Anda di halaman 1dari 6

PERSEBARAN HEWAN ENDEMIK DI INDONESIA

A. Hewan Endemik Di pulau Sumatra

1. Gajah Sumatera (Elephan maximus sumatranus)

Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Mamalia
Ordo: Proboscidea
Family: Elephantidae
Genus: Elephas
Spesies: Elephas maximus

Gajah Sumatera memiliki ukuran yang lebih kecil ketimbang spesies gajah yang ditemukan
di benua Afrika. Mayoritas gajah Sumatera ditangkar di kawasan penangkaran Way Kambas
di Lampung. Selain itu, ada gajah yang dikembangbiakkan di Tangkahan, Langkat,
Sumatera Utara. Menurut Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh, populasi gajah Sumatera
kini berstatus kritis karena jumlah populasi hanya berkisar 1.600-2.000 ekor yang tersebar di
Aceh, Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Lampung

2. Kelinci Sumatra (Nesolagus netscheri)

Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Mamalia
Ordo: Lagomorpha
Family: Leporidae
Genus: Nesolagus
Spesies: Nesolagus netscheri
Kelinci belang sumatera memiliki berat 1,5 kg dan panjang total antara 368 dan 417 mm, dengan
panjang ekor 17 mm, panjang tengkorak 67–74 mm, panjang kaki belakang 67–87 mm, dan
panjang telinga 34–45 mm. . Ia memiliki garis-garis hitam atau coklat tua dengan latar belakang
abu-abu kekuningan yang menjadi coklat berkarat di bagian pantat; bulu di bagian bawah, di
bagian dalam kaki dan di bawah dagu berwarna keputihan. Telinganya yang hitam sangat pendek
dan bila dilipat ke depan hanya mencapai mata. Anggota badannya berwarna abu-abu
kecokelatan dan ekornya yang bergerigi berwarna kemerahan. Ia dapat dibedakan
dari Oryctolagus cuniculus , yang terkadang dipelihara di penangkaran di Sumatera dan
berukuran serupa, berdasarkan Oryctolagus'Bulunya berwarna abu-abu kecokelatan tanpa garis-
garis dan telinga sedikit lebih panjang. Bulu mereka lembut dan lebat, ditumbuhi bulu yang lebih
panjang dan kasar.
3. Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae)

Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Carnivora
Famili: Felidae
Genus: Panthera
Spesies: Panthera tigris sumatrae
Eksotisme harimau sumatra telah dikenal hingga seluruh dunia. Hewan endemik dengan tubuh
terkecil dan warna kulit tergelap di antara jenis harimau lainnya ini, juga memiliki corak loreng
hitam yang lebih rapat dan bila dilihat secara seksama motifnya menyerupai sidik jari manusia.
Populasi harimau Sumatra diperkirakan hanya tinggal tersisa 400 ekor di alam bebas. Untuk
mencegah kepunahan, Taman Nasional Kerinci Seblat, Kawasan Ekosistem Ulu Masen dan
Leuser di Aceh dan Sumatra Utara menjadi pusat konservasi harimau Sumatra.

4. Beo Nias (Gracula robusta)

Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Aves
Ordo: Passeriformes
Family: Sturnidae
Genus: Gracula
Spesies: Gracula robusta

Beo Nias, yang memiliki ukuran tubuh dengan mencapai 40 sentimeter, merupakan jenis burung
beo yang paling besar di antara jenis burung beo lainnya. Selain itu, beo Nias mempunyai bulu
yang cukup pendek di bagian kepala di mana terdapat sebuah garis melengkung berwarna kuning
di bagian belakang kepalanya. Hampir seluruh badan beo Nias diselimuti bulu yang berwarna
hitam kecuali di beberapa bagian seperti bagian belakang kepala yang berwarna kuning dan juga
di beberapa bagian sayapnya yang berwarna putih.Beo Nias ini merupakan hewan yang
memakan buah-buahan dan serangga-serangga kecil. Dan yang menjadikan beo Nias unik,
berbeda dengan jenis burung beo lainnya adalah adanya sepasang gelambir cuping telinga yang
berwana kuning
5. Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis)
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Perissodactyla
Famili: Rhinocerotidae
Genus: Dicerorhinus
Spesies: D. sumatrensis

Badak sumatra, juga dikenal sebagai badak berambut atau badak Asia bercula dua (Dicerorhinus
sumatrensis), merupakan spesies langka dari famili Rhinocerotidae dan termasuk salah satu dari
lima spesies badak yang masih lestari. Badak sumatra merupakan satu-satunya spesies yang
tersisa dari genus Dicerorhinus. Spesies ini merupakan jenis badak terkecil, meskipun masih
tergolong hewan mamalia yang besar. Tingginya 112-145 cm sampai pundak, dengan panjang
keseluruhan tubuh dan kepala 2,36-3,18 m, serta panjang ekor 35–70 cm. Beratnya dilaporkan
berkisar antara 500 sampai 1.000 kg, dengan rata-rata 700–800 kg, meskipun sebuah catatan
melaporkan mengenai seekor spesimen dengan berat 2.000 kg. Sebagaimana spesies badak
Afrika, badak sumatra memiliki dua cula; yang lebih besar adalah cula pada hidung, biasanya
15–25 cm, sedangkan cula yang lain biasanya berbentuk seperti sebuah pangkal. Sebagian besar
tubuh badak sumatra diselimuti rambut berwarna cokelat kemerahan.

