Combine
Combine
Dari Mu'adzah dia berkata, "Soya bertanya kepada Aisyah seraya berkata,
Kenapa gerangan wanita yang haid mengqadha' puasa dan tidak
mengqadha' shalat?' Maka Aisyah menjawab, Apakah kamu dari golongan
Haruriyah? ' Aku menjawab, Aku bukan Haruriyah, akan tetapi aku hanya
bertanya.' Dia menjawab, 'Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami
diperintahkan untuk mengqadha' puasa dan tidak diperintahkan untuk
mengqadha' shalat'."[5] Berdasarkan kesepakatan para ulama pula, wanita
yang dalam keadaan haidh dan nifas tidak wajib puasa dan wajib
mengqodho' puasanya.[6]
Syarat Sahnya Puasa
Syarat sahnya puasa ada dua, yaitu:[7]
(1) Dalam keadaan suci dari haidh dan nifas. Syarat ini adalah syarat
terkena kewajiban puasa dan sekaligus syarat sahnya puasa.
9/18/23, 2:20 AM Keutamaan Puasa - Rumaysho.Com
(2)Berniat. Niat merupakan syarat sah puasa karena puasa adalah ibadah
sedangkan ibadah tidaklah sah kecuali dengan niat sebagaimana ibadah yang lain.
Dalil dari hal ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Niat puasa ini harus dilakukan untuk membedakan dengan menahan lapar lainnya.
Menahan lapar bisa jadi hanya sekedar kebiasaan, dalam rangka diet, atau karena
sakit sehingga harus dibedakan dengan puasa yang merupakan ibadah.
Namun, para pembaca sekalian perlu ketahui bahwasanya niat tersebut bukanlah
diucapkan (dilafadzkan). Karena yang dimaksud niat adalah kehendak untuk
melakukan sesuatu dan niat letaknya di hati[9]. Semoga Allah merahmati An
Nawawi rahimahullah -ulama besar dalam Syafi'iyah-yang mengatakan ,
"Tidaklah sah puasa seseorang kecuali dengan niat. Letak niat adalah dalam hati,
tidak disyaratkan untuk diucapkan. Masalah ini tidak terdapat perselisihan di antara
para ulama."[10]
"Niat letaknya dalam hati dan tidak perlu sama sekali dilafazhkan. Niat sama
sekali tidakk disyaratkan untuk dilafazhkan sebagaimana ditegaskan oleh An
Nawawi dalam Ar Roudhoh."[11]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan,
"Niat itu letaknya di hati berdasarkan kesepakatan ulama. Jika seseorang
berniat di hatinya tanpa ia lafazhkan dengan lisannya, maka niatnya sudah
dianggap sah berdasarkan kesepakatan para ulama."[12]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan pula, "Siapa saja yang menginginkan
melakukan sesuatu, maka secara pasti ia telah berniat. Semisal di hadapannya
disodorkan makanan, lalu ia punya keinginan untuk menyantapnya, maka ketika
itu pasti ia telah berniat. Demikian ketika ia ingin berkendaraan atau melakukan
perbuatan lainnya. Bahkan jika seseorang dibebani suatu amalan lantas dikatakan
tidak berniat, maka sungguh ini adalah pembebanan yang mustahil dilakukan.
Karena setiap orang yang hendak melakukan suatu amalan yang disyariatkan atau
tidak disyariatkan pasti ilmunya telah mendahuluinya dalam hatinya, inilah yang
namanya niat."[13]
9/18/23, 2:20 AM Keutamaan Puasa - Rumaysho.Com
Dalilnya adalah hadits dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma dari Hafshoh —istri
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Syarat ini adalah syarat puasa wajib menurut ulama Malikiyah, Syafi'iyah
dan Hambali. Yang dimaksud dengan berniat di setiap malam adalah
mulai dari tenggelam matahari hingga terbit fajar.[16]
9/18/23, 2:20 AM Keutamaan Puasa - Rumaysho.Com
Adapun dalam puasa sunnah boleh berniat setelah terbit fajar menurut
mayoritas ulama. Hal ini dapat dilihat dari perbuatan Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam. Dalil masalah ini adalah hadits 'Aisyah berikut ini. 'Aisyah berkata,
"Pada suatu hari, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menemuiku dan bertanya,
"Apakah kamu mempunyai makanan?" Kami menjawab, "Tidak ada." Beliau
berkata, "Kalau begitu, saya akan berpuasa." Kemudian beliau datang lagi
pada hari yang lain dan kami berkata, "Wahai Rasulullah, kita telah diberi
hadiah berupa Hais (makanan yang terbuat dari kurma, samin dan keju)."
