tarbiyah berasal dari kata rabb. Walaupun
istilah ini memiliki banyak arti, akan tetapi pengertian dasarnya
menunjukkan makna tumbuh, berkembang, memelihara, merawat,
mengatur, dan menjaga kelestarian atau eksistensinya.
Dalam konteks yang luas, pengertian pendidikan Islam yang dikandung
dalam istilah al-tarbiyah terdiri atas empat unsur pendekatan yaitu;
 memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa,
 mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan,
 melaksanakan pendidikan secara bertahap
b. al- Ta’lim
Istilah al- Ta’lim telah digunakan sejak periode awal pelaksanaan
pendidikan Islam. Rasyid Ridha mengartikan al- ta’lim sebagai proses
transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya
batasan dan ketentuan tertentu.
c. al- ta’dib
Istilah ini berarti pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur
ditanamkan ke dalam diri manusia (peserta didik).

2
2.2 Keadaan Pendidikan Pada Masa Bani Abbasiyah
Sejak lahirnya agama Islam, lahirlah pendidikan dan pengajaran Islam.
Pendidikan dan pengajaran Islam itu terus tumbuh dan berkembang pada masa
khalifah Rasyidin dan masa umayah. Pada masa permulaan Abbasiyah,
pendidikan dan pengajaran berkembang dengan sangat hebatnya di seluruh negara
Islam, sehingga lahir sekolah-sekolah yang tidak terhitung banyaknya.
Sebagaimana banyak dicatat dalam berbagai sumber sejarah, bahwa zaman
dinasti Abbasiyah adalah zaman keemasan Islam (golden age) yang ditandai oleh
kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan peradaban yang
mengagumkan, yang dapat dibuktikan keberadaannya, baik melalui berbagai
sumber informasi dalam buku-buku sejarah maupun melalui pengamatan empiris.
Ilmu pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting dan
mulia. Para khalifah dan pembesar lainnya membuka kemungkinan seluas-luasnya
untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Kemajuan yang dicapai oleh Bani Abbasiyah, khususnya dalam bidang ilmu
merupakan puncak kejayaan Islam sepanjang sejarah. Hal ini disebabkan karena
a. Situasi dan kondisi sangat menunjang
b. Keterlibatan semua pihak secara ikhlas dan sungguh-sungguh
c. Adanya kemerdekaan dan kebebasan berfikir yang membuat umat Islam
menjadi sangat dinamis dan kreatif, jauh dari sikap fatalis dan taklid.
Perkembangan ini juga membawa Bani Abbasiyah menjadi terhormat dalam
kebudayaan, peradaban serta dunia pemikiran dan filsafat. Pada masa ini juga
terlahir ulama-ulama besar seperti:
a. Bidang hukum: Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’i, Imam
ibn Hambal.
b. Bidang teologi: Imam al Asy’ari, Abu al Huzail, al Nazzam, al Jubba’i.
c. Bidang mistisisme atau tasawwuf: Zunnun al Misri, Abu Yazid al
Bustami, al Hallaj.
d. Bidang filsafat: al Kindi, al Farabi, ibnu Sina, ibnu Maskawaih.
e. Bidang ilmu pengetahuan: ibnu Al Hazam, Ibnu Hayyan, al Khawarizmi,
al Mas’udi, al Razi.

