Anda di halaman 1dari 16

III.

ALAT DAN BAHAN


5.1. Alat

- Timbangan analitik - Lampu UV


- Beaker glass - Tabung reaksi
- Gelas ukur - Chamber
- Corong - Kolom
- Magnetic stirrer - Vakum
- Penangas air - Batangpengaduk

5.2. Bahan

- Serbuk simplisia - HCl


- Kertas saring - Aquadest
- Methanol - Silica gel
2546
- Etanol - Etil asetat

- Kloroform - AlCL3

IV. PROSEDUR KERJA

Serbuk simplisia ditimbang 2,0g, masukkan ke dalam Erlenmeyer


50mL

Ekstraksi dengan 20mL methanol sambil digojog 10 menit

Pisahkan sari dari bagian yang tidak terlarut dengan penhyaringan


melalui kertas saring

Ulangi ekstraksi dengan 20mL methanol baru, saring dan kumpulkan


sari yang diperoleh
Sari yang diperoleh dibagi dua bagian sama banyak

Sari II dimasukkan labu hidrolisis, ditambahkan 3 tetes HCl 2N

Hidrolisis selama 30 menit dengan suhu 80°C

Dinginkan, tambahkan 5mL aquadest, masukkan ke corong pisah

Lakukan partisi dengan 15mL etil asetat

Kumpulkan fraksi etil asetat, uapkan

KLT
V. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
1. Hasil Pengamatan

Fraksi Bercak Noda (cm) Nilai RF


Fase Gerak (I) Kloroform-Metanol-Air (28:12:1)
Standar 5 0.625
Hidrolisis 1.8 0.225
Fase Gerak (III) Kloroform-Metanol Air (80-18-2)
Standar 5.5 0.69
Hidrolisis 0.8 0.1

2. Perhitungan
A
x( Jarak yang ditempuh solute)
RF=
y (Jarak yang ditempuh eluen sampai tanda batas)
 Fase gerak (I) Kloroform-Metanol-Air (18:12:1)
- Sari (I) Standar
x
RF=
y
5
RF=
8
¿ 0,625

- Sari (I) Hidrolisis


x
RF=
y
1,8
RF=
8
¿ 0,225

 Fase gerak (III) Kloroform-Metanol Air (80:18:2)


- Sari (II) Standar
x
RF=
y
5,5
RF=
8
¿ 0,69
- Sari (II) Hidrolisis
x
RF=
y
0,8
RF=
8
¿ 0,1

VI. PEMBAHASAN

Praktikum ini dilakukan untuk mengidentifikasi adanya kandungan


flavonoid pada daun singkong dengan menggunakan pereaksi kimia dan
kromatografi lapis tipis (KLT). Proses pembuatan simplisia daun singkong
dimulai dengan perajangan yang bertujuan untuk memperkecil ukuran daun
singkong sehingga dapat mempermudah proses pengeringan dengan
menggunakan oven. Pengeringan dengan oven dianggap lebih menguntungkan
karena akan terjadi pengurangan kadar air dalam jumlah besar dalam waktu
yang singkat (Muller et al, 2006).
Simplisia daun singkong yang sudah dikeringkan kemudian dihaluskan
dengan menggunakan blender. Tujuan penghalusan yaitu untuk memperluas
permukaan partikel simplisia sehingga semakin besar kontak permukaan
partikel simplisia dengan pelarut dan mempermudah penetrasi pelarut ke
dalam simplisia sehingga dapat menarik senyawa-senyawa dari simplisia lebih
banyak. Flavonoid adalah polifenol dan mempunyai sifat kimia senyawa
fenol, yaitu bersifat agak asam sehingga dapat larut dalam basa. Flavonoid
larut dalam pelarut polar dan non-polar (Markham, 1988). Pada praktikum ini
digunakan pelarut polar yaitu methanol.

Dilakukan penimbangan 2 g sampel kemudian diekstraksi dengan 20 mL


methanol didalam erlemeyer kemudian digojog selama 10 menit. Kemudian
dipisahkan bagian yang tidak terlarut menggunakan kertas saring. Proses ini
dilakukan sebanyak 2 kali dengan menambahkan methanol baru sebanyak 20
mL. Setelah mengumpulkan sari yang telah disaring, sari tersebut dibagi
menjadi 2 yaitu sari I dan sari II. Pada sari I dan sari II sama-sama di pekatkan
sampai 5 mL di atas waterbath.