Maka beliau pun berkata, "Bawalah kemari, sesungguhnya dari tadi pagi tadi
aku berpuasa."[17] An Nawawi rahimahullah mengatakan, "Ini adalah dalil
bagi mayoritas ulama, bahwa boleh berniat di siang hari sebelum waktu zawal
(matahari bergeser ke barat) pada puasa sunnah."[18] Di sini disyaratkan
bolehnya niat di siang hari yaitu sebelum niat belum melakukan pembatal
puasa. Jika ia sudah melakukan pembatal sebelum niat
9/18/23, 2:20 AM Keutamaan Puasa - Rumaysho.Com
(di siang hari), maka puasanya tidak sah. Hal ini tidak ada perselisihan di
dalamnya.[19]
Niat ini harus diperbaharui setiap harinya. Karena puasa setiap hari di bulan
Ramadhan masing-masing hari berdiri sendiri, tidak berkaitan satu dan
lainnya, dan tidak pula puasa di satu hari merusak puasa hari lainnya. Hal ini
berbeda dengan raka'at dalam shalat.[20]
Niat puasa Ramadhan harus ditegaskan ( jazm) bahwa akan berniat puasa
Ramadhan. Jadi, tidak boleh seseorang berniat dalam keadaan ragu-ragu,
semisal ia katakan, "Jika besok tanggal 1 Ramadhan, berarti saya tunaikan
puasa wajib. Jika bukan 1 Ramadhan, saya niatkan puasa sunnah". Niat
semacam ini tidak dibolehkan karena ia tidak menegaskan niat puasanya.
[21] Niat itu pun harus dikhususkan (dita'yin) untuk puasa Ramadhan saja
tidak boleh untuk puasa lainnya.[22]
9/18/23, 2:20 AM Keutamaan Puasa - Rumaysho.Com
Rukun Puasa
Berdasarkan kesepakatan para ulama, rukun puasa adalah menahan diri
dari berbagai pembatal puasa mulai dari terbit fajar (yaitu fajar shodiq)
hingga
terbenamnya matahari[23]. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta'ala,
"Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang
hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang)
malam." (QS. Al Baqarah: 187). Yang dimaksud dari ayat adalah, terangnya
siang dan gelapnya malam dan bukan yang dimaksud benang secara hakiki.
9/18/23, 2:20 AM Keutamaan Puasa - Rumaysho.Com
Dari 'Adi bin Hatim ketika turun surat Al Baqarah ayat 187, Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam berkata padanya,
Keutamaan Puasa
Yang meliputi takwa dalam puasa adalah seorang muslim meninggalkan apa
yang Allah haramkan saat itu yaitu makan, minum, hubungan intim sesama
pasangan dan semacamnya. Padahal jiwa begitu terdorong untuk
menikmatinya. Namun semua itu ditinggalkan karena ingin mendekatkan diri
pada Allah dan mengharap pahala dari-Nya. Itulah yang disebut takwa.
9/18/23, 2:20 AM Keutamaan Puasa - Rumaysho.Com
Begitu pula orang yang berpuasa melatih dirinya untuk semakin dekat pada
Allah. la mengekang hawa nafsunya padahal ia bisa saja menikmati berbagai
macam kenikmatan. Ia tinggalkan itu semua karena ia tahu bahwa Allah selalu
mengawasinya.
Begitu pula puasa semakin mengekang jalannya setan dalam saluran darah.
Karena setan itu merasuki manusia pada saluran darahnya. Ketika puasa,
saluran setan tersebut menyempit. Maksiatnya pun akhirnya berkurang.
Orang yang berpuasa pun semakin giat melakukan ketaatan, itulah
umumnya yang terjadi. Ketaatan itu termasuk takwa.
Begitu pula ketika puasa, orang yang kaya akan merasakan lapar
sebagaimana yang dirasakan fakir miskin. Ini pun bagian dari takwa.[1]
9/18/23, 2:20 AM Keutamaan Puasa - Rumaysho.Com
"Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari siksa
neraka. "[2]
^Menjalankannya
Dari 'Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda,
"Puasa dan Al Qur'an itu akan memberikan syafa'at kepada seorang hamba
pada hari kiamat kelak. Puasa akan berkata, Wahai Rabbku, aku telah
menahannya dari makan dan nafsu syahwat karenanya perkenankan aku
untuk memberikan syafa'at kepadanya'. Dan Al Qur'an pula berkata, 'Aku telah
melarangnya dari tidur pada malam hari, karenanya perkenankan aku untuk
memberi syafa'at kepadanyaBeliau bersabda, 'Maka syafa'at keduanya
diperkenankan.[3]
9/18/23, 2:20 AM Keutamaan Puasa - Rumaysho.Com
6. Pintu Surga Ar Rayyan bagi Orang yang Berpuasa Dari Sahl bin
"Sesungguhnya di surga ada suatu pintu yang disebut "ar rayyan"[10]. Orang-
orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat.