3
2.3 Tujuan Pendidikan Pada Masa Abbasiyah
a. Tujuan keagamaan dan akhlak
Seperti pada masa sebelumnya. Anak-anak dididik dan diajar membaca
dan menghafal al- Qur’an karena hal itu suatu kewajiban dalam agama,
supaya mereka mengikuti ajaran agama dan berakhlak menurut agama.
Begitu juga mereka diajar ilmu tafsir, hadis dan sebagainya adalah karena
tuntutan agama.
b. Tujuan kemasyarakatan
Yaitu pemuda-pemudi belajar dan menuntut ilmu, supaya mereka dapat
mengubah dan memperbaiki masyarakat, dari masyarakat yang penuh
kejahilan menjadi masyarakat yang berilmu pengetahuan.
Ilmu-ilmu yang diajarkan di madrasah-madrasah, bukan hanya ilmu
agama dan bahasa Arab, namun juga ilmu duniawi yang berfaedah untuk
kemajuan masyarakat.
c. Cinta akan ilmu pengetahuan
Maksudnya mereka belajar tak mengharapkan keuntungan apa-apa,
selain dari mendalami ilmu pengethuan. Mereka melawat ke seluruh
negara Islam untuk menuntut ilmu, tanpa memperdulikan susah payah
dalam perjalanan. Tujuan mereka tidak lain karena haus akan ilmu
pengetahuan.
d. Tujuan kebendaan
Mereka menuntut ilmu supaya mendapatkan penghidupan yang layak,
pangkat yang tinggi, bahkan kalau memungkinkan ingin mendapatkan
kemegahan dan kekuasaan di dunia ini. Seperti tujuan sebagian orang
pada saat ini.
Seorang Ulama, An- Namiry al Quthuby menerangkan bahwa tujuan
pendidikan pada masa Abbasiyah yakni: Tuntutlah ilmu karena ilmu itu menjadi
penolong dalam agama (tujuan keagamaan), menajamkan otak (tujuan ilmiyah),
teman ketika sendirian (kemasyarakatan), berfaedah dalam majelis-majelis
(kemasyarakatan), dan menarik harta benda (tujuan kebendaan).

4
2.4 Lembaga Pendidikan Masa Abbasiyah
Pada zaman dinasti Abbasiyah ini telah berkembang pula lembaga
pendidikan. Berikut ini beberapa lembaga pendidikan yang berkembang pada
masa dinasti Abbasiyah.
a. Kuttab atau Maktab
Kuttab atau maktab, berasal dari kata kataba yang berarti menulis atau
tempat menulis. Namun pada akhirnya memiliki pengertian sebagai lembaga
pendidikan dasar yang mengajarkan membaca dan menulis, kemudian
meningkat kepada pengajaran al- Qur’an dan pengetahuan agama tingkat
dasar.
Namun demikian ada juga yang membedakan antara kuttab dan
maktab. Bedanya disini adalah bahwa maktab adalah istilah lembaga
pendidikan Islam untuk zaman modern, sedangkan kuttab adalah istilah
lembaga pendidikan Islam untuk zaman klasik.
b. Masjid
Fungsi masjid bukan sekedar sebagai tempat beribadah saja,
melainkan juga berfungsi sebagai pusat kegiatan pendidikan dan
kebudayaan. Agaknya yang menjadikan masjid sebagai salah satu pusat
kegiatan pendidikan ialah karena materi pembelajaran yang diajarkan pada
tahun-tahun pertama lahirnya Islam adalah mata pelajaran agama yang tentu
saja erat pertaliannya dengan masjid. Bahkan masjid di kala itu juga
berfugsi sebagai tempat peradilan, tempat tentara berkumpul dan lainnya.
c. Istana
Pendidikan di istana ini daulah dan keluarganya serta pembesar istana
lainnya berusaha mempersiapkan anak-anaknya agar sejak kecil sudah
diperkenalkan dengan lingkungan dan tugas-tugasnya yang akan
diembannya nanti. Oleh karena itu, mereka memanggil guru-guru khusus
untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka.
Di istana orang tua muridlah (para pembesar istana) yang membuat
rencana pembelajaran sesuai dengan yang dikehendaki, sejalan dengan
tujuan serta tanggung jawab yang akan dihadapi sang anak kelak.