B. Hewan Endemik dipulau Jawa


1. Macan Tutul Jawa (Panthera pardus)

Kingdom: Animalia

Divisi: Chordata

Kelas: Mamalia

Ordo: Carnivora

Famili: Pantherinae

Genus: Panthera

Spesies: Panthera pardus

Macan tutul jawa (Panthera pardus melas) adalah salah satu subspesies dari macan tutul yang
hanya ditemukan di hutan tropis, pegunungan dan kawasan konservasi Pulau Jawa, Indonesia.
Macan tutul jawa adalah satwa endemik Provinsi Jawa Barat. Macan tutul jawa merupakan satu-
satunya kucing besar yang masih tersisa di pulau Jawa.

2. Elang Jawa (Nisaetus bartelsi)


Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Accipitriformes

Famili: Accipitridae

Genus: Nisaetus

Spesies: Nisaetus bartelsi

Elang jawa (Nisaetus bartelsi) adalah salah satu spesies elang berukuran sedang dari
keluarga Accipitridae dan genus Nisaetus yang endemik di Pulau Jawa. Satwa ini dianggap
identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda. Dan sejak 1992, burung ini
ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia. Sebaran elang ini terbatas di Pulau Jawa, dari
ujung barat (Taman Nasional Ujung Kulon) hingga ujung timur di Semenanjung Blambangan
Purwo. Namun penyebarannya kini terbatas di wilayah-wilayah dengan hutan primer dan di
daerah perbukitan berhutan pada peralihan dataran rendah dengan pegunungan. Sebagian besar
ditemukan di separuh belahan selatan Pulau Jawa. Agaknya burung ini hidup berspesialisasi pada
wilayah berlereng.

3. Kukang Jawa (Nycticebus javanicus)


Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mamalia
Ordo: Primates
Famili: Lorisidae
Genus: Nycticebus
Spesies: Nycticebus javanicus

Kukang jawa (Nycticebus javanicus) adalah primata Strepsirrhini dan spesies kukang asli
yang menyebar di bagian barat dan tengah Pulau Jawa, Indonesia. Meskipun awalnya
dideskripsikan sebagai spesies yang tersendiri, selama bertahun-tahun kukang jawa
dianggap sebagai anak-jenis dari kukang sunda (N. coucang), sampai kemudian
dilakukan kajian ulang morfologi dan genetika terhadap takson ini pada tahun 2000-an,
yang mengakibatkan peningkatan statusnya sebagai spesies penuh. Kukang jawa
berkerabat dekat dengan kukang sunda dan kukang benggala (N. bengalensis). Spesies
ini memiliki dua bentuk, yang dibedakan berdasarkan panjang rambut dan, pada tingkat
yang lebih rendah, warna tubuhnya. Spesies ini hanya ditemukan di bagian barat dan
tengah dari pulau Jawa di Indonesia. Keberadaannya telah dikonfirmasi di Pegunungan
Dieng, dan dikenal dapat ditemukan di kepadatan rendah di Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango (di hutan awan pegunungan) dan Taman Nasional Gunung Halimun
Salak, sering kali hanya ditemukan pada tempat yang memiliki sedikit gangguan
manusia. Kukang jawa mendiami baik hutan terganggu primer dan sekunder, dan dapat
ditemukan dari permukaan laut sampai ketinggian 1.600 m, meskipun lebih umumnya
ditemukan pada ketinggian yang lebih tinggi karena ketinggian rendah cenderung tak
berpohon.
4. Babi Kutil (Sus verrucosus)
Kingdom: Animalia

Famili: Chordata

Kelas: Mamalia

Ordo: Artiodactyla

Famili: Suidae

Genus: Sus

Spesies: Sus verrucosus


Jenis hewan liar endemik yang satu ini mungkin terdengar asing di telinga kita. Satwa
tersebut tidak lain adalah babi kutil. Babi kutil adalah jenis babi yang hanya terdapat di
Pulau Jawa dan Pulau Bawean. Babi ini juga biasa disebut babi jawa atau babi bagong.
Perawakan dari babi kutil sangat mirip dengan babi hutan. Babi kutil bisa ditemukan
di hutan dan padang rumput meskipun sangat sulit untuk menemukannya. Banyak ahli
yang sebelumnya mengira spesies ini sudah punah dikarenakan mereka kesulitan untuk
menemukannya. Untungnya, babi kutil ini teramati pada tahun 2017. Penyebab terancam
punahnya babi ini dikarenakan tingginya tingkat konflik dengan manusia akibat
berkurangnya habitat sehingga babi turun ke pemukiman warga untuk mencari makanan .

5. Burung Trulek Jawa (Vanellus macropterus)


Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Charadriiformes
Famili: Charadriidae
Genus: Vanellus
Spesies: Vanellus macropterus

Burung trulek jawa adalah burung yang pernah dinyatakan punah, namun akhirnya
statusnya diubah menjadi kritis pada tahun 2000. Burung ini adalah burung pantai, artinya
hanya ada di sekitar pantai karena ia sangat bergantung mencari makanan di sekitar laut.
Burung ini menjadi sangat terancam punah dikarenakan perburuan yang intensif serta
pengurangan habitat secara masif.

Anda mungkin juga menyukai