Anda di halaman 1dari 3

A.

Syarat Wajib

Bila semua syarat wajib terpenuhi, maka wajiblah bagi seseorang yang telah memenuhi syarat wajib
untuk melakukan ibadah shalat. Sebaliknya, bila salah satu dari syarat wajib itu tidak terpenuhi, maka
dia belum diwajibkan untuk melakukan shalat.
Adapun yang termasuk dalam syarat wajib shalat adalah hal-hal berikut ini.
1. Beragama Islam
Seseorang harus beragama Islam terlebih dahulu agar punya beban kewajiban shalat. Selama seseorang
belum menjadi muslim, maka tidak ada beban kewajiban shalat baginya.

Tidak ada konsekuensi hukuman buat non-muslim bila tidak mengerjakan shalat di dunia ini. Namun
meski demikian, di akhirat nanti dia tetap akan disiksa dan dibakar di neraka. Sedangkan seorang muslim
bila tidak shalat, selain disiksa di akhirat, di dunia ini pun harus dijatuhi hukuman oleh pemerintah Islam
atau mahkamah syar'iyah. Itulah yang membedakan antara kewajiban shalat seorang muslim dengan
non muslim.

Namun bila ada seorang kafir yang masuk Islam, tidak ada kewajiban untuk mengqadha' atau mengganti
shalat yang selama ini ditinggalkannya. Hal itu berdasarkan firman Allah SWT :

Namun
sebaliknya, bila ada seorang muslim murtad dari agama Islam. Lalu masuk lagi ke dalam agama Islam,
maka shalat yang pernah ditinggalkannya wajib digantinya dengan qadha'. Hal itu dimaksudkan sebagai
hukuman untuknya dan juga karena kekufurannya yang hanya sesaat itu tidak lah menggugurkan
kewajibannya kepada Allah. Persis seperti hutang seseorang kepada sesama manusia. Tetap wajib
dibayarkan meski seseorang murtad dari Islam.

Namun menurut pendapat kalangan Al-Hanafiyah, orang yang murtad tidak wajib untuk mengqadha'
shalat yang ditinggalkannya, lantaran pada hakikatnya dia adalah seorang non muslim yang tidak wajib
shalat.
2. Baligh
Seorang anak kecil yang belum mengalami baligh tidak wajib shalat. Dasarnya adalah sabda Rasululah
SAW :

Pada anak laki-laki, baligh ditandai dengan telah keluarnya mani. Sedangkan pada anak perempuan,
baligh ditandai dengan telah keluarnya darah haidh, minimal di usia 9 tahun menurut hitungan tahun
qamariyah. Meskipun seorang anak kecil belum baligh, namun orangtua mereka tetap dianjurkan untuk
memerintahkan shalat ketika anak-anak itu berusia 7 tahun. Dan boleh dipukul bila masih belum mau
mengerjakannya setelah berusia 10 tahun. Dalilnya adalah hadits berikut ini :

Perintah ini bukan untuk anak melainkan kepada para orang tua, yakni mereka diwajibkan untuk
memerintahkan anaknya shalat pada usia 7 tahun. Sebagaimana firman Allah SWT :
3. Berakal
Orang yang tidak waras seperti gila, ayan dan berpenyakit syaraf tidak wajib mengerjakan shalat. Sebab
orang yang demikian tidak sadar diri dan tidak mampu berpikir. Maka tidak ada beban kewajiban
beribadah atas dirinya. Kewajiban shalat hanya ada pada saat mereka sadar dan waras, dimana
terkadang memang seseorang tidak selamanya gila atau hilang akal. Namun begitu ketidak-sadaran atas
dirinya datang, maka dia tidak wajib mengerjakan shalat.

Menurut jumhur ulama, orang yang sempat untuk beberapa saat hilang kewarasannya, begitu sudah
kembali ingatannya tidak wajib mengqadha' shalat. Namun hal itu berbeda dengan pendapat kalangan
Al-Hanafiyah yang justru mewajibkannya untuk mengqadha' shalat.
Sedangkan bila hilang kesadaran karena seseorang minum khamar dan mabuk, maka dia wajib
mengqadha'shalatnya. Demikian juga hal yang sama berlaku pada orang yang tidur, begitu dia bangun,
wajiblah atasnya mengqadha'shalat yang terlewat. Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW :

Tiga
hal di atas adalah syarat-syarat wajib shalat, dimana bila syarat itu terpenuhi pada diri seseorang,
wajiblah atasnya untuk melakukan shalat.

Anda mungkin juga menyukai