5
d. Perpustakaan
Perpustakaan pada masa Abbasiyah digunakan sebagai tempat belajar
mengajar dengan arti yang luas, yaitu belajar bukan hanya menerima ilmu
dari guru sebagaimana yang umumnya dipahami, melainkan kegiatan
belajar yang bertumpu pada aktivitas siswa. Seperti belajar dengan cara
memecah masalah, eksperimen, belajar sambil bekerja, inquiry (penemuan).
Perpustakaan dikatakan sebagai lembaga pendidikan karena pada
masa itu, buku-buku sangat mahal harganya, ditulis dengan tangan,
sehingga hanya orang-orang kaya saja yang bisa memiliki secara pribadi.
Oleh karena itu, masyarakat umum pecinta ilmu, tentu memanfaatkan
perpustakaan ini sebagai sarana memperoleh ilmu pengetahuan.
e. Toko buku (al- Hawanit al- Warraqien)
Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan pada masa Abbasiyah
mendorong lahirnya pengarang, dan lahirnya pengarang juga mendorong
lahirnya industri perbukuan, sehingga terciptanya toko-toko buku yang
dalam bahasa Arab disebut al- Hawanit al Wariqien.
Toko-toko buku ini tidak saja menjadi pusat pengumpulan dan
penyebaran (penjualan) buku-buku, tetapi juga menjadi pusat studi dengan
lingkaran-lingkaran studi berkembang didalamnya.
f. Rumah para ilmuwan (Bait al-Ulama’)
Beberapa ilmuwan menjadikan rumah mereka sebagai lembaga
pendidikan antara lain seperti rumah Abi Muhammad ibnu Hatim, al- Razi,
al- Hafiz dalam mempelajari ilmu-ilmu Hadist. Rumah Ibnu Sina dalam
mempelajari ilmu kedokteran. Dan rumah Abi Sulaiman, al Sajastani dalam
mempelajari ilmu filsafat dan ilmu mantiq.
Diadakannya lembaga pendidikan di rumah ilmuwan dilator belakangi
kemungkinan pertimbangan sebagai berikut:
1)      Rumah ini dapat digunakan untuk membicarakan hal-hal yang bersifat
khusus.
2)      Situasi dan kondisi guru yang mengajar agak terbatas, misalnya terlalu
sibuk, lelah, agak tua, dan lain-lain.

6
3)      Adanya anggapan bahwa mendatangi guru untuk belajar lebih baik dari
pada guru yang mendatangi murid. 
g. Al- Ribath
Al- Ribath dalam arti yang umum adalah tempat untuk latihan,
bimbingan, dan pengajaran bagi calon sufi. Al- Ribath juga tempat kajian
kaum sufi yang ingin menjauhkan diri dari kehidupan duniawi dan
mengonsentrasikan diri untuk semata-mata beribadah. Juga memberikan
perhatian terhadap keilmuan yang dipimpin oleh syeikh yang terkenal
dengan ilmu dan keshalehannya.
h. Az- Zawiya
Az- Zawiyah adalah tempat yang berada dipinggir masjid yang
digunakan untuk melakukan bimbingan wirid dan zikir untuk mendapatkan
kepuasan spiritual.
i. Madrasah
Madrasah adalah lembaga pendidikan tingkat dasar dan menengah
yang mengajarkan ilmu agama dan ilmu lainnya .
Ahmad Tsalabi berpendapat bahwa ketika minat masyarakat untuk
mempelajari ilmu pengetahuan yang ada di masjid meningkat, dan hal
tersebut menimbulkan kegaduhan akibat suara para pengajar dan siswa yang
saling berdiskusi sehingga mengganggu kekhusukan shalat. Maka mulai
dipikirkan adaanya tempat mempelajari ilmu yang dirancang secara khusus
serta dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
Selain itu madrasah juga didirikan dengan tujuan untuk
memasyarakatkan ajaran dan paham keagamaan dan ideologi tertentu.
j. Sanggar sastra (al- Sholun al- Adabiyah
Sanggar sastra ini mulai berkembang pada masa bani Umayyah,
kemudian berkembang pesat pada zaman Abbasiyah. Hal ini sejalan dengan
kebiasaan khalifah pada zaman Islam yang biasanya merencanakan program
dalam urusan yang bersifat duniawi, namun meminta fatwa dari segi agama.
Atas dasar ini syarat terpenting seorang khalifah yaitu memiliki ilmu yang
dibutuhkan untuk berijtihad.

