Anda di halaman 1dari 2

Syarat puasa

Syarat puasa adalah hal yang harus dilakukan ketika seseorang ingin berpuasa. Adapun syarat
berpuasa terbagi menjadi 2 yaitu syarat wajib dan syarat sah puasa.

Syarat Wajib Puasa


Syarat wajib puasa adalah syarat-syarat yang jika dipenuhi pada diri seseorang maka orang
tersebut terkena kewajiban untuk melaksanakan puasa.
Adapun syarat wajib puasa antara lain:

1. Islam. Orang yang beragama Islam wajib berpuasa pada bulan Ramadhan. Jika ada
‘uzur/halangan, wajib mengganti puasa yang ditinggalkan.

Baligh, artinya dewasa. Dewasa dalam Islam di sini jika mengalami hal berikut. a.    Untuk
laki-laki, dinyatakan baligh jika memenuhi salah satu atau kedua syarat berikut.
-    Sudah mimpi basah.
-    Berumur 15 tahun secara Hijriyah.
b.    Untuk perempuan, dinyatakan sudah baligh jika memenuhi salah satu atau dua syarat
berikut.
-    Sudah haid, minimal umur 9 tahun kurang 16 hari Hijriyah.
-    Berumur 15 tahun secara hijriyah.
3.    Berakal. Orang yang mengalami gangguan jiwa (gila) atau sedang ayan maka tidak
wajib berpuasa.
4.    Kuasa untuk melaksanakan puasa. Orang yang sudah sangat tua maupun orang sakit
yang tidak mampu berpuasa maka gugur kewajiban puasanya, tetapi wajib mengganti
dengan kafarat.
Kafarat yang dimaksud adalah memberi makan orang miskin sebanyak 1 mud (679,79 gram
makanan pokok) setiap hari sesuai banyak puasa yang ditinggalkan.
SYARAT SAHNYA PUASA
1. Menurut ulama Syafi’iyah ada 4:
a. Islam
b. Berakal
c. Suci dari haid dan nifas sepanjang hari
d. Dilaksanakan pada waktunya.
(Sedangkan "niat", menurut Syafi’iyah, dimasukkan ke rukun puasa).

Definisi Niat
Keyakinan hati dan kehendak untuk melakukan suatu perbuatan tanpa keragu-raguan.
Apakah niat itu termasuk syarat atau rukun?
Pada dasarnya ulama sepakat bahwa, niat wajib dilakukan dalam setiap ibadah, sebagaimana
sabda Rasulullah saw.: “Sesungguhnya setiap perbuatan itu tergantung pada niatnya”. Dan
dalam riwayat ‘Aisyah, bahwasanya Rasul Saw. Bersabda: “Barang siapa tidak berniat puasa
pada malam hari maka puasanya dianggap tidak sah.” Menurut mazhab selain Syafi’iyah:
“Niat” adalah syarat, karena puasa dan ibadah lainnya merupakan perbuatan yang dilakukan
oleh seorang hamba dengan ikhlas hanya karena Allah semata. Keikhalasn disini tidak bisa
terwujud kecuali dengan niat. Adapun pelaksanaan “Niat” harus dilakukan di hati tidak cukup
mengucapkan di mulut saja.
Syarat bersuci jinabah (mandi junub)
Ulama sepakat bahwa, orang yang hendak berpuasa tidak diwajibkan untuk bersuci jinabah
pada malam hari, karena tidak menutup kemungkkinan hal-hal yang mewajibkan mandi
junub (seperti bersenggama, mimpi basah, haidh dan nifas) terjadi pada pagi hari.
Sebagaimana HR. Aisyah dan Ummu Salmah bahwa: Rasulullah saw. Mandi junub (karena
jima’) pada pagi hari kemudian beliau berpuasa. Maka barang siapa mandi junub pada pagi
hari atau seseorang wanita belum bersuci dari haid (atau nifas) dipagi harinya tetap boleh
berpuasa dan dianggap sah.
. Di hari yang diperbolehkan
Ada beberapa hari yang diharamkan bagi Muslim menjalankan ibadah puasa,
diantaranya 1 Syawal, 10 Dzulhijjah, 11, 12, 13, Dzulhijjah, puasa hari syak, dan
wishal.
Daftar pustaka
Terjemahan kitab fathul qorib bab syarat puasa
https://www.fiqih.co.id/syarat-wajib-puasa/
https://www.pesantrenvirtual.com/fikih-puasa-3-syarat-syarat-puasa/
Dirangkum dari buku: THE ISLAMIC JURISPRUDENCE AND ITS EVIDENCES, Jilid III,
karya Prof. Dr. Wahbah Al Zuhaily. (Tim penerjemah: Hendra Suherman, Eva Fachrunnisa,
Ali Mu’in Amnur, dan Zaimatussa’diyah)

Anda mungkin juga menyukai