Latar Belakang
Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau sangat mendukung
adanya keanekaragaman flora fauna yang tinggi. Salah satu
contohnya adalah beruang madu sebagai fauna khas
Bengkulu dan Balikpapan.
Beruang madu adalah mamalia yang dilindungi di Indonesia.
Beruang madu termasuk salah satu jenis beruang terkecil di
antara jenis beruang yang ada di dunia yang mempunyai
beberapa keunikan. Namun beruang ini terancam punah
karena perburuan liar, baik untuk diambil dagingnya atau
kepentingan medis. Selain itu habitat beruang madu berkurang
karena dijadikan perkebunan karet, kelapa sawit, dan kopi,
ladang, atau permukiman manusia. Beruang akhirnya mencari
makan pada lahan pertanian dengan memakan pohon pisang,
pepaya, dan tanaman di kebun. Bahkan, ada orang memburu
beruang madu karena bulunya, sedangkan organ tubuhnya
dipercaya sebagai obat tradisional.
Tujuan
Rumus
an
Beruang madu aktif pada malam hari atau dimaksud juga dengan
makhluk nokturnal, mereka menggunakan saat di tanah serta memanjat
pohon-pohon untuk mencari makanan. Terkecuali betina dengan
anaknya, beruang madu biasanya berbentuk soliter. Dalam sehari
seekor beruang madu jalan rata-rata 8 km untuk mencari makanannya.
Tingkah laku beruang madu yaitu menggali serta membongkar juga
berguna untuk mempercepat sistem penguraian serta daur lagi yang
benar-benar utama untuk hutan hujan tropis. Beruang madu juga benarbenar bertindak dalam meregenerasi hutan sebagai penyebar biji buahbuahan, serta populer sebagai pemanjat pohon yang ulung. Sifatnya
pemalu dan hidup penyendiri.
Beruang madu tidak mempunyai musim kawin
tetapi perkawinan dilakukan sewaktu-waktu
terutama bila beruang madu betina telah siap
kawin. Lama mengandung beruang betina adalah
95-96 hari, anak yang dilahirkan biasanya
berjumlah dua ekor dan disusui selama 18 bulan.
Terkadang, beruang betina hanya terlihat dengan
satu bayi dan sangat jarang ditemukan
membawa dua bayi setelah masa kehamilannya.
Hal ini sangat dimungkinkan karena beruang
madu sengaja menunda perkawinan untuk
mengupayakan agar bayi terlahir saat induk
memiliki berat badan yang cukup, cuaca yang
Status Keberadaan
(Helarctos malayanus)
Persatuan Konservasi Dunia (IUCN)
baru (April 2004) mengubah
klasifikasi status konservasi
beruang madu dari tidak
diketahui karena kurang data
(Data deficient) ke terancam .
Klasifikasi tersebut berartikan
beruang madu terancam punah
terutama karena habitatnya
berkurang terus-menerus. Beruang
madu ini telah terdaftar dalam
Appendix I of the Convention on
International Trade in Endangered
Species (CITES) sejak tahun 1979
yang menyatakan bahwa mereka
tidak boleh diburu oleh siapapun.
Di Indonesia, beruang madu
dilindungi UU No. 5 Tahun 1990
dan PP No. 7 Tahun 1999.
UPAYA PELESTARIAN
BERUANG MADU
Untuk beruang madu sebenarnya
belum banyak memiliki pusat
konservasi, kecuali hanya terdapat
semacam pusat penangkaran
sementara seperti yang terdapat di
banyak lokasi hutan lindung
maupun taman nasional.
Pada tahun 2002, telah
dikukuhkan suatu keinginan untuk
turut menjaga kelestarian
lingkungan dan terutama
kelestarian Beruang madu di
Sungai Wain dengan dibangunnya
wahana pendidikan lingkungan
hidup yang bernama Kawasan
Wisata Pendidikan Lingkungan
Hidup (KWPLH) Balikpapan.
Kesimpulan
1.
2.
3.
4.
5.
Sekian
Presentasi
dari Kami,
Apakah ada
yang
ditanyakan
?