7
2.5 Metode Pengajaran Pada Masa Abbasiyah
Pada masa Dinasti Abbasiyah metode pendidikan yang digunakan adalah
sebagai berikut:
a. Metode lisan
b. Yaitu berupa dikte, ceramah, qira’ah dan diskusi. Pengguaan metode dikte
dianggap baik dan aman karena dengan metode ini murid mempunyai
catatan yang akan membantunya ketika ia lupa. Dan metode ini juga sangat
penting karena pada masa klasik buku-buku cetak sulit dimiliki. Metode
ceramah disebut juga metode al- sama’, sebab dalam metode ini guru
menjelaskan isi buku dengan hafalan, sedangkan murid mendengarkannya.
Metode qira’ah biasanya digunakan untuk belajar membaca, sedangkan
diskusi merupakan metode yang khas pada masa ini, namun pada masa
klasik juga digunakan.
c. Metode menghafal
Yaitu murid-murid harus membaca secara berulang-ulang pelajarannya
sehingga pelajaran tersebut melekat pada benak mereka. Sehingga dalam
proses selanjutnya, murid akan mengeluarkan kembali dan
mengkonseptualisasikan pelajaran yang dihafalnya, sehingga dalam diskusi
dan perdebatan murid dapat merespon, mematahkan lawan, atau
memunculkan sesuatu yang baru.
d. Metode hafalan ini biasanya dipakai pada jenjang pendidikan dasar, karena
seorang murid masih dapat menyerap apa yang ia hafalkan dibandingkan
digunakan pada jenjang tinggi, walaupun pada jenjang tinggi juga masih
terdapat metode hafalan sekalipun.
e. Metode tulisan
Metode tulisan adalah pengkopian karya-karya ulama. Dalam
pengkopian buku-buku terjadi proses intelektualisasi hingga tingkat
penguasaan ilmu murid semakin meningkat.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keadaan pendidikan masa Dinasti Abbasiyah sangatlah berkembang pesat,
karena terdapat beberapa faktor yang mendukung hal tersebut.
Tujuan pendidikan pada masa Dinasti Abbasiyah yaitu untuk
a)      keagamaan dan akhlak
b)      kemasyarakatan
c)      cinta akan ilmu
d)     kebendaan.
Lembaga pendidikan pada masa Dinasti Abbasiyah adalah, kuttab, masjid,
istana, perpustakaan, toko buku rumah para ilmuwan, al- Ribath, az- Zawiyah,
madrasah, sanggar seni.
Metode pengajaran yang dilakukan pada Dinasti Abbasiyah ini
dikelompokan menjadi tiga, yaitu:
a)      Lisan
b)      Menghafal
c)      Tulisan

3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini, pemakalah menyadari bahwa masih terdapat
kesalahan dan kekurangan dalam hasil makalah yang telah dibuat. Dan masih
terdapat kekurangan dalam materi serta sumber rujukan pada makalah, sehingga
kami sangat berharap kritik dan juga saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini dan dimasa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama bagi
penulis sendiri.

9
DAFTAR PUSTAKA

Al- Rasyidin dan Nizar, Samsul. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Ciputat: Ciputat
Press.

Nata, Abuddin. 2011. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.

Nizar, Samsul. 2013. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.

Rahmawati. 2005. Pendidikan Berbasiskan Islam. Padang: haifa Press.

Ramayulis. 2011. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Suwito. 2008. Sejarah Sosial Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.

Suwendi. 2004. Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada.

Yunus, Mahmud. Sejarah Pendidikan Islam. Hidakarya agama.

10

Anda mungkin juga menyukai