Kemudian pada praktikum ini digunakan 20 tetes HCl untuk


menghidrolisis senyawa flavonoid yang terkandung dalam sampel singkong
pada sari II, kemudian dipanaskan kembali diatas waterbath selamat 1 jam
pada suhu 80°C, setelah itu didinginkan dan ditambahkan dengan 5 mL
aquadest. Kemudian di ekstraksi dengan 15 mL etil asetat dalam corong pisah.
Hal ini bertujuan unutk memisahkan fase etil dengan fase air (fase organik).
Kemudian fase etil diuapkan untuk mengalami penyusutan sampai 5 mL.

Prinsip KLT adalah distribusi senyawa antara fase diam berupa padatan
diletakkan pada plat kaca atau plastik dan fase gerak berupa cairan, yang
bergerak diatas fase diam. Sejumlah kecil dari senyawa (analit) ditotolkan
pada titik awal tepat di atas bagian bawah plat KLT (Kumar, et al., 2013).
Fase gerak yang digunakan pada praktikum ini terdiri dari 2 macam, yaitu
Kloroform-Metanol-Air (28:12:1) dan Kloroform-Metanol Air (40:18:2).

Bejana yang akan digunakan dijenuhkan terlebih dahulu agar seluruh


permukaan bejana berisi uap eluen. Hal ini dilakukan dengan cara
memasukkan 6 mL fase gerak ke dalam bejana, kemudian di celupkan kertas
saring sampai batas atas bejana. Kemudian ditutup dan diamati pergerakan
fase gerak sampai menuju titik batas atas bejana.

Kemudian setelah itu sari I dan sari II dilakukan penotolan sampel standar
dan sampel hidrolisis, selanjutka dimasukkan ke dalam bejana KLT yang
sudah dijenuhkan. Perhatikan pergerakan plat KLT, setelah mencapai batas
atas plat KLT diangkat dan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan.
Dilakukan deteksi senyawa yang diidentifikasi yaitu senyawa flavonoid
dibawah sinar UV dengan Panjang gelombang 254 mm.

Berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan dibawah sinar UV terlihat


bercak pada plat KLT, diperoleh nilai Rf senyawa flavonoid daun singkong.
Pada fraksi methanol dari fase gerak I dan II dapat dihitung nilai Rf yaitu 0,62
dan 0,69 cm. Nilai Rf yang menunujukan keterpisahan yang baik berkisar 0,2-
0,8 (Srivastava, 2011). Hal ini menunjukan bahwa ekstrak daun singkong
mengandung senyawa flavonoid karena hasil nilai Rf ekstrak daun singkong
berada pada nilai keterpisahan nilai Rf yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Kumar, S. & Pandey, A. 2013. Chemistry And Biological Activities Of


Flavonoids: An Overview. The ScientificWorld Journal.

Markham, K.R., 1988. The Techniques Of Flavonoid Identification. Terjemahan


Padmawinta,K. Penerbit ITB: Bandung.

Muller, J. And A. Heindl. 2006. Drying Of Medicinal Plants In R.J. Bogers, L.E.
Craker, And D. Lange (Eds.). Medicinal And Aromatic Plants.
Springer: The Netherlands.

Srivastava, M. 2011. High-Performance Thin-Layer Chromatography (HPTLC).


Heidelberg: Springer.
LAMPIRAN

No Keterangan Gambar
1. Alat dan Bahan
a. Beaker Glass

b. Gelas Ukur

c. Erlemeyer
d. Corong

e. Kaca Arloji

f. Pipet Tetes
g. Gelas sebagai Chamber

h. Cawan Porselin

i. Mesin UV
j. Silica Gel

k. Simplisia Singkong

l. Aquadest
m. Methanol

n. Pengambilan Aseton, Etil


Asetat, Toluen, Metanol,
Kloroform

2. Proses Praktikum
a. Pencampuran simplisia
dengan methanol
b. Penggojogan

c. Penyaringan 1

d. Penyaringan 2
e. Setelah dipekatkan

f. Penjenuhan Chamber

g. Setelah diteteskan HCL 2N


dan kemudian dihidrolisis
h. Pemisahan dengan corong
pisah

i. Dipartisi

j. Diuapkan

k. Setelah diuapkan
l. Setelah diteteskan pada
silica gel

m. Pengujian dengan Eluen 1

3. Hasil Praktikum
a. Hasil UV Eluen 1

b. Hasil UV Eluen 3
c. Hasil perhitungan yang
telah di acc Asdos

Anda mungkin juga menyukai