Selain orang yang berpuasa tidak akan memasukinya. Nanti orang yang
berpuasa akan diseru, "Mana orang yang berpuasa?" Lantas mereka pun
berdiri, selain mereka tidak akan memasukinya. Jika orang yang berpuasa
tersebut telah memasukinya, maka akan tertutup dan setelah itu tidak ada
lagiyang memasukinya.‘‘[11 ] "'
"Surga memiliki delapan buah pintu. Di antara pintu tersebut ada yang
dinamakan pintu Ar Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang
berpuasa. "[12]
9/18/23, 2:20 AM
Keutamaan Puasa - Rumaysho.Com
[6] Syabab (pemuda) menurut ulama Syafi'iyah adalah yang telah baligh
namun belum melampaui 30 tahun. Lihat Syarh Shahih Muslim, 9: 154.
[7] Imam Nawawi berkata makna baa-ah dalam hadits di atas terdapat dua
pendapat di antara para ulama, namun intinya kembali pada satu makna, yaitu
sudah memiliki kemampuan finansial untuk menikah. Jadi bukan hanya
mampu berjima' (bersetubuh), tapi hendaklah punya kemampuan finansial,
lalu menikah. Para ulama berkata, "Barangsiapa yang tidak mampu berjima'
karena ketidakmampuannya untuk memberi nafkah finansial, maka hendaklah
ia berpuasa untuk mengekang syahwatnya." (Idem)
Kita akan membicarakan tentang pembagian puasa dari segi halal dan haram. Hal itu
karena puasa terkadang bisa wajib, terkadang sunnah, terkadang makruh dan terkadang
haram. Pembahasan mengenai hal itu akan diberikan dalam beberapa permasalahan
berikut ini:
Pertama: Puasa Wajib
Puasa wajib adalah puasa Ramadhan, puasa qadha’ dari puasa Ramadhan, puasa
nadzar, puasa fidyah dan kaffarat.
Kedua: Puasa Sunnah
Puasa sunnah adalah puasa yang oleh nash-nash syar ’i dianjurkan untuk dikerjakan,
yaitu:
Puasa yang diharamkan adalah puasa yang oleh nash-nash syar’i dilarang secara mutlak untuk
dikerjakan, yaitu:
Setiap kewajiban memiliki satu nafilah (sunnah) yang mempertahankan keberadaannya serta
menyempurnakan kekurangannya. Shalat lima waktu misalnya, memiliki shalat-shalat sunnah,
baik sebelum maupun sesudahnya. Demikian juga dengan zakat, yang memiliki shadaqah
sunnah. Haji dan umrah merupakan hal yang wajib dikerjakan sekali seumur hidup, sedangkan
selebihnya adalah sunnah. Puasa wajib dikerjakan pada bulan Ramadhan, sedangkan puasa
sunnah banyak sekali, di antaranya puasa sunnah yang tidak pasti, seperti puasa bagi orang
yang tidak mampu menikah. Puasa sunnah yang ditentukan, misalnya puasa enam hari di
bulan Syawwal, karena barangsiapa mengerjakan puasa ini setelah Ramadhan, maka seakan-
akan dia telah berpuasa sepanjang tahun.
Hal tersebut didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Ayyub al-Anshari Radhiyallahu
anhu, bahwa Rasulullah ShallaNahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan, kemudian diikuti dengan puasa enam hari di
bulan Syawwal, maka ia seperti puasa ad-Dahr.”[3]
1. Puasa sunnah dapat digunakan oleh seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Rabb-
nya, karena membiasakan diri berpuasa setelah Ramadhan merupakan tanda diterimanya
amal perbuatan, insya Allah. Hal ini karena Allah jika menerima amal seorang muslim, maka
Dia akan memberikan petunjuk kepadanya untuk mengerjakan amal shalih setelahnya.
2. Puasa Ramadhan yang dikerjakan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala,
akan mengharuskan pemberian ampunan atas dosa-dosa sebelumnya. Orang-orang yang
berpuasa akan mendapatkan pahala pada hari ‘Idul Fithri, karena hal itu merupakan hari
pemberian pahala. Puasa setelah Ramadhan merupakan bentuk rasa syukur terhadap nikmat
ini bagi hubungan seorang muslim dengan Rabb-nya.
3. Puasa sunnah merupakan janji seorang muslim kepada Rabb-nya, bahwa musim ketaatan
itu akan terus berlangsung dan bahwasanya kehidupan ini secara keseluruhan adalah ibadah.
Dengan demikian, puasa itu tidak berakhir dengan berakhirnya bulan Ramadhan, tetapi
puasa itu terus disyari’atkan sepanjang tahun. Mahabenar Allah Yang Mahaagung ketika
berfirman:
4. Puasa sunnah menjadi sebab timbulnya kecintaan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada
hamba-Nya serta pengabulan do’anya, penghapusan kesalahan-kesalahannya,
pelipatgandaan kebaikan-kebaikannya, peninggian derajatnya, serta
keberuntungannya mendapatkan Surga kenikmatan. [4]