KLT-SPEKTROFOTODENSITOMETRI
DISUSUN OLEH:
GELOMBANG IV
KELOMPOK 1
DENPASAR
2021
PRAKTIKUM IV
KLT-SPEKTROFOTODENSITOMETRI
I. TUJUAN
I.1 Mengetahui prinsip dan cara pemisahan sampel dengan menggunakan
metode KLT
I.2 Mampu mengidentifikasi BKO pada sediaan jamu
Parasetamol
BM : 151,16
Rf
Serbuk yang telah ditimbang dan diberi label dicampur dalam mortir
dan digerus dengan stamper hingga homogen
↓
10 cm
8 cm
6cm
4 cm
Berikut adalah hasil dari identifikasi BKO pada Jamu Pegal Linu XXXX dengan
sistem kromatografi yang sama dengan pengujian praktikum materi 4 sebelumnya.
- Didapatkan kromatogram seperti diatas
- Serta dilakukan juga identifikasi spektrum dimana didapatkan data sebagai
berikut:
No Spot Kemiripan dengan spektrum baku parasetamol
1 A 95%
2 B 99%
3 C 50%
Maka tentukanlah:
1. Rf dan HRf dari masing-masing spot
2. Tentukan apakah ada BKO parasetamol pada sediaan jamu? Jelaskan
alasan kalian!
PERHITUNGAN :
Rf dan HRf
- Rf
Rfa = 8 / 10 = 0,8
Rfb = 6 / 10 = 0,6
Rfc = 4 / 10 = 0,4
- HRf
VII. PEMBAHASAN
Definisi obat tradisional menurut Undang-Undang No. 23 tahun
1992 adalah bahan atau ramuan atau bahan berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran
dari bahan-bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan
untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 007 Tahun 2012 Tentang
Registrasi Obat Tradisional, bahwa obat tradisional dilarang
mengandung bahan-bahan yang berbaya bagi tubuh manusia
(Saputra,2015).
Sampai saat ini Badan POM masih menemukan beberapa produk
obat tradisional yang didalamnya dicampuri bahan kimia obat (BKO).
Bahan kimia obat (BKO) di dalam obat tradisional inilah yang menjadi
titik pemasaran bagi produsen. Hal ini kemungkinan disebabkan
kurangnya pengetahuan produsen akan bahaya mengkonsumsi bahan
kimia obat secara tidak terkontrol baik dosis maupun cara
penggunaannya atau bahkan semata-mata demi meningkatkan
penjualan karena konsumen menyukai produk obat tradisional yang
bereaksi cepat. Konsumen yang tidak menyadari adanya bahaya dari
obat tradisional yang dikonsumsinya, apalagi memperhatikan adanya
kontra indikasi penggunaan beberapa bahan kimia bagi penderita
penyakit tertentu maupun interaksi bahan obat yang terjadi apabila
pengguna obat tradisional sedang mengkonsumsi obat lain, tentunya
sangat membahayakan.
Pada praktikum ini dilakukan identifikasi paracetamol dalam obat
tradisional tepatnya pada jamu pegal linu xxx dilakukan dengan
metode kromatografi lapis tipis (KLT). Praktikum ini bertujuan
mengetahui prinsip dan cara pemisahan sampel dengan menggunakan
metode KLT serta mampu mengidentifikasi BKO pada sediaan jamu.
Pemilihan metode KLT ini dikarenakan salah satu dari banyak tehnik
kromatografi yang sering digunakan untuk menganalisi bahan
analgesik. Pelarut yang digunakan pada praktikum ini adalah
methanol.
Hal yang pertama dilakukan dalam praktikum ini yaitu pembuatan
larutan stok Paracetamol 1mg/ml, pembuatan larutan seri standar
Paracetamol konsentrasi 100ug/ml, pembuatan larutan sampel,
pembuatan fase gerak, dan yang terakhir identifikasi Paracetamol
dengan metode KLT Spektrofotodensitometri. Praktikum identifikasi
paracetamol dengan metode KLT Spektrofotodensitometri ini
menggunakan plat KLT Aluminium Silika Gel 90 F254 9cm x 10cm.
Kemudian setelah itu dilakukan pencucian plat KLT dengan
menggunakan pelarut metanol dan diaktivasi pada suhu +- 108°C
selama 10 menit. Lalu dilakukan penjenuhan chamber menggunakan
fase gerak toluena : etil asetat : asam asetat glasial (6,5 : 3,5 : 0,02
v/v/v) sebanyak 10mL. Tujuan dari penjenuhan chamber adalah untuk
menyamaratakan tekanan uap dengan daya kapasitas agar berjalan
dengan baik tidak ada berkelak - kelok. Setelah itu ditotolkan larutan
baku sebanyak 2ul kemudian larutan sampel plat tersebut dielusi dalam
chamber yang telah dijenuhkan dengan fase gerak. Tahap selanjutnya
plat dikeringkan dengan cara diangin - anginkan selama 10 menit lalu
dianalisis dengan menggunakan spektrofotodensitometri, kemudian
plat dimasukkan kedalam CAMAG TLC - SCANNER 3, kemudian di
scan dengan panjang gelombang 245nm. Pemilihan panjang
gelombang 245nm dikarenakan secara teoritis panjang gelombang
maksimum paracetamol 245nm maka dari itu panjang gelombang
245nm sangat tepat digunakan pada praktikum ini. Dan tahap yang
terakhir dilakukan identifikasi terhadap puncak senyawa Paracetamol
untuk mengetahui nilai Rf dan di identifikasi Paracetamol dari nilai Rf
dan spektrumnya. Di dapatkan data sebagai berikut:
10 cm
A
8 cm
6cm
Katzung, Bertram G. 2012. Farmakologi Dasar Dan Klinik Edisi 10. EGC,
Jakarta.
Saputra, S.A. (2015). Identifikasi Bahan Kimia Obat Dalam Jamu Pegal Linu
Seduh Dan Kemasan Yang Dijual Di Pasar Bandar. Jurnal wiyata.
Vol. 2: 190-191.
Sweetman, S.C. 2009. Martindale The Complete Drug Reference, Thirty Sixth
Edition. Pharmaceutical Press, New York
Tjay, T.H., Rahardja, K. 2007. Obat-Obat Penting. PT. Elex Media Komputindo.
Jakarta.